Title : Cinderella Boy
Author : Han Ha Rin
Cros Posting : Facebook
Cast :
- Yesung As Lee Hyun Seok
- Kim Kibum As Lee Sang Joon
- Sulli As Han Hyun Mun
- Krystal As Kim An Kyu
- Kwon Sang Woo As Kang Ahjussie (True Cast of Drama Cinderella Man)
- Kyuhyun As Cho Kyuhyun (Han Hyun Mun's Boss)
- Sungmin As Lee Sung Min (Lee Hyun Seok's Friend)
- Ryeowook As Kim Ryeowook (Lee Sang Joon's Friend)
- Yu Ri As Yu Ri (Han Hyun Mun's Friend)
Genre : Romance
Disclaimer : Cinderella Man (Drakor)
PLEASE DO NOT COPY
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Annyeong Chingudeul.... Eottokhae jinaseyo???? Jhaljineyo?? joah... Joah... hmm.. gimana nih? masih mau lanjut tak ffnya????? Kalo lanjut, Monggo dibaca dulu Chapter selanjutnya.... Seperti biasa lah sebelum maju ke Chapter selanjutnya, thor selalu recap dulu chapter sebelumnya... Gunanya supaya readers kembali mengingat kejadian sebelumnya dan supaya readers dapat lagi feelnya di chapter yang baru.. gitu lho sujuan thor kasih kalian recap...
Yesungdalah author mau kembali kasih tau Rulesnya sebelum dan sesudah membaca.. ah pasti udah pada tau donk????
1. Biasakan LIKEnya sebelum membaca
2. KOMEN diwajibkan setelah usai membaca (komen boleh berisi komentar, kritikan atau saran tapi NO BASH and NO SARA ya Komentarnya)
3. Keep Original... No Plagiarisme... COPAS = DOSA
4. Gamsahamnida buat yang sudah Mematuhi rulesnya author *Bow
5. Kajja Kita mulai membaca^^ (Happy reading)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Annyeong Chingudeul.... Eottokhae jinaseyo???? Jhaljineyo?? joah... Joah... hmm.. gimana nih? masih mau lanjut tak ffnya????? Kalo lanjut, Monggo dibaca dulu Chapter selanjutnya.... Seperti biasa lah sebelum maju ke Chapter selanjutnya, thor selalu recap dulu chapter sebelumnya... Gunanya supaya readers kembali mengingat kejadian sebelumnya dan supaya readers dapat lagi feelnya di chapter yang baru.. gitu lho sujuan thor kasih kalian recap...
Yesungdalah author mau kembali kasih tau Rulesnya sebelum dan sesudah membaca.. ah pasti udah pada tau donk????
1. Biasakan LIKEnya sebelum membaca
2. KOMEN diwajibkan setelah usai membaca (komen boleh berisi komentar, kritikan atau saran tapi NO BASH and NO SARA ya Komentarnya)
3. Keep Original... No Plagiarisme... COPAS = DOSA
4. Gamsahamnida buat yang sudah Mematuhi rulesnya author *Bow
5. Kajja Kita mulai membaca^^ (Happy reading)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
RECAP CHAPTER 9
Mwo? ponsel siapa yang
berdering??? aku merogoh ponselku dalam saku celana "bukan ponselku"
sahutku seraya melihat ponselku, aku menoleh ke meja "ah ternyata
milikmu Seoki ah! Kenapa nadanya sama? aigho ada panggilan, bagaimana
ini?" gumamku memerhatikan ponselnya yang terus berdering "Seoki ah!!!!
Ada telepon untukmu!!" seruku berharap Hyun Seok mendengarku "kenapa dia
tidak menjawab?" pekikku kesal. Kurasa harus aku yang menjawab
panggilan itu, berisik sekali "Sang Joon cepatlah kau pulang!!!"
suara seorang yeoja dari balik telepon itu memanggil nama Sang Joon
"mwo? bukankah yang bersamaku adalah Hyun Seok?" gumamku dalam hati
"Hyun Mun ramyeonnya sudah matang" sahut Hyun Seok muncul dari dapur
membuat lamunanku terpecah. Kumatikan panggilannya, dan segera kuhampiri
Hyun Seok atau Sang Joon "mwo?" tanya namja itu menatapku "nugu??
nuguseyo????? (Siapa? Kau siapa???)" tanyaku mengeraskan suaraku hingga
membuat semua menoleh ke arahku "mwosun suriya?" tanya namja itu
mengernyitkan dahinya "nuguseyo? Lee Hyun Seok? atau Lee Sang Joon?"
tegasku membuatnya terkejut, kulihat ahjussiepun berdiri di dekat pintu
dapur dengan ekspresi yang sama terkejutnya "katakan padaku!!!
nuguseyo????" seruku membentak namun namja itu masih terdiam
terpaku..........
RECAP CHAPTER 9 END
***
CHAPTER 10
Hyun Seok's POV
Masak juga ramyeon spesial untuk yeojaku "eeuummm.. sedap sekali baunya, dia pasti menyukainya" ujarku sembari menghirup bau masakanku di panci "sudah jangan dicium terus masakannya, nanti bisa hilang aromanya lebih baik cepat kau hidangkan untuknya" sahut ahjussie memberi saran "ne ne" sahutku buru-buru keluar dari dapur "Hyun Mun ramyeonnya sudah matang" sahutku begitu muncul dari balik pintu "aigho? dia sedang apa dengan ponselku?" aku melihatnya memegangi ponselku "perasaanku jadi tidak enak, ada apa ini?" gumamku menatap heran ke arahnya "mwo?" tanyaku berusaha mencari tahu yang sebenarnya terjadi "nugu??
nuguseyo????? (Siapa? Kau siapa???)" tanya dengan lantang membuat jantungku berdetak semakin cepat "mwosun suriya?" tanyaku mulai curiga ia mengetahui penyamaranku sebagai Lee Sang Joon "katakan padaku!!!
nuguseyo????" bentaknya membuatku semakin sulit bernapas. Aku masih terdiam berusaha mengatur napas dan memikirkan jawaban apa yang harus kuberikan padanya, di sini bukan hanya ada aku dan dia namun ada ahjussie juga yang pasti akan mengetahui permasalahanku "eottokkhae? Tuhan bantu aku! jawaban apa yang harus kuberikan?" doaku dalam hati.
"kenapa kau diam?" tanyanya mendekatiku "Hyunie ini aku Hyun Seok!! kenapa kau harus bertanya seperti itu?" jawabku berusaha meyakinkannya "Hyun Seok??? Jheongmal??" ia menatapku sinis "ya Tuhan bagaimana ini? dia belum juga mempercayaiku" pekikku kesal dalam hati "aku benar-benar Lee Hyun Seok, mana mungkin aku orang lain? Jika aku adalah orang lain mana mungkin aku bisa mengenalmu lebih dari siapapun?" ujarku sembari meletakkan ramyeonku di meja "jika memang kau Hyun Seok? apa buktinya?" ujarnya benar-benar mempersulitku "begini, kau tahu kan aku pernah jatuh dari atas atap? dan di kepalaku ada bekas luka jaitannya? ini coba kau cari bekas luka itu di kepalaku? Jika tidak ada mungkin aku bukan Hyun Seok" sahutku menyodorkan kepalaku ke arahnya "baiklah" sahutnya kemudian mengacak-acak rambutku dan berusaha mencari bekas luka masa kecilku dulu "ada?" tanyaku setelah ia berhasil menemukan bekas lukanya "ne" sahutnya tersipu malu "lalu jika kau Hyun Seok? kenapa ada seorang yeoja menghubungimu dan memanggilmu Sang Joon? Mwosun suriya?" tanya Hyun Mun nampak sudah lebih tenang "aigho? ada yang menghubungiku? jangan-jangan dia Kyu An... aahhh paborasseo yeoja" pekikku dalam hati "aku bisa jelaskan yang sebenarnya tapi aku mohon jaga rahasia ini hingga Sang Joon pulang, jaebal!!!" sahutku nampaknya harus berkata yang sebenarnya pada Hyunie dan ahjussie "mwosun suriya?" tanya Hyun Mun kembali berdiri "Sang Joon? Nuguseyo?" tanya ahjussie kini berdiri di sampingku.
"Dua bulan yang lalu, aku tak sengaja bertemu dan mengenal Lee Sang Joon. Awalnya aku tidak mengenal siapa dia bahkan aku dan dia selalu bertengkar tiap kali bertemu hingga tiba suatu hari ia datang menemuiku dan berkenalan lebih dekat denganku, ia jelaskan apa tujuannya bertemu denganku" ujarku sengaja tertahan, ahjussie dan Hyunie masih setia mendengarkan ceritaku "ia jelaskan padaku apa tujuan ia mendekatiku, dia bilang dia harus pergi keluar negeri untuk berobat dan operasi jantung tetapi dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.. karena dia dan aku punya kemiripan fisik jadi ia memintaku untuk menggantikan dirinya selama ia di sana. Awalnya aku sendiri menolak, karena aku tahu menjadi dirinya itu tidak mudah tetapi ia menjanjikan aku banyak hal, seperti membuatkan aku sebuah restoran ramyeon jika nanti ia pulang bahkan ia menjanjikan hidup mewah untukku. Pikiranku jadi berubah dan mau mengikuti kemauannya, tapi ia melarangku untuk beritahu siapapun maka dari itu aku bilang pada kalian aku bekerja di Seoul.. Mianhae jheongmal mianhae aku sudah berbohong pada kalian berdua" lanjutku kuakhiri dengan memohon maaf kepada mereka "paboya!!! kau itu benar-benar bodoh" sahut ahjussie dengan keras "ne naega paboya, mianhae ahjussie" sahutku memeluk tubuh ahjussie mencari perlindungan, aku tahu ia pasti akan memukulku "jadi yang bersamaku tadi siang siapa? kau??" tanya Hyun Mun "ish! lepaskan pelukanmu! menjijikan" ahjussie mendorong tubuhku dengan kuat "ne itu aku" sahutku menundukkan kepalaku "yang bertengkar dengan Kyu An dan Kyuhyun oppa juga dirimu? benar begitu?" sahutnya kuanggukkan "aigho! sudah kuduga, pantas saja kesukaannya sama dan aku tidak merasa asing sedikitpun padanya ternyata itu memang kau. Aku kecewa padamu, kau neomu neomu paborasseo!" ujarnya nampak marah padaku, ia meninggalkanku "Hyunie!!!! Changkaman!" seruku menahan tangannya "mwo?" sentaknya keras "aku benar-benar minta maaf! Aku tidak bermaksud membohongimu! Aku juga tidak nyaman menjadi dirinya? Terlalu berat untukku, jaebal Hyunie pahami aku!" mataku rasanya panas seperti ingin menangis, menatapnya membuatku benar-benar merasa bersalah "aku benci kebohongan Lee Hyun Seok!" sahutnya lantang seraya menarik tangannya yang sedari tadi kupegangi kemudian pergi meninggalkanku "Hyunie!!!!" seruku ternyata tak digubris olehnya.
Aku masih berdiri terpaku meratapi kebodohanku "kau itu benar-benar pabo! Kau tahu tidak Lee Sang Joon itu siapa?" sahut ahjussie membuatku sedikit bertanya-tanya "mwo?" tanyaku mengertnyitkan alisku "ke sini! biar kujelaskan padamu! Kurasa ini adalah waktu yang tepat" serunya mengajakku duduk bersamanya. Aku menghampiri ahjussie dan duduk di sampingnya dengan segudang pertanyaan dibenakku "ahjussie mwosun suriya?" tanyaku penuh heran "aku harus jelaskan sesuatu padamu" ujarnya datar "mwo?" aku menoleh ke arah ahjussie dan kami bertatapan "Hyun Seok kau harus tahu siapa kau sebenarnya" ucapnya semakin membuatku penasaran "dulu pernikahan kedua orangtuamu tak pernah direstui, karena ibumu miskin sementara ayahmu adalah keturunan keluarga kaya raya tetapi kedua orangtuamu tetap memaksakan menikah hingga ibumu melahirkanmu" ujarnya terhenti seraya meneguk segelas minuman "ibumu melahirkan anak kembar, suatu hari ibu mertuanya mengusir ibumu dari rumah dan ia dipaksa untuk bercerai dengan ayahmu" ujar ahjussie benar-benar membuatku terkejut "tetapi sebelum bercerai, ibumu mengajukan 1 syarat yaitu ia menitipkan satu anaknya kepada suami dan ibu mertuanya. Jika mereka mau mengurus salah satu anaknya ia baru akan pergi meninggalkan kehidupan mereka dan ternyata mereka menyetujui itu. Setelah itu ibumu pergi dari rumah mertuanya bersamamu dan tinggal bersamaku di sini, ya ibumu adalah adikku tetapi tak lama setelah tinggal bersamaku ibumu sakit parah. Aku yang saat itu sulit perekonomian tak mampu membawa ibumu ke rumah sakit. Ibumu meninggal karena kanker darahnya namun sebelum meninggal ibumu menitipkanmu padaku. Kau tahu siapa nama kembaranmu dan siapa keluarga ayahmu?" aku menangis mendengar cerita ahjussie.
"eomma naega bogosipda" gumamku dalam hati, aku menggelengkan kepalaku tuk menjawab pertanyaan ahjussie "Ibumu bilang namanya adalah.....Lee Sang Joon" ujar ahjussie membuat jantungku berhenti berdetak, sepertinya ada sebuah palu besar yang menghantam keras tepat di dadaku "Lee Sang Joon??? dia kembaranku?" tanyaku dengan bibir bergetar, tubuhku mendadak mati rasa "ya dia kembaranmu, nama ayahmu adalah Lee Kwang Gi, seorang Direktur di Hotel Seoul" jawaban ahjussie membuatku tak sanggup lagi menahan airmata "kudengar Lee Kwang Gi sudah memiliki istri lagi setelah bercerai dari ibumu dan tentu saja istrinya berasal dari keluarga yang sama-sama kaya. Sudahlah! Tenangkan dirimu!!" ahjussie merangkul pundakku namun aku tak bisa menghentikan tangisku yang semakin jadi. Aku menangis sejadi-jadinya "kenapa? kenapa aku baru tahu sekarang? seharusnya aku membenci halmoni karena ia sudah mengusir aku dan eomma" pekikku masih terus menangis "kau sudah bertemu dengan Nyonya Lee?" tanya ahjussie masih merangkul tubuhku "nde, sikapnya begitu manis padaku ah bukan tapi pada Sang Joon. Aku sempat menyayangi ahjussie, aku benar-benar menyesal" aku menangis sesegukan "sabarlah!!! kau harus sabar!" serunya mengusap punggungku "Sang Joon sudah pulang?" tanyanya kugelengkan kepalaku "geureyo, kau harus bisa tutupi perasaanmu di hadapan Nyonya Lee dan tetaplah berpura-pura menjadi Sang Joon sampai akhir! ne?" ujarnya "nde ahjussie" sahutku berusaha mengatur napasku "ya sudah! pulanglah! jangan sampai kau ketahuan ada di sini, ne?!" seru ahjussie mengingatkanku hari sudah larut malam "nde, aku pulang! Annyeong ahjussie" sahutku berpamitan padanya. Aku pun keluar dari kedai milik ahjussie dan pergi menuju halte bus. Aku pulang dengan perasaanku yang hancur berantakan.
Hyun Seok's POV End
Narasi End
***
Kenapa Sang Joon diam "Sang Joon ah! kau masih di sana?" seruku "ne aku disini, lalu apa ibumu masih ada? Ibu kita?" tanyanya membuat airmataku menetes lagi "aniya, eomma sudah tidak ada! Jika kau tidak percaya kita adalah saudara, aku berani untuk tes DNA" ujarku terisak "kau menangis?" tanyanya sepertinya mendengar isakanku "ne, aku merindukan nae eomma. Aku tak pernah melihatnya" ujarku jujur "jika aku pulang, kita cari tahu kebenarannya bersama ne? kau mau kan?" sahutnya kuanggukkan "ne aku mau" sahutku "ya sudah! sekarang hentikan tangismu! Kau itu bukan yeoja, seorang Sang Joon tak pernah menangis! Jika ada yang melihatmu menangis, reputasiku bisa hancur! Cepat kau keringkan airmatamu!" serunya membuatku menghentikan tangisku segera "ne, ya sudah nanti kuhubungi kau lagi! Sekarang aku mau mandi dan bersiap ke kantor! Annyeong" sahutku menyudahi obrolan pagi ini "ne, geureyo aku juga mau terapi. Annyeong!" balasnya.
Aku berhasil membawanya ke Busan, aku bisa menjalankan misiku hari ini. Semoga saja aku bisa menemukan jawaban atas pertanyaanku selama ini. Sesampainya di Busan, aku memarkir mobilku di salah satu kedai kecil di pinggir jalan "di mana kita? kau mau makan? kau sudah lapar lagi? huh?" aku menatapnya curiga "yakk!!! siapa yang mau makan? ini kedai ramyeon milik ahjussieku, aku hanya tinggal bersama ahjussie ibuku sudah tidak ada dan aboji aku tak pernah tahu aku punya aboji" sahutnya kesal "mworago? ibunya sudah tidak ada dan ia tidak tahu sosok ayahnya? apa maksudnya?" gumamku dalam hati "ya sudah! kau mau masuk tidak? akan kutraktir ramyeon! kajja!" ia menarik tanganku untuk segera masuk ke dalam kedai kecil tersebut "ahjussie!!!" seru anak itu membuat seseorang muncul dari balik dapur "ne" sahut seseorang dari dapur "mwo?" aku tersentak melihat sosok pria tersebut.......
Aku masih berdiri terpaku meratapi kebodohanku "kau itu benar-benar pabo! Kau tahu tidak Lee Sang Joon itu siapa?" sahut ahjussie membuatku sedikit bertanya-tanya "mwo?" tanyaku mengertnyitkan alisku "ke sini! biar kujelaskan padamu! Kurasa ini adalah waktu yang tepat" serunya mengajakku duduk bersamanya. Aku menghampiri ahjussie dan duduk di sampingnya dengan segudang pertanyaan dibenakku "ahjussie mwosun suriya?" tanyaku penuh heran "aku harus jelaskan sesuatu padamu" ujarnya datar "mwo?" aku menoleh ke arah ahjussie dan kami bertatapan "Hyun Seok kau harus tahu siapa kau sebenarnya" ucapnya semakin membuatku penasaran "dulu pernikahan kedua orangtuamu tak pernah direstui, karena ibumu miskin sementara ayahmu adalah keturunan keluarga kaya raya tetapi kedua orangtuamu tetap memaksakan menikah hingga ibumu melahirkanmu" ujarnya terhenti seraya meneguk segelas minuman "ibumu melahirkan anak kembar, suatu hari ibu mertuanya mengusir ibumu dari rumah dan ia dipaksa untuk bercerai dengan ayahmu" ujar ahjussie benar-benar membuatku terkejut "tetapi sebelum bercerai, ibumu mengajukan 1 syarat yaitu ia menitipkan satu anaknya kepada suami dan ibu mertuanya. Jika mereka mau mengurus salah satu anaknya ia baru akan pergi meninggalkan kehidupan mereka dan ternyata mereka menyetujui itu. Setelah itu ibumu pergi dari rumah mertuanya bersamamu dan tinggal bersamaku di sini, ya ibumu adalah adikku tetapi tak lama setelah tinggal bersamaku ibumu sakit parah. Aku yang saat itu sulit perekonomian tak mampu membawa ibumu ke rumah sakit. Ibumu meninggal karena kanker darahnya namun sebelum meninggal ibumu menitipkanmu padaku. Kau tahu siapa nama kembaranmu dan siapa keluarga ayahmu?" aku menangis mendengar cerita ahjussie.
"eomma naega bogosipda" gumamku dalam hati, aku menggelengkan kepalaku tuk menjawab pertanyaan ahjussie "Ibumu bilang namanya adalah.....Lee Sang Joon" ujar ahjussie membuat jantungku berhenti berdetak, sepertinya ada sebuah palu besar yang menghantam keras tepat di dadaku "Lee Sang Joon??? dia kembaranku?" tanyaku dengan bibir bergetar, tubuhku mendadak mati rasa "ya dia kembaranmu, nama ayahmu adalah Lee Kwang Gi, seorang Direktur di Hotel Seoul" jawaban ahjussie membuatku tak sanggup lagi menahan airmata "kudengar Lee Kwang Gi sudah memiliki istri lagi setelah bercerai dari ibumu dan tentu saja istrinya berasal dari keluarga yang sama-sama kaya. Sudahlah! Tenangkan dirimu!!" ahjussie merangkul pundakku namun aku tak bisa menghentikan tangisku yang semakin jadi. Aku menangis sejadi-jadinya "kenapa? kenapa aku baru tahu sekarang? seharusnya aku membenci halmoni karena ia sudah mengusir aku dan eomma" pekikku masih terus menangis "kau sudah bertemu dengan Nyonya Lee?" tanya ahjussie masih merangkul tubuhku "nde, sikapnya begitu manis padaku ah bukan tapi pada Sang Joon. Aku sempat menyayangi ahjussie, aku benar-benar menyesal" aku menangis sesegukan "sabarlah!!! kau harus sabar!" serunya mengusap punggungku "Sang Joon sudah pulang?" tanyanya kugelengkan kepalaku "geureyo, kau harus bisa tutupi perasaanmu di hadapan Nyonya Lee dan tetaplah berpura-pura menjadi Sang Joon sampai akhir! ne?" ujarnya "nde ahjussie" sahutku berusaha mengatur napasku "ya sudah! pulanglah! jangan sampai kau ketahuan ada di sini, ne?!" seru ahjussie mengingatkanku hari sudah larut malam "nde, aku pulang! Annyeong ahjussie" sahutku berpamitan padanya. Aku pun keluar dari kedai milik ahjussie dan pergi menuju halte bus. Aku pulang dengan perasaanku yang hancur berantakan.
Hyun Seok's POV End
***
Hyun Mun's POV
Aku benar-benar malu di hadapannya, aku masih tak percaya yang kutemui tadi siang bukanlah Lee Sang Joon melainkan Hyun Seok. Kenapa aku begitu bodoh? tak mampu membedakan Sang Joon dengan Hyun Seok? aigho! Aku benar-benar kecewa dengan Hyun Seok. Sesampainya di rumah, aku tak henti-hentinya menangis di kamar "aku merasa dipermainkan olehmu Hyun Seok, kenapa kau membohongiku? kenapa? kau bilang kau menyukaiku tapi kenapa kau membohongiku? aku benci kebohongan" pekikku kesal sembari menatap fotonya yang telah kubingkai dengan indah "Seoki ah bagaimana aku harus menjawab perasaanmu jika hatiku sudah terluka karenamu?" airmataku masih mengalir deras dari pelupuk mataku "apa iya aku juga menyukaimu? Kenapa rasanya begitu sakit dibohongi olehmu Seoki?" aku masih menatap wajahnya di fotoku bersamanya saat sekolah dulu.
I wanna hold your hand (Everytime i thinking about you)
I wanna kiss to your lips (nae ma-eum gadeukhi yeah)
I wanna fall in love with you (Its must beautiful lovely day)
Ponselku terus berdering, Hyun Seok terus mencoba menghubungiku namun rasanya hatiku masih terlalu sakit untuk berurusan dengannya. Mungkin sudah lebih dari 10 kali ia menelponku, aku pun tetap mengacuhkan panggilannya "sebaiknya aku matikan saja agar kau berhenti menggangguku" ujarku sembari memencet tombol off pada ponselku. Setelah mematikan ponselku, aku pun menenggelamkan tubuhku di balik selimut.
Hyun Mun's POV End
***
Hyun Seok's POV
Aku masih berada dalam bus dan mencoba menghubungi Hyun Mun, berkali-kali kucoba menghubunginya namun sama sekali tak ada jawaban bahkan kini ponselnya tak bisa kuhubungi sama sekali "aaahhh!!! paborasseo" pekikku kesal setengah mati membuat beberapa penumpang lain menoleh heran ke arahku "mianhae" sahutku memaksa tersenyum kepada beberapa penumpang yang merasa terganggu olehku. Kusandarkan kepalaku kembali di bangku bus ini, kupejamkan mataku perlahan "aku sama sekali tak mengingat wajahmu eomma, aku benar-benar merindukanmu" gumamku kembali menitikan airmata "ah kenapa aku jadi cengeng begini, seperti yeoja saja" gumamku mengusap airmataku.
Beberapa jam kemudian aku sampai di kota Seoul, aku turun di halte yang tak jauh dari rumahku. Berjalan lemas menuju rumah yang kini enggan kusinggahi. Hatiku rasanya sakit sekali, seperti tertusuk sebuah pisau belati dan aku tak mampu mengeluarkannya. Sesampainya di depan rumah, aku berusaha kembali berpura-pura sebagai Sang Joon dan tenang seperti tak sedang berada dalam tekanan "aku pulang" seruku sembari mengganti sepatuku dengan sandal "kau baru pulang? selarut ini? kau kemana saja huh?" tanya ahjussie yang tadi sedang menonton tv "Sang Joon ya! kenapa kau pulang selarut ini? kau dari mana? bukankah kau sudah berjanji padaku untuk tidak pulang larut malam?" belum sempat kujawab halmoni sudah muncul dari kamarnya "mianhada, aku keasyikan berbincang jadi lupa waktu" sahutku datar sembari membungkukkan tubuhku "kau ini? benar-benar membuatku khawatir, arasseo?" sahut halmoni mendekatiku "nde halmoni arasseo, mianhada sudah membuatmu khawatir" sahutku membungkuk lagi "sudah! sudah! jangan membungkuk lagi! Sebaiknya kau cepat bersihkan dirimu! Kau sudah makan?" halmoni memegangi lenganku "aniya" sahutku menggelengkan kepala "ya sudah Kang ssie cepatlah kau siapkan makanan untuk Sang Joon! ne?" seru halmoni pada ahjussie "baik Nyonya" ahjussie membungkukkan badannya "kau bersihkan dirimu! Setelah itu kembali ke ruang makan ne!" seru halmoni kuanggukkan.
Aku kembali ke meja makan seusai mandi dan mengganti pakaianku, kulihat beberapa hidangan sudah disiapkan ahjussie. Aku duduk di samping ahjussie "mana halmoni? apa dia tidak menemaniku?" tanyaku menoleh ke arah ahjussie Plaak..... Kenapa ia memukul kepalaku "aw appo, waeyo?" tanyaku sembari mengusap kepalaku "kau pikir ini jam berapa? ini sudah larut malam, halmonimu butuh istirahat mana bisa menemanimu makan selarut ini? huh?" sahutnya ketus "ini sudah pukul 1 malam? ne, mianhae!" sahutku menundukkan kepala "kau dari mana saja pulang selarut ini? huh?" tanya ahjussie ketus "aku habis menemui ahjussieku di Busan, ada sedikit masalah jadi aku pulang larut malam" jawabku sembari mengambil nasi dan menyendok sup ke mangkuk "mwo? kenapa kau tidak bilang kau mau ke sana huh?" tanya ahjussie sepertinya terkejut "wae? kenapa aku harus bilang padamu?" tanyaku mulai melahap satu persatu makanan tersebut Plaakkk.... Ish penyakitnya kambuh rupanya "ahjussie! berhentilah memukulku!" pekikku "ada apa ini? kenapa kau memukul kepalanya?" tiba-tiba halmoni datang membuat kami berdua tersentak "ah Nyonya, joseumnida! Saya hanya bercanda padanya" ahjussie segera berdiri dan membungkuk pada halmoni "lain kali aku tak mau melihat kau memukul kepala cucu kesayanganku lagi! Arasseo?" serunya tegas "nde arasseo Nyonya" sahutnya kembali membungkuk, sementara aku kembali melanjutkan makan malamku. Ternyata perutku sangat lapar sampai-sampai aku tak ingat sedang ada masalah dengan Hyun Mun.
"Enak makannya?" tanya halmoni duduk di sampingku "eum ne, kau mau coba?" sahutku sembari mengunyah daging asap yang sudah ada di dalam mulutku "gomawo, kau makanlah yang banyak! aku sudah tidak nafsu makan" sahutnya melempar senyum ke arahku "aku tahu senyuman itu bukan untukku melainkan untuk Sang Joon" gumamku merasakan sakit di hati jika teringat kembali bahwa aku bukan Sang Joon "ne" sahutku memaksa tersenyum dan kembali melanjutkan makan. "oh ya aku lupa, tadi sore Kyu An ke sini mencarimu" sahut halmoni sontak membuatku menghentikan makanku "dia menelponmu tapi tak ada yang menjawab, apa ia tidak menghubungimu lagi?" tambahnya hanya kugelengkan saja "halmoni, aku sudah kenyang. Aku mau tidur" sahutku segera beranjak dari posisi dudukku "lho! makannya tidak dihabiskan?" tanya halmoni meneriakiku "aniya, aku sudah kenyang! Kasih ahjussie saja!" teriakku datar dan segera menuju kamar.
Hyun Seok's POV End
***
Narasi
Halmoni masih berada di ruang makan bersama Kang ahjussie "ada apa dengan Sang Joon? kenapa ia nampak malas membicarakan Kyu An? apa kau tahu alasannya Kang ssie?" tanya halmoni yang masih duduk di bangku makan "mollayo nyonya, tuang muda belum bercerita apapun pada saya" jawab Kang membungkuk "ya sudah, tolong kau bereskan mejanya! Aku mau ke kamarnya dulu!" serunya berdiri "baik nyonya" sahut Kang ahjussie lalu ditinggalkan oleh halmoni. Halmoni segera menuju ke kamar Sang Joon, perlahan ia buka pintunya "Sang Joon!" serunya perlahan seraya memasuki kamar tersebut "aigho! kau sudah lelah sekali rupanya?" sahutnya melihat Sang Joon tengah tertidur pulas sembari mendengarkan alunan musik di headsetnya, halmoni duduk di sampinh Sang Joon yang tengah terlelap sembari sesekali mengelus rambutnya "Sang Joon! cucuku" gumamnya sembari mengelus rambut Sang Joon "annyeonghi jumuseyo chagiya" ucapnya lalu mencium kening Sang Joon dan kemudian keluar dari kamar Sang Joon. Ia kembali menuruni anak tangga satu persatu hingga sampai di depan pintu kamarnya "Nyonya, apa tuan muda sudah tidur?" tanya Kang yang baru saja keluar dari dapur "iya dia sudah tertidur lelap, mungkin dia kelelahan. Kau juga kembali tidur ne! Ini sudah hampir pagi" serunya membuka pintu kamarnya "geureyo, annyeonghi jumuseyo nyonya besar!" sahut Kang kembali membungkukkan badannya.
Setelah sempat berbicara dengan halmoni, Kang ahjussie segera menuju kamar Hyun Seok. Ia membuka pintunya perlahan, takut membangunkan Hyun Seok. Ia duduk di samping tempat tidur Hyun Seok, memerhatikan wajah Hyun Seok dengan teliti "kau benar-benar mirip dengannya? apa kau benar kembarannya Sang Joon yang dulu terpisah??" gumamnya sembari memerhatikan setiap lekuk wajah Hyun Seok. Kang ahjussie teringat kejadian masa lalunya di mana saat-saat perpisahan Ibu dan ayahnya Sang Joon terjadi.
Flashback
"Sebaiknya kau cepat ceraikan anakku! Kau itu tidak pantas menjadi bagian dari keluarga kami!" seru Nyonya Lee mengusir Jung Eun Hwa (Ibu Hyun Seok & Sang Joon) di hadapan suaminya Lee Kwang Gi dan temannya Kang Min Suk (Kang ahjussie) serta Jung Yun Ah (Hyun Seok ahjussie) "nde, aku akan pergi tapi aku ada syarat. Jika kau dan Kwang Gi mau memenuhi permintaanku maka aku dan kakakku akan pergi jauh dari kehidupan kalian!" sahut Eun Hwa seraya menangis sesegukan "kau mau apa? uang? berapa yang kau butuhkan? heu?" tanya Nyonya Lee angkuh "aniya, aku sama sekali tidak membutuhkan uangmu! Aku hanya ingin kau merawat satu anakku hingga dia dewasa. Jika kalian bisa merawatnya dengan baik, maka aku akan pergi jauh dan tak akan pernah mengganggu hidup kalian lagi" ujar Eun Hwa membuat Nyonya Lee tersentak "Eun Hwa aku mohon jangan pergi!" seru Lee Kwang Gi menahan Eun Hwa "aku akan merawat anak kita tapi aku mohon padamu untuk jangan meninggalkan aku! Jaebal!!" lanjutnya lagi seraya memegangi kedua tangan Eun Hwa "mianhae Kwang Gi ah, aku tak mau merusak hubungan kau dengan ibumu! Sebaiknya aku yang pergi!" sahut Eun Hwa masih menitikkan airmatanya "Baiklah! Aku ambil salah satu dari anakmu dan aku pastikan anakku tumbuh dewasa dan menjadi orang yang bisa diandalkan! Kau tak perlu khawatirkan anakmu! Jadi sekarang pergilah kau dari hidup anakku!" sahut nyonya Lee penuh angkuh seraya memangku kedua tangannya di atas dada "ne, gomapseumnida" sahut Eun Hwa membungkuk "Kang! Cepat ambil salah satu dari mereka!" seru nyonya Lee menyuruh Kang Min Suk "baik nyonya" sahut Kang segera menghampiri Eun Hwa dan kakaknya, ia mengambil salah satu bayi yang sedang digendong oleh Eun Hwa "Eun Hwa joseumnida" bisik Kang seraya menggendong salah satu dari bayinya "ne gwenchanayo! Jaga Lee Sang Joon dengan baik ne! Jaebal" sahut Eun Hwa benar-benar tak mampu membendung airmatanya "ne" sahut Kang "gamsahamnida" balas Eun Hwa.
Eun Hwa pun segera pergi bersama Jung Yun Ah meninggalkan rumah keluarga Lee "Eun Hwa!! jangan pergi!!! Eun Hwa!!! Saranghae" teriak Lee Kwang Gi tubuhnya ditahan oleh kedua namja bertubuh besar pesuruh ibunya "nado saranghae Kwang Gi! Mianhae" gumam Eun Hwa kembali melanjutkan langkahnya bersama Jung Yun Ah dan bayinya. Kwang Gi terus meronta menangisi kepergian Eun Hwa sementara Kang masih berusaha menenangkannya.
Flashback End
"Apa iya kau anak Eun Hwa?" tanya Kang masih menatap wajah Hyun Seok yang tertidur lelap "Aku harus cari tahu siapa kau sebenarnya" gumamnya segera berdiri "sudahlah! aku harus istirahat! Annyeonghi jumuseyo Hyun Seok ah" sahutnya lalu pergi meninggalkan Hyun Seok.
Narasi End
***
Hyun Seok's POV
Mataku terasa sangat lengket, rasanya aku enggan beranjak dari tempat tidurku saat ini "hooaaammsss" aku menguap, aish! kenapa sinar mataharinya begitu terang membuat mataku sulit terbuka. Aku kembali menarik selimutku dan menutupi tubuhku dengan selimut itu. Krrrinngggg... Krriiingggg "aigho! pagi-pagi begini siapa yang menelponku? mengganggu saja!" pekikku membuka selimut "yoboseyo" sapaku mengangkat gagang telepon tersebut "Hyun Seok" seru seseorang sepertinya aku kenal "nuguseyo?" tanyaku mulai khawatir "ini aku Sang Joon" sahutnya membuatku tersentak "jheongmal?" tanyaku tuk memastikan "nde, eottokhae jinaseyo?" tanyanya sepertinya memang Sang Joon "buruk, aku benar-benar berada dalam masalah" jawabku lemas "masalah? mwosun suriya?" tanyanya kudengar sudah lebih sehat "nde, kau tahu? Kyu An buat masalah. Dia berselingkuh dengan temanku Kyuhyun, kau kenal Kyuhyun tidak?" ujarku sengaja mengecilkan suaraku "mwo? ne aku tahu dia, Kyu An selingkuh? kau yakin?" tanyanya "ne aku yakin 100 persen karena aku memergokinya sedang berciuman dengan Kyuhyun di dekat toilet hotel bahkan aku sudah melabraknya" ujarku antusias "jinjja? kenapa tidak sekalian saja kau laporkan pada halmoni?" ucapnya membuatku sedikit terkejut "aku memang mau laporkan pada halmoni tapi Kang ahjussie menyuruhku menunggumu" ujarku lagi "kenapa menungguku? kau singkirkan saja dia! aku sudah muak padanya" sahutnya kenapa berbeda dengan ahjussie "geureyo nanti akan kulaporkan pada halmoni, Sang Joon kau kapan pulang?" tanyaku kini berusaha duduk, sepertinya rasa kantukku sedikit berkurang "sebentar lagi aku akan pulang, aku masih harus terapi pemulihan beberapa kali lagi. Jika sudah selesai, aku segera kembali. Apa kau sudah merindukan desamu?" ujarnya membuatku kembali teringat Hyun Mun "eum ne aku memang sangat merindukannya, Sang Joon ah kau tahu? kemarin aku ke Busan, aku menemui ahjussie dan yeojaku tiba-tiba ada seseorang menelponku dan menyebut namamu dan temanku yang mengangkat panggilan itu..." ujarku belum usai "mworago? lalu bagaimana dengan temanmu? apa dia sudah tahu penyamaranmu?" potongnya dengan nada kesal "ne, bahkan ahjussie cerita padaku bahwa aku punya kembaran" jawabku "mwosun suriya?" tanyanya "ne, ahjussie bilang kau adalah kembaranku" sahutku belum selesai sudah kembali dipotong olehnya "mwo???? jheongmal??? memang ahjussiemu tahu apa?" kudengar nada kesal terlontar dari mulutnya "nde, ibuku adalah istri dari ayahmu tetapi hubungan mereka tak direstui nenekmu dan nenekmu mengusir aku, ahjussie dan ibuku. Sebelum pergi ibuku meminta ayah dan halmonimu merawat salah satu dari anaknya, dan ternyata takdir memilihmu" ujarku merasakan kembali sakit di hatiku.
Kenapa Sang Joon diam "Sang Joon ah! kau masih di sana?" seruku "ne aku disini, lalu apa ibumu masih ada? Ibu kita?" tanyanya membuat airmataku menetes lagi "aniya, eomma sudah tidak ada! Jika kau tidak percaya kita adalah saudara, aku berani untuk tes DNA" ujarku terisak "kau menangis?" tanyanya sepertinya mendengar isakanku "ne, aku merindukan nae eomma. Aku tak pernah melihatnya" ujarku jujur "jika aku pulang, kita cari tahu kebenarannya bersama ne? kau mau kan?" sahutnya kuanggukkan "ne aku mau" sahutku "ya sudah! sekarang hentikan tangismu! Kau itu bukan yeoja, seorang Sang Joon tak pernah menangis! Jika ada yang melihatmu menangis, reputasiku bisa hancur! Cepat kau keringkan airmatamu!" serunya membuatku menghentikan tangisku segera "ne, ya sudah nanti kuhubungi kau lagi! Sekarang aku mau mandi dan bersiap ke kantor! Annyeong" sahutku menyudahi obrolan pagi ini "ne, geureyo aku juga mau terapi. Annyeong!" balasnya.
Aku segera menuju kamar mandi dan bersiap-siap menuju kantor. Di ruang makan, ahjussie dan halmoni sudah lebih dulu menanti "joheun achiemeyo halmoni-ahjussie" sapaku seraya mencari tempat duduk "joheun achiemeyo Sang Joon ya!" balas halmoni dan ahjussie kompak "bagaimana tidurmu? nyenyak?" tanya halmoni seraya menyendokkan sepiring nasi goreng untukku "gomawo, ne nyenyak halmoni" balasku seraya meraih piring tersebut "syukurlah, kajja dimakan nasi gorengnya!" serunya tersenyum padaku "ne, selamat makan!" sahutku segera menyantap makan pagi tersebut.
Hyun Seok's POV End
***
Kang Ahjussie's POV
Setelah selesai sarapan bersama dengan Hyun Seok dan Nyonya besar, kami segera berangkat meninggalkan rumah. Seperti biasa aku yang membawa mobil dan Hyun Seok duduk di belakang, sesuai rencana hari ini aku ingin mencari tahu siapa Hyun Seok sebenarnya. "Hyun! Kau mau ke Busan hari ini?" tanyaku membuatnya memalingkan pandangannya ke arahku "mwo? tidak salah kau mengajakku ke Busan? memangnya ada apa?" anak ini benar-benar banyak tanya "aku ingin mengetahui kehidupanmu sebagai Hyun Seok, apa tidak boleh?" sahutku memerhatikan wajahnya dari kaca spion "boleh saja tapi ahjussie kehidupanku itu tidak menarik" sahutnya kulihat sedang berbohong "menarik atau tidak aku hanya ingin tahu kehidupanmu yang sebenarnya jadi tidak perlu banyak komentar! Arasseo?" seruku tegas seperti biasanya "ne, lalu sekarang kita mau kemana? Bukankah harus ke kantor?" tanyanya lagi "di kantor tidak ada pekerjaan, jadi aku ingin kau menemaniku ke Busan! Dan perkenalkan aku pada keluargamu!" ujarku kembali memerintah "tapi..." ujarnya segera kuhadang "sudah tidak perlu tapi-tapi!! kau cukup beritahu jalannya saja!" potongku tegas "ne" kulihat ia memanyunkan bibirnya.
Aku berhasil membawanya ke Busan, aku bisa menjalankan misiku hari ini. Semoga saja aku bisa menemukan jawaban atas pertanyaanku selama ini. Sesampainya di Busan, aku memarkir mobilku di salah satu kedai kecil di pinggir jalan "di mana kita? kau mau makan? kau sudah lapar lagi? huh?" aku menatapnya curiga "yakk!!! siapa yang mau makan? ini kedai ramyeon milik ahjussieku, aku hanya tinggal bersama ahjussie ibuku sudah tidak ada dan aboji aku tak pernah tahu aku punya aboji" sahutnya kesal "mworago? ibunya sudah tidak ada dan ia tidak tahu sosok ayahnya? apa maksudnya?" gumamku dalam hati "ya sudah! kau mau masuk tidak? akan kutraktir ramyeon! kajja!" ia menarik tanganku untuk segera masuk ke dalam kedai kecil tersebut "ahjussie!!!" seru anak itu membuat seseorang muncul dari balik dapur "ne" sahut seseorang dari dapur "mwo?" aku tersentak melihat sosok pria tersebut.......
TBC
Kyaaaa..... Kang ahjussie ketemu siapa ya??? Ketemu dengan Jung ahjussie?????? Wuah bakal terjadi apa ya diantara mereka selanjutnya??? Hmmmm penasaran kan??? makanya pantengin terus ne ffnya.. bakal ada banyak kejutan yang bikin gereget deh!!!! Gomawo ne for RCL^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!