Title : When Tiffany Fallin’ Love
Author : Han Ha Rin
Main cast :
1. Tiffany
SNSD As Her Self
2. Lee
Sung Min As Him Self
3. Lee
Dong Hae As Him Self
Other Cast :
1. Leeteuk
As Him Self – Fanny’s First Brother
2. Heechul
As Him Self – Fanny’s Second Bro
3. Siwon
As Him Self – Fanny’s Third Bro
4. Yesung
As Him Self – Fanny’s Fourth Bro
5. Wookie
As Him Self – Fanny’s Fifth Bro
6. Seohyun
As Her Self
7. Yu
Ri As Her Self – Sung Min's Sister
8. Hyoyeon
As Her Self – Tiffany’s friend
Genre : Romance, Comedy
Disclaimer by :
Momo Love (Taiwanesse Drama)
Rating : General (G)
Crossposting : Facebook
R/R [Read & Review] : Diharapkan Readers tidak pasif
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Annyeong haseyo readers yeorobun.... Eottokhae jinaseyo???? jaljineyo??? ah joah joah... Thor Gaje is back neh, mau membawakan kelanjutan Chapter 3 When Tiffany Fallin' Love... Hayooo siapa yang udah Gug sabar pengin baca????? Nuguya??? Tunjuk idung masing2... *hihi mulai gaje...Yesungminlah dari pada gajenya semakin gaje better kita langsung mulai baca ajah nyok Chapter 3nya... Eiittt!!! Changkaman!!! Jangan Lupa Lah kewajibanmu buat LIKE sebelum Membaca... Kalo udah beres BACA monggo jangan lupa buat tinggalin KOMENTARnya ne!!! Komentarnya jangan cuma Next tapi harus berisi.. Ya isinya boleh Saran, boleh Pujian, Keripik a.k.a Kritik juja Bowleh Boooo!!! Pokoknya gug bowleh jadi reader pasif ne!!! *nih author tulisannya jadi alay* kekeke...... Happy Reading ajah deh yeorobun^^
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Recap Chap-2
Senangnya bisa bertemu dengan Sung Min oppa lagi "dia sedang
apa ne sekarang?" aku membuat sebuah kartun mirip Sung Min di buku
kecilku, kupercepat membuka setiap lembarnya sehingga nampak gambar itu
bergerak "aku benar-benar penasaran dengan sosoknya di kampus" gumamku
tak bisa berhenti memikirkannya "sekarang teman-teman sekelas kita akan
maju ke depan dan menjelaskan tentang bagaimana Shake Spears
menyebarkan cinta. Kajja kita dengarkan bersama!" seru sang dosen masih
bisa kudengar dengan jelas "beri tepuk tangan untuknya!" serunya lagi,
namun aku masih asyik memainkan note kecilku. Kualihkan pandanganku ke
depan kelas "hai semuanya" kudengar teman sekelasku menyapa kami,
kutopangkan daguku di atas tanganku yang menempel di meja, kucari sosok
yang hendak berbicara tersebut "ah aku di sini akan menjelaskan tentang
cinta menurut Shake Spears. Mohon semuanya beri tepuk tangan" seru teman
namja sekelasku "apa itu cinta?" tanyanya seraya melebarkan kedua
tangannya berharap teman yang lain menjawab "Cinta adalah bunga yang
tumbuh di setiap sisi jalan, jika kau ingin memetiknya kau harus
memiliki keberanian" ucapnya membuatku terkejut, kenapa sosok Sung Min
ada di kelasku?????.....
Recap Chap-2 End
***
Tiffany's POV
"Cinta adalah bunga yang
tumbuh di setiap sisi jalan, jika kau ingin memetiknya kau harus
memiliki keberanian" ucapnya membuatku terkejut, kenapa sosok Sung Min
ada di kelasku?????. Senangnya bisa melihat sosok oppa tampan satu ini di kelasku "Apa itu cinta??" tanyanya yang tiba-tiba sosoknya berpindah ke posisi lain sembari merentangkan kedua tangannya, mwo?? aku melihat sosoknya di mana-mana "cinta adalah sebuah ledakan kekuatan" ujar Sung Min yang lain dengan ekspresi yang lucu dan membuatku tertawa senang "jadi biarkan kau merasakan sakitnya, kejutannya dan rasa takut" ucap Sung Min yang berada di sebelahnya "tetapi dengan cinta semua hal menjadi manis" tambahnya masih kuperhatikan dengan seksama.
"Apa itu cinta?" tanya salah satu Sung Min duduk di depanku dan menatap kedua mataku dekat-dekat seraya menunjuk ke arahku, aku sama sekali tak mengerti apa itu cinta. Dengan wajah polos kubalas jariku menunjuk ke arahnya, mwo? kenapa dia beranjak dari hadapanku dan kembali bersama dengan ketiga Sung Min yang lain "cinta itu gila, cara berpikir jadi aneh. Contohnya seperti tiba-tiba muncul bunga-bunga di atas kepalamu, bukankah hal itu nampak lucu?" sahut salah satu Sung Min yang memakai kacamata putih itu sementara Sung Min lain sibuk merentangkan tangannya dengan lucu. Kuperhatikan semua Sung Min itu dengan seksama sembari menopang dagu di atas meja. Aku menoleh ke samping kananku, tak kuduga sudah ada satu Sung Min lagi yang sedang duduk di sampingku sembari melambaikan tangannya dan tersenyum ke arahku. Kubalas senyumannya dengan tulus. "Changkaman!" pikirku, nampaknya aku melihat sosok Sung Min memenuhi ruang kelas kuliahku "omo!! Sung Min oppa dimana-mana?" pikirku memerhatikan setiap sosok Sung Min yang duduk berdampingan dan melambaikan tangannya ke arahku "sekian penjelasan dari kami, gamsahamnida yeorobun" ucap seseorang tak kuhiraukan. Aku masih tersenyum senang melihat sosok Sung Min dimana-mana. Kutopangkan wajahku di atas kedua tanganku sembari tersipu memikirkannya "alangkah indahnya" gumamku.
"Tiffany Hwang!!!" plaaakkkk...... "aw.. appo" pekikku seseorang memukul kepalaku dengan keras. Yaakss ternyata aku melamun, kenapa pikiranku dipenuhi dengan Sung Min oppa?. "Tiffany ya apa yang kau lakukan eoh? melamun disaat jam pelajaranku berlangsung eoh?" tegur dosen yeoja menyebalkan itu membuatku takut "sudah! berhentilah menggambar!" serunya lagi membuatku menundukkan kepalaku.
Seusai jam kuliah, aku bergegas pergi menuju kampus Sung Min yang letaknya tak begitu jauh dari kampusku. Alasanku mencarinya hanya ingin mengembalikan payungnya yang tempo hari ia pinjamkan padaku, aku berjalan tanpa tahu dimana Sung Min berada. Sesekali kuperhatikan wajah mahasiswa yang lalu lalang, berharap kutemukan sosok wajah yang kucari saat ini. "Aku ingin sekali bertemu dengannya, aku ingin melihatnya. Tetapi jika ia tak mengenaliku bagaimana? ah gwenchana, aku tak peduli dia tak mengenaliku tapi setidaknya aku bisa mengembalikan payungnya" gumamku sembari menaiki anak tangga di taman kampusnya satu per satu. "Sunbae, di mana kelas Astronomi berada?" ucapku menghentikan langkah dua orang namja yang kuyakin mereka adalah siswa di sini "ah itu berada di dekat gedung judo, di sana!" sahutnya menunjuk lurus ke depan "gedung judo?" gumamku menatap ke arah yang ditunjuk siswa tersebut "ah ne gomawo" ucapku membungkuk "ne cheonma" sahut kedua namja itu lalu kulanjutkan langkahku menuju gedung tersebut.
Baru saja kulangkahkan kakiku tiba-tiba aku melihat sosoknya sedang berjalan menuju ke arahku, seketika langkahku terhenti dan menatapnya semakin mendekat. Ia menarik daguku dan chuuu...... Aku benar-benar terkejut ia mendaratkan bibir manisnya di atas bibirku. "Yaks kenapa aku melamunkan hal yang tidak mungkin" pekikku ternyata itu hanya khayalan belaka. Aku rasa aku butuh ketenangan, sebaiknya aku duduk sejenak di taman ini sebelum pikiran kotorku kembali menggangguku "apa yang kupikirkan? Sebenarnya orang macam apa yang aku suka?" pikirku sembari menundukkan kepalaku duduk di salah satu teras taman "mungkin aku membutuhkan seseorang yang bisa menjagaku dengan ketat, bisa mengajariku sesuatu" pikirku menerawang ke atas langit "mungkin Sung Min orangnya, dia benar-benar berbeda dari keempat oppaku" lanjutku menoleh ke sebelah kiriku yang nampak ramai mahasiswa berlalu lalang. Kembali kutolehkan kepalaku ke depan, mwo??? bukankah itu Sung Min??? Aku melihat Sung Min berlari memakai seragam judonya bersama dengan kawan-kawannya "yaks! pasti aku bermimpi lagi" pekikku tak langsung. Sung Min oppa melewatiku yang berdiri terpaku menatapnya "aigho! aku rasa aku sakit dan kurasa ini bukan penyakit ringan. Kenapa aku selalu melihat Sung Min?" pekikku lalu mengucek kedua mataku. "Aniyo! Itu bukan mimpi, itu benar Sung Min!" ternyata aku masih bisa melihat sosoknya berlalu, ah aku tidak berkhayal.
Beberapa saat kemudian, aku sudah berada di luar ruangan judo kampus Sung Min, aku melompat-lompat untuk bisa melihatnya latihan melalui jendela kecil yang tingginya melebihi tubuhku. Ah aku dapat sebuah kotak plastik yang bisa menunjang kakiku untuk bisa lebih tinggi. Aku melihat beberapa siswa sedang asyik mengobrol, sementara Sung Min sedang membanting tubuh lawannya. Wuah oppa nampak keren "dia hebat" gumamku kagum melihatnya "geureyo, aku keluar dari sini dan melihatnya lagi nanti untuk mengembalikan payungnya" sahutku membalikkan tubuh dan hendak keluar dari ruangan ini. Aku berhasil turun dengan selamat "apa yang kau lakukan disini?" sahut seseorang membuatku terkejut, aku menoleh ke belakang tepat ke sumber suara "apa kau mau bergabung dengan klub judo?" tanya seorang namja yang memakai seragam judo putih tersebut membuatku terkejut dan salah tingkah "aku... sejujurnya aku di sini karena....." jawabku gugup berusaha memalingkan pandanganku "kau malu? kau tak perlu malu! Apa kau mau masuk denganku? Kau tak perlu takut karena aku pelatihnya" ujar namja itu membuatku mati kutu. Yaks terpaksa aku mengikutinya ke dalam, aku sudah mengganti pakaianku dengan seragam judoku dan membuntuti pelatih tersebut memasuki ruang latihan Sung Min, aku lihat Sung Min masih sibuk berlatih dengan lawannya "aigho! dia melihatku" aku tersentak melihatnya terbanting oleh lawannya karena sibuk melihat kedatanganku.
Tiffany's POV End
***
Sung Min's POV
Aku masih sibuk melilit tangan lawanku, aku pasti bisa mengalahkannya lagi "mwo?" aku terkejut melihat sosok yang baru saja muncul dari balik pintu bersama dengan songsaenimku "aaww..." pekikku kesakitan karena tubuhku berhasil dibanting, namun entah kenapa mataku masih berusaha menatap sosok yeoja itu "kenapa dia bisa ada di sini?" pikirku berusaha bangkit dan segera memberi hormat pada lawanku "jadi kau selalu membawa seragam latihan judomu kemana-mana?" kudengar songsaenim sedang berbicara padanya "ne, aku biasa berlatih judo sendiri" kudengar ia menjawab "kau pasti lebih hebat dari mereka" ucap pelatih, aku kembali melanjutkan latihanku dan berusaha tak menghiraukan kehadirannya. Yups! aku berhasil membanting lawanku kembali, sambil mengunci tangan lawanku aku kembali menatap ke arah Tiffany yang sedang bersama dengan pelatih "kenalkan, dia adalah leader di sini" ucap songsaenim memperkenalkan leaderku "annyeong songsaenim" ucap leaderku membungkukkan badannya ke arah pelatih kemudian ke arah Fany.
Proookk.... proook.....Kulihat pelatih menepuk kedua tangannya "perhatian!!! Aku mohon berkumpul sebentar!" seru songsaenim membuat aku dan yang lainnya berlari ke arahnya "ppalli!!!" serunya lagi. Aku dan yang lainnya sudah berdiri di hadapan songsaenim dan Fany "aku ingin memperkenalkan member baru di sini, dia biasa dipanggil..." sahutnya kemudian berbisik kepada Fany "ireum mwoyeyo? (siapa namamu?)" kudengar bisiknya begitu "joneun Tiffany Hwang imnida, bangapseumnida" sahutnya membungkukkan badan dengan cepat "Tiffany?? nama yang kyeopta" ujar songsaenim "member baru???" pikirku "changkaman! ada apa ini?" pikirku lagi masih belum mengerti yang terjadi sebenarnya "pasti kalian sudah tidak sabar berlatih dengan member baru kita Tiffany bukan??" sahut songsaenim membuyarkan lamunanku "siapa yang berlatih pertama dengan Tiffany ya?" seru pelatih menatap member satu per satu.
Sung Min's POV End
Narasi
"Aigho! Kenapa jadi begini? Apa yang harus aku lakukan sekarang? aku tidak bisa mengatakan aku dari Kai Da University" pekik Tiffany menatap leader penuh cemas "songsaenim biar aku yang melawan Tiffany ssie" sahut seseorang dari belakang barisan. Semua mata terperanga melihat sosok yeoja bertubuh besar berjalan menuju Tiffany. Yeoja bertubuh besar itu menyingkirkan tubuh Sung Min yang menghalangi langkahnya "Mei An?" gumam Sung Min tersentak. "Mei An adalah juara kedua kompetisi judo nasional, aku tak yakin Tiffany bisa mengalahkannya" gumam Sung Min. Mei An melangkah menghampiri Tiffany dengan senyum dan kepercayaan diri yang tinggi, sementara Tiffany menatapnya penuh cemas "tenang saja, Mei An sangat lembut" sahut songsaenim berusaha membuat Tiffany tenang, Tiffany melempar senyuman ketakutan "kajja latihan dimulai" seru songsaenim "hey! kalian semua mundur ke belakang!" seru songsaenim. Tiffany dan Mei An mulai ke tengah arena, sementara Sung Min merasa cemas dengan Tiffany saat ini. Tiffany berpapasan dengan Sung Min yang masih menatapnya penuh heran. Sung Min pun segera berlari ke tepi arena dan Tiffany bersiap memberi hormat kepada Mei An sebelum bertanding "hormat!!" seru pelatih membuat Tiffany dan Mei An saling membungkuk. Tiffany belum lagi siap tiba-tiba Mei An maju dan bersiap mendorong tubuhnya, dengan sigap Tiffany menahan tubuh Mei An yang besar hingga jatuh namun Tiffany berhasil membalikkan posisinya dan menjatuhkan tubuh besar Mei An ke depan. Tiffany segera bangkit dan berada di posisi siaga sementara Mei An masih dalam keadaan tersungkur "indahnya" puji songsaenim kagum dengan gerakan spontan Tiffany "aigho, apa aku terlalu keras membantingnya?" gumam Fany menatap Mei An yang belum berada di posisi siap "Tiffany ya!! bisa kau praktikan kembali gerakan tadi? songsaenim ingin melihatnya!" seru songsaenim "mwo? lagi?" sahut Fany tersentak "songsaenim! biar aku yang mencoba" sahut leader bertubuh tinggi dan besar itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Sung Min semakin khawatir mendengar leader ingin mencoba melawan Fany "songsaenim! wajahnya begitu kyeopta aku takut ia terluka, aku akan berusaha lebih lembut padanya" sahut leader sebelum ke tengah arena "baiklah" sahut songsaenim.
Leader pun maju berhadapan dengan Tiffany "hati-hati!" seru songsaenim "annyeong, aku leader dari klub ini! Kau tidak perlu takut, aku tidak akan melukaimu" sahut leader tersenyum sumringah sementara Tiffany menatapnya takut "songsaenim, aku ingin belajar gerakan itu" bisik Mei An pada songsaenim. Tiffany dan leader saling memberi hormat dengan membungkukkan tubuhnya masing-masing dan latihan dimulai. berkali-kali leader mendorong tubuh mungil Fany agar terjatuh namun Fany masih bisa melawannya, leader berusaha menarik baju Fany namun Fany berhasil menangkis tangannya dan mematahkan gerakan tanganya, memukul bahunya dan menjatuhkannya hingga tersungkur. Rupanya leader itu belum mau menyerah, ia terus berusaha meraih kerah seragam Fany namun Fany berhasil menghalaunya dan mendorong tubuh besar sang leader. Fany terkejut melihat serangan mendadak dari leader, tanpa pikir panjang ia segera mengunci tangan leader dan membanting tubuh leader ke depan hingga kembali tersungkur. Sang Leader gelapan, sementara Fany menoleh ke lain arah karena merasa malu dengan bajunya yang berantakan, Fany berusaha membenarkan posisi sabuk hitamnya "simbol peach blossom??? bukankah itu simbol unik dari keluarga Hwang" seru leader tersentak melihat sebuah simbol yang berada di sabuk Tiffany "kudengar ia satu-satunya adik yeoja dari empat Hwang bersaudara jadi dia si legenda Tiffany" bisik seorang member kepada songsaenim. Fany dan Sung Min terkejut mendengar bisikan mereka "kudengar bagi namjadeul yang berani mendekatinya pasti akan berakhir dengan buruk! Sunbaenim hati-hati!" sahut siswa itu memperingatkan seniornya "itu artinya dia siswa Kai Da, kenapa dia bisa ada di sini? jangan-jangan ia mau memata-matai kita lagi?" sahut siswa lain sedang berdiskusi dengan temannya "benar, kau mau memata-matai kami ne?" tanya leader yang masih terduduk di hadapan Tiffany. Tanpa banyak kata Tiffany pun berjalan dengan perlahan dengan menundukkan kepalanya. Tiffany memberi hormat kepada songsaenim "luar biasa, kau hebat! Tidak buruk Tiffany ah, di kompetisi kali ini kau dan uri Sung Min pasti bisa memenangkan kompetisi" puji songsaenim membuat Sung Min dan Tiffany heran "songsaenim, apa kau tidak pernah melihat simbol di sabuknya?" tanya leader "sabuk? simbol apa?" tanya Songsaenim sembari memperhatikan Tiffany yang melangkah hampir mendekati pintu keluar. Tiffany membalikkan badannya, kembali menoleh ke arah songsaenim dan leader yang sedang membicarakannya "The Peach Blossom Symbol" ucap leader kini bertatapan muka dengan songsaenim. Diam-diam Tiffany sampai di depan pintu keluar, Sung Min memerhatikan gerak-gerik Tiffany yang keluar mengendap-endap "The Peach Blossom Symbol? apa itu?" terdengar obrolan songsaenim dan sang leader "aigho! mereka tahu identitas asliku? aku harus bisa keluar dari sini secepatnya" bathin Tiffany dengan cepat keluar dari ruangan tersebut. Sung Min masih memerhatikannya hingga sosoknya hilang di balik pintu.
Narasi End
***
Tiffany's POV
Secepat kilat aku segera berlari, aku harus segera keluar dari kampus Sung Min jika tidak matilah aku. "Jangan lari!!!" seru seseorang membuat langkahku terhenti, bagaimana ini? aku takut sekali ternyata leader bertubuh besar itu mengejarku. Ia menghadang langkahku hingga aku berhenti seketika "mau lari kemana kau eoh?" tanyanya terus melangkah mendekatiku, aku pun mundur menjauhinya "ini adalah dua hari sebelum kompetisi, kenapa kau datang kesini? kenapa kau memata-matai kami? eoh? kau mau menghancurkan kami? apa maksudmu eoh?" tanyanya lagi dengan nada keras sembari menunjuk ke arahku. Aigho ternyata di belakangku sudah berdiri dua temannya, eotthae? "aku bukan mata-mata" belaku "kau bukan mata-mata? lalu kenapa kau datang ke kampus kami? eoh?" tukasnya membuatku bingung harus menjawab apa? aku tidak mungkin mengatakan ingin bertemu Sung Min "eoh? lihat! kau tidak bisa menjawabkan?" ucapnya melihatku yang celingukan tak jelas "benar kan kau ingin memata-matai kami?" ucapnya seperti hendak memberi syarat kepada temannya yang berdiri di belakangku "kau ingin tetap melarikan diri?" sahut kedua namja di belakangku sembari memegangi bahuku. Aku terus berkutik hingga aku sanggup melepaskan pegangan erat mereka "jangan sakiti dia!" seru Sung Min mendorong kedua tubuh temannya. Kulihat Sung Min muncul membelaku "Sung Min ah! hentikan!" seru leader "tidak kah kalian bisa bersikap lebih tenang?" seru Sung Min lalu membanting tubuh salah satu temannya hingga tersungkur "sudah kukatakan! tenanglah sedikit!" sahut Sung Min masih mengunci tangan namja itu "kau berani menjamin dia bukan mata-mata?" tanya leader itu menatap Sung Min yang berdiri di sampingku "ne" sahut Sung Min "lalu mau apa dia kesini? eoh?" tanya leader itu "dia" sahut Sung Min menatap ke arahku, aigho Sung Min tak bisa melanjutkan ucapannya "jika ia tidak berniat memata-matai kita lalu untuk apa dia datang kesini eoh?" tukas leader itu membuat Sung Min dan aku bingung "aku yang menyuruh dia kesini" sahut Sung Min membuatku dan yang lainnya terkejut "kajja! kita pergi dari sini!" serunya menarik tanganku. "Sung Min ah! kau cari mati, kau mendekatinya berarti kau mencari mati pada empat Hwang bersaudara! Sebaiknya kau dengarkan ucapanku!" kudengar leader itu berteriak memperingatkan Sung Min namun Sung Min menuntunku terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan leadernya itu. Kutatap wajah dinginnya dan ia pun membalasnya. Langkahnya begitu cepat hingga membuatnya berkeringat banyak, aigho! kenapa dia bisa peduli padaku?.
Kami terus berjalan hingga menuju tepi jalan, langkahku menjadi lebih hati-hati saat jalan berbentuk turun. Sung Min mengulurkan tangannya ke arahku, tentu saja kusambut dengan hangat. Sesampainya di bawah, aku menghentikan langkahku sejenak. Lelah berjalan sejauh itu, aku menoleh ke belakang aku takut mereka masih mengikutiku tapi kulihat sudah tidak ada orang lain selain Sung Min. Kucoba atur napasku "Sung Min ah! Gomawo, jika tidak ada kau aku mungkin tidak tahu harus menjelaskan apa pada mereka" ucapku menatapnya lalu menundukkan kepalaku "jangan ucapkan terima kasih lagi! Kau mau apa datang ke kampusku? kau bukan mata-mata kan?" tanyanya menatapku curiga "aniya! tentu saja aku bukan mata-mata. Aku janji aku tidak akan melakukan hal itu lagi" ucapku menyesal "kau tahu? karena dengan kemampuanmu kamu tidak perlu melakukan hal seperti itu tapi changkaman! kau mau apa ke kampusku?" tanyanya mulai tegas padaku, aku menatapnya malu "kau tahu tidak? gara-gara kau datang ke kampusku, semua orang jadi mencurigaimu dan kau tidak bisa menjelaskan kenapa kau bisa masuk tim judo kami? Apa kau pikir kau bisa melindungi dirimu sendiri?" tegasnya benar-benar membuatku kesal "karena aku ingin melihatmu" dengusku menatapnya, ia menatap heran ke arahku "aniya, aku hanya ingin melihatmu tapi tidak seperti yang kau pikirkan... aku hanya.. aku hanya ingin melihatmu karena suatu hal. Jadi apa yang kukatakan kumohon jangan salah paham!" kenapa aku jadi gugup begini, tubuhku bergerak tak jelas saat aku harus berbohong "aku.. aku hanya ingin mengembalikan payung ini padamu" aku menyodorkan payung berwarna orange itu ke arahnya dengan wajah tertunduk. Ia meraih payung itu "hanya itu, tak ada lagi. Annyeong!" sahutku tersipu. Kurasa aku harus pergi sekarang, aku berlari menjauhi posisinya yang masih berdiri di tepi jalan "apa yang sudah kulakukan? ini sangat memalukan" pekikku terus berlari tanpa arah.
Tiffany's POV End
***
Sung Min's POV
Kuperhatikan ia berlari menjauhiku, aku benar-benar tak menyangka alasannya ke kampusku ternyata sesederhana itu "aigho Tiffany ah!" kulihat sebuah mobil kontainer sedang berjalan menuju ke sini "Tiffany!!" seruku lantang membuatnya menoleh dan terhenti di tengah jalan tepat di depan mobil besar tersebut "hati-hati...." seruku hampir di depannya, kulihat ia menoleh ke samping "truck" sambungku melihat ia menutup telinga dengan kedua wajahnya karena posisi truk tersebut sudah tepat di depannya. Dengan sigap kupeluk tubuhnya dan kubawa hingga ke tengah jalan melewati truk tersebut. Aku tersungkur dengannya, kulihat ia masih merasa ketakutan "gwenchanayo?" tanyaku saat ia menoleh ke arahku, ia menggelengkan kepalaku. teettttt... teetttt.... kudengar suara klakson mobil bersahutan, kutengok ke belakang truk dan aigho terjadi tabrakan beruntun karena ulah kami yang ceroboh. Aku dan Fany benar-benar terkejut melihat situasi ini, kami melihat beberapa mobil berbaris menabrak satu sama lain di belakang truk besar ini. "Aigho! Ada apa denganmu eoh?" tanyaku tegas pada Fany "apa kau tidak melihat mobil datang? apa kau tidak memerhatikan rambu-rambu lalu lintas? apa kau tidak takut tertabrak mobil eoh?" aku benar-benar emosi, kulihat wajah polosnya menatapku dengan penuh rasa takut dan bersalah. Ia seperti akan menangis, aku tak tega melihatnya. Ia terdiam ketakutan "gwenchanayo?" kuturunkan nada bicaraku, ia menatapku ketakutan "kau terluka?" tanyaku digelengkan olehnya. Kulihat ekspresinya berubah seketika, seperti sedang merasakan sesuatu. Ia menoleh ke arah kakinya, aigho lututnya berdarah banyak "aigho! kakimu terluka, sini biar kubantu! hati-hati" kubantu ia berdiri "Nona! Apa kau tidak melihat lampu lalu lintas? ini sangat berbahaya! Saat hendak menyebrang kau harus memerhatikan lampu lalu lintas ne?" seru ahjussie yang menyetir truk tersebut "ne ahjussie, mianhae" sahutku melihat ahjussie itu memeriksa ke belakang mobilnya "kau masih bisa berjalan?" tanyaku menatap dekat wajah yeoja ini, ia menganggukkan kepalanya lemas. Aku memapah langkahnya "apa itu terasa sakit?" tanyaku lagi membuatnya menoleh ke arahku "biar aku menggendongmu!" sahutku segera mengangkat tubuh kecilnya ke tepi jalan.
Beberapa saat kemudian mobil ambulance datang ke lokasi kecelakaan ini. Kubantu Tiffany naik ke dalam mobil ambulance. Sementara para pengemudi mobil yang terlibat kecelakaan tersebut kulihat sedang meminta pertanggung jawaban pada ahjussie sopir truk. Aku benar-benar merasa bersalah pada ahjussie itu.
Sung Min's POV End
***
Narasi
"Ya aku sudah mau sampai, changkaman! Aku lihat ada kecelakaan disini" sahut Heechul dengan seseorang sembari menyetir mobilnya dan ia melewati jalur kecelakaan beruntun tersebut "ne, itu bukan masalah tapi aku mau lihat sebentar! Kulihat ada seorang yeoja masuk ke dalam ambulance, yeoja itu seperti Tiffany" sahutnya sembari memerhatikan Tiffany yang sedang naik ke dalam mobil ambulance dengan dibantu Sung Min "benar, itu Tiffany" sahutnya tegas "Tiffany!!! Tiffany ah!!!!" serunya tak terdengar Fany karena mobil ambulance sudah tertutup dan pergi meninggalkan lokasi kecelakaan. Heechul pun turun dari mobil mewahnya masih terhubung dengan seseorang dari seberang telepon "tenang! tenang! jangan panik! Aku akan mengejarnya dan mencari tahu yang sebenarnya. Annyeong!" sahutnya lalu pergi memeriksa ke belakang, tepat kepada kerumunan korban yang sedang mempeributkan pertanggung jawaban sopir truk. Heechul pun memberikan alarm gawat kepada saudara-saudaranya yang lain.
Sore hari pun datang, Tiffany membuka pintu rumahnya perlahan berharap tak bertemu dengan oppadeulnya. Ia mengunci pintunya perlahan dan berjalan seperti tak ada masalah "dia datang" sahut Eteuk menghampirinya dan kemudian semua oppanya segera berlari mendekatinya "Tiffany ah gwenchanayo?" tanya Eteuk menatapnya Tiffany belum menjawab namun semua kakaknya berjongkok memerhatikan lututnya yang terbalut perban. Tiffany menatap keempat kakaknya dengan penuh heran "apa yang kalian lakukan?" tanya Tiffany membuat keempat kakaknya menoleh ke arahnya "kakimu terluka" sahut Eteuk "oh itu bukan apa-apa, aku hanya terjatuh karena ada kecelakaan mobil kecil" ujar Tiffany membuat keempat kakaknya berdiri dan menatapnya. Tiffany menatap heran keempat kakaknya dengan ekspresi polosnya "hanya kecelakaan mobil kecil?" tanya Heechul namun Tiffany tak menjawab. "Di depan kampus Yonsei siang ini disiarkan ada kecelakaan truk beruntun, banyak mobil lain yang bertabrakan dibelakangnya karena ada seorang yeoja yang menyebrang jalan tanpa menghiraukan rambu lalu lintas, namun dilaporkan tak ada korban yang terluka satu pun dalam kecelakaan mobil tersebut dan keempat kakak dari yeoja tersebut sudah bertanggung jawab untuk menanggung kerugian para korban" begitu bunyi berita yang tersiar dari televisi.
Tiffany merasa bersalah dan takut saat semua kakaknya menatap ke arahnya "mwo? kenapa jadi begitu serius? kukira ini hanya kecelakaan kecil?" sahut Tiffany tertunduk "tadi aku segera ikut ambulance untuk mengobati lukaku, aku tidak tahu kecelakaan ini menjadi serius" tambahnya "kau baru sadar eoh?" tanya Heechul yang berdiri di depannya "kau tahu tidak? berapa banyak biaya untuk mengganti kerugian mereka karena ulahmu? eoh?" ucap Heechul kesal "memangnya ada yang terluka?" tanya Tiffany polos "mereka dirawat di rumah sakit mana? aku ingin menjenguknya" tambah Fany nampak cemas "beruntung tidak ada yang terluka, jika ada yang terluka maka kemungkinan aku tak bisa membayar kerugian mereka" ujar Heechul dengan nada tinggi, sementara Fany terdiam dan merasa sangat bersalah "mianhae! Oppa jheongmal mianhaeyo, aku janji aku tak akan mengulanginya lagi. Bila perlu aku akan mencari pekerjaan untuk menggantikan kerugian mereka" ucap Tiffany polos "kerja?" tanya Heeppa menggelengkan kepalanya "Heeppa jangan marah! jaebal!" rengek Tiffany aegyo sembari memegangi tangan Heeppa yang masih mendengus kesal "ah sudahlah, selama Fany baik-baik saja semua akan baik-baik saja bukan?" sahut Eteuk berusaha menenangkan pikiran Heeppa yang nampak kesal sembari merangkul pundaknya "ah Fany ah, omong-omong kami oppadeul ingin bertanya sesuatu yang sangat penting padamu" lanjut Eteuk "ah hyung! coba kesini! aku sudah mendapatkan video kecelakaan itu" seru Siwon tiba-tiba muncul dari balik pintu dapur. "ah kajja kita ke sana!" seru Eteuk menggiring Fany mengikutinya.
Siwon menunjukkan sebuah Video dimana video tersebut terekam melalui CCTV lalu lintas, di dalam video tersebut nampak jelas Sung Min menggendong Tiffany "bagaimana kalian bisa dapatkan video itu?" tanya Fany panik seraya memerhatikan video tersebut "aku hack kamera CCTV bagian kepolisian lalu lintas dan ternyata video ini sudah terekam" jawab Siwon ketus menatap ke arah Fany. Siwon memperbesar ukuran videonya, ia stop dibagian saat wajah Sung Min terekam jelas pada kamera tersebut "ini tidak penting, yang penting adalah kami ingin mengatakan padamu kau kuliah sudah dua tahun. Ini tentang kapan kau mulai kencan" sahut Eteuk membuat Fany mengernyitkan dahi "mwo? kencan?" tanya Fany "ne benar, Sung Min dari Yonsei university" sahut Eteuk tersenyum palsu "sepertinya kau cocok dengannya?" ucap Siwon sepertinya mengejek. Tiffany merasa tak enak hati dengan kakaknya, tanpa banyak kata Fany pun pergi menemui Wookie yang tengah berdiri di belakang oppanya yang lain "Wookie ah! Bagaimana mereka bisa tahu tentang Sung Min?" bisiknya pada Wookie "mollasseo" jawab Wookie praanggg..... Siwon membanting mouse komputernya dan berhasil membuat seisi rumah terkejut olehnya. Ia nampak kesal mengetahui Tiffany dekat dengan Sung Min seorang mahasiswa cerdas dan pintar, semua hyungnya pergi berpencar ke setiap ruangan. Sementara Siwon, Tiffany dan Wookie masih berada di ruangan yang sama "Siwon oppa mousemu hancur" ucap Tiffany polos sembari memerhatikan mouse yang masih dipegangi Siwon "kudengar nilainya tidak terlalu buruk, dari sekolah dasar dia selalu berada di lima besar" ucap Siwon nampak geram "menjadi lima besar itu tidak buruk, sekolahnya adalah yang terbaik di negeri ini, masa depannya cerah" sambung Yesung sembari memegangi pan dan menatap Tiffany "dia belajar judo sejak usia 7 tahun, dia sudah terbiasa dengan olahraga tapi masalahnya ia pernah menjalani operasi saat usia 9 tahun namun ia punya kesehatan yang cukup baik" tambah Eteuk duduk di meja makan "kesehatan yang cukup baik?" tukas Heechul keras sembari menunjuk Eteuk dengan roti panjangnya "pernah dioperasi kau bilang punya kesehatan yang cukup baik?" tambahnya kesal. Fany bingung dengan keadaan sebenarnya "kakiku sakit, aku mau ke kamar" sahut Fany segera pergi menghindari kelima kakaknya "annyeonghi jumuseyo fany ya!" sahut Eteuk tersenyum sembari melambaikan tangannya. Kini semua kakaknya kembali menjadikan Wookie sasaran amarah mereka, Yesung sudah siap dengan pancinya, Siwon sudah siap dengan tatapan tajamnya, sementara Heechul bersiap dengan roti panjangnya "kurasa kakiku juga sakit, aku mau ke kamarku" sahut Wookie menyadari posisinya sudah tidak aman dan segera pergi meninggalkan keempat kakaknya. Semua kakaknya berada dalam emosi tingkat tinggi, mereka pun segera pergi ke ruangan rahasia mereka untuk mendiskusikan rencana mereka pada Sung Min dan Tiffany selanjutnya.
TBC....
Kyaaaaa apa ya kira-kira rencana keempat abang gantengnya Tiffany??? Mereka seSUJU dengan hubungan baru Fany dan Sung Min atau sebaliknya yuaaaa????? Penasaran dunk????? Kalo penasaran, tunggu kelanjutannya ne!!! Jangan Lupa RCLnya ne.. Gomawo readers yeorobun!!!!
Proookk.... proook.....Kulihat pelatih menepuk kedua tangannya "perhatian!!! Aku mohon berkumpul sebentar!" seru songsaenim membuat aku dan yang lainnya berlari ke arahnya "ppalli!!!" serunya lagi. Aku dan yang lainnya sudah berdiri di hadapan songsaenim dan Fany "aku ingin memperkenalkan member baru di sini, dia biasa dipanggil..." sahutnya kemudian berbisik kepada Fany "ireum mwoyeyo? (siapa namamu?)" kudengar bisiknya begitu "joneun Tiffany Hwang imnida, bangapseumnida" sahutnya membungkukkan badan dengan cepat "Tiffany?? nama yang kyeopta" ujar songsaenim "member baru???" pikirku "changkaman! ada apa ini?" pikirku lagi masih belum mengerti yang terjadi sebenarnya "pasti kalian sudah tidak sabar berlatih dengan member baru kita Tiffany bukan??" sahut songsaenim membuyarkan lamunanku "siapa yang berlatih pertama dengan Tiffany ya?" seru pelatih menatap member satu per satu.
Sung Min's POV End
***
"Aigho! Kenapa jadi begini? Apa yang harus aku lakukan sekarang? aku tidak bisa mengatakan aku dari Kai Da University" pekik Tiffany menatap leader penuh cemas "songsaenim biar aku yang melawan Tiffany ssie" sahut seseorang dari belakang barisan. Semua mata terperanga melihat sosok yeoja bertubuh besar berjalan menuju Tiffany. Yeoja bertubuh besar itu menyingkirkan tubuh Sung Min yang menghalangi langkahnya "Mei An?" gumam Sung Min tersentak. "Mei An adalah juara kedua kompetisi judo nasional, aku tak yakin Tiffany bisa mengalahkannya" gumam Sung Min. Mei An melangkah menghampiri Tiffany dengan senyum dan kepercayaan diri yang tinggi, sementara Tiffany menatapnya penuh cemas "tenang saja, Mei An sangat lembut" sahut songsaenim berusaha membuat Tiffany tenang, Tiffany melempar senyuman ketakutan "kajja latihan dimulai" seru songsaenim "hey! kalian semua mundur ke belakang!" seru songsaenim. Tiffany dan Mei An mulai ke tengah arena, sementara Sung Min merasa cemas dengan Tiffany saat ini. Tiffany berpapasan dengan Sung Min yang masih menatapnya penuh heran. Sung Min pun segera berlari ke tepi arena dan Tiffany bersiap memberi hormat kepada Mei An sebelum bertanding "hormat!!" seru pelatih membuat Tiffany dan Mei An saling membungkuk. Tiffany belum lagi siap tiba-tiba Mei An maju dan bersiap mendorong tubuhnya, dengan sigap Tiffany menahan tubuh Mei An yang besar hingga jatuh namun Tiffany berhasil membalikkan posisinya dan menjatuhkan tubuh besar Mei An ke depan. Tiffany segera bangkit dan berada di posisi siaga sementara Mei An masih dalam keadaan tersungkur "indahnya" puji songsaenim kagum dengan gerakan spontan Tiffany "aigho, apa aku terlalu keras membantingnya?" gumam Fany menatap Mei An yang belum berada di posisi siap "Tiffany ya!! bisa kau praktikan kembali gerakan tadi? songsaenim ingin melihatnya!" seru songsaenim "mwo? lagi?" sahut Fany tersentak "songsaenim! biar aku yang mencoba" sahut leader bertubuh tinggi dan besar itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Sung Min semakin khawatir mendengar leader ingin mencoba melawan Fany "songsaenim! wajahnya begitu kyeopta aku takut ia terluka, aku akan berusaha lebih lembut padanya" sahut leader sebelum ke tengah arena "baiklah" sahut songsaenim.
Leader pun maju berhadapan dengan Tiffany "hati-hati!" seru songsaenim "annyeong, aku leader dari klub ini! Kau tidak perlu takut, aku tidak akan melukaimu" sahut leader tersenyum sumringah sementara Tiffany menatapnya takut "songsaenim, aku ingin belajar gerakan itu" bisik Mei An pada songsaenim. Tiffany dan leader saling memberi hormat dengan membungkukkan tubuhnya masing-masing dan latihan dimulai. berkali-kali leader mendorong tubuh mungil Fany agar terjatuh namun Fany masih bisa melawannya, leader berusaha menarik baju Fany namun Fany berhasil menangkis tangannya dan mematahkan gerakan tanganya, memukul bahunya dan menjatuhkannya hingga tersungkur. Rupanya leader itu belum mau menyerah, ia terus berusaha meraih kerah seragam Fany namun Fany berhasil menghalaunya dan mendorong tubuh besar sang leader. Fany terkejut melihat serangan mendadak dari leader, tanpa pikir panjang ia segera mengunci tangan leader dan membanting tubuh leader ke depan hingga kembali tersungkur. Sang Leader gelapan, sementara Fany menoleh ke lain arah karena merasa malu dengan bajunya yang berantakan, Fany berusaha membenarkan posisi sabuk hitamnya "simbol peach blossom??? bukankah itu simbol unik dari keluarga Hwang" seru leader tersentak melihat sebuah simbol yang berada di sabuk Tiffany "kudengar ia satu-satunya adik yeoja dari empat Hwang bersaudara jadi dia si legenda Tiffany" bisik seorang member kepada songsaenim. Fany dan Sung Min terkejut mendengar bisikan mereka "kudengar bagi namjadeul yang berani mendekatinya pasti akan berakhir dengan buruk! Sunbaenim hati-hati!" sahut siswa itu memperingatkan seniornya "itu artinya dia siswa Kai Da, kenapa dia bisa ada di sini? jangan-jangan ia mau memata-matai kita lagi?" sahut siswa lain sedang berdiskusi dengan temannya "benar, kau mau memata-matai kami ne?" tanya leader yang masih terduduk di hadapan Tiffany. Tanpa banyak kata Tiffany pun berjalan dengan perlahan dengan menundukkan kepalanya. Tiffany memberi hormat kepada songsaenim "luar biasa, kau hebat! Tidak buruk Tiffany ah, di kompetisi kali ini kau dan uri Sung Min pasti bisa memenangkan kompetisi" puji songsaenim membuat Sung Min dan Tiffany heran "songsaenim, apa kau tidak pernah melihat simbol di sabuknya?" tanya leader "sabuk? simbol apa?" tanya Songsaenim sembari memperhatikan Tiffany yang melangkah hampir mendekati pintu keluar. Tiffany membalikkan badannya, kembali menoleh ke arah songsaenim dan leader yang sedang membicarakannya "The Peach Blossom Symbol" ucap leader kini bertatapan muka dengan songsaenim. Diam-diam Tiffany sampai di depan pintu keluar, Sung Min memerhatikan gerak-gerik Tiffany yang keluar mengendap-endap "The Peach Blossom Symbol? apa itu?" terdengar obrolan songsaenim dan sang leader "aigho! mereka tahu identitas asliku? aku harus bisa keluar dari sini secepatnya" bathin Tiffany dengan cepat keluar dari ruangan tersebut. Sung Min masih memerhatikannya hingga sosoknya hilang di balik pintu.
Narasi End
***
Tiffany's POV
Secepat kilat aku segera berlari, aku harus segera keluar dari kampus Sung Min jika tidak matilah aku. "Jangan lari!!!" seru seseorang membuat langkahku terhenti, bagaimana ini? aku takut sekali ternyata leader bertubuh besar itu mengejarku. Ia menghadang langkahku hingga aku berhenti seketika "mau lari kemana kau eoh?" tanyanya terus melangkah mendekatiku, aku pun mundur menjauhinya "ini adalah dua hari sebelum kompetisi, kenapa kau datang kesini? kenapa kau memata-matai kami? eoh? kau mau menghancurkan kami? apa maksudmu eoh?" tanyanya lagi dengan nada keras sembari menunjuk ke arahku. Aigho ternyata di belakangku sudah berdiri dua temannya, eotthae? "aku bukan mata-mata" belaku "kau bukan mata-mata? lalu kenapa kau datang ke kampus kami? eoh?" tukasnya membuatku bingung harus menjawab apa? aku tidak mungkin mengatakan ingin bertemu Sung Min "eoh? lihat! kau tidak bisa menjawabkan?" ucapnya melihatku yang celingukan tak jelas "benar kan kau ingin memata-matai kami?" ucapnya seperti hendak memberi syarat kepada temannya yang berdiri di belakangku "kau ingin tetap melarikan diri?" sahut kedua namja di belakangku sembari memegangi bahuku. Aku terus berkutik hingga aku sanggup melepaskan pegangan erat mereka "jangan sakiti dia!" seru Sung Min mendorong kedua tubuh temannya. Kulihat Sung Min muncul membelaku "Sung Min ah! hentikan!" seru leader "tidak kah kalian bisa bersikap lebih tenang?" seru Sung Min lalu membanting tubuh salah satu temannya hingga tersungkur "sudah kukatakan! tenanglah sedikit!" sahut Sung Min masih mengunci tangan namja itu "kau berani menjamin dia bukan mata-mata?" tanya leader itu menatap Sung Min yang berdiri di sampingku "ne" sahut Sung Min "lalu mau apa dia kesini? eoh?" tanya leader itu "dia" sahut Sung Min menatap ke arahku, aigho Sung Min tak bisa melanjutkan ucapannya "jika ia tidak berniat memata-matai kita lalu untuk apa dia datang kesini eoh?" tukas leader itu membuat Sung Min dan aku bingung "aku yang menyuruh dia kesini" sahut Sung Min membuatku dan yang lainnya terkejut "kajja! kita pergi dari sini!" serunya menarik tanganku. "Sung Min ah! kau cari mati, kau mendekatinya berarti kau mencari mati pada empat Hwang bersaudara! Sebaiknya kau dengarkan ucapanku!" kudengar leader itu berteriak memperingatkan Sung Min namun Sung Min menuntunku terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan leadernya itu. Kutatap wajah dinginnya dan ia pun membalasnya. Langkahnya begitu cepat hingga membuatnya berkeringat banyak, aigho! kenapa dia bisa peduli padaku?.
Kami terus berjalan hingga menuju tepi jalan, langkahku menjadi lebih hati-hati saat jalan berbentuk turun. Sung Min mengulurkan tangannya ke arahku, tentu saja kusambut dengan hangat. Sesampainya di bawah, aku menghentikan langkahku sejenak. Lelah berjalan sejauh itu, aku menoleh ke belakang aku takut mereka masih mengikutiku tapi kulihat sudah tidak ada orang lain selain Sung Min. Kucoba atur napasku "Sung Min ah! Gomawo, jika tidak ada kau aku mungkin tidak tahu harus menjelaskan apa pada mereka" ucapku menatapnya lalu menundukkan kepalaku "jangan ucapkan terima kasih lagi! Kau mau apa datang ke kampusku? kau bukan mata-mata kan?" tanyanya menatapku curiga "aniya! tentu saja aku bukan mata-mata. Aku janji aku tidak akan melakukan hal itu lagi" ucapku menyesal "kau tahu? karena dengan kemampuanmu kamu tidak perlu melakukan hal seperti itu tapi changkaman! kau mau apa ke kampusku?" tanyanya mulai tegas padaku, aku menatapnya malu "kau tahu tidak? gara-gara kau datang ke kampusku, semua orang jadi mencurigaimu dan kau tidak bisa menjelaskan kenapa kau bisa masuk tim judo kami? Apa kau pikir kau bisa melindungi dirimu sendiri?" tegasnya benar-benar membuatku kesal "karena aku ingin melihatmu" dengusku menatapnya, ia menatap heran ke arahku "aniya, aku hanya ingin melihatmu tapi tidak seperti yang kau pikirkan... aku hanya.. aku hanya ingin melihatmu karena suatu hal. Jadi apa yang kukatakan kumohon jangan salah paham!" kenapa aku jadi gugup begini, tubuhku bergerak tak jelas saat aku harus berbohong "aku.. aku hanya ingin mengembalikan payung ini padamu" aku menyodorkan payung berwarna orange itu ke arahnya dengan wajah tertunduk. Ia meraih payung itu "hanya itu, tak ada lagi. Annyeong!" sahutku tersipu. Kurasa aku harus pergi sekarang, aku berlari menjauhi posisinya yang masih berdiri di tepi jalan "apa yang sudah kulakukan? ini sangat memalukan" pekikku terus berlari tanpa arah.
Tiffany's POV End
***
Sung Min's POV
Kuperhatikan ia berlari menjauhiku, aku benar-benar tak menyangka alasannya ke kampusku ternyata sesederhana itu "aigho Tiffany ah!" kulihat sebuah mobil kontainer sedang berjalan menuju ke sini "Tiffany!!" seruku lantang membuatnya menoleh dan terhenti di tengah jalan tepat di depan mobil besar tersebut "hati-hati...." seruku hampir di depannya, kulihat ia menoleh ke samping "truck" sambungku melihat ia menutup telinga dengan kedua wajahnya karena posisi truk tersebut sudah tepat di depannya. Dengan sigap kupeluk tubuhnya dan kubawa hingga ke tengah jalan melewati truk tersebut. Aku tersungkur dengannya, kulihat ia masih merasa ketakutan "gwenchanayo?" tanyaku saat ia menoleh ke arahku, ia menggelengkan kepalaku. teettttt... teetttt.... kudengar suara klakson mobil bersahutan, kutengok ke belakang truk dan aigho terjadi tabrakan beruntun karena ulah kami yang ceroboh. Aku dan Fany benar-benar terkejut melihat situasi ini, kami melihat beberapa mobil berbaris menabrak satu sama lain di belakang truk besar ini. "Aigho! Ada apa denganmu eoh?" tanyaku tegas pada Fany "apa kau tidak melihat mobil datang? apa kau tidak memerhatikan rambu-rambu lalu lintas? apa kau tidak takut tertabrak mobil eoh?" aku benar-benar emosi, kulihat wajah polosnya menatapku dengan penuh rasa takut dan bersalah. Ia seperti akan menangis, aku tak tega melihatnya. Ia terdiam ketakutan "gwenchanayo?" kuturunkan nada bicaraku, ia menatapku ketakutan "kau terluka?" tanyaku digelengkan olehnya. Kulihat ekspresinya berubah seketika, seperti sedang merasakan sesuatu. Ia menoleh ke arah kakinya, aigho lututnya berdarah banyak "aigho! kakimu terluka, sini biar kubantu! hati-hati" kubantu ia berdiri "Nona! Apa kau tidak melihat lampu lalu lintas? ini sangat berbahaya! Saat hendak menyebrang kau harus memerhatikan lampu lalu lintas ne?" seru ahjussie yang menyetir truk tersebut "ne ahjussie, mianhae" sahutku melihat ahjussie itu memeriksa ke belakang mobilnya "kau masih bisa berjalan?" tanyaku menatap dekat wajah yeoja ini, ia menganggukkan kepalanya lemas. Aku memapah langkahnya "apa itu terasa sakit?" tanyaku lagi membuatnya menoleh ke arahku "biar aku menggendongmu!" sahutku segera mengangkat tubuh kecilnya ke tepi jalan.
Beberapa saat kemudian mobil ambulance datang ke lokasi kecelakaan ini. Kubantu Tiffany naik ke dalam mobil ambulance. Sementara para pengemudi mobil yang terlibat kecelakaan tersebut kulihat sedang meminta pertanggung jawaban pada ahjussie sopir truk. Aku benar-benar merasa bersalah pada ahjussie itu.
Sung Min's POV End
***
Narasi
"Ya aku sudah mau sampai, changkaman! Aku lihat ada kecelakaan disini" sahut Heechul dengan seseorang sembari menyetir mobilnya dan ia melewati jalur kecelakaan beruntun tersebut "ne, itu bukan masalah tapi aku mau lihat sebentar! Kulihat ada seorang yeoja masuk ke dalam ambulance, yeoja itu seperti Tiffany" sahutnya sembari memerhatikan Tiffany yang sedang naik ke dalam mobil ambulance dengan dibantu Sung Min "benar, itu Tiffany" sahutnya tegas "Tiffany!!! Tiffany ah!!!!" serunya tak terdengar Fany karena mobil ambulance sudah tertutup dan pergi meninggalkan lokasi kecelakaan. Heechul pun turun dari mobil mewahnya masih terhubung dengan seseorang dari seberang telepon "tenang! tenang! jangan panik! Aku akan mengejarnya dan mencari tahu yang sebenarnya. Annyeong!" sahutnya lalu pergi memeriksa ke belakang, tepat kepada kerumunan korban yang sedang mempeributkan pertanggung jawaban sopir truk. Heechul pun memberikan alarm gawat kepada saudara-saudaranya yang lain.
Sore hari pun datang, Tiffany membuka pintu rumahnya perlahan berharap tak bertemu dengan oppadeulnya. Ia mengunci pintunya perlahan dan berjalan seperti tak ada masalah "dia datang" sahut Eteuk menghampirinya dan kemudian semua oppanya segera berlari mendekatinya "Tiffany ah gwenchanayo?" tanya Eteuk menatapnya Tiffany belum menjawab namun semua kakaknya berjongkok memerhatikan lututnya yang terbalut perban. Tiffany menatap keempat kakaknya dengan penuh heran "apa yang kalian lakukan?" tanya Tiffany membuat keempat kakaknya menoleh ke arahnya "kakimu terluka" sahut Eteuk "oh itu bukan apa-apa, aku hanya terjatuh karena ada kecelakaan mobil kecil" ujar Tiffany membuat keempat kakaknya berdiri dan menatapnya. Tiffany menatap heran keempat kakaknya dengan ekspresi polosnya "hanya kecelakaan mobil kecil?" tanya Heechul namun Tiffany tak menjawab. "Di depan kampus Yonsei siang ini disiarkan ada kecelakaan truk beruntun, banyak mobil lain yang bertabrakan dibelakangnya karena ada seorang yeoja yang menyebrang jalan tanpa menghiraukan rambu lalu lintas, namun dilaporkan tak ada korban yang terluka satu pun dalam kecelakaan mobil tersebut dan keempat kakak dari yeoja tersebut sudah bertanggung jawab untuk menanggung kerugian para korban" begitu bunyi berita yang tersiar dari televisi.
Tiffany merasa bersalah dan takut saat semua kakaknya menatap ke arahnya "mwo? kenapa jadi begitu serius? kukira ini hanya kecelakaan kecil?" sahut Tiffany tertunduk "tadi aku segera ikut ambulance untuk mengobati lukaku, aku tidak tahu kecelakaan ini menjadi serius" tambahnya "kau baru sadar eoh?" tanya Heechul yang berdiri di depannya "kau tahu tidak? berapa banyak biaya untuk mengganti kerugian mereka karena ulahmu? eoh?" ucap Heechul kesal "memangnya ada yang terluka?" tanya Tiffany polos "mereka dirawat di rumah sakit mana? aku ingin menjenguknya" tambah Fany nampak cemas "beruntung tidak ada yang terluka, jika ada yang terluka maka kemungkinan aku tak bisa membayar kerugian mereka" ujar Heechul dengan nada tinggi, sementara Fany terdiam dan merasa sangat bersalah "mianhae! Oppa jheongmal mianhaeyo, aku janji aku tak akan mengulanginya lagi. Bila perlu aku akan mencari pekerjaan untuk menggantikan kerugian mereka" ucap Tiffany polos "kerja?" tanya Heeppa menggelengkan kepalanya "Heeppa jangan marah! jaebal!" rengek Tiffany aegyo sembari memegangi tangan Heeppa yang masih mendengus kesal "ah sudahlah, selama Fany baik-baik saja semua akan baik-baik saja bukan?" sahut Eteuk berusaha menenangkan pikiran Heeppa yang nampak kesal sembari merangkul pundaknya "ah Fany ah, omong-omong kami oppadeul ingin bertanya sesuatu yang sangat penting padamu" lanjut Eteuk "ah hyung! coba kesini! aku sudah mendapatkan video kecelakaan itu" seru Siwon tiba-tiba muncul dari balik pintu dapur. "ah kajja kita ke sana!" seru Eteuk menggiring Fany mengikutinya.
Siwon menunjukkan sebuah Video dimana video tersebut terekam melalui CCTV lalu lintas, di dalam video tersebut nampak jelas Sung Min menggendong Tiffany "bagaimana kalian bisa dapatkan video itu?" tanya Fany panik seraya memerhatikan video tersebut "aku hack kamera CCTV bagian kepolisian lalu lintas dan ternyata video ini sudah terekam" jawab Siwon ketus menatap ke arah Fany. Siwon memperbesar ukuran videonya, ia stop dibagian saat wajah Sung Min terekam jelas pada kamera tersebut "ini tidak penting, yang penting adalah kami ingin mengatakan padamu kau kuliah sudah dua tahun. Ini tentang kapan kau mulai kencan" sahut Eteuk membuat Fany mengernyitkan dahi "mwo? kencan?" tanya Fany "ne benar, Sung Min dari Yonsei university" sahut Eteuk tersenyum palsu "sepertinya kau cocok dengannya?" ucap Siwon sepertinya mengejek. Tiffany merasa tak enak hati dengan kakaknya, tanpa banyak kata Fany pun pergi menemui Wookie yang tengah berdiri di belakang oppanya yang lain "Wookie ah! Bagaimana mereka bisa tahu tentang Sung Min?" bisiknya pada Wookie "mollasseo" jawab Wookie praanggg..... Siwon membanting mouse komputernya dan berhasil membuat seisi rumah terkejut olehnya. Ia nampak kesal mengetahui Tiffany dekat dengan Sung Min seorang mahasiswa cerdas dan pintar, semua hyungnya pergi berpencar ke setiap ruangan. Sementara Siwon, Tiffany dan Wookie masih berada di ruangan yang sama "Siwon oppa mousemu hancur" ucap Tiffany polos sembari memerhatikan mouse yang masih dipegangi Siwon "kudengar nilainya tidak terlalu buruk, dari sekolah dasar dia selalu berada di lima besar" ucap Siwon nampak geram "menjadi lima besar itu tidak buruk, sekolahnya adalah yang terbaik di negeri ini, masa depannya cerah" sambung Yesung sembari memegangi pan dan menatap Tiffany "dia belajar judo sejak usia 7 tahun, dia sudah terbiasa dengan olahraga tapi masalahnya ia pernah menjalani operasi saat usia 9 tahun namun ia punya kesehatan yang cukup baik" tambah Eteuk duduk di meja makan "kesehatan yang cukup baik?" tukas Heechul keras sembari menunjuk Eteuk dengan roti panjangnya "pernah dioperasi kau bilang punya kesehatan yang cukup baik?" tambahnya kesal. Fany bingung dengan keadaan sebenarnya "kakiku sakit, aku mau ke kamar" sahut Fany segera pergi menghindari kelima kakaknya "annyeonghi jumuseyo fany ya!" sahut Eteuk tersenyum sembari melambaikan tangannya. Kini semua kakaknya kembali menjadikan Wookie sasaran amarah mereka, Yesung sudah siap dengan pancinya, Siwon sudah siap dengan tatapan tajamnya, sementara Heechul bersiap dengan roti panjangnya "kurasa kakiku juga sakit, aku mau ke kamarku" sahut Wookie menyadari posisinya sudah tidak aman dan segera pergi meninggalkan keempat kakaknya. Semua kakaknya berada dalam emosi tingkat tinggi, mereka pun segera pergi ke ruangan rahasia mereka untuk mendiskusikan rencana mereka pada Sung Min dan Tiffany selanjutnya.
TBC....
Kyaaaaa apa ya kira-kira rencana keempat abang gantengnya Tiffany??? Mereka seSUJU dengan hubungan baru Fany dan Sung Min atau sebaliknya yuaaaa????? Penasaran dunk????? Kalo penasaran, tunggu kelanjutannya ne!!! Jangan Lupa RCLnya ne.. Gomawo readers yeorobun!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!