Title : When Tiffany Fallin’ Love
Author : Han Ha Rin
Main cast :
1. Tiffany SNSD As Her Self
2. Lee Sung Min As Him Self
3. Lee Dong Hae As Him Self
Other Cast :
1. Leeteuk As Him Self – Fanny’s First Brother
2. Heechul As Him Self – Fanny’s Second Bro
3. Siwon As Him Self – Fanny’s Third Bro
4. Yesung As Him Self – Fanny’s Fourth Bro
5. Wookie As Him Self – Fanny’s Fifth Bro
6. Seohyun As Her Self
7. Yu Ri As Her Self – Sung Min's Sister
8. Hyoyeon As Her Self – Tiffany’s friend
Genre : Romance, Comedy
Disclaimer by : Momo Love (Taiwanesse Drama)
Rating : General (G)
Crossposting : Facebook
R/R [Read & Review] : Diharapkan Readers tidak pasif
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Annyeong
haseyo yeorobun.... Lama thor ga ngetik ff.. sebelumnya thor mau ucapin
mianhaeyo karena baru bisa share part 4 setelah sekian lama
menghilang,, maklum thor lagi sibuk2nya menyiapkan pernikahan thor yang
tinggal menghitung hari jadi thor baru sempat melanjutkan part 4
sekarang deh... semoga masih pada semangat bacanya ne!!!!
Di Chapter 4 ini ceritanya makin seru lho,, perjuangan cinta Fany dengan Sungmin akan segera dimulai. Hmm.. tapi ga bakal seru kalo perjuangan mereka tanpa ada masalah dari keempat kakaknya, betul ga????? yaaa makin penasaran donk sama alur ceritanya?? yesungmin daripada penasaran dan bertanya-tanya, kajja kita langsung ke Te Ka Pe!!! Happy reading yeorobun ^_^....
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Recap Chap-3
Tiffany merasa tak enak hati dengan kakaknya, tanpa banyak kata Fany
pun pergi menemui Wookie yang tengah berdiri di belakang oppanya yang
lain "Wookie ah! Bagaimana mereka bisa tahu tentang Sung Min?" bisiknya
pada Wookie "mollasseo" jawab Wookie praanggg..... Siwon
membanting mouse komputernya dan berhasil membuat seisi rumah terkejut
olehnya. Ia nampak kesal mengetahui Tiffany dekat dengan Sung Min
seorang mahasiswa cerdas dan pintar, semua hyungnya pergi berpencar ke
setiap ruangan. Sementara Siwon, Tiffany dan Wookie masih berada di
ruangan yang sama "Siwon oppa mousemu hancur" ucap Tiffany polos sembari
memerhatikan mouse yang masih dipegangi Siwon "kudengar nilainya tidak
terlalu buruk, dari sekolah dasar dia selalu berada di lima besar" ucap
Siwon nampak geram "menjadi lima besar itu tidak buruk, sekolahnya
adalah yang terbaik di negeri ini, masa depannya cerah" sambung Yesung
sembari memegangi pan dan menatap Tiffany "dia belajar judo sejak usia 7
tahun, dia sudah terbiasa dengan olahraga tapi masalahnya ia pernah
menjalani operasi saat usia 9 tahun namun ia punya kesehatan yang cukup
baik" tambah Eteuk duduk di meja makan "kesehatan yang cukup baik?"
tukas Heechul keras sembari menunjuk Eteuk dengan roti panjangnya
"pernah dioperasi kau bilang punya kesehatan yang cukup baik?" tambahnya
kesal. Fany bingung dengan keadaan sebenarnya "kakiku sakit, aku mau ke
kamar" sahut Fany segera pergi menghindari kelima kakaknya "annyeonghi
jumuseyo fany ya!" sahut Eteuk tersenyum sembari melambaikan tangannya.
Kini semua kakaknya kembali menjadikan Wookie sasaran amarah mereka,
Yesung sudah siap dengan pancinya, Siwon sudah siap dengan tatapan
tajamnya, sementara Heechul bersiap dengan roti panjangnya "kurasa
kakiku juga sakit, aku mau ke kamarku" sahut Wookie menyadari posisinya
sudah tidak aman dan segera pergi meninggalkan keempat kakaknya. Semua
kakaknya berada dalam emosi tingkat tinggi, mereka pun segera pergi ke
ruangan rahasia mereka untuk mendiskusikan rencana mereka pada Sung Min
dan Tiffany selanjutnya.
Recap Chap-3 End
***
Chapter 4
Narasi
Keempat hyung pun mulai berkumpul di ruang rahasia mereka, mereka
kembali memutar video saat Sungmin menggendong Fany pada kecelakaan tadi
siang lalu mereka sengaja menghentikan video tersebut dibagian tersebut "jadi anak nakal ini yang dipanggil Sungmin?" tanya Yesung yang baru saja memasuki ruang tersebut "dia
yang ingin mengambil uri Tiffany?" sahutnya lagi sembari menyodorkan
sebotol minuman ringan ke arah Heechul "kedekatan yang menjijikan" pekik
Heechul sembari menunjuk dengan botol ke arah video yang diputar
melalui proyektor tersebut "mereka berpelukan layaknya sepasang kekasih"
tambah Siwon sembari membenarkan kacamatanya yang duduk berdampingan
dengan Heechul "tapi video ini nampak Sungmin hanya ingin mengantar Fany
ke Rumah Sakit saja" sahut Wookie yang berdiri di belakang Heechul dan
Siwon setelah mengambil sekaleng minuman soda. Mendengar ucapan Wookie
semua hyung segera memelototinya "kenapa kau begitu mengganggu eoh? jika
kau tidak bisa membantu jangan mengganggu kami! ara?" tukas Heechul
memandangnya sinis, Wookie pun hanya tertunduk diam.
"Geureyo, mari kita selamatkan uri Fany Kyeopta, jangan sampai ia diambil namja itu!" lanjut Heechul memandang yang lain "ne setuju, kita harus menghentikan hubungan mereka sejak dini" tambah Siwon tegas "betul, aku akan pergi untuk menghukum Sungmin itu sekarang juga" Yesung ikut menambahi lalu dengan sigap ia diikuti Heechul dan Siwon segera berdiri "changkaman!" seru Leeteuk hyung membuat mereka menghentikan langkahnya "aku mengerti amarah kalian tetapi kita tidak bisa gegabah" sahut Leeteuk tegas membuat ketiganya kembali duduk "lihat video itu!" seru Leeteuk menunjuk ke arah video dengan sinar lasernya "bisa kalian lihat?" tanya Leeteuk menunjukkan bahwa mata Fany menatap lurus ke arah Sungmin "ketika bajingan ini menggendong Fany, arah mata Fany fokus menatap ke arahnya" ujar Leeteuk sembari menunjuk ke dalam video tersebut. mendengar penjelasan Leeteuk, Yesung merasa semakin geram "menjijikan, Fany fokus menatap mata bajingan tersebut... aaarrrrggghhh!!!!! pekik Yesung kesal sembari berusaha mengangkat meja "whooaaa!! tenang! tenang!!" seru yang lainnya, Siwon mencoba memegangi bahunya "sebenarnya aku tak mau mengakuinya tetapi jika dilihat dari tatapan Fany aku bisa menentukan satu hal yaitu Fany sudah mempunyai perasaan pada si brengsek itu" sahut Leeteuk semakin menambah kegeraman Yesung "tengok ini! saat ini, dari wajahnya yang merona dan ekspresinya" tunjuk Leeteuk kembali pada video tersebut "ekspresi terkejut dengan sedikit gugup dan sedikit tersipu malu, ini ekspresi yeoja ketika jatuh cinta??? Aigho!! ini lebih serius, kukira mereka bisa berpacaran" sahut Heechul panik "apa kita hanya bisa sekedar menonton Fany berkencan dengan namja itu?" sentak Yesung "aniya! kita tidak bisa membiarkan hal itu, kita harus hentikan dari awal!" tambah Siwon sama emosinya "yaks! kau kira aku tidak mau melakukan hal itu eoh?" gertak Leeteuk kembali membuat yang lain terdiam.
"Demi kebahagian Fany,
kita sudah banyak menyingkirkan namja yang tidak memenuhi syarat yang
berani mengajaknya berkencan sejak kecil" sahut Leeteuk sembari menunjuk
beberapa foto namja yang sudah berhasil mereka musnahkan "tetapi namja
ini! hanya dia yang memenuhi semua kriteria" tambah Leeteuk mengeraskan
suaranya "tapi hyung bagaimana jika Fany menjadi perawan tua??" tanya
Yesung memegangi keningnya seperti sedang sakit kepala. Mendengar ucapan
Yesung uang ada benarnya Leeteuk pun terkejut dan menatap Yesung dengan
ekspresi melongo.
Narasi End
Tiffany' s Pov
Aku menunggu Wookie di kamar, harap-harap cemas dengan laporannya. Kudengar ada seseorang yang membuka pintu kamarku, kubuka pintu dengan sigap "ah benar ternyata Wookie" bathinku "apa yang mereka katakan?" tanyaku sudah tak sabar ingin segera mendengarkan laporannya, aku berdiri berhadapan dengan Wookie sangat dekat mungkin membuatnya tak nyaman "apa yang akan mereka lakukan pada Sungmin oppa?" tanyaku sembari memegangi kedua tangannya "geure, aku akan membocorkan rahasianya tapi kajja kita duduk dulu di sana!" seru Wookie menyuruhku duduk di atas tempat tidurnya. Aku pun segera menurutinya dan Wookie dengan sigap menutup pintu kamarnya.
"Mwo? blacklist? mwoya?" sahutku tersentak setelah mendengar ucapan Wookie "ne, keempat orang aneh itu memastikan tak akan ada namja yang bisa mendekatimu. Mereka akan menjadikan rumah kita sebagai pusatnya, jika ada seorang namja yang berada dalam radius lima puluh kilo meter mereka akan segera menyelidiki siapa namja tersebut" papar Wookie oppa membuatku terbayang Yesung dan Siwon oppa sibuk memasang cctv di pekarangan rumah.
Imajinasi
Narasi End
***
Tiffany' s Pov
Aku menunggu Wookie di kamar, harap-harap cemas dengan laporannya. Kudengar ada seseorang yang membuka pintu kamarku, kubuka pintu dengan sigap "ah benar ternyata Wookie" bathinku "apa yang mereka katakan?" tanyaku sudah tak sabar ingin segera mendengarkan laporannya, aku berdiri berhadapan dengan Wookie sangat dekat mungkin membuatnya tak nyaman "apa yang akan mereka lakukan pada Sungmin oppa?" tanyaku sembari memegangi kedua tangannya "geure, aku akan membocorkan rahasianya tapi kajja kita duduk dulu di sana!" seru Wookie menyuruhku duduk di atas tempat tidurnya. Aku pun segera menurutinya dan Wookie dengan sigap menutup pintu kamarnya.
"Mwo? blacklist? mwoya?" sahutku tersentak setelah mendengar ucapan Wookie "ne, keempat orang aneh itu memastikan tak akan ada namja yang bisa mendekatimu. Mereka akan menjadikan rumah kita sebagai pusatnya, jika ada seorang namja yang berada dalam radius lima puluh kilo meter mereka akan segera menyelidiki siapa namja tersebut" papar Wookie oppa membuatku terbayang Yesung dan Siwon oppa sibuk memasang cctv di pekarangan rumah.
Imajinasi
"Lebih tinggi lagi!" seru Yesung oppa, tak lama kemudian
Yesung oppa mengangkat tubuh Siwon oppa agar mampu menggapai tempat
tertinggi untuk memasang cctv tersebut "ini sudah tinggi sekali" sahut
Siwon oppa sementara Yesung oppa menahan berat bobot tubuh Siwon oppa.
Imajinasi End
"Dan siapa pun yang tidak memenuhi kriteria mereka tetapi jika ada namja yang pernah menyatakan cinta padamu akan disingkirkan oleh mereka dengan cara apapun" lanjut Wookie membuyarkan lamunanku. Yaks mendengar penjelasan Wookie oppa aku jadi ingat sesuatu. Suatu hari ada beberapa namja yang memberikanku seikat mawar merah atau sekedar memberiku sebuah cake dan mengajakku sebagai temannya tapi mereka langsung dikeroyok oppadeul, yaks itu benar-benar menyebalkan. "Itu sebabnya sejak aku kecil setiap namja yang bicara padaku dengan baik-baik segera berpindah rumah atau pindah sekolah? jadi itu semua karena perbuatan mereka?" tanyaku pada Wookie dan kulihat Wookie menganggukkan kepalanya "kau baru menyadarinya? Sungmin pun termasuk salah satu yang di blacklist bahkan dia juga berada dalam tingkat bahaya level 'o' " ujar Wookie membuatku tak mengerti "apa itu tingkat bahaya level 'o' ?" tanyaku pada Wookie "itu berarti "Oh my God" Level, itu bahkan lebih menakutkan dari lever "super". Mereka begitu karena Sungmin sungguh bertalenta dan ia juga satu-satunya namja yang bisa memenuhi semua kriteria hyungdeul" ujar Wookie terlihat menggebu-gebu.
Mendengar ucapannya aku jadi lemas "tetapi mereka belum melakukan apa-apa terhadap Sungmin itu karena kau dan dia belum melakukan banyak interaksi jadi untuk sementara Sungmin bukanlah sebuah ancaman" ujar Wookie membuatku kagum pada Sungmin "Sungmin memang bertalenta" ucapku kagum "tapi" ucap Sungmin membuatku kembali cemas "tapi apa?" tanyaku "tapi itu karena dulu kalian belum saling mengenal tetapi sekarang kan kalian sudah saling mengenal. Apa kau pikir hyungdeul akan membiarkan dia bebas seperti dulu? Kau harus tahu hyungdeul itu sungguh tak berperikemanusiaan jadi demi keselamatan Sungmin kusarankan kau jangan terlalu dekat dengannya. Untuk Kompetisi Judo antarkampus lusa nanti kuharap kau tak usah ikut" ujarnya "waeyo?" protesku "yaks! kau tidak mengerti juga eoh?" sahutnya membuatku memutar otak "jika akhirnya kau harus melawan dengan Sungmin apa yang akan kita lakukan eoh?" ujarnya membuatku tertunduk "memangnya apa yang akan terjadi?" tanyaku polos "yaks! kau masih belum mengerti juga? Dengar, jika kau dan Sungmin harus berhadapan maka oppadeul mempunyai alasan untuk melawan Sungmin. Jika kau melawan Sungmin itu bukan masalah menang atau kalah, mereka tidak akan membiarkan Sungmin pergi dengan mudah" ujarnya kali ini benar-benar membuatku galau "jadi kusarankan untuk kompetisi lusa itu lebih baik kau tidak perlu datang, biar aku saja yang melawan Sungmin" tambahnya "Wookppa!" seruku aegyo mengkhawatirkan keadaan oppaku "geureyo, Fany ya! kau tak usah khawatir ne! aku bisa jaga diriku dengan baik, ne!" sahut Wookie oppa memegangi tanganku dan diakhiri senyuman simpulnya dan kubalas senyumannya.
Setelah berbicara denganku Wookppa terlihat mengkhawatirkan, ia pun menyandarkan tubuhnya dengan keras di depan tumpukan kardus yang ada di kamarnya "aaaaaa......." beberapa tumpukan kardus tersebut runtuh dan menibani tubuh Wookppa, aku yang duduk di tempat tidurnya pun terkejut melihat kejadian tersebut. Tubuh Wookppa tak terlihat karena terhalang tumpukan kardus kosong tersebut "Wookppa! gwenchanayo?" seruku sembari menyingkirkan beberapa kardus.
Tiffany's POV End
Narasi
Wookie yang berdiri dengan tongkat penyanggah karena kejadian kemarin kini hadir di kompetisi dengan Hyoyeon sembari menyaksikan pertandingan. Akhirnya Tiffany jua lah yang harus turun di kompetisi "Inilah babak terakhir dari kompetisi judo tahun ini Tiffany dari universitas Kai Da melawan Sungmin dari universitas Yonsei. Tiffany pun dengan sigap menuju lapangan, sementara Sungmin tengah bersiap-siap di tepi lapangan bersama dengan timnya "Sungmin! Hwaiting!!" seru timnya kompak, lalu Sungmin pun segera menuju ke tengah lapangan. Keduanya pun memberi hormat kepada para juri lalu saling memberi hormat satu sama lain dan wasit pun bersiap-siap "mulai!" seru wasit. Keduanya nampak memasang kuda-kuda, Fany dan Sungmin saling menatap satu sama lain "Tiffany!!" seru Hyoyeon memberi semangat dari tepi lapangan sembari memegangi sebuah poster bertuliskan nama Tiffany "mianhae Tiffany ah!" seru Wookie merasa bersalah "aku menyerahkan kompetisi ini padamu, mianhae Fany ah" lanjut Wookie "Hwaiting!!!!" teriak Wookie dan Hyoyeon kompak.
Betapa terkejutnya Wookie melihat kemunculan para hyungnya yang secara tiba-tiba masuk ke dalam ruang judo "hyungdeul? kenapa kalian datang kesini?" tanya Wookie "pegang ini!" seru Hyoyeon menyerahkan poster tersebut pada Wookie lalu mulai mengganggu Yesung "Yesung oppa kenapa kau datang hari ini?" tanya Hyoyeon sembari memegangi blazer Yesung namun ucapannya sama sekali tak digubris, keempat namja tersebut segera pergi ke tengah arena dengan wajah yang menyeramkan "Ppali duduklah!" seru penonton yang merasa terhalangi pandangannya oleh keempat Hwang bersaudara. Sementara Sungmin dan Fany belum melakukan perlawanan apapun, mereka masih berputar-putar memasang kuda-kuda hingga Sungmin tiba-tiba mulai melakukan perlawanan. Sungmin berusaha meraih lengan Fany namun Fany masih bisa menepisnya. Pandangan Fany teralihkan karena tak sengaja melihat kedatangan oppadeulnya yang sudah duduk diantara penonton yang lain, menyadari pandangan Fany yang tak fokus, Sungmin pun menoleh ke arah yang sama "keempat oppadeul ternyata benar-benar datang?" bathin Fany sembari tetap memerhatikan keempat oppanya "Fany ah! Hwaiting! Kau jangan sampai kalah!" teriak Yesung dari bangku penonton "Hwaiting Fany ah! Kmi datang untuk mendukungmu!" tambah Siwon dengan nada yang sama "Fany ah! tak apa jika kau kalah keempat oppa akan siap membantumu" tambah Leeteuk yang masih berdiri berkacak pinggang.
Fany menatap Sungmin "matanya begitu serius? apa yang harus kulakukan? Ini bukan masalah aku menang atau kalah di kompetisi ini, Sungmin pasti akan tetap diintimidasi oleh oppadeul" gumam Fany dalam hati sembari terus menatap Sungmin dan oppadeul bergantian, melihat Fany yang lengah Sungmin pun segera melakukan penyerangan. Sungmin dengan sigap meraih bahu Fany dan memegangi kerah Fany dengan erat, Fany pun terus berontak melakukan perlawanan dengan memegangi kerah Sungmin juga "changkaman! Apa yang harus aku lakukan?" bathin Fany terlihat panik. Fany pun segera membalikkan posisinya, ia memegangi tangan Sungmin dan berusaha memutar posisi agar Sungmin berada di belakangnya namun entah mengapa Sungmin justru melepaskan tangan Fany tanpa melakukan perlawanan berarti "wae? kenapa Sungmin tak melawanku?" bathinnya lagi menoleh ke arah Sungmin jauh di belakangnya "Sungmin ah! Tenang saja! Kau jangan takut untuk menyakitiku hanya karena aku seorang yeoja, aku sudah lama mempelajari judo sejak aku kecil jadi aku sudah lihai dalam hal itu. Lawanlah aku seperti namja, okay!" seru Fany sembari menatapnya dan menyimpulkan senyuman "Sungmin apa yang kau lakukan eoh?" seru songsaenimnya dengan lantang membuat Sungmin menoleh ke arahnya "ppali! serang dia!" serunya lagi membuat Sungmin menatap Fany dengan cemas.
Sungmin pun segera melakukan perlawanan kembali, ia berusaha meraih kerah baju Fany lagi dan Fany pun berusaha melawannya dan mendorong tubuh Sungmin yang lebih besar darinya, Fany berhasil memegang kerah baju Sungmin dengan sigap ia menarik tubuh Sungmin ke belakang lalu ia banting dengan kuat "hyaaattt!!" teriak Fany sembari membanting tubuh Sungmin. Sungmin pun hampir tersungkur, ia berdiri hampir tumbang namun masih berusaha melawan Fany "Sungmin ah! lakukan yang terbaik!" seru songsaenim keras "lihat! Aku bisa melakukannya, kau bisa menggunakan semua tenagamu itu bukan masalah!" seru Fany berusaha membuat Sungmin tenang "Siap! mulai" wasit memberi aba-aba babak kedua dimulai. Sungmin pun kembali melakukan penyerangan dan Fany tetap melakukan perlawanan dengan menangkis tangan Sungmin namun lagi-lagi Sungmin berhasil memegangi kerah baju Fany dan tak mau kalah Fany pun melakukan hal yang sama, mereka berputar berusaha merobohkan posisi masing-masing lawan tanpa sengaja keduanya saling menarik tubuh lawan hingga tubuh mereka saling menempel satu sama lain. Keduanya terkejut "aahh!!" desah Fany kesakitan karena dadanya yang tertekan dengan tubuh Sungmin, Sungmin menoleh ke arahnya dengan penuh rasa cemas. Mereka saling menatap sejenak, lalu Sungmin pun mulai menjauhkan tubuhnya dan Fany pun segera menyilangkan kakinya dengan kaki Sungmin hingga Sungmin terjatuh terlentang dengan kedua tangan yang masih memegangi bahu Fany. Fany pun ikut jatuh dengannya dan tak sengaja bibirnya mendarat tepat di atas bibir Sungmin, Sungmin terkejut begitupun dengan Fany dan yang lainnya. Melihat kejadian memalukan tersebut keempat Hwang bersaudara benar-benar nampak emosi, dengan sigap mereka berdiri dari kursi penonton sementara Fany yang tersadar dengan posisinya dengan cepat melepaskan ciuman tersebut. Wajahnya nampak malu dan ketakutan hingga tak sanggup berdiri sementara Sungmin dengan cepat berdiri namun langkahnya goyah berusaha untuk menghilangkan rasa gugup dan malunya. Sungmin pun segera ke tepi arena berusaha berada di dalam timnya namun masih menatap Fany yang belum mampu berdiri, terlihat beberapa teman satu tim Sungmin cemburu melihat kejadian tersebut.
Yesung yang selalu tak bisa mengontrol emosinya pun mulai ingin menuju arena namun langkahnya dihalangi oleh ketiga saudaranya "jangan gegabah!" seru Leeteuk menggoyangkan telunjuknya.
Narasi End
Sungmin's POV
Seusai pertandingan, aku segera berkunjung ke klinik tempat appa bekerja dengan membawa makanan "Han Ah! Apa Aboji masih ada pekerjaan?" tanyaku pada asisten appa "aniya, dia sudah selesai bekerja sekarang dia ada di dalam "ah ne gomawo!" sahutku melempar senyuman dan segera menuju ke ruang praktek appa "eh! Kau Sungmin ne?" seru seorang ibu menghentikan langkahku, aku menatapnya heran "kau mengantarkan makan siang untuk aboji eoh?" tanya ibu itu "oh jadi kau anak Dokter ya?" tanya Ibu lainnya hanya kubalas senyuman tak berarti "benar" jawab ibu pertama "wuah, dia tampan ya rupanya?" sahut ibu kedua hanya kuanggukkan "Sungmin ah! Apa kau masih ingat dengan Min Jie? Kau tidak bisa ceritakan, benarkan? sejak abojimu mengobati hidungku aku jadi yeoppo, benarkan" sahut yeoja muda sembari menyentuh hidungnya. Ah kulihat appa keluar dari ruangannya "ne" jawabku agar cepat usai "aku tidak memerhatikanmu tapi aku sadari wajahmu begitu halus" sahut yeoja muda itu lagi sembari mengusap pipiku "ah coba kulihat!" sahut ibu pertama ikut menyentuh pipiku "aigho! aku benar-benar ingin pergi dari sini" bathinku "lembut sekali"sahut beberapa ibu ahjumma dapat kudengar "hey! yeoja-yeoja cantik!" seru appa berusaha menyingkirkan tangan-tangan ahjumma tersebut "anakku belum punya yeojachingu yang bisa menyentuh wajahnya setiap saat, dia sungguh pemalu. Lihat! Wajahnya memerahkan?" ujar appa memalukanku "changkaman! obatnya akan segera disiapkan!" tambah appa pada ahjumma-ahjumma itu kemudian mengajakku masuk ke dalam ruangannya "kapan-kapan ajak Sungmin keluar dan mengobrol dengan kami lagi ne!" teriak salah satu ahjumma masih bisa kudengar. Yaks, kenapa appa harus menjadi dokter kecantikan sich? kan di sekitarnya jadi banyak yeoja.
Sesampainya di dalam aku kembali menoleh keluar "wae? kau takut dengan yeoja muda dan ahjumma di sana?" tanya appa dengan sigap kubantah "ani, aku tidak takut" belaku "ah joahyo" sahut appa "aku segera siapkan makan siang untukmu" sahutku duduk di bangku pasiennya sembari melepaskan tas selendangku "ah ne" sahut appa "kau harus makan semua ini saat masih hangat" ujarku sembari mengeluarkan beberapa makanan dari dalam tas kertasku "pisang" sahutku lagi. Kulihat appa sudah membuka paket makanan dariku "wuah! ini nampak lezat!" sahutnya "aku benar-benar lapar" lanjutnya dengan sigap ingin segera melahap makanannya "appa! changkaman! bukankan aku sudah mengingatkanmu berkali-kali? Saat kau mau makan lepaskanlah maskermu, ini bukan saatnya operasi" seruku menahan suapan pertamanya "ah ne kau benar" sahutnya terkekeh "aku benar-benar sibuk hari ini" sahutnya lagi. Aku tersenyum ke arahnya "mari kita makan!" sahutku segera membuka sumpit kayuku, kulihat appa menyantap makanannya dengan lahap. "Sungmin ah! aku rasa ini bukanlah jalan yang terbaik untuk melanjutkan cara ini, kau kan sudah besar masa kau masih takut terhadap yeoja? Bagaimana kau bisa mendapatkan yeojachingu kelak?" sahutnya tiba-tiba membuatku sebal "yaks! appa sudahlah jangan bahas hal itu!" sahutku kembali menyimpan makananku "mwosun suriya?" tanya appa, aku pun bergegas pergi mengambil minum "yaks! aku serius, aku benar-benar mencemaskanmu. Kau tumbuh dewasa di lingkungan yang dikelilingi yeoja, aku benar-benar khawatir jika kau tumbuh dilingkungan seperti itu, pasti akan ada masalah dengan kehidupan cintamu" tambah appa sembari mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya "itu alasan kenapa aku belum ingin memiliki yeojachingu, bukan karena aku takut pada yeoja atau ada yang salah dengan kehidupan cintaku tapi ini karena aku belum menemukan yeoja yang benar-benar aku suka" tukasku "kau belum bertemu satu pun? joahyo, di klinik setiap hari yeoja berdatangan dia seusia dengan kau, kepribadiannya pun bagus. Tunggu sampai aku mengubah hidungnya, setelah itu aku akan perkenalkan padamu" sahut appa masih sembari makan.
"Appa aku tahu kau ingin menikmati makan malammu sambil bercerita tentang cinta tapi bisakah appa tidak membicarakan perbaikan hidung disaat jam makan?" protesku sambil menunjuk hidung "ah ne mianhae, biar aku menyimpan duniaku sendiri" sahut appa sembari mengambil gelas minumnya "sebenarnya perbaikan hidung itu bukan hal yang sulit, hanya perlu operasi kecil saja. Gadis itu sebenarnya juga terlihat cantik" ujar appa tak kugubris, aku terus memejamkan mataku sembari memegangi leherku yang terasa sakit "waeyo? apa lehermu sakit?" tanya appa mulai menyadari perilakuku "ah animnida, mungkin ini hanya efek dari kompetisi hari ini" ujarku seperlunya "kompetisi? hari ini kau ada kompetisi? eotthae? kau menang?" tanya appa membuatku murung "aniya, aku kalah" balasku lemas "kau kalah? jadi ini pertama kalinya kau terkalahkan?" ucap appa nampaknya terkejut "ah gwenchana, siapa yang belum terkalahkan? jika kau tak pernah kalah sebelumnya maka kau tak akan pernah tahu bagaimana rasanya menang? Jangan terlalu kecewa ne!" sahut appa memegangi bahuku namun ucapannya tak mampu menghibur perasaanku. Aku masih tertunduk sedih "kajja! Kesini!" yaks untuk apa appa merentangkan kedua tangannya "mwoya?" tanyaku menatapnya heran "aku hanya khawatir kau sedih jadi biarkan aku membuatmu nyaman dengan pelukanku, kajja!" ucap appa "animnida, naega gwenchanayo" belaku "yaks! kau tak perlu berpura-pura kuat, tidak masalah kau menang atau kalah appa akan tetap mendukungmu! Kajja appa peluk!" appa semakin mendekatkan tubuhnya padaku "appa jheongmal naega gwenchanayo" sahutku menghalangi tubuhku dengan tanganku "ah geureyo appa lanjutkan makannya, aku mau pulang ne!" sahutku segera mengambil tasku di sampingku "yaks! kajja appa peluk!" sahutnya lagi-lagi membuatku risih "ah appa jheongmal naega gwenchanayo" sahutku tersenyum dan buru-buru berdiri "bye bye" sahutku berdiri meninggalkannya.
Sungmin's POV End
Narasi
Di dinding nampak sebuah proyektor menampilkan sebuah foto Fany dengan Sungmin berciuman di kompetisi hari ini, Yesung sudah bersiap menembak foto tersbut dengan menggunakan airsoftgun (Senjata mainan dengan peluru berupa cairan berwarna). Ia tembaki bagian wajah Sungmin berkali-kali dengan penuh rasa amarah yang tinggi "menjijikan! benar-benar namja menjijikan" pekik Yesung sementara yang lain hanya mengamati perilakunya "sebenarnya dia kompetisi itu hanya ingin mencium uri Fany, aku benar-benar marah jika ingat hal itu" lanjut Yesung "ah aku tak peduli" ucapnya sedikit menyentak membuat perhatian yang lainnya tertuju padanya "aku tak bisa tinggal diam, sebaiknya aku ke rumahnya sekarang juga lalu memukulnya" tambahnya bergegas hendak pergi "whooa!!! Yesungie jangan gegabah!" seru Leeteuk sementara Heechul dan Siwon menahan tubuh Yesung "lihat sisi baiknya, Fany setidaknya Fany memenangkan kompetisi" ujar Leeteuk kini berdiri "ne, dia bisa dikalahkan oleh seorang yeoja itu sungguh hal yang sangat memalukan. Aku yakin di sisa hidupnya dia tidak akan berani bertemu dengan Fany bahkan dia pun tak akan mau berkencan dengan Fany" tambah Heechul dianggukkan yang lainnya.
"Changkaman!" seru Leeteuk hyung membuat yang lainnya kembali duduk "apa kalian lupa? Tiffany dan Sungmin sudah saling mengenal sebelumnya, sekarang hubungan mereka semakin akrab kita tidak bisa membiarkan penjagaan kita menurun! Kita harus menggunakan kesempatan ini untuk mengalahkannya lalu melihatnya kalah dan menyerah untuk dapatkan Fany" ujar Leeteuk picik "geureyo, kajja kita buat Sungmin benar-benar menyerah tuk dapatkn Fany" sambung Yesung antusias sembari menunjuk-nunjuk tak jelas "kita harus singkirkan semua niat buruknya untuk mendekati Fany dan sekarang Fany sudah memenangkan kompetisi, kita bisa menjadikan ini alasan untuk menghabisinya besok" ujar Leeteuk tersenyum licik "kita akan bicara baik-baik dengannya..." tambah Leeteuk hyung "lalu kita hajar dia sampai celananya basah setiap kali mendengar nama Fany" tambah Yesung disusul tawa licik dari yang lainnya.
Narasi End
Tiffany's POV
Aku masih tak habis pikir dengan kejadian tadi siang, aku berbaring di atas tempat tidurku bersama anjing kecilku namun pikiranku terus memikirkan kejadian itu "beginikah rasanya dicium?" gumamku sembari memegangi bibirku "rasanya begitu unik" lanjutku kembali terbesit saat-saat indah itu "tapi untuk beberapa alasan yang aneh, aku memenangkan kompetisi ini..." gumamku
Flashback
Aku masih teruduk lemas setelah kejadian tadi tetapi tiba-tiba wasit memanggilku. Kemudian aku harus berhadapan dengan Sungmin, wasit mengisyaratkan akulah pemenangnya dengan membentangkan tangannya ke arahku lalu menyuruhku dan Sungmin melakukan penghormatan terakhir. Aku dan Sungmin saling membungkuk "Sungmin ya! mianhae, aku tak bermaksud melakukan hal itu" sahutku menatapnya namun Sungmin hanya menundukkan kepalanya memberi hormat tanpa menjawab sepatah katapun. Itu benar-benar membuat hatiku merasa sakit, tak sadar airmataku sudah terkumpul dipelupuk mataku.
Flashback End
Bagiku memulai suatu hubungan yang baik itu sangat sulit, hubunganku dengan Sungmin malah kurusak dan oppadeul bahkan melihat aku berciuman, mereka pasti akan melakukan apa yang seperti Wookppa ceritakan mengambil kesempatan untuk membuatku berhenti mencintai Sungmin "aaahhh!! naega jheongmal paboya yeoja" bathinku sesekali meradang.
Tiffany's POV End
Sungmin's POV
Ini pertama kalinya aku kalah tetapi kenapa aku merasa baik-baik saja, dibawah siraman air hangat dari lubang-lubang shower aku kembali teringat saat bibir Fany mendarat tepat di atas bibirku. Sesaat kemudian aku sudah berada di atas sofa berbaring seraya menggosok-gosok rambutku yang basah dengan handuk "yaks! Kenapa aku jadi memikirkan hak itu terus?" pekikku bangun dari posisiku "ini kali pertamanya aku bisa begitu dekat dengan seorang yeoja, aku tak pernah berpikir untuk membencinya sedikitpun" tambahku.
Sungmin's POV End
Wookie's POV
Imajinasi End
"Dan siapa pun yang tidak memenuhi kriteria mereka tetapi jika ada namja yang pernah menyatakan cinta padamu akan disingkirkan oleh mereka dengan cara apapun" lanjut Wookie membuyarkan lamunanku. Yaks mendengar penjelasan Wookie oppa aku jadi ingat sesuatu. Suatu hari ada beberapa namja yang memberikanku seikat mawar merah atau sekedar memberiku sebuah cake dan mengajakku sebagai temannya tapi mereka langsung dikeroyok oppadeul, yaks itu benar-benar menyebalkan. "Itu sebabnya sejak aku kecil setiap namja yang bicara padaku dengan baik-baik segera berpindah rumah atau pindah sekolah? jadi itu semua karena perbuatan mereka?" tanyaku pada Wookie dan kulihat Wookie menganggukkan kepalanya "kau baru menyadarinya? Sungmin pun termasuk salah satu yang di blacklist bahkan dia juga berada dalam tingkat bahaya level 'o' " ujar Wookie membuatku tak mengerti "apa itu tingkat bahaya level 'o' ?" tanyaku pada Wookie "itu berarti "Oh my God" Level, itu bahkan lebih menakutkan dari lever "super". Mereka begitu karena Sungmin sungguh bertalenta dan ia juga satu-satunya namja yang bisa memenuhi semua kriteria hyungdeul" ujar Wookie terlihat menggebu-gebu.
Mendengar ucapannya aku jadi lemas "tetapi mereka belum melakukan apa-apa terhadap Sungmin itu karena kau dan dia belum melakukan banyak interaksi jadi untuk sementara Sungmin bukanlah sebuah ancaman" ujar Wookie membuatku kagum pada Sungmin "Sungmin memang bertalenta" ucapku kagum "tapi" ucap Sungmin membuatku kembali cemas "tapi apa?" tanyaku "tapi itu karena dulu kalian belum saling mengenal tetapi sekarang kan kalian sudah saling mengenal. Apa kau pikir hyungdeul akan membiarkan dia bebas seperti dulu? Kau harus tahu hyungdeul itu sungguh tak berperikemanusiaan jadi demi keselamatan Sungmin kusarankan kau jangan terlalu dekat dengannya. Untuk Kompetisi Judo antarkampus lusa nanti kuharap kau tak usah ikut" ujarnya "waeyo?" protesku "yaks! kau tidak mengerti juga eoh?" sahutnya membuatku memutar otak "jika akhirnya kau harus melawan dengan Sungmin apa yang akan kita lakukan eoh?" ujarnya membuatku tertunduk "memangnya apa yang akan terjadi?" tanyaku polos "yaks! kau masih belum mengerti juga? Dengar, jika kau dan Sungmin harus berhadapan maka oppadeul mempunyai alasan untuk melawan Sungmin. Jika kau melawan Sungmin itu bukan masalah menang atau kalah, mereka tidak akan membiarkan Sungmin pergi dengan mudah" ujarnya kali ini benar-benar membuatku galau "jadi kusarankan untuk kompetisi lusa itu lebih baik kau tidak perlu datang, biar aku saja yang melawan Sungmin" tambahnya "Wookppa!" seruku aegyo mengkhawatirkan keadaan oppaku "geureyo, Fany ya! kau tak usah khawatir ne! aku bisa jaga diriku dengan baik, ne!" sahut Wookie oppa memegangi tanganku dan diakhiri senyuman simpulnya dan kubalas senyumannya.
Setelah berbicara denganku Wookppa terlihat mengkhawatirkan, ia pun menyandarkan tubuhnya dengan keras di depan tumpukan kardus yang ada di kamarnya "aaaaaa......." beberapa tumpukan kardus tersebut runtuh dan menibani tubuh Wookppa, aku yang duduk di tempat tidurnya pun terkejut melihat kejadian tersebut. Tubuh Wookppa tak terlihat karena terhalang tumpukan kardus kosong tersebut "Wookppa! gwenchanayo?" seruku sembari menyingkirkan beberapa kardus.
Tiffany's POV End
***
Narasi
Wookie yang berdiri dengan tongkat penyanggah karena kejadian kemarin kini hadir di kompetisi dengan Hyoyeon sembari menyaksikan pertandingan. Akhirnya Tiffany jua lah yang harus turun di kompetisi "Inilah babak terakhir dari kompetisi judo tahun ini Tiffany dari universitas Kai Da melawan Sungmin dari universitas Yonsei. Tiffany pun dengan sigap menuju lapangan, sementara Sungmin tengah bersiap-siap di tepi lapangan bersama dengan timnya "Sungmin! Hwaiting!!" seru timnya kompak, lalu Sungmin pun segera menuju ke tengah lapangan. Keduanya pun memberi hormat kepada para juri lalu saling memberi hormat satu sama lain dan wasit pun bersiap-siap "mulai!" seru wasit. Keduanya nampak memasang kuda-kuda, Fany dan Sungmin saling menatap satu sama lain "Tiffany!!" seru Hyoyeon memberi semangat dari tepi lapangan sembari memegangi sebuah poster bertuliskan nama Tiffany "mianhae Tiffany ah!" seru Wookie merasa bersalah "aku menyerahkan kompetisi ini padamu, mianhae Fany ah" lanjut Wookie "Hwaiting!!!!" teriak Wookie dan Hyoyeon kompak.
Betapa terkejutnya Wookie melihat kemunculan para hyungnya yang secara tiba-tiba masuk ke dalam ruang judo "hyungdeul? kenapa kalian datang kesini?" tanya Wookie "pegang ini!" seru Hyoyeon menyerahkan poster tersebut pada Wookie lalu mulai mengganggu Yesung "Yesung oppa kenapa kau datang hari ini?" tanya Hyoyeon sembari memegangi blazer Yesung namun ucapannya sama sekali tak digubris, keempat namja tersebut segera pergi ke tengah arena dengan wajah yang menyeramkan "Ppali duduklah!" seru penonton yang merasa terhalangi pandangannya oleh keempat Hwang bersaudara. Sementara Sungmin dan Fany belum melakukan perlawanan apapun, mereka masih berputar-putar memasang kuda-kuda hingga Sungmin tiba-tiba mulai melakukan perlawanan. Sungmin berusaha meraih lengan Fany namun Fany masih bisa menepisnya. Pandangan Fany teralihkan karena tak sengaja melihat kedatangan oppadeulnya yang sudah duduk diantara penonton yang lain, menyadari pandangan Fany yang tak fokus, Sungmin pun menoleh ke arah yang sama "keempat oppadeul ternyata benar-benar datang?" bathin Fany sembari tetap memerhatikan keempat oppanya "Fany ah! Hwaiting! Kau jangan sampai kalah!" teriak Yesung dari bangku penonton "Hwaiting Fany ah! Kmi datang untuk mendukungmu!" tambah Siwon dengan nada yang sama "Fany ah! tak apa jika kau kalah keempat oppa akan siap membantumu" tambah Leeteuk yang masih berdiri berkacak pinggang.
Fany menatap Sungmin "matanya begitu serius? apa yang harus kulakukan? Ini bukan masalah aku menang atau kalah di kompetisi ini, Sungmin pasti akan tetap diintimidasi oleh oppadeul" gumam Fany dalam hati sembari terus menatap Sungmin dan oppadeul bergantian, melihat Fany yang lengah Sungmin pun segera melakukan penyerangan. Sungmin dengan sigap meraih bahu Fany dan memegangi kerah Fany dengan erat, Fany pun terus berontak melakukan perlawanan dengan memegangi kerah Sungmin juga "changkaman! Apa yang harus aku lakukan?" bathin Fany terlihat panik. Fany pun segera membalikkan posisinya, ia memegangi tangan Sungmin dan berusaha memutar posisi agar Sungmin berada di belakangnya namun entah mengapa Sungmin justru melepaskan tangan Fany tanpa melakukan perlawanan berarti "wae? kenapa Sungmin tak melawanku?" bathinnya lagi menoleh ke arah Sungmin jauh di belakangnya "Sungmin ah! Tenang saja! Kau jangan takut untuk menyakitiku hanya karena aku seorang yeoja, aku sudah lama mempelajari judo sejak aku kecil jadi aku sudah lihai dalam hal itu. Lawanlah aku seperti namja, okay!" seru Fany sembari menatapnya dan menyimpulkan senyuman "Sungmin apa yang kau lakukan eoh?" seru songsaenimnya dengan lantang membuat Sungmin menoleh ke arahnya "ppali! serang dia!" serunya lagi membuat Sungmin menatap Fany dengan cemas.
Sungmin pun segera melakukan perlawanan kembali, ia berusaha meraih kerah baju Fany lagi dan Fany pun berusaha melawannya dan mendorong tubuh Sungmin yang lebih besar darinya, Fany berhasil memegang kerah baju Sungmin dengan sigap ia menarik tubuh Sungmin ke belakang lalu ia banting dengan kuat "hyaaattt!!" teriak Fany sembari membanting tubuh Sungmin. Sungmin pun hampir tersungkur, ia berdiri hampir tumbang namun masih berusaha melawan Fany "Sungmin ah! lakukan yang terbaik!" seru songsaenim keras "lihat! Aku bisa melakukannya, kau bisa menggunakan semua tenagamu itu bukan masalah!" seru Fany berusaha membuat Sungmin tenang "Siap! mulai" wasit memberi aba-aba babak kedua dimulai. Sungmin pun kembali melakukan penyerangan dan Fany tetap melakukan perlawanan dengan menangkis tangan Sungmin namun lagi-lagi Sungmin berhasil memegangi kerah baju Fany dan tak mau kalah Fany pun melakukan hal yang sama, mereka berputar berusaha merobohkan posisi masing-masing lawan tanpa sengaja keduanya saling menarik tubuh lawan hingga tubuh mereka saling menempel satu sama lain. Keduanya terkejut "aahh!!" desah Fany kesakitan karena dadanya yang tertekan dengan tubuh Sungmin, Sungmin menoleh ke arahnya dengan penuh rasa cemas. Mereka saling menatap sejenak, lalu Sungmin pun mulai menjauhkan tubuhnya dan Fany pun segera menyilangkan kakinya dengan kaki Sungmin hingga Sungmin terjatuh terlentang dengan kedua tangan yang masih memegangi bahu Fany. Fany pun ikut jatuh dengannya dan tak sengaja bibirnya mendarat tepat di atas bibir Sungmin, Sungmin terkejut begitupun dengan Fany dan yang lainnya. Melihat kejadian memalukan tersebut keempat Hwang bersaudara benar-benar nampak emosi, dengan sigap mereka berdiri dari kursi penonton sementara Fany yang tersadar dengan posisinya dengan cepat melepaskan ciuman tersebut. Wajahnya nampak malu dan ketakutan hingga tak sanggup berdiri sementara Sungmin dengan cepat berdiri namun langkahnya goyah berusaha untuk menghilangkan rasa gugup dan malunya. Sungmin pun segera ke tepi arena berusaha berada di dalam timnya namun masih menatap Fany yang belum mampu berdiri, terlihat beberapa teman satu tim Sungmin cemburu melihat kejadian tersebut.
Yesung yang selalu tak bisa mengontrol emosinya pun mulai ingin menuju arena namun langkahnya dihalangi oleh ketiga saudaranya "jangan gegabah!" seru Leeteuk menggoyangkan telunjuknya.
Narasi End
***
Sungmin's POV
Seusai pertandingan, aku segera berkunjung ke klinik tempat appa bekerja dengan membawa makanan "Han Ah! Apa Aboji masih ada pekerjaan?" tanyaku pada asisten appa "aniya, dia sudah selesai bekerja sekarang dia ada di dalam "ah ne gomawo!" sahutku melempar senyuman dan segera menuju ke ruang praktek appa "eh! Kau Sungmin ne?" seru seorang ibu menghentikan langkahku, aku menatapnya heran "kau mengantarkan makan siang untuk aboji eoh?" tanya ibu itu "oh jadi kau anak Dokter ya?" tanya Ibu lainnya hanya kubalas senyuman tak berarti "benar" jawab ibu pertama "wuah, dia tampan ya rupanya?" sahut ibu kedua hanya kuanggukkan "Sungmin ah! Apa kau masih ingat dengan Min Jie? Kau tidak bisa ceritakan, benarkan? sejak abojimu mengobati hidungku aku jadi yeoppo, benarkan" sahut yeoja muda sembari menyentuh hidungnya. Ah kulihat appa keluar dari ruangannya "ne" jawabku agar cepat usai "aku tidak memerhatikanmu tapi aku sadari wajahmu begitu halus" sahut yeoja muda itu lagi sembari mengusap pipiku "ah coba kulihat!" sahut ibu pertama ikut menyentuh pipiku "aigho! aku benar-benar ingin pergi dari sini" bathinku "lembut sekali"sahut beberapa ibu ahjumma dapat kudengar "hey! yeoja-yeoja cantik!" seru appa berusaha menyingkirkan tangan-tangan ahjumma tersebut "anakku belum punya yeojachingu yang bisa menyentuh wajahnya setiap saat, dia sungguh pemalu. Lihat! Wajahnya memerahkan?" ujar appa memalukanku "changkaman! obatnya akan segera disiapkan!" tambah appa pada ahjumma-ahjumma itu kemudian mengajakku masuk ke dalam ruangannya "kapan-kapan ajak Sungmin keluar dan mengobrol dengan kami lagi ne!" teriak salah satu ahjumma masih bisa kudengar. Yaks, kenapa appa harus menjadi dokter kecantikan sich? kan di sekitarnya jadi banyak yeoja.
Sesampainya di dalam aku kembali menoleh keluar "wae? kau takut dengan yeoja muda dan ahjumma di sana?" tanya appa dengan sigap kubantah "ani, aku tidak takut" belaku "ah joahyo" sahut appa "aku segera siapkan makan siang untukmu" sahutku duduk di bangku pasiennya sembari melepaskan tas selendangku "ah ne" sahut appa "kau harus makan semua ini saat masih hangat" ujarku sembari mengeluarkan beberapa makanan dari dalam tas kertasku "pisang" sahutku lagi. Kulihat appa sudah membuka paket makanan dariku "wuah! ini nampak lezat!" sahutnya "aku benar-benar lapar" lanjutnya dengan sigap ingin segera melahap makanannya "appa! changkaman! bukankan aku sudah mengingatkanmu berkali-kali? Saat kau mau makan lepaskanlah maskermu, ini bukan saatnya operasi" seruku menahan suapan pertamanya "ah ne kau benar" sahutnya terkekeh "aku benar-benar sibuk hari ini" sahutnya lagi. Aku tersenyum ke arahnya "mari kita makan!" sahutku segera membuka sumpit kayuku, kulihat appa menyantap makanannya dengan lahap. "Sungmin ah! aku rasa ini bukanlah jalan yang terbaik untuk melanjutkan cara ini, kau kan sudah besar masa kau masih takut terhadap yeoja? Bagaimana kau bisa mendapatkan yeojachingu kelak?" sahutnya tiba-tiba membuatku sebal "yaks! appa sudahlah jangan bahas hal itu!" sahutku kembali menyimpan makananku "mwosun suriya?" tanya appa, aku pun bergegas pergi mengambil minum "yaks! aku serius, aku benar-benar mencemaskanmu. Kau tumbuh dewasa di lingkungan yang dikelilingi yeoja, aku benar-benar khawatir jika kau tumbuh dilingkungan seperti itu, pasti akan ada masalah dengan kehidupan cintamu" tambah appa sembari mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya "itu alasan kenapa aku belum ingin memiliki yeojachingu, bukan karena aku takut pada yeoja atau ada yang salah dengan kehidupan cintaku tapi ini karena aku belum menemukan yeoja yang benar-benar aku suka" tukasku "kau belum bertemu satu pun? joahyo, di klinik setiap hari yeoja berdatangan dia seusia dengan kau, kepribadiannya pun bagus. Tunggu sampai aku mengubah hidungnya, setelah itu aku akan perkenalkan padamu" sahut appa masih sembari makan.
"Appa aku tahu kau ingin menikmati makan malammu sambil bercerita tentang cinta tapi bisakah appa tidak membicarakan perbaikan hidung disaat jam makan?" protesku sambil menunjuk hidung "ah ne mianhae, biar aku menyimpan duniaku sendiri" sahut appa sembari mengambil gelas minumnya "sebenarnya perbaikan hidung itu bukan hal yang sulit, hanya perlu operasi kecil saja. Gadis itu sebenarnya juga terlihat cantik" ujar appa tak kugubris, aku terus memejamkan mataku sembari memegangi leherku yang terasa sakit "waeyo? apa lehermu sakit?" tanya appa mulai menyadari perilakuku "ah animnida, mungkin ini hanya efek dari kompetisi hari ini" ujarku seperlunya "kompetisi? hari ini kau ada kompetisi? eotthae? kau menang?" tanya appa membuatku murung "aniya, aku kalah" balasku lemas "kau kalah? jadi ini pertama kalinya kau terkalahkan?" ucap appa nampaknya terkejut "ah gwenchana, siapa yang belum terkalahkan? jika kau tak pernah kalah sebelumnya maka kau tak akan pernah tahu bagaimana rasanya menang? Jangan terlalu kecewa ne!" sahut appa memegangi bahuku namun ucapannya tak mampu menghibur perasaanku. Aku masih tertunduk sedih "kajja! Kesini!" yaks untuk apa appa merentangkan kedua tangannya "mwoya?" tanyaku menatapnya heran "aku hanya khawatir kau sedih jadi biarkan aku membuatmu nyaman dengan pelukanku, kajja!" ucap appa "animnida, naega gwenchanayo" belaku "yaks! kau tak perlu berpura-pura kuat, tidak masalah kau menang atau kalah appa akan tetap mendukungmu! Kajja appa peluk!" appa semakin mendekatkan tubuhnya padaku "appa jheongmal naega gwenchanayo" sahutku menghalangi tubuhku dengan tanganku "ah geureyo appa lanjutkan makannya, aku mau pulang ne!" sahutku segera mengambil tasku di sampingku "yaks! kajja appa peluk!" sahutnya lagi-lagi membuatku risih "ah appa jheongmal naega gwenchanayo" sahutku tersenyum dan buru-buru berdiri "bye bye" sahutku berdiri meninggalkannya.
Sungmin's POV End
***
Narasi
Di dinding nampak sebuah proyektor menampilkan sebuah foto Fany dengan Sungmin berciuman di kompetisi hari ini, Yesung sudah bersiap menembak foto tersbut dengan menggunakan airsoftgun (Senjata mainan dengan peluru berupa cairan berwarna). Ia tembaki bagian wajah Sungmin berkali-kali dengan penuh rasa amarah yang tinggi "menjijikan! benar-benar namja menjijikan" pekik Yesung sementara yang lain hanya mengamati perilakunya "sebenarnya dia kompetisi itu hanya ingin mencium uri Fany, aku benar-benar marah jika ingat hal itu" lanjut Yesung "ah aku tak peduli" ucapnya sedikit menyentak membuat perhatian yang lainnya tertuju padanya "aku tak bisa tinggal diam, sebaiknya aku ke rumahnya sekarang juga lalu memukulnya" tambahnya bergegas hendak pergi "whooa!!! Yesungie jangan gegabah!" seru Leeteuk sementara Heechul dan Siwon menahan tubuh Yesung "lihat sisi baiknya, Fany setidaknya Fany memenangkan kompetisi" ujar Leeteuk kini berdiri "ne, dia bisa dikalahkan oleh seorang yeoja itu sungguh hal yang sangat memalukan. Aku yakin di sisa hidupnya dia tidak akan berani bertemu dengan Fany bahkan dia pun tak akan mau berkencan dengan Fany" tambah Heechul dianggukkan yang lainnya.
"Changkaman!" seru Leeteuk hyung membuat yang lainnya kembali duduk "apa kalian lupa? Tiffany dan Sungmin sudah saling mengenal sebelumnya, sekarang hubungan mereka semakin akrab kita tidak bisa membiarkan penjagaan kita menurun! Kita harus menggunakan kesempatan ini untuk mengalahkannya lalu melihatnya kalah dan menyerah untuk dapatkan Fany" ujar Leeteuk picik "geureyo, kajja kita buat Sungmin benar-benar menyerah tuk dapatkn Fany" sambung Yesung antusias sembari menunjuk-nunjuk tak jelas "kita harus singkirkan semua niat buruknya untuk mendekati Fany dan sekarang Fany sudah memenangkan kompetisi, kita bisa menjadikan ini alasan untuk menghabisinya besok" ujar Leeteuk tersenyum licik "kita akan bicara baik-baik dengannya..." tambah Leeteuk hyung "lalu kita hajar dia sampai celananya basah setiap kali mendengar nama Fany" tambah Yesung disusul tawa licik dari yang lainnya.
Narasi End
***
Tiffany's POV
Aku masih tak habis pikir dengan kejadian tadi siang, aku berbaring di atas tempat tidurku bersama anjing kecilku namun pikiranku terus memikirkan kejadian itu "beginikah rasanya dicium?" gumamku sembari memegangi bibirku "rasanya begitu unik" lanjutku kembali terbesit saat-saat indah itu "tapi untuk beberapa alasan yang aneh, aku memenangkan kompetisi ini..." gumamku
Flashback
Aku masih teruduk lemas setelah kejadian tadi tetapi tiba-tiba wasit memanggilku. Kemudian aku harus berhadapan dengan Sungmin, wasit mengisyaratkan akulah pemenangnya dengan membentangkan tangannya ke arahku lalu menyuruhku dan Sungmin melakukan penghormatan terakhir. Aku dan Sungmin saling membungkuk "Sungmin ya! mianhae, aku tak bermaksud melakukan hal itu" sahutku menatapnya namun Sungmin hanya menundukkan kepalanya memberi hormat tanpa menjawab sepatah katapun. Itu benar-benar membuat hatiku merasa sakit, tak sadar airmataku sudah terkumpul dipelupuk mataku.
Flashback End
Bagiku memulai suatu hubungan yang baik itu sangat sulit, hubunganku dengan Sungmin malah kurusak dan oppadeul bahkan melihat aku berciuman, mereka pasti akan melakukan apa yang seperti Wookppa ceritakan mengambil kesempatan untuk membuatku berhenti mencintai Sungmin "aaahhh!! naega jheongmal paboya yeoja" bathinku sesekali meradang.
Tiffany's POV End
***
Sungmin's POV
Ini pertama kalinya aku kalah tetapi kenapa aku merasa baik-baik saja, dibawah siraman air hangat dari lubang-lubang shower aku kembali teringat saat bibir Fany mendarat tepat di atas bibirku. Sesaat kemudian aku sudah berada di atas sofa berbaring seraya menggosok-gosok rambutku yang basah dengan handuk "yaks! Kenapa aku jadi memikirkan hak itu terus?" pekikku bangun dari posisiku "ini kali pertamanya aku bisa begitu dekat dengan seorang yeoja, aku tak pernah berpikir untuk membencinya sedikitpun" tambahku.
Sungmin's POV End
***
Wookie's POV
Seperti pagi biasanya, setelah selesai mandi dan berganti baju
aku tak lupa menyikat gigiku sejenak di toilet. Sesudah berkumur aku
segera menuju pintu keluar "mwoya?" aku benar-benar terkejut melihat
empat orang aneh itu sudah berdiri menatapku di depan pintu sembari
membawa stick softball....
Kyaaaaa... Wookppa mau diapain ya kira-kira??? ah nasib ya nasib, nasib Wookppa selalu apes... Hmmm penasaran sama kelanjutannya????? Mikirin apa yang kira2 akan Wookppa dapatkan???? MAkanya tunggu kelanjutannya ne!!!! jangan Bosen2 RCL ne!!!! Gomawo
Buat yang belum baca Chapter sebelumnya bisa cek langsung Link dibawah ini!!!
Link Chapter Sebelumnya Via KB Blog :
Kyaaaaa... Wookppa mau diapain ya kira-kira??? ah nasib ya nasib, nasib Wookppa selalu apes... Hmmm penasaran sama kelanjutannya????? Mikirin apa yang kira2 akan Wookppa dapatkan???? MAkanya tunggu kelanjutannya ne!!!! jangan Bosen2 RCL ne!!!! Gomawo
Buat yang belum baca Chapter sebelumnya bisa cek langsung Link dibawah ini!!!
Link Chapter Sebelumnya Via KB Blog :
Link Sebelumnya Via Facebook :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!