7 September 2013

Secret Admirer Chapter 3 (Short story) - ENDING CHAPTER


Title : Secret Admirer Chapter 3 - ENDING CHAPTER
Author : Han Ha Rin / Vitha Charming
Rating : Teenager (T) / Remaja (R)
Genre : Romance

Maint Cast :

1. Yesung As Kim Jong Woon
2. Seohyun As Kim Seohyun
3. Kyuhyun As Cho Kyuhyun

Additional Cast :

1. Donghae As Lee Donghae
2. Eunhyuk As Lee Hyuk Jae
3. Sooyoung As Choi Sooyoung
4. Sooman As Dosen/Songsaenim

Original Characters (OC) by : VitHa Charming
Short Story : 3 Chapter

 ***

      Annyeonghasimnika yeorobun..... Sudah penasaran kah dengan kelanjutan chapter terakhir Secret Admirer ini???? Pastinya donk?? Cus ceritany makin seruuuuuuu... *kepedean nih author* Well buat yang udah penasaran yesungmin kajja mulai dibaca ne.. Jangan Lupa Likenya sebelum Mulai membaca dan Komentarnya setelah selesai membaca... *i wish* Heppi Riding Yeorobun!!!!!

***

Recap Chapter 2

   Jong Woon tersungkur di sudut jalan tak jauh dari rumahnya, namja dengan berpakaian serba hitam yang tak terlihat wujudnya tersebut tersenyum senang melihat Jong Woon tersungkur berlumuran darah... Jong Woon berusaha mencari tahu wajah namja tersebut namun karena terlalu banyak darah yang keluar dari tubuhnya Jong Woon pun tak sanggup lagi bertahan. Kemudian namja asing dan gerombolannya itu pergi meninggalkan Jong Woon tergeletak mengenaskan di tepi jalan.

Recap Chapter 2 End
***

Chapter 3 (ENDING CHAPTER)


Narasi

   Hari semakin larut, jam di dinding menunjukkan waktu tepat pukul 11.00 Malam KST namun Nyonya Kim masih menunggu anaknya tiba di rumah. Dengan penuh rasa cemas ia berjalan mondar-mandir di sepanjang ruangan, sesekali ia tengok ke arah jendela, sesekali ia lihat jam di dindingnya yang terus berjalan, terkadang ia pun memerhatikan ponsel atau telepon rumahnya berharap Jong Woon menghubunginya atau pulang. Kriiingggg.. Kriiingggg... Kriiingggg.... Tiba-tiba telepon rumahnya berdering, dengan sigap ia mengangkat gagang telepon tersebut "yoboseyo? Jong Woon-ah kau kah itu?" sapa Nyonya Kim harap-harap cemas "animnida ahjumma, na Hyukie ahjumma" sahut seseorang tersebut ternyata tak sesuai harapannya "ah neon Hyukie-ya?? Kukira kau Jong Woon nae anaeul" ucapnya lemas "mianhae ahjumma, aku menelepon larut malam. Apa Jong Woon-ah belum pulang juga?" tanyanya membuat hati Nyonya Kim semakin cemas "aniya, dia belum pulang juga Hyukie-ya, aku benar-benar mencemaskannya. Aku takut sesuatu terjadi padanya di luar sana, bahkan ponselnya pun tak bisa kuhubungi, eottokhae? Dia tak pernah pulang selarut ini, aku benar-benar mencemaskannya" ujar Nyonya Kim tak sanggup menahan airmatanya "ahjumma! kokjonghajimayo nde, aku akan mencarinya sekarang. Jika sudah kutemukan aku pasti mengabarimu! Uljimma ahjummonie!" sahut Hyukie membuat Nyonya Kim sedikit lebih tenang "nde, gomapda Hyukie-ya! Jangan lupa kabari aku ne!" sahutnya mengusap airmata diwajahnya "ne ahjumma, annyeong" sahutnya menutup telepon.


   Di lain tempat, Hyukie sudah mulai bersiap-siap berangkat mencari Jong Woon yang tak kunjung pulang ke rumah. Ia raih kunci mobilnya yang tergelatak di atas meja belajarnya seraya mengambil Blazer hitamnya yang tergantung di belakang pintu kamarnya. Dengan sigap ia segera mengendarai mobilnya, belum jauh ia membawa mobilnya tiba-tiba pandangannya teralihkan dengan sesuatu, ia pun mengurangi kecepatan mobilnya seraya memerhatikan sesuatu "bukankah itu mobil Jong Woon?" gumamnya memerhatikan sebuah mobil hitam terparkir di tepi jalan. Hyuk Jae menghentikan mobilnya di seberang jalan tak jauh dari mobil Jong Woon, ia pun berlari menuju mobil tersebut dan berusaha mencari tahu pengemudinya "ah benar ini mobil Jong Woon" gumamnya seraya memerhatikan plat mobilnya "tapi kemana Jong Woon? Kenapa mobilnya bisa ada di sini?" gumamnya lagi seraya celingukan (?) "Jong Woon-ah!!! Jong Woon-ah eoddiya?" serunya berusaha memutari mobil tersebut "aigho??? nuguya?" sahutnya terkejut melihat sosok yang tersungkur tak jauh dari tempat sampah di sudut gang dekat persis dengan mobilnya. Ia pun berlari ke arah sosok tersebut, berusaha membalikkan tubuh sosok tersebut hingga nampak wajahnya "Omo!! Jong Woon-ah???? Jong Woon-ah ireonna!!"serunya memukul-mukul pipi Jong Woon yang sudah berlumuran darah yang tak henti-hentinya mengalir. Tanpa banyak kata, Hyuk Jae segera memapah tubuh Jong Woon ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan secepatnya.

   Sesampainya di Rumah Sakit, Jong Woon segera ditangani di Unit Gawat Darurat sementara Hyuk Jae berusaha mengabari keadaan Jong Woon yang kritis. "Mworagu? Jong Woon? kenapa ia bisa seperti itu Hyuk Jae-ya? jelaskan padaku?" sahut Nyonya Kim shockmendengar kabar dari Jong Woon melalui teleponnya "mollayo ahjummonie, aku juga sudah menemukannya dalam keadaan seperti ini! Tapi tenang ahjummonie aku pasti akan mencari tahu siapa yang berani melakukan pengeroyokan pada Jong Woon secepatnya!! Ahjummonie jaebal jindeukhada! (Bibi kumohon harap bersabar!)" sahut Hyuk Jae sebelum mengakhiri pembicaraannya "ne, aku ke Rumah Sakit sekarang! Gomapda Hyuk Jae-ya!" sahut Nyonya Kim "ne ahjummonie" balas Hyuk.

-SKIP-

Narasi End
***
Kim Seohyun's POV

    Hari ini di kelasku akan ada tes, ah baru pernah aku menghadapi tes dengan perasaan setenang ini. Apa mungkin karena aku sudah memahami setiap materi yang diajarkan oleh Jong Woon ne. "Changkaman! Eoddiya Jong Woon dan Hyukie-ya? Kenapa sudah jam segini mereka belum datang?" gumamku menoleh ke arah jam dan pintu masuk bergantian. "Youngie-ya? Kemana Jong Woon dan Hyuk Jae? Kenapa aku tak melihat mereka?" bisikku kepada Sooyoung yang duduk di belakangku "molla, Hyuk Jae belum mengabariku. Mungkin saja mereka sedang ada di jalan sekarang, wae? Kau mencemaskan mereka? aahhh.. bukan mereka, melainkan Jong Woon-ssie, benarkan?" sahut Sooyoung membuatku tersipu "yaks! jangan menatapku begitu!" sahutku menepiskan tanganku kemudian kembali membelakanginya.

-SKIP-

   Tes hari ini telah selesai, bahkan hingga tes berakhir aku tak melihat kedua sosok namja itu. Kemana mereka? kenapa mereka tak mengabari keabsenannya hari ini? Bukankah Jong Woon sangat menginginkan nilai terbaik dalam tes kali ini?. Seribu tanya memenuhi kepalaku, rasa cemas pun mulai melanda bathinku "aigho! Apa terjadi sesuatu padanya??" bathinku tiba-tiba teringat penyakitnya. Aku duduk di salah satu bangku taman belakang kampus seraya terus memikirkan keadaan Jong Woon, kucoba hubungi ponselnya namun hasilnya nihil. Aku pun seakan belum putus asa, kucoba menghubungi ke rumahnya namun hasilnya sama saja. Hyuk Jae? Aish! Aku tidak tahu nomor ponselnya. Aigho! Apa yang harus kulakukan?.


   "Seohyun!!! Seohyun!!" seru Sooyoung kulihat berlari ke arahku "Youngie-ya? Waeyo?" tanyaku melihatnya terengah mengatur napas "gawat!!... Gawat Seo-ah!!" sahutnya menambah kecemasanku "gawat? mwosun suriya? Bicaralah yang jelas! jangan membuatku nampak pabo" tukasku tegas "ah mianhae, aku atur napas dulu ne" sahutnya kuanggukkan. Setelah keadaannya lebih tenang, ia pun mulai angkat bicara "apanya yang gawat?" kucoba bertanya dengan halus "Seo-ah tadi Hyukie memberitahuku keadaan Jong Woon.." sahutnya kupotong "Jong Woon?? Ada apa dengannya?" potongku membuatnya menatapku pekik "yaks! Jika aku sedang bicara jangan kau potong! Aku kan belum selesai menjelaskannya, arachie?" pekiknya ketus "mianhae" bisikku "Hyuk Jae semalam menemukan Jong Woon babak belur di sudut gang tak jauh dari rumahnya dan sekarang dia dirawat di ruang ICU" ujarnya sontak membuat jantungku rasanya jatuh lebih dalam "mwo?? mworagu???? Jong Woon????" sahutku tak mampu berkata.

   Tanpa banyak kata, aku segera beranjak dari kursi "yaks! Kau mau kemana?" tanya Sooyoung kutinggalkan "aku harus melihatnya" sahutku singkat kemudian berlari "changkaman! Aku ikut!" serunya mengejar langkahku. Aku pun terus berlari sekuat tenaga menuju area parkir, langkahku seketika terhenti melihat Kyuhyun berdiri di depan menghalangi langkahku "kau mau kemana? eoh?" tanyanya dingin "Kyu-ah! Mianhae, nanti akan kujelaskan!" sahutku tak membuatnya menyingkir dari hadapanku "gojitmal! Katakan padaku kau mau kemana? eoh?" sentaknya membuatku dan Sooyoung terperanga "oppa-ya! Apa kau harus mencampuri setiap urusanku? eoh?" aku menatapnya tajam "jelas! kau itu yeojaku, ah ara! Kau mau menemui namja culun kutu buku itu bukan?" balasnya dengan tatapan sama. Aku diam bingung harus menjawab apa "JAWAB SEOHYUN-SSIE!!!!" sentaknya keras "nde, aku memang mau menemuinya. Jika kau mau marah, silahkan! Aku tidak peduli. Kajja kita pergi dari sini Youngie-ya!" jawabku kemudian menarik tangan Sooyoung yang berdiri di belakangku "Changkamaneyo!!! Seohyun-ssie berhenti!!! Seohyun-ssie!!!" serunya tak kugubris, kubiarkan kakiku terus melangkah tanpa kupedulikan seruannya.

Kim Seohyun's POV End
***
Cho Kyuhyun's POV

   Aish jinjja!! lagi-lagi namja itu mencari masalah denganku? Apa pukulanku semalam kurang banyak eoh? Sepertinya namja itu memang harus kubasmi secepatnya, serangga macamnya tak pantas mendekati bunga cantik. Dia harus kumusnahkan secepatnya "aish jinjja!!" pekikku menendang sesuatu tak jelas.

    Aku pun pergi menemui Donghae dan Na Ri di cafe dengan penuh rasa kesal, rasanya ingin sekali aku mabuk hingga tersungkur hari ini. "Na Ri-ya!!" seruku melihat Donghae dan Na Ri sedang bercumbu di sudut ruang cafe yang pencahayaannya kurang, kulihat mereka terkejut dengan seruanku "Donghae-ya? Mwosun suriya?" tanyaku menatap Donghae yang menggosok bibirnya "wae? bukankah kau tidak benar-benar menyukainya? kenapa kau harus marah? bukankah kau hanya mempermainkannya?" sahutnya menatapku rendahan, aku tak menyangka ia bisa bersikap seperti ini. Aku menatapnya geram dan sebaliknya "Kyuhyun-ssie! Bukankah kau sudah memiliki yeoja lain? Bukankah kau tak pernah bersungguh-sungguh denganku? heu... kau tak usah berpura-pura marah seperti itu pada kami! Itu hanya akan menguras energimu" sahut Na Ri bersandar pada Donghae. Kukepalkan kedua tanganku sekencang mungkin "yaks!!!!! Na Ri-ya aku memang tak pernah bersungguh-sungguh denganmu, kau tahu kenapa? Karena sejak awal aku mengenalmu, aku sudah tahu kau hanya mau memanfaatkanku untuk mendekati Donghae. Heu... baguslah jika sekarang semua sudah terbongkar, jadi aku tak perlu sulit-sulit memutuskan padamu! Chukhaeyo!" sahutku ketus dibumbui tawa mengejek kemudian meninggalkan keduanya.


 "Yaaaakssss!!! Aku bisa gila, ssi-pal" pekikku memukul stang setir mobilku. Rasanya darahku mendidih hingga ke atas kepalaku, kenapa hari ini semua nampak menyebalkan? Aish Jinjja!!!.

Cho Kyuhyun's POV

 ***
Kim Seohyun's POV

    Aku dan Sooyoung kini berdiri di depan ruang ICU, kulihat Hyuk Jae sedang tertidur pulas di salah satu bangku tunggu, aku tak tega membangunkannya sehingga aku hanya berjalan menuju kaca ruang ICU. Airmataku mengalir deras begitu kulihat sosok yang terbaring lemah di dalam ruangan tersebut, Sooyoung merangkulku berusaha menenangkanku "uljimma Seohyun chagi!!" serunya merangkul bahuku "kenapa dia bisa begini? apa dia tidak tahu, seharian ini aku mencemaskannya? kenapa ia tega melakukan hal ini padaku?" pekikku terisak "Seo-ah! Uljimma! Dia pasti sedih jika ia tahu ia melukaimu" bisiknya "ne, dia pasti sangat sedih jika ia melihat kau menangisinya" sahut seseorang mengejutkan kami "Hyukie-ya??" sahutku dan Sooyoung bersamaan "mianhae, kami sudah mengganggu istirahatmu!" sahutku membungkukkan badanku "gwenchana Nuna!" sahutnya memaksa tersenyum "ah sejak kapan kalian ada di sini? kenapa tidak membangunkanku?" ucapnya lagi "kami belum lama tiba di sini, setibanya di sini kami melihat kau tertidur lelap. Melihat kau begitu lelap rasanya kami tak tega membangunkanmu, benarkan Seo-ah?" sahut Sooyoung kuanggukkan "ah ne, ara" sahutnya kembali memulas senyum "Hyuk Jae-ssie, ada apa dengan Jong Woon? Kenapa ia bisa masuk Rumah Sakit? Bukankah kemarin baik-baik saja?" tanyaku sudah tak sabar "ne, molla. Semalam ia tak pulang, ahjummonie menyuruhku mencarinya dan aku tak sengaja menemukannya sudah terkapar berlumuran darah di tepi jalan. Aku sendiri masih mencari tahu penyebabnya, bahkan ahjummonie sudah menyuruh polisi untuk menyelidiki kasus ini" ujarnya seraya memerhatikan Jong Woon di dalam sana, mendengar penjelasannya saja airmataku sudah berkali-kali terjatuh.


   "Lalu bagaimana diagnosa dokter?" tanya Sooyoung mewakiliku "Jong Woon masih memerlukan beberapa kantung darah, pendarahan yang ia alami terlalu parah. Bahkan dokter mendiagnosa ada penggumpalan darah di otaknya dan itu adalah ancaman baginya" papar Hyuk Jae benar-benar sulit kupahami "mwosun suriya Hyuk Jae-ssie? (apa maksudmu Hyuk Jae?)" tanyaku "harapan hidupnya sangat tipis, jika gumpalan darah di otaknya tak bisa dikeluarkan dokter tak berani menjaminkan bisa menyelamatkannya" ujarnya membuat hatiku semakin kacau tak karuan. Airmataku tak sanggup kubendung lagi, kusandarkan kepalaku di atas pundak Sooyoung seraya menangis terisak. "Ini!" Hyuk Jae menyerahkan sebuah note kecil berwarna hitam "mwoya?" tanyaku menatapnya penuh heran "bacalah! Nanti kau akan tahu jawabannya" sahutnya membuatku semakin penasaran. Kuambil note kecil tersebut "apa ini milik...." tanyaku belum usai "ne ini milik Jong Woon, kau akan tahu yang sebenarnya setelah membaca setiap halamannya. Aku tak bisa menjelaskan apapun padamu, karena aku tak tahu harus mulai menjelaskan darimana tapi di buku ini semua tertulis jelas. Kuharap kau baca dari awal hingga akhir Seohyun-ssie" ujarnya kuanggukkan. Kembali kutatap sosok Jong Woon di dalam sana, membayangkannya menahan rasa sakit seorang diri membuatku tak sanggup menahan airmata.

-SKIP-

   Malam ini perasaanku benar-benar bercampur aduk, di otakku hanya ada Jong Woon. Aku terus mencari tahu siapa yang tega menghabisi nyawanya. Kecurigaanku, entah kenapa aku tertuju mencurigai Mr. Cho. Selama ini yang kutahu Jong Woon tak pernah punya musuh, terlebih karena ia anak yang pemalu. Mungkin ia tidak punya musuh tetapi orang itu yang memusuhi Jong Woon, apa benar dugaanku. Aish! Jika aku tidak punya bukti bagaimana aku bisa menuduhnya. Aku harus mencari tahu sendiri siapa pelakunya. "Ah ne, hampir aku melupakannya. Kemana note kecil itu? Aku harus segera membacanya" gumamku celingukan mencari buku hitam tersebut. Ah ternyata kuletakkan di atas meja belajarku, aku segera berjalan menuju meja tersebut. Dengan penuh rasa penasaran, jantungku berdebar kencang seperti hendak membuka kotak berisi bom waktu, kubuka buku itu perlahan.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"10 Januari 2010..."

   Annyeong, aku kembali setelah lama tak jumpa... Ah lama kita tak berbincang, malam ini aku tak akan banyak bercerita, aku hanya ingin bercerita sedikit tentang sesuatu yang membahagiakanku. Kau tahu apa? Hari ini adalah hari pertamaku masuk universitas sastra, sangat menyenangkan bisa kuliah sesuai keinginanku, ah Hyuk Jae si manusia bawel itu pun mengikuti jejakku. Yaks menyebalkan setiap tahun selalu bersamanya, kenapa eomma selalu menyuruhnya mengikutiku? Mungkin karena penyakitku, eomma jadi terlalu mengkhawatirkanku sehingga menyuruh manusia itu selalu mengikutiku kemanapun kupergi.. Ah cukup bicara tentang dia, yang ingin kuceritakan itu bukan manusia itu tapi seorang bidadari yang berhasil membuat jantungku berdegup kencang. Tadi pagi, saat aku ke kampus tepatnya saat aku menuju perpustakaan aku tak sengaja melihat seorang yeoja yeoppeo, anggun dan manis. Yeoja itu ternyata sekelas denganku, sungguh menyenangkan bisa melihatnya setiap hari meski hanya dari jauh. Namanya Kim Seohyun, dia adalah yeoja pertama yang kusuka. Entah kenapa begitu melihat sosoknya, terlebih saat ia tersenyum jantungku seperti terkena serangan jantung mendadak. Berdegup tak karuan, namun itu tidak menyakitkan. Kuharap aku bisa melihatnya sepanjang tahun, melihat ia tersenyum itu sudah cukup untukku.

   Ah sudahlah, aku sudah mengantuk. Lain kali aku akan menceritakan tentang bidadariku lagi, sekarang aku mau tidur dulu ne... Jhaljayo!! Annyeonghi jumuseyo my black note  

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"15 Maret 2010..."

    Aigho, lama sekali aku tak menyapamu, itu karena kondisi kesehatanku yang mendadak menurun. Hampir dua bulan aku dirawat di Rumah Sakit, aku terjatuh di kamar mandi hingga mengalami pendarahan hebat, bukankah aku pabo? Sudah besar masih saja jatuh? hahaha. Jika yang jatuh orang lain mungkin tak akan separah ini, tapi berhubung aku yang jatuh maka ini jadi masalah besar. Rasanya aku ingin secepatnya kembali ke kampus, jujur saja aku sangat merindukan sosok bidadariku. Ah aku jadi malu, kau pasti sudah tahu untuk siapa panggilan itu. Aku sangat merindukan Seohyun-ssie, aku merindukan senyumannya. Saat aku di rumah sakit, yang kubayangkan hanya wajahnya. Bagiku wajahnya adalah obat termujarab untuk menyembuhkan penyakitku.. Seohyun-ssie naega jheongmal bogosipoyo.. Semoga kau dalam keadaan baik-baik saja ne!!!. ^_^
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"20 Agustus 2010..."

     Ah mianhae aku baru menyapamu lagi, aku sibuk dengan tugas kuliahku hingga kau kuabaikan. Tahu tidak? hari ini adalah jadwalku kembali menjadi seorang vampire, ah membosankan dan melelahkan. Seumur hidup aku harus berubah menjadi drakula setiap seminggu sekali... Tersiksanya hidupku, rasanya aku ingin sekali hidup normal seperti yang lain. Tapi inilah takdirku, aku tidak mungkin melawan takdirku. Kenyataannya penyakit ini harus kubawa sampai mati, seumur hidup aku harus tergantung dengan obat dan berubah menjadi vampire. Menyeramkan bukan? Jika aku tak mendapatkan darah segar, aku pasti sudah mati sejak kemarin. Ah eotthaeyo? Hidupku begitu rumit, bagaimana aku bisa berkenalan dengan yeoja dengan kelainanku ini? Aku yakin tak akan ada yeoja yang direpotkan olehku, lagipula aku memang tak pernah ingin merepotkan siapapun. Melihat eomma dan Hyuk Jae hyung mati-matian merawatku saja aku sudah merasa tak enak hati, apa lagi menyusahkan orang lain. Lebih baik aku hidup sendiri seumur hidup daripada melihat orang yang kucintai harus kurepotkan dan selalu menangisi keadaanku. Cukup dengan melihatnya tersenyum, itu sudah sebuah anugerah dalam hidupku. Tuhan gamsahamnida kau sudah menciptakan yeoja seindah dia. Kuharap suatu saat nanti kelak jika aku tak ada, kau sudah memberikan penjaga yang baik untuknya. Aku akan bahagia jika melihat ia bahagia dengan orang lain. Amin...
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"13 Mei 2013..."

   Aigho... sudah berapa lama aku meninggalkanmu??? Banyak cerita yang ingin kubagikan untukmu. Kau masih ingat Seohyun-ssie yang selalu kuceritakan padamu???? Hari ini aku tak sengaja menyelamatkannya, meskipun harus mengorbankan diriku tapi aku senang dia baik-baik saja. Aku senang ia bisa kulindungi, ah dia juga mengajakku dan Hyung makan bersama di luar. Ternyata dia memang benar-benar bidadari, tak hanya cantik parasnya tapi juga hatinya, bahkan tutur katanya pun baik. Dia juga berkali-kali mencuri pandang ke arahku, yaks itu membuatku tersipu. Rasanya malu sekali diperhatikan olehnya, sepanjang hari jantungku berdegup kencang karena ia benar-benar ada di hadapanku saat ini. Kukira ini mimpi, jika ini mimpi aku tak ingin cepat-cepat terbangun dari tidurku. Aku ingin menikmati keakraban kami walau hanya dalam mimpi. Tapi jika ini nyata, kuharap ini tak berkepanjangan, karena aku tak ingin membuatnya menangis melihat keadaanku yang sebenarnya.

  Seohyun-ssie aku sakit, sejak lahir aku sudah mendapatkan penyakit ini. Penyakit yang membuatku sulit bergerak, penyakit yang membuatku sulit bergaul. tapi aku ikhlas menjalaninya. Aku bahkan berusaha terlihat baik-baik saja di depan orang lain, sebab aku tak ingin membuat orang disekitarku mengkhawatirkanku. Meskipun hampir setiap malam aku sulit tidur karena badanku yang tiba-tiba lebam, tiba-tiba membiru memar atau terkadang tiba-tiba pendarahan tanpa sebab, terkadang aku harus tertidur dalam posisi duduk hanya karena punggungku memar membiru.. ah sangat menyiksa. Kau mau tahu apa penyakitku? Penyakitku berhubungan dengan darah, darahku tak bisa membeku saat kulit terluka seperti orang normal. Luka sedikit saja adalah bencana untukku, apa lagi harus pendarahan di dalam. Itu mungkin akhir dari hidupku. Penyakitku sangat langka ditemui, penyakitku mengharuskanku berubah menjadi vampire setiap minggu, nama penyakitku adalah HEMOFILIA. Apa kau pernah dengar nama itu? Jika belum, maka sekarang sudah kuberitahu. Penyakit itu tak bisa disembuhkan, maka seumur hidup aku tak pernah punya harapan untuk menikahimu meskipun aku sangat mencintaimu. Mianhae, kuharap kau tak pernah punya rasa yang sama denganku selamanya. SARANGHAE YEONGWONHI MY ANGEL KIM SEOHYUN 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-SKIP-


   Airmataku mengalir deras setelah mengetahui semua catatannya, semua perasaannya ia tuangkan ke dalam note kecil ini. Jadi diam-diam ia memerhatikanku sejak lama? Jadi ia memendam perasaannya seorang diri? Aish Jong Woon-ah! Eottokhae? Kali ini aku benar-benar jatuh cinta padamu, kau yang selalu bertingkah apa adanya, bertingkah menjadi dirimu sendiri membuatku mencintaimu tanpa sadar. Kenapa kau tak pernah beritahu keadaanmu yang sebenarnya sejak awal? Aku bisa menerimamu dengan segala kekuranganmu Jong Woon-ah! Aku mencintaimu tanpa syarat sedikitpun, kuharap aku masih kau beri kesempatan untuk menyampaikan perasaanku padamu meskipun kau melarangku untuk mencintaimu.

Kim Seohyun's POV End

***

Narasi

    Hari terus berganti, namun keadaan Jong Woon tak juga memperlihatkan kemajuan. Setiap hari Seohyun mengunjunginya bahkan menemaninya hingga pagi, Seohyun merasa takut akan kehilangan sosok polosnya. Ia selalu memegangi tangan Jong Woon yang dingin setiap kali menemaninya. Hyuk Jae dan Sooyoung merasa cemas dengan keadaan Seohyun yang tak lelah-lelahnya menjaga Jong Woon. Sudah hampir satu bulan Jong Woon tak sadarkan diri, Seohyun pun tak jarang bertengkar dengan Kyuhyun. Sebenarnya ia ingin sekali putus hubungan dengan Kyuhyun namun Kyuhyun terus membantah keinginannya. Ia mengancam akan menyakiti Jong Woon jika Seohyun berani memutuskan hubungannya. Seohyun merasa berada di posisi yang sulit, ia harus melawan hatinya demi keselamatan Jong Woon bahkan Kyuhyun menyuruh Seohyun untuk menjauhi Jong Woon.

   Polisi pun terus menyelidiki pelaku kekerasan terhadap Jong Woon dari bukti-bukti yang ada, namun sulit menemukan siapa pelakunya dikarenakan bukti tidak autentik dan polisi masih menyelidiki sidik jari yang kemungkinan menempel pada barang bukti. Polisi tak bisa menyelidiki terlalu jauh jika Jong Woon belum bisa memberi keterangan apapun, Polisi pun berusaha sabar menunggu Kim Jong Woon tersadar. Sementara Kyuhyun mulai digelayuti rasa bersalah. Ia sering kali ketakutan melihat Hyuk Jae menatapnya atau berjalan ke arahnya, ia takut orang lain akan mengetahui perbuatan kejinya bahkan ia takut Jong Woon benar-benar tiada.

Narasi End

***

Cho Kyuhyun's POV

    "Aish jinjja??? Polisi sudah bisa melacak sidik jari kita kau bilang???" sentakku terhadap salah satu anak buahku ketika ia mengabari perkembangan kasusku dengan namja culun itu "ne Kyuhyun-ssie, bagaimana ini?????" sahut salah satu anak buahku terlihat panik sepertiku "changka! Biar kupikirkan jalan keluarnya!" seruku membuat mereka terdiam. "Sepertinya aku harus melarikan diri dari Seoul, aku harus pergi keluar negeri. Aku tak ingin nasibku berakhir di penjara, andwee!!!. Tapi aku harus kemana??? Bukankah jika aku melarikan diri, Seohyun jelas akan mengetahui aku adalah pelakunya? Aighooo eottokhae??" pekikku hampir putus asa "oppa??? jadi ini semua adalah ulahmu?" suara Seohyun mengejutkanku, aku menoleh ke arah sumber suara tepat di belakangku. Aigho, sejak kapan Seohyun berdiri di sana? "Seo...Seo... Seohyun chagi-ya, aku bisa jelaskan yang sebenarnya padamu! Kumohon kau jangan salah paham, yang kau dengar tak seperti yang kau bayangkan chagi-ya" ucapku menghampirinya dan memegangi kedua bahunya. Ia berusaha menyingkirkan kedua tanganku dari bahunya, aigho dia benar-benar marah. Tamatlah riwayatku "Michieosseo! kukira kau namja yang baik, kukira kau tak sekeji itu tapi ternyata.... kau pandai sekali berpura-pura? Oppa, awalnya aku memang mengira kau dibalik semua ini tapi aku berusaha menepis semua pikiran kotorku dan sekali lagi kupastikan kau tak terlibat semua ini tapi ternyata.... Kecurigaanku sejak awal adalah benar" pekik Seohyun membuatku tak tahu harus apa, aku tak boleh membiarkannya melaporkanku kepada polisi.


   Kulihat ia menangis "Seohyun-ah! Mianhae!" sahutku tertunduk rasanya ingin sekali memeluknya "Aku benci padamu oppa!!" pekiknya seraya pergi "changkka!!! Changkamaneyo Seohyun-ah!!!" seruku berusaha mengejarnya, kuraih tangannya dan kutarik ia ke dalam pelukanku. Kali ini, aku benar-benar jatuh cinta dengannya. Aku tak pernah serius dengan seorang yeoja namun dengannya aku merasa takut kehilangan "lepaskan aku!!!" serunya meronta dari pelukan eratku "mianhae, aku melakukan itu semata-mata karena aku sangat mencintaimu. Rasa takut kehilanganmu terlalu besar hingga aku tak bisa mengendalikan otakku dengan baik. Jaebal jangan tinggalkan aku chagi-ya!" bisikku dapat kudengar isak tangisnya dengan jelas "apa cara mencintaimu memang seperti itu oppa?? Apa harus ada yang dikorbankan untuk mendapatkan cinta tulusku??" bisiknya terisak "mianhae, jinjja aku tak berniat menghilangkan nyawanya. Aku tidak tahu semua akan separah ini, Aku tak benar-benar memukulnya hingga mati. Aku hanya ingin memberi efek jera padanya" sahutku menitikkan airmata "kau tahu? ia memiliki kelainan darah, ia tak bisa terluka sedikitpun dan kau memukulnya dengan keras hingga menyebabkan pembekuan darah di otaknya, sekarang kau bilang kau tak bermaksud menghilangkan nyawanya? Oppa dia sekarat sekarang di Rumah Sakit itu semua karena ulahmu, menyerahlah pada kepolisian oppa! Dengan begitu, aku yakin keluarganya akan memaafkanmu. Tak ada gunanya seribu maaf kau ucapkan padaku." sahutnya melepaskan pelukanku "kelainan? mwosun suriya?" tanyaku mengernyitkan dahi "ne, dia adalah pengidap Hemofilia dimana saat tubuhnya terluka, darahnya tak mampu membeku dan menutup lukanya. Pendarahan di otaknya jelas bisa membuatnya kehilangan nyawanya. Kau kira perbuatanmu tidak berakibat fatal? Kau salah oppa" ujarnya membuatku benar-benar terkejut dan merasa bersalah "jika kau ingin hidupmu tenang, serahkan dirimu kepada yang berwajib, minta maaflah padanya dan keluarganya. Dengan begitu aku juga akan memaafkanmu, annyeong!" pesannya kemudian meninggalkanku yang masih terpaku di lorong apartemenku. "Aigho! eottokhae? Apa aku harus menuruti ucapannya? Bagaimana jika ia benar-benar kehilangan nyawanya? Aku tak mau hidupku diikuti rasa bersalah terhadapnya, eottokhae???" kepalaku rasanya mau pecah.

Cho Kyuhyun's POV End
***
Kim Seohyun's POV

   Aku menangis sepanjang jalan, pikiranku benar-benar kacau sekarang. Kukira pikiran burukku salah terhadapnya tapi ternyata pikiranku tepat sasaran. Aku benar-benar tak menyangka ia sekejam itu, ini terlalu menyakitkan bagiku. "Kenapa harus Jong Woon yang kau habisi? Kenapa harus namja selemah itu yang kau lawan? Kyuhyun-ssie micheosseo????" pekikku berteriak dalam mobil "Jong Woon bertahanlah, beri ia kesempatan untuk menebus semua kesalahannya. Jong Woon-ssie jheongmal mianhada! Karenaku kau harus bernasib buruk seperti ini.. Jinjja jinjja jheongmal jheongmal mianhada Jong Woon-ssie" pekikku tak sanggup lagi kutahan airmataku.

-SKIP-


    Aku kembali ke Rumah Sakit malam ini, aku berusaha menemaninya dengan menyembunyikan raut kesedihanku. Aku terkejut begitu melihat Hyuk Jae sudah lebih dulu berada di ruangan Jong Woon dirawat "ah annyeong Hyukie-ya!" sapaku membungkukkan badanku "ah annyeong Seohyun-ah! Kukira kau tidak kesini, jadi aku yang menemaninya" sahutnya berdiri dari duduknya dan menghadap ke arahku "mianhae aku tak mengabarimu sebelumnya, tadi aku memang tak berniat menemaninya tapi entah kenapa perasaanku benar-benar tak tenang meninggalkannya" sahutku tertunduk "apa kau takut kehilangannya?" tanyanya membuatku dengan sigap mengangkat wajahku, kuanggukkan kepalaku tanda setuju "ah, apa kau sudah jatuh cinta padanya? atau kau hanya merasa kasihan dengan keadaannya?" tanyanya kini membuatku terbelalak "animnida, sebelum aku mengetahui penyakitnya, aku sudah jatuh cinta padanya. Sifatnya yang polos, pemalu dan apa adanya mengubah pandanganku terhadapnya. Pandanganku yang selalu menilai namja tampan selalu bisa membahagiakanku ternyata salah, ia sudah membuka mata bathinku. Ia sudah mengubah pandanganku, aku tulus mencintainya bukan mengasihaninya. Hyukie-ya, apa akan ada kesempatan aku ditakdirkan bersamanya meski hanya sejenak?" jawabku tak sanggup membendung airmataku "molla.. mollasseo! Berdo'alah agar kau bisa memiliki kesempatan dekat dengannya lebih lama bukan hanya sejenak!" sahutnya membuatku tak sanggup menahan airmataku. Hyukie pun memelukku, meminjamkan tubuhnya untuk sekedar menampung airmataku yang terlalu banyak "Gomawo, jheongmal gomawo Seohyun-ah" bisiknya membuat hatiku semakin pedih "untuk apa Hyukie-ya?" tanyaku sesegukan "untuk membalas cintanya yang selama ini tak pernah ia beritahukan kepada siapapun. Gomawo sudah memberinya kebahagiaan" ujarnya menambah kesedihanku, tangisku memecah seketika.

Kim Seohyun's POV End

***

Narasi

    Kyuhyun berpikir keras mengenai ucapan Seohyun, ia mulai menyesali perbuatannya yang mencelakai orang lain hanya karena keegoisannya. Ada rasa kuat yang ia rasakan untuk menemui Kim Jong Woon dan meminta maaf padanya, ia benar-benar menyesali perbuatannya kali ini. Rasa takut yang besar membuat ia tak bisa menjalani aktifitasnya seperti biasa. Berhari-hari ia memikirkan ucapan Seohyun, hingga akhirnya ia memiliki keberanian untuk mengakui perbuatannya.

   Hari ini, Kyuhyun memberanikan diri pergi menemui Jong Woon dan yang lainnya di Rumah Sakit. Dengan langkah gagahnya ia pergi kesana, ia berusaha menjadi namja yang bertanggung jawab dan gentleman. Selang beberapa waktu, langkahnya sudah terhenti di depan pintu ruang rawat Kim Jong Woon. Ia menghela napas dan berusaha menerima semua konsekuensi atas perbuatannya. Dengan tubuh gemetaran ia berusaha menarik tuas pintu tersebut, ia buka pintu itu perlahan dengan wajah tertunduk malu. Seohyun, Hyuk Jae, Sooyoung dan Nyonya Kim sudah berada di dalam menemani Jong Woon yang ternyata sudah terbangun dari masa kritisnya. Semua menatap ke arahnya dengan tatapan dingin "oppa????" bathin Seohyun tak menyangka "mau apa dia kesini?" bisik Hyuk Jae pada Sooyoung "molla" sahut Sooyoung mengangkat bahunya. Kyuhyun berjalan dengan penuh perasaan takut menuju mereka. "Mau apa kau ke sini? Apa Jong Woon mengenalmu?" tanya Hyuk Jae menatapnya heran "aniya, tapi aku mengenalnya" sahut Kyuhyun datar.

Kriiiinggg... Kriiiinggggg.... Kriiinggggg....


    Suara ponsel Hyuk Jae berdering "polisi???" gumamnya menatap layar ponselnya "yoboseyo, ne naneun Lee Hyuk Jae, apa ada berita?" sapa Hyuk Jae serius, semua menatapnya penuh tanya. Seohyun dan Kyuhyun mulai mencemaskan kabar tersebut, sementara Jong Woon terus memerhatikan wajah Kyuhyun berusaha mengingat sesuatu "mwo??? kepolisian sudah mengetahui siapa pelakunya? Jinjja?" sahut Hyuk Jae membuat semua terkejut. Tubuh Kyuhyun terasa dingin, keringat mengucur deras ditubuh putihnya, tenggorokannya terasa kering seketika. Begitupun dengan Seohyun yang mulai mengkhawatirkan keadaan Kyuhyun, berkali-kali ia menatap cemas ke arah Kyuhyun "oppa??" bathin Seohyun. "Nuguya???" tanya Hyuk Jae "Cho... Cho Kyuhyun??? Cho Kyuhyun??" Lee Hyuk Jae menatap tajam ke arah Kyuhyun yang tertunduk ketakutan "nde, gomapda" sahut Hyuk Jae menutup telepon dengan datar. Tak sanggup lagi ia menahan amarahnya, dengan sigap ia segera melayangkan tangannya ke arah Kyuhyun hingga tersungkur "haaahhhh...!!!" desah Seohyun, Sooyoung dan Nyonya Kim terkejut "Hyuk Jae hentikan!!" seru Nyonya Kim "kau!! kau hampir membunuh adikku, untuk apa kau kesini? eoh?" pekik Hyuk Jae seraya memukul keras pipi Kyuhyun yang tersungkur "Hyuk Jae hentikan!!!!" Seohyun dan Sooyoung berusaha menarik tubuh Hyuk Jae. Mereka berusaha memegangi kedua tangan Hyuk Jae, sementara Jong Woon hanya bisa memerhatikan hal tersebut, rasanya ia ingin sekali bangun namun tubuhnya masih terlalu lemah hingga tak sanggup menopang beban tubuhnya sendiri.

   Ada hal yang mengejutkan, ternyata Nyonya Kim justru membantu Kyuhyun berdiri. Dengan airmata mengalir dipipinya ia berusaha membangunkan Kyuhyun "ireona!" serunya membantu Kyuhyun berdiri "kajja kau duduk dulu!" serunya menarik sebuah kursi "Ahjummonie apa yang kau lakukan?? Kenapa kau membantunya? Bukankah dia yang sudah membuat Jong Woon seperti ini?" protes Hyuk Jae "Hyuk Jae-ya! Beri dia kesempatan untuk menyampaikan alasannya, jangan langsung memukulnya. Kekerasan tak akan menyelesaikan masalah Hyuk Jae-ya! Bisakah kau tahan emosimu?!" seru Nyonya Kim bijak membuat Hyuk Jae mengangguk "Kyuhyun-ssie kau boleh bicara sekarang!" seru Nyonya Kim ditatap oleh Kyuhyun "Gamsahamnida ahjummonie..." sahut Kyu mengatur napas "jheongmal mianhae aku sudah menyakitimu Jong Woon-ssie... Aku benar-benar menyesal sudah melakukan hal ini padamu..." sahut Kyu menghela napas menahan darah yang keluar dari sudut bibirnya "aku melakukan ini hanya karena aku cemburu melihat kau dengan yeojaku, aku hanya terlalu mencintainya, aku takut kehilangan dia jadi aku terpaksa melakukan ini" sahut Kyuhyun menatap kesemua "nuguya yeoja yang kau maksud? apa Seohyun-ssie?" tanya Jong Woon lirih. Kyuhyun mengangguk lemas "jheongmal mianhae Kim Jong Woon-ssie, jheongmal mianhae ahjummonnie. Aku benar-benar menyesali perbuatanku, tujuanku kesini hanya untuk menyerahkan diriku kepada polisi. Aku benar-benar menyesal, mianhae... mianhae... mianhae" Kyuhyun menangis pekik. Kim Jong Woon dan Nyonya Kim pun turut menitikkan airmata.

   

     "Apa kau benar-benar mencintainya?" tanya Jong Woon membuat Kyuhyun mengangguk "jika kau benar-benar mencintainya, bisa kah kau menuruti satu permintaanku?" sahut Jong Woon dianggukkan lagi "mana tanganmu!" serunya memberikan satu tangannya ke arah Kyuhyun, Kyuhyun masih tak mengerti dengan maksudnya "Seohyun-ssie! Mana tanganmu!" kali ini Jong Woon meraih tangan Seohyun "kau mau apa Jong Woon-ssie?" tanya Kyuhyun menatapnya heran "aku memang sangat mencintaimu Seohyun-ssie, bahkan sejak pertama kali melihatmu rasa itu sudah ada. Tetapi..." sahut Jong Woon mengatur napas "tetapi aku tahu kemampuanku yang tak akan pernah bisa membahagiakanmu..." sahutnya terdiam membuat airmata Seohyun kembali mengalir deras "selama ini Hyukie hyung selalu menyuruhku untuk mendekatimu dan bisa memacarimu tapi berkali-kali pula kuabaikan sarannya... Alasanku hanya karena aku tak ingin kau menangis karena aku kelak, kau tahu kenapa? Karena aku tak bisa terlalu lama di sampingmu, aku tak mau melihatmu menderita karena penyakitku. Aku tak ingin melihat bidadariku terluka karena aku. Sekarang, aku sudah melihat ada seseorang yang benar-benar mencintaimu. Ada seseorang yang bisa menjagamu, aku sangat bahagia. Jika aku harus mati sekarangpun aku bisa mati dengan tenang..." ujar Jong Woon menitikkan airmata "Jong Woon-ah jangan bicara kematian! Kau itu bicara tak ada takutnya" pekik Hyuk Jae merasa tak sanggup membayangkan Jong Woon tiada "aku tak pernah takut akan kematian hyung, kapanpun aku siap menghadapinya karena aku tahu waktuku memang tak banyak, lagipula bukankah kematian seperti sebuah pintu? Tak ada satu orang pun yang tidak melewatinya?" sahut Jong Woon membuat seisinya menangis "Kyuhyun-ssie, kau mau berjanji padaku?" lanjut Jong Woon menatap Kyuhyun seraya tersenyum "ne, mwo?" sahut Kyuhyun pelan.

   Jong Woon menyatukan kedua tangan manusia itu dengan kedua tangannya "berjanjilah padaku untuk selalu membahagiakannya, berjanjilah padaku untuk selalu menjaganya dan berjanjilah padaku bahwa suatu saat nanti kau tak akan membuat airmatanya terjatuh setetespun! Jika kau berani melanggarnya, kau akan berhadapan denganku. Yaksoke?" sahut Jong Woon menangis memaksa tersenyum "aniya, aku tak pantas untuknya. Kau lebih pantas mendapatkannya" sergah Kyuhyun menangis "aku tak pantas untuknya, aku tak bisa membahagiakannya. Kurasa kau adalah orang yang tepat untuknya. Tadi bukankah kau mau menuruti kemauanku?" sahut Jong Woon "ne, tapi aku benar-benar merasa bersalah padamu. Aku merasa tak pantas kau perlakukan seperti itu" sahut Kyuhyun menatapnya dalam "kau yang terbaik untuknya, kau harus berjanji padaku! Yaksokeya Kyuhyun-ssie!" Jong Woon benar-benar membuat seisi ruangan menangis terharu. Kyuhyun pun mengangguk seraya menangis "ne yaksoke Jong Woon-ssie" sahut Kyu tersenyum ke arahnya "Seohyun-ssie, yaksokeya!" Jong Woon menatap Seohyun yang wajahnya sudah basah dengan airmata "ne yaksoke!" sahut Seohyun terisak "gomawo!" sahut Jong Woon tersenyum tulus sementara yang lain menangis terseguk-seguk.


    Setelah menyatukan kembali Kyuhyun dengan Seohyun, Jong Woon pun memejamkan matanya untuk istirahat. "Aku ingin tidur, kalian jangan merindukanku ne! Aku ingin bermimpi indah malam ini, jangan menggangguku! Annyeong" sahut Jong Woon memejamkan kedua matanya "yaks! Kenapa anak ini jadi begitu percaya diri? Tidak seperti biasanya" pekik Hyuk Jae heran "jhaljayo.. Annyeonghi jumuseyo" sahut Seohyun dan yang lainnya. Tak lama kemudian, terdengar suara seseorang mengetuk pintu dari luar "nuguya?" tanya Nyonya Kim menoleh ke arah pintu "molla ahjumma, biar kubukakan!" sahut Hyuk Jae kemudian menuju pintu. Hyuk Jae terkejut melihat beberapa orang namja berpakaian polisi tengah berdiri di depan pintu "ah annyeong ahjussie" sapa Hyuk Jae menatapnya "annyeong Hyuk Jae-ssie. Boleh kami masuk?" jawabnya dianggukkan oleh Hyuk Jae. Ketiga polisi itu pun berjalan memasuki ruangan dingin tersebut. Begitu melihat sosok Kyuhyun sang komandan segera memberi perintah "itu dia orangnya, kajja bawa dia!" seru komandan "ne" sahut kedua polisi lainnya segera menyeret Kyuhyun "andwe!!! andwe ahjussie! Kumohon lepaskan dia!" seru Seohyun menangis menahan tangan Kyuhyun "joseumnida nona, dia harus segera menjalani pemeriksaan terhadap kasus ini. Jika ada yang ingin kau sampaikan, mohon disampaikan di kantor kami!" ujar Komandan itu tegas "Kyuhyun oppa!!!!" seru Seohyun menangis "bisa aku minta waktu sebentar!" tawar Kyuhyun dianggukkan. Kyuhyun memeluk erat tubuh Seohyun "uljimma chagi-ya! Uljimma! Aku pasti akan kembali! Saranghae" bisiknya membuat Seohyun memeluknya lebih erat lagi. Seohyun dan Kyuhyun melepaskan tangan mereka dengan berat. Tiiiiiiittttt...... ttiiiiiittt....... tttiiiiiit...... Layar penunjuk detak jantung Jong Woon tiba-tiba berubah mendatar "Jong Woon??? Chagi-ya!! Ireona!!" seru Nyonya Kim menangis seketika "Hyukie-ya panggilkan dokter! Ppali!" seru Nyonya Kim "ne" Hyuk Jae pun berlari mencari pertolongan. Sementara Seohyun, Sooyoung, Kyuhyun dan Nyonya Kim hanya menangis....

   Dokter datang setelah beberapa menit dipanggil, dengan sigap dokter memeriksa keadaan Jong Woon sementara Kyuhyun dan ketiga polisi itu berangkat menuju kantor polisi. Di dalam perjalanan Kyuhyun menangis "Jong Woon-ssie mianhae! Gomawo" bathinnya meneteskan airmatanya.

 

   Dokter baru saja keluar dari ruangan "Dokter? Eottokhae?" tanya Nyonya Kim, Dokter itu tertunduk "joseumnida Kim-ssie! Kami tak bisa menyelamatkannya, pendarahan diotaknya mulai menyebar. Darah yang keluar jumlahnya terlalu banyak hingga tak bisa kami bendung lagi. Joseumnida kami tak bisa melakukan yang terbaik untuknya" ujar Dokter sontak memecah keheningan dengan suara tangis dari semuanya. Hyuk Jae jatuh lemas mendengar ucapan Dokter "paboya! Bukankah kau masih ingin ke pantai bersamaku? Kenapa kau pergi sekarang? Apa kau lupa janjimu? Anak nakal" gumam Hyuk Jae menangis dengan tatapan kosong "Jong Woon-ssie gomawo sudah memberikanku kebahagiaan meski itu terlalu singkat. Gomawo" bathin Seohyun kembali menangis "saranghae" tambahnya....

                                                                        ~THE END STORY~



Kyaaaa Sad ending... uljimma yeorobun....!!! T-T *gimana? ceritanya bikin nyesek gug??? Semoga sich setelah ini ga pada galau mikirin nasib ff ini ne!! Karena ffnya udah selesai... Yeeeeehhhhhh berhasil berhasil berhasil horeee...... *ni author bahagia sendiri... yang lain sedih mewek baca ffnya dia malah kesenengan gara2 ffnya udah selesai.... Gimana?? Gimana?? Yang terharu biru sampe nangis bombay *lebay* jangan lupa share kommennya di Kolom komentarku ne!!!!! Uljimma yeorobun... Keep Smile :D


Lain kali bakal thor buatin ff yang happy ending degh, makanya setia terus sama ff thor berikutnya ne!! Dijamin puas deh bacanya.... Gamsahamnida buat yeorobun yang udah setia mantengin ff author gaje yang satu ini... *bow... Annyeong... paipai... *lambaikantangan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!