Title : Promise You
Author : Han Ha Rin
Main Cast :
1. Yesung As Kim Jong Woon
2. Park Shin Hye As Park Shin Hye
3. Lee Hyuk Jae As Lee Hyuk Jae
4. Taeyeon As Taeyeon
Additional Cast :
1. Kim Ryeowook As Kim Ryeowook
2. Cho Kyuhyun As Cho Kyuhyun
3. Goo Hye Sun As Go Hye Sun
Genre : Romance
***************************************************************************
Annyeong
yeorobun... Thor hari ini bawain ff kelanjutan sebelumnya nih, Yups! Promise You Chapter 2
(Chapter End) Buat yang penasaran, kajja ppali baca nih kelanjutannya
biar ga mati penasaran... kekekeke *author mulai gaje... ah yo wis tak
perlu panjang lebar (yang lebar cuma SHinppa) mendingan langsung baca
nyok... Eits! tapi jangan lupa buat RCLnya yo (Read Comment Like) atau
bahasa Indonesianya Baca Komentar Suka... hehehehe *sok ngajarin
deh..... Okay happy reading yeorobun.....^^
***************************************************************************
Taeyeon's POV
Beberapa menit kemudian aku kembali bersama security bandara untuk
membawa namja itu ke rumah sakit mungkin “This sir, I don’t know who is
he but I found him was collapse in here. Can you help me bring him to
the hospital? (Ini Pak, Aku tak tahu dia siapa tetapi aku tengah
menemukannya dalam keadaan pingsan di sini)” aku berusaha meminta tolong
kepada security berkepala pelontos tersebut “yes miss, but before we
bring him to the hospital better we’ll check his condition in Healthy
room, can we? (Ya Nona, tetapi sebelum kita membawanya ke rumah sakit
sebaiknya kita periksa kondisinya di ruangan kesehatan, bisa?)” sahutnya
kuanggukkan. Akhirnya aku membawa namja itu ke ruang kesehatan di
bandara, yaks keadaannya begitu memprihatinkan membuatku tak tega
meninggalkannya. Kutunggu dokter memeriksanya “miss, are you Korean?
(Nona, Apa kau orang Korea?)” tanya dokter yeoja itu kuanggukkan “comin!
(masuklah!)” serunya menyuruhku masuk “what happen? (Ada apa?)” tanyaku
“I think this man is Korean also, maybe u can communication very well
with him after he wake up, how? (Aku rasa pria ini juga orang Korea,
mungkin kau bisa berkomunikasi dengan baik padanya setelah dia siuman
nanti, bagaimana?)” ucapnya membuatku tak mengerti “what? What you
talking about? (Apa? Apa maksudmu?)” tanyaku mengernyitkan dahi “he is
fever, we don’t need bring him to the hospital but it’s impossible if he
must stay here. So u can bring him to your house for temporary till he
wake up (Dia demam, kita tak perlu membawanya ke rumah sakit tapi tidak
mungkin kan jika dia harus di rawat di sini. Maka dari itu kau bisa
membawanya ke rumahmu untuk sementara waktu hingga ia siuman)” mwo?
Kenapa dokter itu berbicara sembarangan? Aigho bertambah lagi bebanku,
kenapa harus bertemu namja lemah begini?. Terpaksa aku membawa namja
asing itu ke rumahku, dalam keadaan tak sadarkan diri aku membawanya ke
rumah. Tubuhnya panas sekali, aku benar-benar serba salah saat ini.
Pikiranku bercampur aduk, aku kehilangan siswa appaku dan sekarang harus
merawat namja yang tak ku kenal, ah lengkap sudah penderitaanku.
Lima belas menit berlalu, aku sampai di depan rumahku. Aku menyuruh
pelayanku untuk membantuku mengangkat tubuh namja asing tersebut untuk
dibawa ke dalam. “Nuguya? (siapa dia?)” tanya pelayan, kuangkat bahuku
“mwosun suriya? (apa maksudmu?)” tanyanya mengernyitkan dahi “sudahlah
bawa saja dia ke kamar tamu, nanti kujelaskan! Aku mau mandi dulu ne!”
sahutku “geureyo (baiklah)” sahut pelayanku. Aku pun pergi ke kamarku
dan segera membersihkan diriku, aku masih memikirkan siswa appaku yang
belum bisa kutemukan. Kriiinggg… kriingggg… suara handphoneku berdering “yaks, itu pasti appa” pekikku sembari mengeringkan rambutku dengan hairdryer “yoboseyo appa (halo Ayah) ” sapaku “kau sudah bertemu dengan Kim Jong Woon? Seharusnya dia sudah mengabari kami di Korea sekarang, mana dia? ” aigho aku harus menjawab apa “appa mianhae…” sahutku “mwosun suriya? (apa maksudmu?) ” tanya appa menyentak “aku
telat menjemputnya, aku tak dapat menemukannya dan aku tidak sengaja
menemukan orang terpingsan di bandara. Terpaksa aku harus mengurusnya
dan aku tidak menemukan siswa appa” ucapku benar-benar cari mati “mworago?(apa
katamu?) Jadi maksudmu kau tidak bersamanya saat ini? Aigho Taeyeon ah
kau itu selalu saja ceroboh, dengar! Appa minta kau secepatnya mencari
Jong Woon, jika tidak matilah kau!” ancam appa segera menutup panggilannya “aaahhhh…. Paboya… jheongmal paboya (aaahhhh…. Bodoh… benar-benar bodoh) ” teriakku kesal.
Aku segera turun ke lantai satu untuk makan malam, pasti pelayanku
sudah menyiapkan hidangan untukku. “So Hyun apa hidanganku sudah siap?”
tanyaku sembari menuruni anak tangga “hidangan sudah siap semua nona”
jawabnya singkat sembari memegangi sebuah teko gelas “geureyo aku lapar
berat, kajja kita makan!” seruku merangkulnya. Aku sudah menganggapnya
seperti kakakku sendiri jadi aku dan dia tak terlihat sebagai pelayan
dengan majikan. Aku dan So Hyun pun segera menuju meja makan “wuah
baunya sedap sekali, euum ini enak” aku mencicipi sesendok kuah sup ayam
buatan So Hyun “ne, makanlah yang banyak. Aku sengaja masakan yang
banyak untukmu karena aku tahu kau pasti suka dengan sup ayam buatanku”
ujarnya sembari menuangkan segelas air putih ke dalam gelasku “ne,
gomawo. Kau memang yang terbaik” pujiku tersenyum “ne cheonma” balasnya
tersenyum “ah ne, bagaimana keadaan namja itu?” tanyaku kembali teringat
namja asing tersebut “dia masih belum siuman, demamnya masih tinggi
tapi tenang saja aku masih mengompres keningnya” sahut So Hyun duduk di
sampingku “oh begitu, ah ne apa kau tidak menemukan tanda pengenalnya?”
tanyaku lagi sembari mengunyah makanan yang sudah berada di dalam
mulutku “aku belum sempat mencarinya, kurasa tidak sopan jika kita
membuka tasnya. Sebaiknya kita tunggu sampai ia siuman, dengan begitu
kita bisa tanya langsung padanya tanpa harus mengacak-acak barang
bawaannya” ujarnya kuanggukkan “kau benar juga, lalu bagaimana dengan
nasibku? Sampai saat ini aku belum menemukan siswa bernama Kim Jong Woon
itu? Jika aku tidak bisa menemukannya matilah aku” kini pikiranku
kembali ke siswa tersebut “sehabis makan, kau masih punya waktu untuk
mencarinya bukan? Apa Tuan tidak memberikan foto siswa itu?” tanya So
Hyun kugelengkan “maka dari itu aku sulit mencarinya, appa itu terkadang
pabo. Menyuruhku mencari orang lain yang tidak pernah kukenal
sebelumnya tanpa memberikan petunjuk sama sekali, bagaimana aku bisa
menemukannya? Eoh?” pekikku kesal “benar juga, ya sudah selepas ini kau
hubungi ayahmu minta ia kirimkan foto siswa itu agar kau bisa
mencarinya, eotthae?” saran So Hyun boleh juga “ne” sahutku datar.
Taeyeon’s POV End
***
Narasi
Taeyeon pun segera meluncur mencari sosok siswa bernama Kim Jong Woon,
sembari menanti ayahnya mengirimkan foto siswa tersebut Taeyeon
mengelilingi kota Arizona untuk mencari sosok namja korea tersebut.
Dengan penuh harap ia menyetir mobil sportnya, sesekali matanya
memerhatikan setiap orang yang lalu lalang di sisi jalan tapi ia belum
juga menemukan namja berwajah korea di sana. Hari semakin larut, Taeyeon
pun merasa terlalu lelah untuk mencarinya. Ia memutuskan untuk kembali
ke rumah dan melanjutkan pencarian esok hari. Ayahnya pun berjanji akan
mengirimi foto siswa Kim Jong Woon itu esok hari, maka dari itu
Taeyeonpun pulang dan berniat untuk istirahat. Sebelum melanjutkan
langkahnya menuju kamar tidurnya, Taeyeon pun menyempatkan diri untuk
menengok keadaan namja asing yang terbaring sakit di kamar tamu
miliknya. “So Hyun ah! Pindahlah! Jangan tidur di sini, nanti lehermu
bisa pegal!” serunya membangunkan Kim So Hyun yang tertidur lelap di
tepi tempat tidur “ah kau? Kau sudah pulang? Apa kau belum menemukannya
juga?” tanyanya digelengkan Taeyeon “sudahlah sebaiknya kau istirahat di
kamar, namja ini biar aku yang mengurus. Seharian kau mengurusnya, biar
sekarang aku yang menggantikanmu. Aku tak mau kau sakit hanya karena
mengurus orang asing” sahut Taeyeon menyimpulkan senyumannya “geureyo,
aku tidur ne! annyeonghi jumuseyo Taeyeon ssie (baiklah, aku tidur ne!
Semoga mimpi indah Taeyeon ssie)” So Hyun berdiri menatap Taeyeon “ne,
annyeonghi Jumuseyo So Hyun ah! (Ya, semoga mimpi indah So Hyun ah)”
balas Taeyeon. So Hyun pun bergegas menuju kamarnya dan Taeyeon mulai
mengompres namja asing tersebut. Taeyeon menemani namja tersebut malam
ini “namja ini? Wajahnya tampan juga?” gumamnya sembari memerhatikan
wajah teduh namja asing tersebut “nuguya? Kenapa kau bisa ada di sini?”
tanyanya menatapi wajah namja asing tersebut “sebenarnya aku ingin
sekali mencari identitasmu tapi rasanya tidak sopan jika aku harus
mengacak-acak tasmu hanya untuk mencari identitasmu. Cepatlah bangun,
jangan membuat hidupku semakin sulit! Kuharap besok kau sudah membuka
matamu, jika tidak? Aku akan melempar tubuhmu ke sungai. Annyeonghi
jumuseyo namja (Semoga mimpi indah pria)” ucapnya lagi sebelum akhirnya
tertidur.
Sinar matahari masuk melalui
lubang-lubang jendela di kamar, hangatnya mulai terasa menyentuh kulit.
Namja asing itu perlahan membuka kedua matanya, ia menatap silau keadaan
di sekitar kamar. Ia menatap heran orang yang sedang tertidur di
sebelah tempat tidurnya.
Narasi End
***
Kim Jong Woon’s POV
Aigho kenapa kepalaku rasanya berat sekali? Rasanya aku tak sanggup
mengangkat tubuhku sendiri “changkaman! eodiya? Yeoja ini? Nuguya?
(Tunggu! Aku dimana? Wanita ini? Siapa dia?)” aku tersentak melihat
sesosok yeoja tertidur di sebelah tempat tidur “dia bangun?” aku
tersentak melihatnya terusik, kurasa aku harus berpura-pura belum
bangun. Kupejamkan mataku “aigho! Kukira dia sudah bangun? Ternyata
belum” kudengar yeoja itu berbicara, kuharap ia tidak menyadari
gerakanku tadi “kajja ireona! (ayo bangun!) Aku tak mungkin menjagamu
seharian, aku harus mencari seseorang. Jaebal ireona!! (Kumohon
bangunlah!!)” sahutnya lagi terdengar memohon. Sebenarnya siapa yeoja
ini? Kenapa aku bisa dengannya? Aku benar-benar tak mengerti. “Ah kau
belum mau bangun juga? Gwenchana (Tak apa), biar nanti So Hyunku yang
merawatmu. Aku bisa telat ke kampus jika terus menemanimu tidur di sini”
pekiknya kudengar jelas, kurasa ini saatnya aku membuka mata. Aku harus
mencari tahu siapa dia dan dimana aku sekarang. “eeummm” lirihku seraya
membuka mataku perlahan “ah, kau? Kau sudah siuman?” tanya yeoja itu
menoleh ke arahku “nuguya?” tanyaku pada yeoja itu “mwo? Seharusnya aku
yang bertanya begitu padamu, naneun Kim Taeyeon imnida. Kau?” sahut
yeoja itu “naneun Kim Jong Woon imnida” sahutku berusaha duduk “huh?
Mworago? Kim… Kim Jong Woon?” kenapa dia terkejut mendengar namaku,
memangnya ada yang salah dengan namaku? “ne naneun Kim Jong Woon imnida,
kenapa kau begitu terkejut?” ujarku mengernyitkan dahi “kau mahasiswa
pertukaran pelajar dari Kyung Hee university ne?” tanyanya menghampiriku
“ne, kau tahu dari mana?” sahutku masih bingung “ternyata kau???? Ah
akhirnya aku menemukanmu…” sahutnya tiba-tiba memelukku kegirangan
“changkaman! Mwosun suriya? (tunggu! Apa maksudmu?) Aku benar-benar tak
mengerti dengan maksudmu” aku melepaskan pelukan tubuhnya.
“Dengar! Kau tahu Kim Sang Wook? Dia dosen di Kyung Hee” tanyanya
kuanggukkan “dia adalah appaku, kemarin dia menyuruhku menjemput siswa
bernama Kim Jong Woon di bandara tetapi aku telat menjemputmu karena
tugasku yang tak bisa kutinggalkan. Mianhaeyo Jong Woon ssie aku sudah
membuatmu menunggu lama, jheongmal mianhaeyo” sahutnya kini baru
kumengerti, jadi dia yeoja yang dimaksud Songsaenim Sang Wook “kukira
aku tak akan pernah menemukanmu? Appaku tidak memberiku petunjuk
tentangmu, aku sulit mencari namja bernama Kim Jong Woon itu.
Semalamanku mencarimu tapi aku tak menemukanmu juga, jika kutahu kau Kim
Jong Woon dari awal aku tidak akan susah payah mencarimu” lanjutnya
lagi membuatku bingung harus berkata apa “lalu kenapa aku bisa ada di
rumahmu? Kenapa aku tak ingat sama sekali?” tanyaku memutar otak
“begini, saat aku mencarimu di bandara aku melihat seorang namja
terduduk di salah satu bangku tunggu. Kulihat namja itu berwajah Korea
jadi aku putuskan untuk bertanya pada namja itu tapi ketika aku
bertanya, kusenggol tubuhnya eh namja itu justru tergeletak pingsan. Ah
itu membuatku sedikit panik, kucoba meminta bantuan kepada pihak
keamanan setempat tapi pihak kesehatan menyuruhku merawat namja itu di
rumahku dan kau baru siuman pagi ini, arachi?” jelasnya membuatku
mengerti keadaan yang sebenarnya “ne arachi, gomawoyo Taeyeon ah!”
sahutku memulas senyum “ah ne cheonma” balasnya tersenyum ringan
“mianhaeyo aku sudah merepotkanmu padahal kita baru saling mengenal” aku
membungkukkan tubuhku “ah gwenchanayo, ini tugasku. Jika aku tidak
merawatmu, maka appa akan membuangku ke tepi laut. Andwe! Lebih baik aku
direpotkan olehmu daripada harus bernasib tragis begitu” ucapnya
membuatku terkejut “mwo? Dibuang ke laut? Jin… jinjja?” tanyaku
“hahahahaa……!! Ani, aboji tak sekejam itu. Dia hanya akan memotong jatah
bulananku saja jika aku berani melanggar perintahnya” kulihat ia
tertawa terpingkal “yaks! Kukira serius, syukurlah abojimu tak sekejam
itu” ujarku menghela napas “ne, ah geureyo! Aku harus mandi dan
siap-siap ke kampus. Nanti akan ada pelayan pribadiku yang akan
membantumu menyiapkan apa yang kau butuhkan. Kau cukup memanggil
namanya, ia pasti akan segera datang! Ne?” ujarnya berdiri “ne, gomawo”
sahutku kembali tersenyum “sudahlah! Berhenti katakan terima kasih! Ah
ne, nama pelayanku Kim So Hyun! Jangan lupa ne!” sahutnya terlihat ceria
seperti Shin Hye “ne” sahutku kemudian melihatnya keluar dari kamarku
“ah ne, aku belum mengabari eomma dan Shin Hye. Mereka pasti
mengkhawatirkanku, aku harus segera mengabari mereka” kuambil ponselku
dan mencoba menghubungi Shin Hye.
“Yoboseyo!” sapaku “yoboseyo! Chagiya kenapa baru memberi kabar? Gwenchanayo?” sahut Shin Hye terdengar khawatir “mianhaeyo
aku baru sempat mengabarimu. Kemarin aku terlalu lelah, jadi tak sempat
mengabari ke Seoul. Naega gwenchanayo, kau tak perlu khawatir ne
chagiya!” terpaksa aku berbohong padanya, aku tak ingin dia dan keluargaku mengkhawatirkan keadaanku di sini “ah syukurlah, kukira terjadi sesuatu yang buruk padamu” sahutnya “ah aniya, ya sudah aku harus siap-siap ke kampus. Nanti kuhubungi lagi ne chagi.. annyeong” sahutku segera mengakhiri obrolan kami “ne chagi” balasnya.
Kim Jong Woon’s POV End
***
Narasi
Waktu berjalan dengan sangat cepat, tak terasa sudah hampir dua tahun
Jong Woon di negeri paman sam. Kim Jong Woon yang awalnya tak terbiasa
dengan keadaan dan aturan di USA kini mulai bisa beradaptasi dengan
baik. Ia mulai mempunyai banyak teman, mulai terbiasa berbicara
menggunakan bahasa Inggris. Ia sangat menikmati setiap pelajaran yang
diarahkan oleh dosen di kampus impiannya. Hubungannya dengan Taeyeon pun
semakin akrab, tak jarang mereka menghabiskan liburan akhir pekannya
bersama. Namun meski begitu, Kim Jong Woon tak ada perasaan sama sekali
padanya. Lain dengan Jong Woon, Taeyeon justru mulai menikmati
kedekatannya. Ia mulai merasakan perasaan yang tak biasa saat bersama
dengan Jong Woon, ia merasa cemburu dan marah saat mendengar Jong Woon
menghubungi Shin Hye di Korea, ia selalu merasa rindu yang berlebihan
saat jauh dari Jong Woon. Di kampus pun ia selalu berusaha tetap bertemu
setiap waktu dengan namja berhidung mancung itu.
“Jong Woon ah! Changkaman!” serunya membuat Jong Woon menghentikan
langkahnya dan menoleh ke belakang “wae?” tanya Jong Woon begitu Taeyoon
sampai di hadapannya “langkahmu cepat sekali eoh? Aku berlari kau
berjalan, tidak bisakah kau memperlambat langkahmu?” keluhnya masih
terengah “ah jinjja??? Mianhae, memangnya ada apa kau mengejarku? Aku
sedang terburu-buru, jika tidak terlalu penting kita bicarakan di rumah
saja ne!” sahut Jong Woon sesekali menoleh ke arah arlojinya “yaks!
Memangnya kau buru-buru mau kemana?” pekik Taeyeon kesal “aku harus
menyerahkan laporan penelitian dari anak-anak yang lain pada Mr. Ken
sekarang! Jika aku terlambat, aku takut dimarahinya. Aku pergi dulu ne,
bye!” sahut Jong Woon segera bergegas lari “yaks!! Selalu saja begitu,
padahal aku ingin mengajaknya makan siang bersama tapi selalu saja sibuk
dengan tugasnya paborasseo!” pekik Taeyeon menendang tak jelas “apa dia
tidak menyadari perasaanku padanya? Kenapa dia begitu kaku, tak peka
dengan perasaanku. Aku harus bagaimana agar kau tahu perasaanku padamu
yang sebenarnya?” lanjutnya kesal berkali-kali mendengus “yaks!! Pusing
aku dengan Jong Woon” dengusnya segera pulang.
Lain tempat, lain cerita. Sejak terpisah dengan Jong Woon, ada seorang
namja tampan dan kaya raya yang sedang dekat dengan Shin Hye. Dia adalah
Lee Hyuk Jae, ia tak sengaja mengenal Shin Hye karena Shin Hye dan ia
sama-sama mengikuti kelas modeling. Lee Hyuk Jae kagum melihat bakat
modeling Shin Hye yang selalu bergaya dengan alami, ia juga jatuh cinta
pada Shin Hye sejak pandangan pertama. Ia sangat menyukai sosok Shin Hye
yang ramah, periang, manis dan ia sangat menyukai pipi Shin Hye yang
chubby. Shin Hye selalu bersama Hyuk Jae karena Hyuk Jae adalah salah
satu songsaenim di kelas modeling, cara mengajar Hyuk Jae yang
menyenangkan dan hangat membuat Shin Hye merasa nyaman saat latihan
bersamanya. Ia kagum pada Hyuk Jae karena Hyuk Jae memiliki style selera
tinggi, gayanya selalu mengagumkan. Semakin hari hubungan keduanya
semakin baik, semakin akrab dan semakin hangat. Keduanya saling mengisi
saat salah satu dari mereka membutuhkan bantuan atau sekedar pendengar.
Terkadang Shin Hye takut hatinya berpaling, ia takut tak bisa melawan
rasa yang tumbuh di hatinya karena bagaimanapun juga saat ini ia lebih
banyak waktu bersama dengan Hyuk Jae dibandingkan dengan Jong Woon.
“Shin ah! Kau sudah selesai latihannya? Kapan kau akan ada pemotretan?
Jangan lupa kabari aku ne!” seru Hyuk Jae sembari mengusap keringatnya
dengan handuk “ah ne aku sudah selesai, lusa akan ada pemotretan untuk
kosmetik Etude. Aku pasti mengabarimu, ah aku gugup Hyuk ah!” jawab Shin
Hye sembari meneguk sebotol minuman isotoniknya “kenapa gugup? Kau
pasti tampil cantik, percaya padaku!” ujarnya membuat Shin Hye tersipu
“yaks! Kau itu pandai sekali mengambil hatiku, aku gugup karena itu
adalah kontrak pertamaku dan aku takut melakukan kesalahan dan
mengecewakan mereka” ujar Shin Hye duduk di pojok ruang latihan modeling
yang dipenuhi dengan kaca “begitu! Tenang saja, kau pasti bisa
melakukan yang terbaik. Kau kan sudah berlatih lama, kau juga sudah
berpengalaman jadi kau pasti akan tampil sesuai dengan keinginan mereka.
Hwaiting Shin ah!!!” ujarnya berhasil membuat Shin Hye kembali percaya
diri “aahhh!! Kau itu memang pandai membuat moodku kembali, gomawo!”
ucap Shin Hye tersenyum sipu “ne cheonma, Hwaiting!!” serunya
mengepalkan kedua tangannya “ne hwaiting!!” Shin Hye melakukan hal yang
sama.
Narasi End
***
Lee Hyuk Jae’s POV
Seusai latihan, aku berencana akan makan malam bersama Shin Hye di
restoran biasa tempat di mana aku dan dia menghabiskan waktu setelah
latihan. Hari ini kami benar-benar lelah karena harus fitting baju untuk
show besok, belum lagi kami harus berlatih untuk pemotretan. Aku dapat
melihat betapa lelahnya Shin Hye hari ini, berkali-kali ia pejamkan
matanya dengan lama dan berkali-kali pula kulihat ia memegangi lehernya
yang mungkin terasa pegal. “kau lelah?” tanyaku menoleh ke arah Shin Hye
yang sedang duduk bersandar di mobilku “eum sedikit” sahutnya singkat
“geureyo, seusai makan malam kau langsung istirahat ne!” sahutku hanya
dianggukkan olehnya. Beberapa menit kemudian kami sampai di restoran,
setelah memesan menu makan malam aku segera berbincang padanya “Shin Hye
ah! Kau nampak lelah sekali” sahutku basa-basi “ne, latihan hari ini
benar-benar menguras tenagaku. Memangnya kau tidak lelah?” balasnya
“lelah tapi mungkin aku tidak selelah kau, apa kau mau ke sauna? Atau
pijat relaksasi?” ujarku berusaha berbaik hati “aniya, gomawo! Aku hanya
ingin tidur setelah ini” sahutnya tersenyum “baiklah!” sahutku
mengangguk. Makanan datang, aku dan Shin Hye segera melahap habis semua
hidangan yang tersaji di meja. Kulihat Shin Hye begitu antusias
menghabiskan semua hidangan, aku hanya terkekeh melihat pipinya yang
chubby bergoyang mengunyah semua makanan yang berhasil masuk ke dalam
mulutnya. Seusai makan, aku segera mengantarnya pulang.
Yaks dia tertidur di mobilku, eotthae? Aku tak tega membangunkannya.
Kupandangi wajah polosnya, dia nampak menggemaskan. Aku tak sanggup
melihat pipinya yang chubby, dan bibirnya yang mungil seakan memaksaku
untuk menciumnya. Semakin dekat mataku menatap wajahnya, ingin sekali
kudaratkan bibirku di atas bibir lembutnya “yaks! Mwoya? (Yaks! Ada apa
ini?)” aigho kenapa dia terbangun, aku jadi bingung harus berkata apa.
Aku panik, berusaha mencari alasan “kau? Kau mau apa?” tanyanya
menatapku penuh curiga “ani, kau… kau jangan berpikiran yang
tidak-tidak.. aku..” jawabku gugup, terus memutar otak mencari alasan
yang logis “aku hanya mau mengusir nyamuk yang ada di pipimu, ne
mengusir nyamuk tapi kau malah terbangun. Ah mianhae” sambungku semoga
saja bisa diterima olehnya. Ia menatapku tak percaya “jinjja??” ia
menyipitkan kedua matanya membuat jantungku berdegup kencang “ne! jangan
yadong!” sahutku membuatnya memalingkan muka “yaks! Siapa yang yadong?
Justru ekspresimu tadi yang yadong” dengusnya mencibir “jheongmal?” kini
giliranku yang menatapnya curiga “ne, sudahlah! Aku lelah, aku mau
pulang. Gomawo atas tumpangan dan traktiranmu hari ini. Annyeonghi
jumuseyo Hyukie ah!” sahutnya segera keluar dari mobil “ne, annyeonghi
jumuseyo Shin ah!” balasku menurunkan kaca mobilku. Usai berpamitan
dengannya, aku segera menginjak pedal gas mobilku menuju rumahku.
Lee Hyuk Jae’s POV End
***
Park Shin Hye’s POV
Aku melangkah menuju rumah, yaks kakiku pegal dan rasanya tubuhku
remuk. Hari ini benar-benar melelahkan, sampai aku tak sempat
mengerjakan tugas. Aigho, bicara tugas aku belum menyelesaikan tugas
kuliahku yang harus dikumpulkan besok. Sebaiknya aku segera mandi dan
segera mengerjakan tugasku sebelum tidur. Setelah selesai mandi, aku
segera membuka buku tugasku dan laptop mungilku. Kukerjakan tugasku satu
persatu “hoaamsss” berkali-kali aku menguap sampai airmata tertampung
di pelupuk mataku “yaks! Kenapa mataku ngantuk sekali? Tugasku belum
selesai, eotthae?” pekikku kesal. Aigho! Kenapa aku jadi teringat
kejadian tadi? Ada apa dengan Hyuk? Kenapa wajahnya dekat sekali
denganku? Apa yang tadi akan ia lakukan padaku? Ekspresinya begitu
yadong?” gumamku kembali teringat ekspresi Hyukie tadi “yaks! Igeum
mwoyeyo? Sebenarnya siapa yang pikirannya yadong? Aku atau dia?” pekikku
menundukkan kepalaku “Promise you kimiwo omotte bokuwa ikuruyo” siapa malam-malam meneleponku “ah Jong Woon?” aku benar-benar terkejut melihat nama Jong Woon terpampang di LCD ponselku “ne chagiya” sahutku membuka percakapan “kau belum tidur?” tanyanya “ani, aku masih ada tugas jadi aku belum bisa tidur. Kau sendiri?” sahutku berbalik tanya “aku belum tidur karena belum mengantuk, mungkin aku insomnia” jawabnya kudengar lelah “wae? Apa kau sedang kurang sehat?” tanyaku mulai mengkhawatirkannya “aniya! Aku baik-baik saja, aku hanya sedang merindukanmu maka dari itu aku tak bisa tidur” ucapnya membuatku tersipu “eeummm… oppa! Kau ini pandai sekali membuatku tersipu” ujarku aegyo “hehehe, memangnya kau tidak merindukanku?” tanyanya “naega jheongmal bogosipoyo, rasanya aku ingin sekali menyusulmu ke sana” ujarku masih dengan nada aegyoku “tak
perlu menyusulku, tahun depan aku akan pulang saat liburan panjang
tiba. Kau harus sabar ne chagiya! Kau juga jangan nakal! Jaga
kesehatanmu, sekarang musim dingin jadi jangan lupa memakai pakaian
hangatmu! Jaga juga hatimu!” ujarnya begitu seperti hendak mendikte anak murid “ne chagiya, kau juga!” sahutku singkat “eum ne, ya sudah jangan tidur terlalu larut ne! aku tak mau kau sakit. Annyeong chagiya” sahutnya mengakhiri percakapan kami malam ini “ne chagi, annyeonghi jumuseyo” balasku lalu menekan tombol merah di ponselku.
Kenapa aku harus memikirkan Hyukie, bukankah memikirkan Jong Woon lebih
penting? Empat tahun jauh darinya itu bukan hal yang mudah, hati orang
bisa saja berubah. Aku atau Jong Woon bisa saja dekat dengan yeoja atau
namja lain tapi aku dan dia sudah berjanji akan setia, kuharap kami tak
pernah mengingkari janji kami sendiri. Meski menjaga hati itu sulit
tetapi aku harus bisa menjalaninya, aku yakin Jong Woon pun begitu. Ah
sudahlah, sebaiknya aku kembali mengerjakan tugasku dari pada memikirkan
namja, membuat kepalaku mau pecah saja.
Park Shin Hye’s POV End
***
Kim Jong Woon’s POV
“Aish! Kenapa aku belum bisa tidur juga? Tidakkah kau tahu, mataku
sudah lelah” aku berguling-guling tak jelas di atas tempat tidurku
“yaks! Ada apa dengan mataku? Kenapa tak bisa terpejam?” pekikku seraya
duduk kesal. Kurasa aku butuh udara sejuk untuk menenangkan kepalaku,
sebaiknya aku keluar dari kamar ini. Mungkin saja setelah berjalan-jalan
sebentar mataku bisa terpejam lelap, ya kuputuskan untuk keluar dari
rumah ini sebentar. Aku berjalan menuruni anak tangga rumahku, rumah
sudah sepi karena So Hyun dan Taeyeon sudah tidur. Sebaiknya kupelankan
langkah kakiku agar tak mengganggu istirahat mereka “ah! Kau mau
kemana?” yaks seseorang mengejutkanku dari dapur “aish! Mengagetkanku”
pekikku mengelus dada “yaks! Kau berjalan mengendap seperti maling, kau
mau kemana eoh?” ternyata So Hyun yang tiba-tiba muncul dari balik pintu
dapur dengan membawa segelas air putih “aku tidak bisa tidur, aku ingin
keluar sebentar! Wae?” sahutku “begitu, kau tahu? Tae ah belum kembali,
aku tak bisa tidur karena mencemaskannya” ucapnya “mwo? Memang dia
kemana?” aku benar-benar terkejut mendengar ucapannya “molla, dia tak
menjawab panggilanku. Jika kau tak keberatan, aku mohon carilah dia!
Jaebal Jong Woon ssie!” sahutnya nampak guratan cemas di wajahnya “ne,
aku akan mencarinya. Aku pergi” sahutku segera pergi.
Ku injak pedal gas mobilku, sembari menyetir aku terus mencoba
menghubungi ponselnya “Hey! Eodiya? (Hey! Kau di mana?)” tanyaku begitu
kudenar panggilanku dijawab “mwo? Di café? Kau mabuk?” tanyaku mendengar
suaranya yang parau “yaks! Kau ini menyusahkan saja, sudahlah tunggu
aku! Aku akan menjemputmu!” aku segera menutup panggilannya. Tak berapa
lama berselang, aku sudah sampai di café yang Taeyeon maksud. Café itu
nampak sepi, sepertinya akan segera ditutup dan kulihat tak ada
pengunjung lain selain Taeyeon yang sudah tertunduk mabuk di atas
mejanya “Tae ah! Ireona!” seruku berdiri di sampingnya, kulihat ia
menengadahkan wajahnya “Jong Woon ssie? Benarkah itu kau?” sahutnya
parau mencoba menatapku “ne ini aku, kenapa kau bisa mabuk eoh?” sahutku
lantang “aku kesal padamu” sahutnya membuatku mengernyitkan keningku
“wae?” tanyaku “beberapa hari ini kau selalu menolak ajakanku untuk
keluar bersamaku, kenapa kau tak pernah peka dengan sikapku eoh? Apa kau
tidak tahu bahwa aku sangat menyukaimu” ucapnya sontak membuatku
terkejut “mworago?” ucapku tak percaya dengan ucapannya “ia mabuk atau
bersungguh-sungguh?” bathinku “yaks! Kajja kita pulang, kau sudah mabuk
berat!” aku berusaha untuk tak menghiraukan ucapannya “aku tak mau
pulang! Aku benar-benar menyukaimu Jong Woon ssie, apa kau tidak tahu
betapa sakitnya hatiku menahan perasaanku padamu?” gumamnya lagi
benar-benar membuatku tak tahu harus berkata apa “kita bicarakan di
rumah ne, sekarang kita pulang!” sahutku menarik tangannya chuuu…… apa
yang ia lakukan? Kenapa ia tiba-tiba menciumku?. Kucoba lepaskan
ciumannya tiba-tiba saja ia memuntahkan isi perutnya “yaks! Kenapa kau
muntah di atas bajuku? Uh bau sekali” pekikku kesal karena jaket
kesayanganku harus kena muntahannya yang bau. Kini ia benar-benar tak
sadarkan diri, sudah tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya dan
aku memutuskan terus membawanya pulang hingga sampai di rumah “mwoya?
Kenapa dia bisa mabuk?” tanya So Hyun begitu membukakan pintu masuk
“molla, jaebal bantu aku membawanya ke kamar! Tubuhnya ternyata berat
sekali” sahutku masih menggendong Taeyeon dipunggungku “ne, turunkan
saja! Biar kita papah langkahnya!” seru So Hyun “ah gwenchana, kau bantu
bukakan pintu kamarnya saja, ia terlalu mabuk tak sanggup berjalan
lagi” tukasku “ne” sahut So Hyun bergegas menuju kamar Taeyeon.
Kurebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya “So Hyun ah! Aku ke kamar
ne!” sahutku “ne mianhae sudah merepotkanmu” So Hyun membungkukkan
badannya “ah gwenchana” sahutku mengibaskan tanganku dan tersenyum
padanya “Jong Woon ssie terimalah cintaku!” sahut Taeyeon membuat
langkahku yang hamper mendekati pintu pun terhenti seketika, aku menoleh
ke arahnya tepat di belakangku dan kutatap wajahnya yang memerah “Jong
Woon ssie! Dia hanya mengigau, jangan kau hiraukan! Cepatlah istirahat,
ini sudah malam” sahut So Hyun kuanggukkan.
Ada
apa dengan Taeyeon? Apa benar yang ia ucapkan tadi? Atau itu hanya
ucapannya yang sedang mabuk? Jika dia benar menyukaiku aku harus
menjawab apa? Bagaimana jika ia tahu aku sudah memiliki yeojachingu? Aku
pasti akan melukainya? Aku harus bagaimana? Yaks benar-benar
memusingkan, kepalaku rasanya ingin meledak “Shin Hye chagi mianhae!”
bathinku sebelum memejamkan mataku. Aku terus teringat ciuman tadi, aku
benar-benar merasa bersalah pada Shin Hye.
Kim Jong Woon’s POV End
***
Taeyeon POV
Aigho! Kepalaku rasanya berat sekali, rasanya aku malas ke kampus hari
ini “apa yang terjadi? Apa aku mabuk berat semalam?” tanyaku pada So
Hyun yang sedang menyiapkan sarapan di dapur “ne, kau mabuk berat dan
berhasil menyusahkan orang lain. Memangnya kau tidak ingat sama sekali
eoh?” jawabnya sembari menuang segelas susu. Kucoba mengingat kejadian
semalam tapi kenapa aku tak mampu mengingatnya sama sekali “aku tak
ingat sama sekali, memangnya siapa yang sudah kurepotkan?” tanyaku
sembari meneguk susu segar “tuh!” sahut So Hyun menunjuk ke belakang,
aku pun menoleh ke arah yang ia tuju “Jong Woon ssie?” tanyaku lagi
menatap ke arah So Hyun dan ia mengangguk “kau sudah merasa lebih baik?”
tanya Jong Woon kuanggukkan, yaks memalukan. Kenapa aku harus
merepotkannya “syukurlah! Apa kau tidak ingat kejadian semalam sama
sekali?” tanyanya duduk di depanku sembari mengambil sepasang sumpit,
kugelengkan kepalaku “kau yakin?” tanyanya mempertegas “ne, huh? Apa aku
melakukan hal gila yang membuat kau benar-benar repot? Atau aku
melakukan hal yang memalukan? Jinjjayo?” aku harap aku tak melakukan hal
yang bukan-bukan “ish! Rupanya kau benar-benar lupa, sudahlah lupakan!
Itu bukan hal yang penting!” Jong Woon mendengus kesal “Jong Woon ssie
jaebal beritahu aku apa yang terjadi semalam??? Mianhae jika aku
merepotkanmu!! Jaebal!” sahutku memohon sembari memegangi tangannya
“yaks! Lepaskan aku! Sudahlah aku harus segera ke kampus, bersihkan
dirimu! Baumu tidak sedap!” ucapnya menarik tangannya dan segera pergi
“Jong Woon ssie!! Changkaman!!” teriakku tak digubris olehnya “So
Hyun!!” seruku aegyo, So Hyun hanya mengangkat bahunya.
Ada apa denganku semalam? Apa aku melakukan hal yang bodoh? Kenapa aku
tidak bisa mengingat sama sekali? Eotthae???. Sebaiknya aku segera
menyusulnya ke kampus dan segera mencari tahu apa yang terjadi semalam
jika aku tidak bisa menemukan jawabannya aku bisa mati penasaran.
Setelah selesai mandi, aku segera menuju kampus. Di kampus kucari sosok
Jong Woon, aku tak dapat menemukannya di kelas atau di kantin. Dia ada
di mana saat ini, ah mungkin di perpustakaan. Sesampainya di
perpustakaan aku pun tak menemukan sosoknya, apa ia sudah pulang?. Aku
berjalan lemas dan hampir putus asa, changkaman! Sepertinya aku melihat
sosoknya di bangku taman “ah ne! itu dia!” ujarku berhasil menemukan
sosok Jong Woon yang sedang duduk sendiri di taman nampaknya sambil
membaca buku dan mendengarkan musik. Sebaiknya aku segera kesana,
kututup kedua matanya dari belakang “hey! Nuguya? Lepaskan tanganmu!”
serunya apa dia tidak bisa menebak “yaks!!! Tae ah lepaskan tanganmu!”
serunya lagi baru kulepaskan tanganku “kukira kau tak mengenaliku”
ucapku berdiri di depannya “memangnya ada orang lain yang berani
melakukan itu padaku? Eoh?” sahutnya angkuh “aniya” jawabku singkat
seraya duduk di sampingnya “Jong Woon ssie, cepat katakan padaku apa
yang sebenarnya terjadi padaku semalam? Ppali!!” ujarku memohon padanya
“kubilang itu tidak penting jadi lupakan saja!” ucapnya benar-benar
misterius “yaks! Mana mungkin aku bisa melupakan hal yang sama sekali
tak kuingat? Apa aku melakukan hal yang bodoh?” aku menatapnya
dekat-dekat. Kulihat ia menatapku dengan gugup.
Taeyeon’s POV End
***
Yaks, kenapa dia menatapku begitu? Aku kan jadi kembali teringat
kejadian memalukan semalam. Apa yang harus kulakukan? Memberitahunya
atau tidak? Jika kuberitahu pasti akan ada rasa canggung diantara aku
dan dia tapi jika tidak diberitahukan aku tak sanggup memendamnya
sendiri, aaghhh eotthae? “jangan menatapku begitu! Kau nampak jelek jika
dari dekat” pekikku seketika membuatnya membuang muka “yaks! Baru kali
ini ada orang yang bilang aku jelek” pekiknya. Sesaat kami diam seribu
bahasa, rasanya ada dinding pembatas diantara kami. Aku tak tahu harus
bicara apa tapi sebaiknya aku beritahu yang sebenarnya terjadi karena
aku juga penasaran dengan perasaannya, apa yang ia ucapkan tadi malam
itu benar atau hanya khayalan orang mabuk belaka. “Tae ah!” “Jong Woon
ah!” yaks kenapa aku dan dia bisa menyerukan nama bersamaan “kau
duluan!” seruku “ani, kau saja!” serunya “aniya, kau saja! Ladies
first!” belaku “geureyo” sahutnya terdiam sejenak “Jong Woon, aku ingin
jujur padamu!” sahutnya membuatku menoleh dan menanti kelanjutan
kalimatnya “aku… sebenarnya… sebenarnya sudah lama aku menyukaimu…”
ucapnya kali ini benar atau masih mabuk ya? “kau? Menyukaiku? Mwosun
suriya?” tanyaku “ne, aku menyukaimu sejak awal bertemu. Aku mehyukai
senyumanmu, aku menyukai kepribadianmu yang hangat. Ara, naega jheongmal
paboya karena berani-beraninya menyatakan cinta padamu padahal aku
yeoja” sahutnya ternyata ucapannya semalam benar adanya “aku tidak
memintamu menjawab iya, aku juga tidak memintamu menjawab secepatnya!
Kau bisa pikirkan jawabanmu masak-masak sebelum memutuskan
memberitahuku. Mianhae aku sudah membuatmu terkejut” ia membungkukkan
badannya di depanku “sudahlah hentikan! Duduklah! Kau tak perlu meminta
maaf” seruku menarik tangannya agar kembali duduk “Tae ah! Jheongmal
mianhae, aku tak bisa menerimamu..” ucapku belum usai “ah gwenchana, kau
jangan terburu-buru! Aku masih mau menunggu jawabanmu kok! Jangan
tergesa-gesa ne!” potongnya “aniya! Aku tidak terburu-buru, dengarkan
penjelasanku!” ucapku sembari memegangi bahunya “dengar! Sebelumnya
gomawo atas keberanianmu, gomawo atas usahamu, perhatianmu tapi
jheongmal mianhaeyo aku tak bisa membalas perasaanmu. Bukan karena aku
tak menyukaimu tetapi karena aku sudah memiliki yeojachingu yang akan
kunikahi seusai aku kuliah disini. Yeojachinguku masih menantiku di
Seoul, kami sudah berjanji akan hidup bersama setelah pendidikanku
selesai. Kuharap kau bisa menerima keputusanku, aku benar-benar
menghargai perasaanmu. Jheongmal gomawo” ucapku membungkukkan kepalaku
“mworago? Yeojachingu? Kenapa kau tak pernah cerita padaku?” kulihat
matanya berkaca-kaca, aigho aku tak sanggup melihat yeoja menangis
karena ulahku “mianhae, kurasa itu tak penting untuk kubahas maka dari
itu kau tak pernah menceritakannya padamu. Mianhae” ucapku. Kulihat ia
menangis, airmatanya mengalir deras dari pelupuk matanya “mianhae!
Jheongmal mianhae Tae ah!” ucapku seraya memeluknya “aku juga
menyayangimu tapi tak lebih dari sekedar sahabat! Tepatnya aku sudah
menganggapmu seperti domsaengku sendiri, aku harap kau bisa menerima
keputusanku dengan ikhlas” bisikku masih memeluknya namun tak sepatah
katapun keluar dari mulutnya.
Lama aku memeluknya, hingga suara tangisnya tak terdengar lagi. Aku
memutuskan untuk menghabiskan waktu bersamanya hari ini, untuk
menghiburnya aku mengajaknya pergi membeli es krim kesukaannya dan
menghabiskan waktu di tepi pantai. “Tae ah! Gwenchanayo?” tanyaku
sembari menatap lurus ke depan, sementara Taeyeon masih menyandarkan
kepalanya di pundakku “gwenchana, aku sudah lebih baik” sahutnya datar
“syukurlah! Kuharap kau bisa tetap baik-baik saja meski tanpa menjalani
hubungan special denganku” ujarku dianggukkan olehnya “tenang saja!”
ucapnya. Tak berapa lama kemudian, ia sudah tertidur lelap di pundakku
dan aku masih menikmati indahnya saat-saat matahari tenggelam.
Kim Jong Woon’s POV End
***
Kim Taeyeon pun berusaha ikhlas menerima keputusan Jong Woon, ia merasa
tak harus memaksakan perasaannya karena ia tak ingin melukai perasaan
yeojachingu Jong Woon yang begitu setia menantinya kuliah. Bahkan
Taeyeon berniat ingin menemui yeoja beruntung itu saat liburan nanti, ia
ingin bisa mengenal yeoja beruntung tersebut.
Waktu terus bergulir, hari terus berganti. Kuliah Jong Woon dan pun
menemui liburan panjang, ia kembali ke Seoul bersama dengan Taeyeon.
Sementara Shin Hye dan Hyukie pun kedekatannya semakin nyata. Hyukie
bahkan berniat ingin menyatakan perasaannya pada Shin Hye, sampai ia
harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Malam ini Hyukie sudah
menyiapkan hidangan makan malam romantis di salah satu restoran favorit
Shin Hye dan Jong Woon. Ia membawa Shin Hye yang mengenakan penutup mata
menuju restoran tersebut, selama perjalanan Shin Hye terus
menerka-nerka dengan kejutan yang akan ia dapatkan. “kau sudah siap?”
tanya Hyukie sembari menuntun Shin Hye “ne” jawab Shin Hye singkat, lalu
Hyukie membuka penutup mata Shin Hye perlahan “ttaaraa!!!!” sahut
Hyukie melebarkan kedua tangannya. Shin Hye nampak terkejut melihat
lilin-lilin aroma terapi tersusun cantik di sepanjang jalan menuju meja
makannya dengan taburan mawar di sepanjang jalan “kajja!!” Hyukie
mengulurkan tangannya dan Shin Hye menyambutnya masih dengan ekspresi
terkejutnya “yeoppo!” sahut Shin Hye “kau suka?” tanya Hyukie tersenyum
ke arahnya “ne, tapi ini untuk apa?” tanya Shin Hye masih tak mengerti
“duduklah! Aku akan jelaskan padamu!” sahut Hyuk seraya menarik salah
satu bangku. Shin Hye pun menikmati hidangan makan malamnya bersama
Hyukie, seusai menyantap hidangan penutup Hyukie pun mulai menyatakan
tujuannya malam ini “Shin ah!” serunya menarik tangan Shin Hye “mwoya?”
tanya Shin Hye menatapnya “Shin ah joaheyo (Shin ah aku menyukaimu)”
ucapnya membuat kedua mata Shin Hye terbelalak “mworago?” Shin Hye
terkejut “ne, saranghae. Kau mau kan jadi yeojaku?” lanjut Hyukie masih
membuat Shin Hye terdiam “Hyukie ah kau serius?” tanya Shin Hye “ne, aku
serius” jawab Hyukie melempar senyuman “Shin Hye chagi!” seru Jong Woon
yang datang bersama dengan Taeyeon tengah berdiri di belakang Shin Hye,
Shin Hye benar-benar terkejut mendengar suara tersebut dan segera
menoleh ke belakang “Jong Woon???” Shin Hye berdiri dengan mata
berkaca-kaca.
Jong Woon berjalan menghampiri Shin Hye dan Hyukie “nuguya?” tanya
Hyukie “dia, dia namjaku!” jawab Shin Hye sontak membuat hati Hyukie
hancur berkeping-keping “apa yang kau lakukan? Sedang apa kau dengan
namja lain di sini? Eoh? Apa ini yang kau lakukan selama tak ada aku?”
tanya Jong Woon membuat airmata Shin Hye mengalir begitu deras “ani,
aniya! Ini tak seperti yang kau kira chagiya!” sahut Shin Hye terisak
“yaks! Lalu apa? Kau mau mengelak?” sahut Jong Woon “dia hanya temanku,
aku tak pernah ada hubungan special dengannya. Jaebal percayalah
padaku!!” Shin Hye menarik tangan Jong Woon “tidak ada hubungan special?
Lalu yang tadi kudengar itu apa eoh?” bentak Jong Woon membuat seisi
ruangan menoleh ke arahnya “Jong Woon ssie pelankan suaramu!” bisik
Taeyeon “dia memang menyatakan perasaannya padaku tapi aku tidak
menjawab iya! Aku hanya mencintaimu Kim Jong Woon, dia hanya temanku tak
lebih dari itu” kini Shin Hye pun menaikan nada bicaranya “lalu? Kau
sendiri? Siapa yeoja ini?” lanjut Shin Hye yang menyadari keberadaan
Taeyeon di samping Jong Woon “mwo? Na? (Apa? Aku?)” tanya Taeyeon
menunjuk ke arahnya sendiri “dia… dia…” sahut Jong Woon gugup “ah
kenalkan! Naneun Kim Taeyeon imnida, naneun Kim Jong Woon chingu.
Bangapseumnida” Taeyeon dengan cepat meraih tangan Shin Hye lalu
membungkukkan tubuhnya “jheongmal?” Shin Hye menatapnya sinis “ne, aku
anak Kim Sang Wook songsaenim. Aku teman satu kampus Jong Woon ssie dan
aku kembali ke Seoul untuk berlibur bersama aboji. Jong Woon sering
bercerita tentangmu padaku, aku jadi penasaran maka dari itu aku ikut
Jong Woon untuk menemuimu. Aku ingin bertemu dengan yeoja beruntung yang
bisa mendapatkan hati seorang Jong Woon” ujar Taeyeon sembari
menyenggol tangan Jong Woon “kau? Anak Kim Sang Wook? Ne bangapseumnida”
balas Shin Hye membungkuk “ah! Naneun Lee Hyuk Jae imnida, dengar! Aku
memang menyukai yeojamu tetapi itu karena aku tidak tahu dia sudah
milikmu tapi sekarang aku tidak akan merebutnya darimu jadi kau tak
perlu memakinya lagi ne! aku tak tega melihatnya menangis, ara?” sahut
Hyukie yang tiba-tiba ikut meredam suasana panas “jinjja?” sahut Jong
Woon menatapnya sinis “ne, mana mungkin aku mau berkencan dengan milik
orang lain? Itu bukan aku, lagipula yeoja kan banyak. Aku masih bisa
mencari yang lain, yang jelas belum ada yang punya seperti yeoja di
sebelahmu” sahutnya melirik Taeyeon “mwo?” sahut Taeyeon menatapnya
sinis “wae? Kau juga ada yang punya? Eoh?” tanya Hyukie “aniya” Taeyeon
menggelengkan kepalanya “ah kalau begitu tak apa kan aku mendekatimu?”
sahut Hyukie merapatkan tubuhnya dengan Taeyeon. Taeyeon hanya terdiam
tak bisa berbuat apa-apa “jadi ini hanya kesalah pahaman?” tanya Jong
Woon dianggukkan oleh Shin Hye dan yang lainnya “aku tak mungkin
mengingkari janjiku padamu oppa! Selamanya aku menyayangimu, aku kan
sudah berjanji akan menantimu hingga akhir jadi tak mungkin aku
mengingkarinya” ujar Shin Hye memegangi kedua tangan Jong Woon “ne,
mianhae aku sudah menuduhmu yang bukan-bukan! Itu kulakukan karena aku
sangat menyayangimu chagiya, jheongmal saranghaeyo Shin Hye chagi” sahut
Jong Woon dengan sigap memeluk tubuh Shin Hye. Keduanya tenggelam di
dalam pelukan yang hangat, sementara Hyukie mulai pendekatan dengan
Taeyeon.
Dua Tahun Kemudian…
Hari ini tiba saatnya Kim Jong Woon mengucap janji sehidup sematinya
dengan Park Shin Hye dengan disaksikan oleh keluarga, kerabat dan
sahabat mereka. Kim Jong Woon nampak tampan dan berwibawa dengan
mengenakan tuxedo hitamnya serta kacamata minnya yang membingkai indah
kedua bola matanya, Park Shin Hye pun nampak cantik dan anggun dengan
mengenakan gaun putih panjang serta rambut yang tergelung dihiasi bunga
melati. Keduanya mengucap janji sehidup sematinya di depan pendeta.
Setelah selesai upacara pernikahan, mereka pun menikmati pesta meriahnya
bersama dengan yang lainnya. Mereka berdansa bersama tamu undangan
lainnya, seperti halnya Kyuhyun yang sudah menikah terlebih dahulu
dengan Hye Sun pun mereka nampak menikmati setiap alunan musik romantis,
sementara Wookie mulai menikmati lantai dansa bersama dengan
yeojachingu barunya yang sudah ia kenal selama 6 bulan dan Taeyeon pun
tak kalah romantis dengan Hyukie, mereka semua menikmati indahnya pesta
malam ini.
Pesta pun diakhiri dengan pesta kembang api yang indah dan meriah,
semua bersorak sorai saat kembang api menghiasi langit malam ini. Untuk
melengkapi keindahan malam ini, pasangan pengantinpun tak sungkan
melakukan ciuman romantis di bawah indahnya cahaya kembang api.
“Saranghae Kim Jong Woon” bisik Shin Hye sebelum mencium bibir namjanya
“nado saranghae Park Shin Hye” balas Jong Woon dengan lembut melumat
bibir indah tersebut.
** THE END**
Ah Finish juga akhirnya??? Gimana??? endingnya memuaskan tak?????? Mau baca fanficku yang lain??? Bowleh,,, cek ajah di blogku http://koreabangets.blogspot.com/
Buat yang udag baca, komen and likenya jheongmal gomawo... jangan bosen-bosen baca karya-karyaku ne!!!! ^^ *bow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!