Title : When Tiffany Fallin’ Love
Author : Han Ha Rin
Maincast :
1. Tiffany SNSD As Her Self
2. Lee Sung Min As Him Self
3. Lee Dong Hae As Him Self
Other Cast :
1. Leeteuk As Him Self – Fanny’s First Brother
2. Heechul As Him Self – Fanny’s Second Bro
3. Siwon As Him Self – Fanny’s Third Bro
4. Yesung As Him Self – Fanny’s Fourth Bro
5. Wookie As Him Self – Fanny’s Fifth Bro
6. Seohyun As Her Self
7. Yu Ri As Her Self – Sung Min's Sister
8. Hyoyeon As Her Self – Tiffany’s friend
Genre : Romance, Comedy
Disclaimer by : Momo Love(Taiwanesse Drama)
Rating : General (G)
Crossposting : Facebook
R/R [Read & Review] : DiharapkanReaders tidak pasif
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Annyeong Haseyo Yeorobun.... *bow.... Ah akhirnya Thor GaJe is Back.... Setelah Libur panjang dari dunia ke'ff'an *asik* akhirnya thor kembali menghibur anda semua... *plak.... Well Sebenarnya Thor lagi galau berat nih Bray (bahasa apa sih thor?) tau ga kenapa thor galau berat? Cus Nampyeon thor sudah berangkat Wamil (06 April 2013).. Hiks Hiks Hiks...*Mewek dipojokanbarengmello*
Karena Galau (kaya abg ajah ya galau? Kesannya thor Tuir amir ne??) Min jadi Kepikiran buat ff terbaru dengan Cast Utama na nampyeon lagi deh (read: Yesung). Tapi sebelum bikin ff baru, thor masih punya kewajiban buat melanjutkan ff thor yang sempat terbengkalai ini nih... Hmmmm Yeorobun pasti udah penasaran banget kan??? Nado (?). Yesungmin daripada bergalau-galau ria better kita langsung Ke Te Ka Pe nyok....!!!! Oh ya ada yang mau ucapin chukhae atas pernikahan thor tak??? (ngarep banget nih Author).. *ga ada ne???? yesungmin mangga dibaca lah ffnya... Heppy riding!!!! ^^
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Recap Chap-5
"Kau harus pergi duluan! dari sekarang, jaebal jangan menemuiku lagi!" sahut Sungmin lalu membungkuk pergi, mworago? apa aku tak salah dengar? ucapannya begitu menyakitkan hatiku. Kutatap hingga punggungnya tak nampak lagi dari balik pintu.
***
Chapter 6
Tiffany's POV
Jheongmal???? Jheongmalyo??? Apa aku tak salah dengar?? Kenapa rasanya ada sesuatu yang menghantam keras ke dadaku dan kenapa mataku terasa panas setelah mendengar ucapannya. Aku tertunduk diam merenungkan ucapannya.
-SKIP-
Aku masih enggan beranjak dari kamarku, kubalik setiap halaman dari buku pelajaranku yang masih kosong. Kupercepat membukanya "sekarang, jika seandainya aku satu sekolah dengan Sungmin pun tak ada gunanya lagi" bathinku kembali teringat ucapannya "Kau harus pergi duluan! dari sekarang, jaebal jangan menemuiku lagi!" aku terus teringat ucapannya, ini membuatku benar-benar kacau. Kututup bukuku dan duduk melamun memeluk kedua kakiku di samping tempat tidurku, pikiranku pun masih tetap sama. Tak sadar airmataku mengalir begitu deras, napasku mulai terisak mengingat kembali perkataannya "jadi dibenci oleh orang yang kita cintai itu...hiks.. hiks... hiks...." ujarku masih terisak "sangat menyakitkan" lanjutku menghela napas "hiks... hiks... hiks...." napasku berat, aku tak sanggup menahan rasa sakit di dadaku.
Tiffany's POV End ***
Narasi
Leeteuk, Siwon dan Heechul masih menunggu Fany keluar dari kamar di meja makan, mereka mencemaskan keadaan Fany saat ini hingga tak bisa menikmati hidangan yang sudah tersaji di atas meja makan. Yesung keluar membawa sepiring omellete yang kemudian diletakkan di atas meja "Apa Fany belum mau keluar juga?" tanya Leeteuk menatap Yesung "aku tidak mengerti yeoja, mereka tidak mau makan di saat sedih ataupun senang" jawab Yesung datar "sejak aku kecil, aku tak pernah melihat ia sesedih ini sebelumnya. Penyebab kesedihannya hanya karena seorang namja" ujar Leeteuk menggelengkan kepalanya "ini tidak masalah, kita akan hajar Sungmin besok" ujar Yesung sambil menyendok sesuap nasi dengan sepasang sumpitnya, Leeteuk menatapnya terkejut "aku takut jika kita bertindak itu hanya akan membuat Fany semakin merasakan dampak buruknya" sahut Siwon menatap Leeteuk "buat Fany, Sungmin lebih penting dari yang kita perkirakan" tambah Siwon "aniya, aku tak bisa lakukan itu. Aku tak bisa hanya sekedar melihat Tiffany tetap seperti itu, dia sudah sangat kurus tapi dia malah tak mau makan dan minum, meskipun kalian bisa mengabaikan masalah ini tetapi aku tidak bisa melakukannya" ujar Yesungie mengunyah makanannya "Yesungie, aku punya ide" sahut Wonnie dianggukkan oleh Leeteuk yang mulutnya penuh dengan makanan "kita semua tahu saat ini Fany sangat serius aku pikir kita tak bisa menghentikannya untuk berkencan dengan Sungmin" ujar Wonnie membuat Yesungie memasang wajah kesalnya "Wonnie ya kupikir kau jenius, aku kira kau sudah sangat kelaparan. Ppali! Makanlah!" sahut Yesungie ketus sembari menunjuk dengan sumpitnya.
"Cinta akan membuat seseorang bahagia" cetus Heechul "jika benar mereka berdua berkencan, jika kita bisa benar-benar memberikan kebahagian pada Fany" ujar Leeteuk membayangkan hal konyol "Fany ya!! Aku datang!!" seru Sungmin berlari mengejar Tiffany yang berlari di depannya dengan wajah ceria "kau mau mengajakku kemana?" tanya Sungmin kemudian memegangi kedua tangan Fany dan berputar bersama dengan wajah yang ceria. "Fany ya! Hati-hati, Kau mau membawaku kemana?" tanya Sungmin dengan Fany menarik tangannya sembari terus berlari. Fany terjatuh dengan Sungmin berada di atasnya, keduanya bertatap muka dekat-dekat. Sungmin memerhatikan bibir tipis Fany dan hendak mendekati bibir indah tersebut dengan perlahan "yaaaks! Biarkan dia pergi!" teriak Leeteuk bangun dari lamunan konyolnya "dia akan pergi ke laut" sahut Yesungie datar dan kembali mengambil lauk nasi dengan sumpitnya. "apa kita memikirkan hal yang sama?" tanya Siwon menatap Leeteuk "Yaks! Wonnie ya apa kau punya ide buruk ?" tanya Yesungie bengis "bahkan yang bersifat baik untuk Fany, kita tetap tak bisa biarkan Fany dan Sungmin bersama" tambah Leeteuk "nde itu benar, Fany adalah yeodomsaeng kita yang berharga tentunya, kita tak bisa membiarkan seseorang mengambilnya dari kita" sambung Heechul menggebu-gebu "ah nde lagipula Fany belum cukup umur untuk bertemu dengan namja, dia tidak pantas berkencan saat ini, kita harus bertindak untuk melindunginya" lanjut Leeteuk lebih antusias "ah geure, Fany tidak bisa berkencan lebih awal" sambung Yesungie kemudian semua kembali fokus menyantap makanannya.
"Kurasa aku ada ide, ini pasti berhasil" sahut Leeteuk kembali membuat perhatian yang lain kembali tertuju ke arahnya. Semua mendekat merapat berusaha mendengar rencana Leeteuk "kita bisa mengalihkan perhatian Fany" lanjut Leeteuk "mengalihkan perhatiannya?" pikir Wonnie "mwosun suriya?" tanya Wonnie nampaknya belum memahami maksudnya "kalian ingat saat Fany SMA? Anjing di rumah kita mati dan Fany begitu sedih sampai-sampai tak mau makan dan minum" ujar Leeteuk dianggukkan yang lain "nde aku ingat" sahut Heechul "ah benar, kami sangat berterima kasih pada Heechul hyung karena telah mengorbankan dirinya dengan kecelakaan mobil ringan dan berhasil mengalihkan perhatian Fany" sahut Wonnie merangkul Heechul yang duduk disampingnya dengan gaya angkuhnya mendengar ucapan Wonnie "jadi logikanya kita harus menemukan seseorang yang bisa melakukan pengorbanan untuk Fany" ucap Leeteuk membuat Wookie merasa curiga dan tidak enak hati. Mendengar ucapan Leeteuk hyung Wookie segera memutuskan untuk menghindar "itu harus seperti penyakit atau kecelakaan alami" lanjut Leeteuk "jadi kita bisa meminta bantuan Wookie ya" bisik Yesung menengok ke arah Wookie yang berpura-pura sibuk di dapur "Wookie? Apa yang bisa dia kerjakan?" tanya Heechul kembali menatap Leeteuk hyung "apa kalian lupa? ada banyak contoh kegagalan daripada keberhasilan?" sahut Eteuk "lalu jika ia tak bisa membantu ia pasti mau berkorban" sahut Yesung sembari tersenyum "mworago? berkorban?" pikir Wookie memasang wajah cemas sementara keempat hyungnya tertawa licik. "Yeorobun apa kalian memikirkan hal yang sama denganku?" tanya Eteuk dengan tatapan evil dianggukkan oleh ketiganya "kurasa apa yang kita semua pikirkan sama" ujar Heecul tersenyum evil "pastinya kita tak bisa katakan ini dengan keras" tambah Yesungie dengan ekspresi serupa "kurasa apa yang kita pikirkan memang serupa" Siwon pun tak mau kalah "geureyo, kajja katakan hal itu!" seru Yesung tak sabar.
"Kajja kita buat Wookie patah tulang, terjatuh" sahut Leeteuk picik "kajja kita buat Wookie mengalami kecelakaan mobil" tambah Heechul dengan senyuman yang sama "dan kajja kita patahkan kakinya" sambung Yesung, ucapan mereka membuat nyali Wookie menciut seketika. Wookie pun bersembunyi di balik pintu kulkas yang ia buka dengan penuh rasa takut "jika saat ini Wookie mengalami kecelakaan ringan, Fany yang baik hati tak akan membiarkan Wookie ditinggal seorang diri" bisik Heechul membuat Wookie putus asa dengan hampir saja ia membenturkan kepalanya di pintu kulkasnya "jadi kita butuh Wookie untuk terlibat dalam kecelakaan yang terjadi dengan alami" bisik Leeteuk dengan ekspresi evilnya "kecelakaan sederhana itu, biarkan Wookie kita rawat di Rumah Sakit untuk beberapa minggu" tambah Yesungie dengan ekspresi serupa. Keempatnya menatap licik ke arah Wookie yang ketakutan dengan ide jahat mereka. Wookie pun berlari menghindari keempatnya. "Yaks! sudah hentikan! Sudah jam berapa ini?" tukas Leeteuk membuat ketiganya tertawa puas "berhentilah bergurau!" seru Eteuk dengan senyuman puasnya "hahaha! Dia pantas ditakut-takuti, salah sendiri kenapa tak bisa menjaga Fany dengan baik" sahut Heechul tertawa puas kemudian melanjutkan makannya "sepertinya kita harus memikirkan ide baru" sahut Siwon membuat yang lainnya kembali berpikir.
Narasi End
***
"aaaahhh!!! Andweeee!!" teriakku begitu masuk kamar "keempat orang aneh itu dapat melakukan apapun demi Fany, mereka bisa membunuhku. Eottokhae??? Apa yang harus aku lakukan?" pekikku berguling - guling ditempat tidurku dengan penuh rasa cemas "ah ne! Sebaiknya aku menelpon eomma dan appa" tiba-tiba terbesit ide di kepalaku, kuraih ponselku dari atas meja belajarku "yaks! Jika mereka mendengar kabar ini mereka juga pasti akan membunuhku?" pekikku lagi tak jadi menghubungi kedua orangtuaku. Ah aku benar-benar tak tahu harus apa untuk menyelamatkan diriku sendiri. Kutenggelamkan kepalaku di balik selimut tebalku "ah ne telepon polisi" sahutku kubuka selimut dan kembali meraih ponselku "yaks! Aku tidak punya cukup bukti" kubanting ponselku di atas tempat tidurku "yaaaakssss!! Mungkin ini akan berakhir buruk mulai dari sekarang" teriakku kesal "geureyo, eotthae?" kembali kubanting sebuah bantal sembari memikirkan sebuah ide "ah ne selama aku bisa membuat Fany menyerah mendapatkan Sungmin hyungdeul pasti tak akan membuat masalah denganku dan mungkin aku bisa menjaga hidupku" gumamku tersenyum sedikit lebih lega "Wookie ya!" teriak hyung dari luar "andwe! Aku tidak punya waktu" gumamku celingukan mencari ide "ah ara!" pekikku kemudian mencari sebuah foto atlet yeoja di laciku "nde aku datang" teriakku.
Setelah mendapatkan sebuah foto itu, aku segera berlari menuju meja makan tempat hyungdeul berkumpul "jaebal beri aku kesempatan sekali lagi! Aku janji akan membuat Tiffany menyerah dengan Sungmin, aku pasti bisa" sahutku antusias kulihat Yesung hyung menunjuk ke arahku dengan sumpit dan kubalasnya dengan menunjuk ke arahnya kemudian aku kembali berlari ke kamarku.
Wookie's POV End ***
Narasi
"Ada apa dengannya?" tanya Leeteuk "mollasseo" sahut Yesung masih heran dengan sikap Wookie barusan "aku baru saja hendak menyuruhnya mencuci piring" lanjut Yesung mengernyitkan dahinya.
***
Wookie's POV
Sekembalinya ke kamar aku segera membuka aplikasi photoshopku di komputer, kuedit foto Sungmin dengan foto seorang yeoja yeppeo menjadi sebuah foto dimana Sungmin berfoto bersama dengan yeoja tersebut di sebuah kebun binatang "aku memang jenius" pekikku kegirangan. Setelah beres, aku segera berlari menuju kamar Fany dengan membawa sebuah foto Sungmin yang sudah berhasil kucetak. Sesampainya di depan pintu kamar Fany aku sedikit ragu tapi aku memang harus melakukan hal ini demi keselamatanku, kubuka perlahan pintu kamarnya kulihat Fany masih terduduk diam dengan tatapan kosong di tempat tidurnya, ia nampak menyedihkan. Kuketuk pintunya berusaha membangunkannya dari lamunannya "Fany ya! Aku masuk nde!" sahutku kemudian berjalan menghampirinya.
Aku duduk di tepi tempat tidurnya dengan posisi membelakanginya, kulihat ia masih termangu "Fany ya! Ada yang ingin kutunjukkan padamu" sahutku kemudian menyodorkan foto itu ke arahnya namun Fany masih terdiam lalu kugerakkan foto tersebut di hadapannya agar ia tersadar "mwoya?" tanyanya "lihatlah dulu!" seruku kemudian ia meraih foto tersebut, aku pun segera beranjak ke tengah dan duduk di sampingnya "yeoja yang ada di foto itu adalah siswa dari sekolah kecantikan di Jepang, dia bukan hanya atlet yang berbakat tetapi dia juga merupakan ketua dewan mahasiswa dan sejujurnya.... dia....." ujarku jelas berbohong "yeojachingunya Sungmin ssie" lanjutku ragu. Kuperhatikan wajah Fany memerah sembari terus menatap foto editanku "yeojachingu Sungmin ssie?" tanyanya datar "ne" jawabku melihatnya semakin terpuruk "tapi tidak banyak siswa yang tahu soal ini, mereka merahasiakannya" ujarku kini memalingkan wajahku ke arah lain "jadi yeoja seperti ini yang disukai Sungmin ssie?" tanya Fany lesu "aku sudah memikirkan sebelumnya, aku harus memberitahumu soal ini atau tidak tetapi karena aku melihat kau sudah bekerja keras namun tak jua ada hasilnya maka kuputuskan untuk memberitahumu kabar buruk ini. Meskipun Sungmin tidak peduli dengan orang lain tetapi dia kan tampan, pendidikannyapun bagus jadi jika dia sudah memiliki yeojachingu itu normal-normal saja!" ujarku berbohong, kulihat airmatanya mengalir sembari menatap foto tersebut. "Lihat! Mereka berdua terlihat cocok nde?" ujarku menunjuk ke foto tersebut, namun Fany tetap diam seribu bahasa "mereka benar-benar cocok" gumamku tak dihiraukan.
Fany mengembalikan fotonya ke arahku kemudian kembali memeluk kedua kakinya yang terbungkus selimut tebalnya sembari kembali menundukkan kepalanya "Fany ya! diputuskan seseorang secara sepihak itu pasti sangat menyakitkan tetapi jaebal kau jangan sedih! Uljima!" hiburku menepuk bahunya, kulihat ia memalingkan wajahnya seperti hendak ingin menangis. Aku jadi serba salah, kupalingkan wajahku ke arah foto itu lagi.
***
Fany's POV
Tak terasa hari sudah pagi, kurasa aku sudah cukup mendekam dalam kamar seharian kemarin. Hari ini aku harus keluar bertemu dengan oppadeulku. Aku yang sudah rapi turun dari lantai dua bersama dengan Wookie segera menuju ruang makan, yaaahhh kulihat keempat oppaku sedang duduk tegang di depan meja makan. "Jangan takut! Kajja kita ke sana!" sahut Wookie saat aku menatapnya dengan cemas, sepertinya Wookie paham betul dengan makna tatapanku saat ini. Wookie mendorong tubuhku perlahan melangkah menghampiri keempat oppaku "Fany ya! Duduklah!" seru Chulppa kemudian aku dan Wookie mulai duduk bergabung di meja makan. "Kenapa mereka begitu serius, menciptakan suasana menegangkan di meja makan? Mwoya?" pekikku mencuri pandang ke arah empat oppaku yang aneh. Kulihat Teukppa menatapku tajam hingga aku tak berani membalas tatapannya "Teukppa! Kau mencariku?" tanyaku memberanikan diri untuk menatapnya, ia mengganggukkan kepalanya sembari menyilangkan dua tangannya di atas dadanya "Teukppa kenapa kau masih di rumah? kau tidak berangkat kerja?" tanyaku lagi "kami memutuskan untuk mendaftarkan kau ke universitas baru" jawabnya membuatku terkejut "mworago? universitas baru?" sahutku terkejut dengan suara lantang, aku merasa tak enak hati, kulirik semua oppadeul bergantian "wae? universitas baru apa?" lanjutku mengecilkan volume suaraku "universitas yeoja St. Jourdan" jawab Teukppa membuatku bingung "universitas yeoja St. Jourdan? sekolah macam apa itu?" bisik Wookie membuatku menoleh "aku tak pernah dengar nama universitas itu sebelumnya" ucapku "itu di Inggris, kampusnya sangat terkenal lokasinya di sebuah pulau dimana di pulau tersebut tak ada namja sama sekali. Universitas yeoja St. Jourdan Inggris..." ucap Wookie kupotong "changkaman Wookie ya! Inggris????" tanyaku terkejut dan Wookie menganggukkan pertanyaanku membuatku semakin lemas "Teukppa, yeorobun apa kalian bersungguh-sungguh akan mengirimku ke sana?" tanyaku menatap semua oppaku dan mereka menggangguk bersamaan membuatku hanya bisa tertunduk lemas.
-SKIP-
Seusai sarapan, aku dan oppadeul duduk di ruang santai, Wonnie oppa membuka situs Universitas St. Jourdan dan berusaha menunjukkannya kepadaku, Universitasnya memang indah. Bangunannya seperti sebuah kastil kerajaan, tamannya pun tak kalah indah tapi itu semua sama sekali tak menarik di mataku, bagaimanapun aku besar di Seoul bersama kelima oppaku tak pernah sekalipun mereka meninggalkanku seorang diri, tak terbayang di benakku jika aku harus tinggal jauh dari mereka. "Fany ya! Saat kecil dulu bukankah kau ingin merancang sebuah baju?" tanya Chulppa kuanggukkan "Eteuk hyung mendaftarkan kau di jurusan fashion design" lanjutnya "benar! Membicarakan tentang fashion design Universitas yeoja St. Jourdan menempati posisi ketiga dari seluruh dunia, beruntung Heechul mengenal dekat dekannya di sana" tambah Eteuk oppa masih belum kujawab atau jika kau mau kau bisa membatalkan kepergianmu, Eteuk hyung sudah mempersiapkan semuanya untukmu" tambah Yesung oppa "Fany ya! Eotthae?" tanya Eteuk oppa ramah. Aku hanya diam memikirkan keputusan yang harus kutempuh. Bingung, itulah yang ada dibenakku saat ini.
***
Narasi
"Bagaimana jika ia ia tidak keberatan?" bisik Yesung pada Siwon "molla, aku tak punya ide" sahut Siwon mengernyitkan dahinya. Yesung yang secara tidak langsung duduk di samping Fany pun menoleh memerhatikan wajah Fany dengan penuh perasaan cemas. Sementara Wookie hanya memerhatikan moment tersebut dengan ekspresi kesal dari kejauhan "paboya hyungdeul" pekik Wookie membathin "sebenarnya mereka ingin mengirim Fany ke luar negeri, bahkan mereka sudah melakukannya" lanjut Wookie membathin "tapi.... Fany pasti tidak akan menuyetujuinya, benarkan?" tambahnya tersenyum menatap yang lain.
Tiffany masih tertunduk memikirkan keputusannya, sementara yang lain memerhatikannya dan berharap Fany menjawab tidak "kapan aku akan pergi?" tanya Fany menoleh ke arah oppadeul. Semuanya terkejut mendengar ucapan Fany hingga saling bertatapan dengan penuh rasa heran "Fany ya! kau setujui hal ini untuk nanti juga?" tanya Eteuk berusaha mengubah keputusan Fany. Dengan penuh rasa berat hati Fany pun menganggukkan kepalanya "oppadeul kalian sudah mengingatkanku tentang cita-citaku mana mungkin aku menolak" sahut Fany membuat oppadeul hanya terdiam "kapan kita secepatnya pergi ke sana?" sambung Fany membuat Leeteuk dkk bingung. Leeteuk menyenggol tubuh Heechul yang sedang termenung memikirkan ucapan Fany, Leeteuk memberi isyarat agar Heechul angkat bicara "secepatnya?? pendaftarannya berakhir lebih kurang dua hari lagi" jawab Heechul gugup "Fany ya! kau yakin?" tanya Heechul kembali memastikan dan ternyata Fany kembali menganggukkan kepalanya "berarti aku akan berangkat besok, baiklah aku akan berkemas sekarang" sahut Fany kemudian pergi ke kamarnya sementara kelima oppadeul hanya bingung harus berbuat apa untuk menghalangi kepergiannya.
Keesokkan harinya, kelima oppadeulpun pergi ke bandara untuk mengantarkan kepergian Tiffany. Tiffany berjalan bersama dengan Wookie di depan keempat oppanya yang lain, Fany nampak sibuk memeriksa paspornya sementara Wookie yang membawa tas-tas besar milik Fany. Leeteuk tiba-tiba memiliki ide yang belum diketahui yang lain "yaks! Aku benar-benar tak bisa memahamimu, kau benar-benar mengerikan. Kubangunkan kau tidak bangun-bangun, tak peduli seberapa banyak usahaku" Leeteuk berjalan menghadap ketiga saengnya dengan bicara bersuara lantang hingga Tiffany dan Wookie menoleh ke belakang "ini bukan salahku, ini salah Yesungie" sahut Wonnie menunjuk ke arah Yesung "yaks! membuat sarapan itu sangat sulit kan?" bela Yesung "yaks! Kalian semua sama saja!" pekik Leeteuk yang sudah menghadap ke depan kembali menoleh ke belakang dengan membentak adiknya yang lain "kenapa kau jadi begini? ini seperti bukan dirimu, tahu tidak? Aku sudah membantu Fany mengepak semua barangnya sampai jam tiga pagi" sahut Heechul ikut emosi "yaks! memang siapa yang menyuruhmu untuk membantunya? eoh? kau? kenapa kau suka sekali mencampuri urusan orang lain eoh?" sahut Leeteuk memelototi Heechul "yaks! jika aku tidak membantunya mengepak semua barangnya dia pasti akan berpikir kita tidak menyayanginya, benarkan?" sahut Heechul masih mengeraskan volume suaranya "siapa bilang kita tidak menyayanginya? Kuperingatkan kau! Jangan membuat keadaan menjadi lebih buruk" sahut Leeteuk "aku sudah membuat keadaan semakin buruk?" sahut Heechul "aku tanya padamu, siapa yang sudah memilih universitasnyanya?" sambung Heechul menunjuk ke arah Tiffany sementara Fany dan Wookie mempercepat langkahnya karena sudah enggan mendengar pertengkaran keempatnya "kau itu benar-benar aneh" sambung Heechul "mwoya?? Na? (ap?? Aku)" tanya Leeteuk menunjuk ke arah dirinya "keputusan ini kan diambil saat kita rapat" jawab Leeteuk "yaks! jika kau bicara lagi akan kuhajar kau, kuperingatkan itu!" lanjut Leeteuk sembari memukul tangan Heechul "ah ne! Kajja pukul aku!" sahut Heechul menantang, sedangkan Siwon berusaha menahan tubuh Leeteuk.
Tiffany pun geram mendengar pertengkaran mereka hingga akhirnya berlari menuju ke arah mereka bertengkar "bawa ini!" seru fany menyerahkan paspornya pada Wookie sementara ia berlari ke arah oppadeul "yaks!! Apa kalian sudah selesai?" seru Fany berusaha melerai keempatnya "hentikan! di sini bandara, banyak orang lalu lalang" sahut Fany kemudian kembali bersama Wookie.
Fany sudah duduk di bangku tunggu masih memerhatikan Jam London, jam keberangkatannya semakin dekat. Ia duduk berdampingan dengan Wookie sementara keempat oppanya yang lain masih berada di belakangnya "apa kita tetap mau mengirimnya ke sana?" bisik Leeteuk "Teuk hyung ini kan keputusanmu.. kau tidak akan mundur sekarang kan?" sahut Siwon "tapi saat kupikirkan Fany pergi sekali lagi aku benar-benar tak ingin ia pergi" sahut Leeteuk masih berbisik "sejujurnya, nado tak ingin ia pergi" sambung Yesungie "nado" sahut Siwon membenarkan kacamatanya, tinggalah Heechul yang sedang termangu baru saja tersadar hanya dirinya saja yang terdiam "mwoya? kalian bicara seperti itu seakan-akan aku yang menginginkannya pergi" pekik Heechul keras "ah jaebal! biasanya kau selalu menyianyiakan hal yang kau kerjakan! sekarang waktunya mengirim Fany pergi jauh dari rumah, kau sudah bekerja dengan cepat. Kau menyelesaikan registrasi ini hanya dalam waktu satu minggu" sahut Leeteuk membuat Fany sejenak menoleh ke arahnya lalu kembali tertunduk menoleh ke arah kanannya "Ji Sun apa kau takut?" suara seseorang membuat perhatian Fany sejenak teralihkan "aniya" sahut anaknya "saat kau sampai di bandara Vancouver seseorang dari sekolah akan menjemputmu, kau harus ingat untuk mengabari eomma sesampainya di sana, ne!" sahut seorang Ibu kepada anaknya yang masih sekolah dasar, anak itu menganggukkan kepalanya.
Fany kembali tertunduk sementara Wookie hanya menganggukkan kepalanya setelah mendengar percakapan antara Ibu dan anak tersebut "aku selalu berharap aku berani saat aku kecil" sahutnya sembari tertunduk "kau sangat pemberani, kau mempelajari judo dan seni beladiri china, memanjat tebing dan belajar menembak sejak kau masih kecil. Aku yakin tak akan ada yang berani menindasmu lagi" ujar Wookie "itu berbeda, aku tahu kalian semua melindungiku tapi bukan ini yang kuinginkan, aku ingin kalian tidak perlu mengkhawatirkanku! Aku bisa menjaga diriku dengan baik" sahutnya masih tertunduk. Tiffany menoleh ke arah Wookie "tapi, aku benar-benar tak bisa mengekspresikan perasaanku. Aniya! Ini cinta!" lanjut Fany, Wookie hanya tersenyum mendengar ucapan Fany "itu karena kau tidak punya cukup pengalaman" sahut Wookie membuat Fany tersenyum, kemudian keduanya terdiam kembali.
"Wookie ya! Sebelum aku pergi, aku ingin tanya sesuatu" sahut fany menoleh ke arah Wookie "apa yang ingin kau ketahui?" tanya Wookie dengan sigap "lupakan!' sahut Fany kembali menundukkan kepalanya. Sementara Wookie berbincang dengan Fany, keributan diantara Hwang bersaudara masih berlangsung di belakang keduanya "apa kau ingin bertanya mengenai Sungmin?" tebak Wookie, Fany menoleh ke arahnya seraya mengangguk "apa benar Sungmin mempunyai yeojachingu?" tanya Fany dianggukkan oleh Wookie dengan ragu "lalu apa kau tahu kapan pertama kali mereka berkencan?" tanyanya lagi kali ini membuat Wookie bingung harus menjawab apa "ini... ini.... apa ini penting?" Wookie balik bertanya dan Fany menganggukkannya "sepertinya, itu baru-baru ini" sahut Wookie berbohong "ne baru-baru ini" sahutnya lagi "apa itu setelah bertemu denganku?" tanya Fany "sepertinya begitu" sahut Wookie menganggukkan kepala tak jelas "jheongmal?" tanya Fany dianggukkan lagi "jadi jika aku punya keberanian lebih awal dan aku mengatakan pada Sungmin bahwa aku menyukainya akankah aku memiliki kesempatan?" sahut Fany seperti sedang berpikir "aniya! tidak juga, bahkan jika kau menyatakannya lebih awalpun tak akan ada gunanya" jawab Wookie "wae?" tanya Fany "karena kau tidak tahu kan apa Sungmin menyukaimu atau tidak, eoh? dan jangan lupa meskipun kau menyatakannya lebih awal tetap saja keempat oppamu akan menghentikanmu untuk berkencan dengannya" ujar Wookie "itu lalasannyankenapa aku bilang aku tidak punya cukup keberanian" sahut Fany putus "kau kan akan kuliah ke Inggris jadi jangan pikirkan hal ini lagi ne!" sahut Wookie "sesampainya di sana kau harus bisa menjaga dirimu dengan baik dan belajarlah yang rajin, arachi?" tambah Wookie "jadi maksudmu, jika aku tidak takut oppadeul menghentikanku, jika aku telah menyatakannya pada Sungmin tentang apa yang kurasa sejak awal akankah Sungmin dan aku tetap memiliki kesempatan??" ucap Tiffany jelas tidak nyambung sembari dengan sigap berdiri dan berbalik ke belakang.
Tiffany menghampiri keempat oppanya yang sedang bertengkar dengan saling menahan tubuh masing-masing. Fany menatapnya heran. Menyadari diperhatikan Fany keempat namja tersebut segera menghentikan pertengkaran mereka dan berdiri tegap "mwoya?" tanya keempat namja tampan tersebut tersenyum malu "mianhae" sahut Fany menundukkan kepalanya "kuputuskan untuk batal pergi ke Inggris" sahut Fany tersipu "mwo???" tanya keempat oppanya terkejut "kajja kita pulang!!" seru Fany dengan sigap berjalan lebih dulu meninggalkan oppadeulnya yang masih belum dapat memahami situasi "kajja!!!" seru Yesung menyadari Fany sudah menjauh, kemudian merekapun berlari menyusul Fany dengan wajah sumringah. Tinggalah Wookie sendiri dengan ekspresi heran..
TBC
Kyaaaaa Gimana kisah Fany selanjutnya ne?????? Apa yang akan dilakukan Fany nanti??? kembali mendekati Sungmin kah??? atoooo.....???????? Ah ne di episode selanjutnya ada Abang Ikan lhooooo!!!!! Jadi stay tune di ff ni terus ne... Gomapda... ^_^
Buat yang belum baca Chapter sebelumnya bisa cek langsung Link dibawah ini!!!
Link Sebelumnya Via Facebook :
- When Tiffany Fallin' Love Chapter 1
- When Tiffany Fallin' Love Chapter 2 Part 1
- When Tiffany Fallin' Love Chapter 2 Part 2
- When Tiffany Fallin' Love Chapter 3
- When Tiffany Fallin' Love Chapter 4
- When Tiffany Fallin' Love Chapter 5
- When Tiffany Fallin' Love Chapter 6
- When Tiffany Fallin' Love Chapter 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!