Title : 1000 Hugs For You
Author : Han Ha Rin
Cast :
- Yesung As Shin Je Hoon
- Goo Ha Ra As Kim Hyu Sun
- Kyuhyun As Lee Hye Soo
- Heo Yi Jae As Park Yi Jae
- Eunhyuk As Lee Hyuk Jae
- Dong Hae As Lee Dong Hae
- Leeteuk As Park Jung Soo
Genre : Romance/Teenager
OC's (Original Characters)
PLEASE DO NOT COPY
Recaps
Je Hoonpun ditinggalkan oleh yang lainnya, ia masuk ke dalam mobil
sportnya, lalu mulai menginjakkan kakinya di atas pedal gasnya. Ia
membawa mobilnya dengan laju cepat seraya mendengarkan musik rock
kesukaannya dengan pandangan yang sedikit kabur. Sesekali mulutnya
bersenandung mengikuti alunan musik, tiba-tiba pikirannya melayang
mengingat kejadian ketika Hyu Sun bermesraan dengan Hye Soo. Rasa sakit
di dadanya kembali terasa, momen itu benar-benar meracuni pikirannya
hingga ia merasa hancur berkeping-keping malam ini. "apa yang harus
kulakukan?" seraya menatap foto Hyu Sun di dalam dompetnya, ketika
hendak menoleh ke arah jalan ia tersentak melihat sebuah mobil besar
berada dihadapannya "aaaaaaaaahhhhhhh....... teriaknya". Dalam waktu
sekejap Je Hoon sudah dalam keadaan tak sadarkan diri dan berlumuran
darah di wajahnya.
PART 13
POV Hyu Sun
Hye Soo baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Hyu Sun, Hyu Sun sudah terlelap dalam mobil Hye Soo. Hye Soo menatap Hyu Sun dengan seksama "teduhnya wajahmu! benar-benar menenangkan hatiku. Aku benar-benar merindukanmu chagiya" gumamnya seraya bersiap mendaratkan bibirnya diatas bibir Hyu Sun. Bibirnya hampir menempel di atas bibir Hyu Sun tiba-tiba ponselnya berdering membuatnya terkejut sekaligus membangunkan Hyu Sun. Hye Soo salah tingkah, membuat Hyu Sun terheran-heran "oppa angkatlah ponselmu!" seru Hyu Sun "ah ne" jawab Hye Soo masih nampak salah tingkah "yoboseyo!" sapa Hye Soo "mwo? kecelakaan? eodisseo?" sahutnya tersentak "ne ara, aku segera menyusulmu hyung. annyeong" Hye Soo menutup panggilannya.
"Hyu Sun!" sapanya menatap Hyu Sun dengan ekspresi serius "Je Hoon... dia... dia kecelakaan" sahut Hye Soo terbata "mwo? kecelakaan? kenapa bisa kecelakaan?" Hyu Sun mendadak merasakan kecemasan yang berlebihan "molla, Jung Soo juga belum tahu kronologinya. Aku harus ke Rumah Sakit sekarang" sahut Hye Soo nampak panik "apa aku boleh ikut?" tanya Hyu Sun dengan mata berkaca-kaca "kau mau ikut? aku rasa sebaiknya kau di rumah saja" sahut Hye Soo "bukan aku melarangmu tapi ini sudah larut malam, besok kau harus kembali ke sekolah. Aku khawatir ahjussie tak izinkan kau ikut aku. tak apa kan?" lanjut Hye Soo dianggukan Hyu Sun "baiklah, kabari aku ne! kau hati-hati" sahut Hyu Sun segera membuka pintu mobilnya "ne, annyeonghi jumuseyo chagiya" sahut Hye Soo kemudian menutup kaca pintunya. Tak lama mobilnyapun melaju cepat menuju Rumah Sakit.
Hyu Sun berjalan lemas menuju kamarnya, ia segera membantingkan badannya di atas kasur empuknya "Je Hoon? pabo!" gerutunya kesal bercampur khawatir "sudah tahu kau mabuk kenapa masih percaya diri sekali untuk menyetir?" makinya menatap langit-langit "kau, kau takut dikira payah karena tak bisa menyetir? aish! kau selalu saja pabo!" makinya tak henti-henti "kau kira dirimu jagoan apa? kenapa kau senang sekali membuat orang lain khawatir sich?" makinya tak sadar menitikkan airmata "kenapa aku jadi menangisi si pabo namja itu?" sahutnya masih menangis sesegukan "jangan-jangan aku kena demam lagi" sahutnya seraya menyentuh keningnya. "ah si pabo itu membuatku gila" sahut Hyu Sun menarik selimutnya.
POV Hye Soo
Hye Soo masih tertunduk pulas pagi ini di salah satu bangku tunggu di Rumah Sakit bersama member BSNC yang lainnya hingga ponselnya tiba-tiba berdering membangunkan tidurnya, ia terkejut mendengarnya "Hyu Sun" sahutnya setelah melihat layar LCD ponselnya "yoboseyo" sapa Hye Soo membenarkan posisi duduknya "yoboseyo, Hye Soo kau tidak sekolah?" suara Hyu Sun diseberang sana "ah ne, aku masih di Rumah Sakit. Aku dan yang lainnya ketiduran" sahut Hye Soo masih lemas "ne ara, lalu bagaimana keadaan Je Hoon? kudengar dari Yi Jae kalau Je Hoon kritis, apa itu benar?" tanya Hyu Sun "ne, kepala Je Hoon terbentur keras, kemungkinan bisa gegar otak dan semalam juga Je Hoon mengeluarkan darah dari mulutnya. Kau tahu? Ahjumma sampai pingsan melihat Je Hoon dalam keadaan seperti itu padahalkan ahjumma juga dokter" papar Hye Soo seraya meregangkan kedua tangannya "benarkah? apa separah itu keadaannya?" tanya Hyu Sun diiyakan Hye Soo "syukurlah kau tak ikut kesini, jika kau ada disini aku khawatir kau pingsan karena melihat darah memenuhi tubuhnya" sahut Hye Soo "ne, tapi aku mengkhawatirkan si pabo itu chagiya" sahut Hyu Sun nampak jelas "nado, tapi sebaiknya kita tetap berdoa agar ia bisa sehat kembali ne!" ujar Hye Soo "ne" sahut Hyu Sun "ya sudah, nanti siang aku jemput ya! sekarang aku mau pulang dulu, badanku sudah lengket dan eomma pasti sudah menungguku" ujarnya "ne, hati-hati dijalan chagiya".
Usai mengobrol dengan Hyu Sun, Hye Soo membangunkan yang lainnya "Hyung aku pulang ne, eomma sudah menelponku, tak apa kan?" sahut Hye Soo berdiri menghadap Jung Soo "ne, pulanglah duluan, kami masih mau menemani Je Hoon disini" sahut Jung Soo mengangguk "ne, aku pulang hyung. Bye" sahut Hye Soo melambaikan tangannya "bye saeng" sahut Jung Soo, Hyuk Jae dan Dong Hae. Hye Soo pun berjalan melewati setiap lorong Rumah Sakit, hingga sampai di parkiran. Ia pun dengan sigap membawa kendaraannya melaju menuju rumahnya di daerah Busan.
Hari semakin siang, tepat pukul 2.00 KST Hye Soo sudah berdiri di depan gerbang sekolah Hyu Sun, sesekali ia menendang kerikil yang ada di depannya seraya menoleh ke arah pintu keluar "Hyu Sun kau lama sekali?" gumamnya belum melihat sosok yang ia tunggu, 15 menit kemudian iapun melihat sosok tersebut sedang berlari menuju ke arahnya "annyeong" sapanya terengah "kau lama sekali chagiya? kau habis apa?" sahut Hye Soo nampak manyun "mianhae! tadi ada pengumuman di kelasku, jadi aku agak sedikit telat. Kau jenuh menungguku ya?" sahut Hyu Sun mengetuk-ngetukkan kedua jari telunjuknya seraya aegyo "ah anhi, tapi aku sudah lapar. aku ingin sekali makan denganmu" sahut Hye Soo sedikit manja "aaahhh... ne ara, kajja kita cari tempat makan!" sahut Hyu Sun menggandeng tangan Hye Soo "ne, kajja!" sahut Hye Soo tersenyum.
Keduanyapun mulai mencari tempat makan yang enak. Hye Soo membuka kap mobilnya hingga Hyu Sun bisa berdiri menikmati hembusan angin kencang dari luar "huaaaa.... sudah lama sekali aku merindukan saat-saat seperti ini, menikmati hembusan angin bersama kau chagiya, lalu kita mencari makan dan berjalan-jalan mengitari kota Seoul... hmmm betapa indahnya hidupku jika semua itu terlaksana dengan baik" sahut Hyu Sun mengeraskan suaranya seraya melebarkan kedua tangannya seperti hendak terbang "nado, akupun sangat merindukan saat-saat bersamamu chagiya. Bagaimana kalau hari ini kita puaskan kebersamaan kita? Eottokhae?" balas Hye Soo dengan nada yang sama "setujuuuuuuu" teriak Hyu Sun membuat Hye Soo tersenyum.
Mereka benar-benar menghabiskan waktu hari ini berdua, setelah usai makan siang merekapun bergegas menuju salah satu distro, mereka berbelanja pakaian model terbaru yang sedang trend saat ini, kemudian merekapun pergi menonton dan menikmati es krim bersama di taman hingga pukul 21.00 KST "aigho! waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah pukul 9 malam.. benarkan oppa?" sahut Hyu Sun meregangkan kedua tangannya "benar! tapi rasanya aku masih kurang, aku masih ingin menemanimu lebih dari 24 jam chagiya" sahutnya aegyo "eeeuummm... nado chagiya. Rasanya aku ingin jam itu lebih dari 24 jam agar aku tak cepat-cepat berpisah denganmu" balas Hyu Sun menyandarkan kepalanya di bahu Hye Soo "ne" sahut Hye Soo menempelkan kepalanya diatas kepala Hyu Sun "indah ya? aku merasa jatuh cinta kembali, Hyu Sun dengar aku!" sahut Hye Soo kini memegangi kedua tangan Hyu Sun "ne nado, kau mau bicara apa chagi?" sahut Hyu Sun merasa semakin menyayangi Hye Soo "kelak jika kita sudah lulus sekolah, aku ingin segera menikahimu. Bolehkan?" ujarnya membuat Hyu Sun tersentak bahagia "jinjja?" tanya Hyu Sun menatap Hye Soo, Hye Soo mengangguk "tentu saja boleh" sahut Hyu Sun eye smile "aku tak sabar ingin segera lulus jadinya" sahut Hye Soo kembali merangkul tubuh Hyu Sun "nado" sahut Hyu Sun sumringah.
"Jika sudah menikah nanti, bagaimana ya kehidupan kita???" tanya Hye Soo membayangkan ke masa depan nanti.
In Dream ...
Hye Soo dan Hyu Sun membayangkan mereka menikah, Hyu Sun mengenakan gaun putih panjang dan tampil cantik sementara Hye Soo mengenakan tuxedo hitam dengan dasi berwana merah dan rambut tertata rapi, mereka siap mengikuti upacara pernikahan. Tiga bulan kemudian Hyu Sun hamil, lalu Hyu Sun menikmati masa kehamilannya, Hye Soo memberikan perhatian penuh pada istrinya. Sembilan bulan kemudian Hye Soo sedang berdiri di depan ruang persalinan menunggu Hyu Sun melahirkan, nampak guratan kekhawatiran di wajahnya. Beberapa jam kemudian wajahnya berubah menjadi sumringah ketika terdengar suara tangisan seorang bayi kecil. Kemudian keduanya menikmati masa-masa mengasuh anaknya. Hye Soo sibuk membuatkan susu sementara Hyu Sun sibuk menenangkan anaknya yang sedang menangis. Mereka membayangkan saat mereka membesarkan anaknya hingga tiba waktu sekolah, Hyu Sun mengantar anaknya menuju ke sekolah sementara Hye Soo hendak disibukkan di kantornya.
Back To Real...
Keduanya tertawa saling pandang setelah membayangkan kehidupan mereka setelah menikah nanti "apa kau akan menjadi appa dan nampyeon yang baik untuk kami?" ejek Hyu Sun "tentu saja, kau meragukanku?" sahut Hye Soo menatap evil "hehehe, ne aku percaya" sahut Hyu Sun tersenyum dan kembali menyandarkan kepalanya di atas bahu Hye Soo.
"Jika sudah menikah nanti, bagaimana ya kehidupan kita???" tanya Hye Soo membayangkan ke masa depan nanti.
In Dream ...
Hye Soo dan Hyu Sun membayangkan mereka menikah, Hyu Sun mengenakan gaun putih panjang dan tampil cantik sementara Hye Soo mengenakan tuxedo hitam dengan dasi berwana merah dan rambut tertata rapi, mereka siap mengikuti upacara pernikahan. Tiga bulan kemudian Hyu Sun hamil, lalu Hyu Sun menikmati masa kehamilannya, Hye Soo memberikan perhatian penuh pada istrinya. Sembilan bulan kemudian Hye Soo sedang berdiri di depan ruang persalinan menunggu Hyu Sun melahirkan, nampak guratan kekhawatiran di wajahnya. Beberapa jam kemudian wajahnya berubah menjadi sumringah ketika terdengar suara tangisan seorang bayi kecil. Kemudian keduanya menikmati masa-masa mengasuh anaknya. Hye Soo sibuk membuatkan susu sementara Hyu Sun sibuk menenangkan anaknya yang sedang menangis. Mereka membayangkan saat mereka membesarkan anaknya hingga tiba waktu sekolah, Hyu Sun mengantar anaknya menuju ke sekolah sementara Hye Soo hendak disibukkan di kantornya.
Back To Real...
Keduanya tertawa saling pandang setelah membayangkan kehidupan mereka setelah menikah nanti "apa kau akan menjadi appa dan nampyeon yang baik untuk kami?" ejek Hyu Sun "tentu saja, kau meragukanku?" sahut Hye Soo menatap evil "hehehe, ne aku percaya" sahut Hyu Sun tersenyum dan kembali menyandarkan kepalanya di atas bahu Hye Soo.
Hyu Sun kembali tertidur di dalam mobil Hye Soo, kejadian kemarin malam terulang lagi dan kali ini Hye Soo berhasil mendaratkan ciumannya tepat di atas bibir Hyu Sun, Hyu Sun terbangun dan tak mampu berbuat apa-apa, hanya berusaha menikmati yang sedang terjadi. Ciuman itu berlangsung selama beberapa menit hingga terdengar suara ponsel Hye Soo berdering "aish! mengganggu saja" sahut Hye Soo segera merogoh ponselnya di saku celana. "Yoboseyo" sapa Hye Soo "ah ne, nanti aku ke Rumah Sakit. Mian aku baru bisa menjaganya malam" ujar Hye Soo "ne" lalu menutup teleponnya.
Suasana hening sejenak, ada rasa canggung diantara keduanya, Hye Soo menatap Hyu Sun "mianhae aku mencuri ciumanmu" ujar Hye Soo memecah suasana yang hening "gwenchana, chagi boleh aku jujur?" sahut Hyu Sun masih tertunduk "ne" balas Hye Soo menatap Hyu Sun "itu adalah ciuman pertamaku" sahutnya manyun "mwo? aku mencuri ciuman pertamamu? ne? ah mianhae mianhae jeongmal mianhae" sahut Hye Soo berkali-kali membungkukkan badannya "oppa, seharusnya jangan mencuri! Kau kan bisa izin terlebih dahulu padaku?" sahut Hyu Sun dengan nada manja "ne ara, mianhae... kau maukan memaafkanku? joseumnida chagiya" sahutnya bergaya ala mv sorry-sorry Super Junior "ne aku maafkan, ya sudah aku pulang ne oppa! salam untuk yang lain" ujar Hyu Sun lemas kemudian hendak membuka pintu "ne nanti kusampaikan. annyeonghi jumuseyo chagiya. muach" Hye Soo mencium kening Hyu Sun sebelum Hyu Sun melanjutkan langkahnya.
POV Hyu Sun
Hyu Sun melangkahkan kakinya menuju kamar "aku pulang" sahutnya ketika melewati pintu depan rumahnya seraya mengganti sepatunya dengan sandal "kau dari mana saja Hyu Sun?" tegur appa yang sedang duduk menonton tv "aku sepulang sekolah tadi Hye Soo menjemputku appa, dia mengajakku jalan-jalan. mianhada aku pulang terlambat appa" jawab Hyu Sun membungkukkan badannya dihadapan appa "ne gwenchana tapi ingat jika kau hendak pulang terlambat sebaiknya kau menghubungi kami agar kami tak mencemaskanmu, arasho?" tegas appa seraya berdiri menghadap Hyu Sun yang masih menundukkan kepalanya "arasho appa. gamsahamnida" sahut Hyu Sun mengangguk seraya tersenyum "ya sudah istirahatlah! Ini sudah malam" sahut appa seraya mengacak-acak rambut Hyu Sun "ne, annyeonghi jumuseyo appa" sahut Hyu Sun mengerlingkan matanya "ne annyeonghi jumuseyo" balas appa tersenyum melihat tingkah anaknya.
Hyu Sun menutup pintu kamarnya, ia mengganti pakaiannya kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Sekedar membasuh muka dan kedua kakinya ia kerjakan dengan cepat, setelah itu ia kembali menuju kamar dan dengan sigap merebahkan tubuhnya yang lelah diatas tempat tidurnya. "ada apa denganku? kenapa perasaanku bercampur aduk seperti ini?" gumamnya seraya mengubah posisinya menjadi tengkurap "aku senang dia menciumku, rasanya hangat dan lembut bahkan hingga kini rasa itu belum bisa juga kuhilangkan" lanjutnya tersenyum malu pikirannya melayang berhalusinasi memikirkan kejadian tadi "tapi kenapa aku merasa bersalah pada appa?" sahutnya kemudian sadar dan terdiam "aku kan sudah berjanji akan berpacaran sehat tanpa ciuman tapi kenapa aku malah menikmatinya?" ujarnya termenung kembali diam "aaaahhhhh pabo!" sahutnya mengacak-acak rambutnya "mianhada appa, aku sudah ingkari janjiku padamu" sahutnya memelankan suaranya. Beberapa menit kemudian Hyu Sun sudah tertidur lelap menuju alam mimpi.
Narasi...
Hyu Sun menjalani hari-harinya dengan bahagia bersama Hye Soo meski kadang ia mencemaskan keadaan Je Hoon yang tak kunjung siuman dari masa kritisnya. Setiap hari ia menjenguk Je Hoon di Rumah Sakit, terkadang ia juga harus menemani Je Hoon hingga larut malam sendirian, ia selalu memerhatikan perkembangan kesehatan Je Hoon yang sudah hampir tiga bulan tak sadarkan diri. Ia merasakan kerinduan yang sangat besar, ia menitikkan airmatanya ketika melihat betapa rumitnya peralatan medis menempel di tubuh Je Hoon. Di dalam hatinya ia selalu berdo'a agar bisa melihat Je Hoon kembali ceria. Kini Je Hoon yang selalu aktifpun terbaring lemah tanpa bisa melakukan apapun di Rumah Sakit, semua mengkhawatirkannya dan merindukannya.
Hyu Sun menikmati sekali hubungannya dengan Hye Soo yang sempat tertunda, kini Hye Soo berpindah sekolah dan tempat tinggal. Jarak mereka bahkan tak bisa dikatakan dekat, bahkan jarak itu menjadi sedikit kendala dalam hubungan mereka karena Hye Soo tak bisa selalu berada di sampingnya setiap hari. Namun untuk Hye Soo dan Hyu Sun itu bukanlah masalah besar.
Narasi End
POV Je Hoon
Je Hoon membuka matanya perlahan, ia masih merasakan sakit di bagian kepalanya. Ia melihat cahaya lampu yang masih belum jelas, menoleh ke arah lain dan ia melihat sosok yang ia kenal sedang tertidur lelap "Hye Soo" serunya dengan suara yang hampir tak terdengar. Je Hoon berusaha menggerakkan jarinya namun sepertinya ia belum memiliki tenaga penuh untuk bangkit "Hye Soo" dengan suara lirih ia mencoba menyerukan Hye Soo kembali yang tertidur pulas di sebuah kursi dengan posisi kepala menghadap ke atas dan kaki lurus ke salah satu kursi di depannya. Hye Soo tersentak hingga kakinya terbanting ke lantai "Je Hoon?" sahutnya menoleh ke arah Je Hoon yang sedang menatapnya, dengan sigap ia mendekati Je Hoon dan memegangi tangannya "kau siuman? mau kupanggilkan dokter?" sahut Hye Soo dengan nada sumringah seraya menatap dekat kedua bola mata Je Hoon "dokter? memang aku dimana? aku kenapa?" sahut Je Hoon masih terdengar lemas "kau di Rumah Sakit, kau tak ingat??" sahut Hye Soo masih dengan posisi yang sama.
Je Hoon mencoba mengingat kejadian sebelumnya "aaaahhhh" rintih Je Hoon kesakitan seraya memegangi kepalanya "hey! sudah jangan memaksakan! Jika kau belum bisa mengingat, biar aku yang membantumu mengingatkan ya!" sahut Hye Soo mencoba meraih kedua tangan Je Hoon yang masih berada di kepalanya, Je Hoon mengangguk "kau kecelakaan, mobilmu menabrak sebuah mobil besar yang melaju di depan. Kepalamu terbentur keras hingga selama tiga bulan kau tak sadarkan diri, apa sekarang kau bisa mengingat?" tanya Hye Soo seraya menyentuh pipi Je Hoon. Je Hoon berusaha keras mengingat kejadian itu hingga terbesit kecelakaan tersebut, ia terdiam sejenak "jika kau belum ingat, tak usah memaksa diri. Aku panggil dokter ya agar aku bisa mengabari keadaanmu ke ahjumma. okay?" sahut Hye Soo mengacak-acak rambut Je Hoon kemudian berdiri dan kemudian membalikkan badannya. "perutku mual" gumamnya dalam hati kemudian muntah tak tertahankan, Hye Soo yang sudah memegangi gagang pintupun tersentak menoleh ke arah Je Hoon. Ia berlari menghampiri Je Hoon "kau muntah?" tanya Hye Soo cemas berdiri di depan Je Hoon "aku mual hyung, mual sekali" sahutnya lemas "kau tunggu sebentar ya! Aku segera kembali" sahut Hye Soo lalu berlari meninggalkan Je Hoon yang kembali muntah.
Beberapa saat kemudian Hye Soo kembali bersama eomma "Je Hoon?" sahut eomma menghampiri Je Hoon "masih mual chagiya?" tanya eomma membantu Je Hoon duduk "muntahkan disini chagi!" sahut eomma memegangi sebuah baskom kecil "Hye Soo bantu Je Hoon pegangi ini! Aku mau periksa keadaannya dahulu" seru eomma seraya mengeluarkan stetoskopnya "ne ahjumma" sahut Hye Soo dengan sigap memegangi baskom berwarna merah tersebut. Eomma memeriksa keadaannya beberapa menit, setelah semua diperiksa eommapun memberi tahukan hasilnya "sepertinya besok kau harus CT Scan nak! eomma khawatir kau gegar otak, karena kau muntah-muntah terus" sahut eomma lalu memeluk Je Hoon yang kini benar-benar merasa lemas. Ingin melihat Je Hoon istirahat, eommapun memberikan obat penenang ke dalam cairan infus Je Hoon. Benar saja, tak butuh waktu lama Je Hoonpun terlelap. Hye Soo menatap Je Hoon dengan tatapan cemas sekaligus sedih.
POV BSNC
Matahari pagi bersinar terang menembus keseluruh celah di kamar inap Je Hoon, namun Hye Soo masih tertidur nyenyak di sofa. Hyu Sun dan yang lainnya baru saja sampai di kamar Je Hoon, karena ini adalah akhir pekan maka mereka memutuskan menemani Je Hoon lebih awal. Hyu Sun membawa sarapan untuk Hye Soo yang sudah menemani Je Hoon sejak kemarin sore sementara Jung Soo membawakan bantal berwarna biru kesukaan Je Hoon yang ia curi dari kamar Je Hoon di rumah sementara Dong Hae membawakan parcel berisikan buah . Hyu Sun melangkah mendekati Hye Soo yang masih terlelap "chagiya! bangunlah! ini sudah siang" seru Hyu Sun membelai rambut Hye Soo hingga Hye Soo terbangun "chagi? jam berapa ini? kenapa kau sudah ada disini?" sahut Hye Soo mengucek matanya "ini sudah pukul 9 pagi chagi, bangunlah! aku membawa makanan untukmu" seru Hyu Sun menunjukkan kotak makanannya yang terbungkus plastik berwarna merah "ne chagi, aku cuci muka dulu ne!" sahut Hye Soo berdiri "ne" sahut Hyu Sun memegangi tangan Hye Soo.
Hye Soo menikmati makan paginya bersama Hyu Sun di meja bundar "kudengar dari ahjumma, Je Hoon sudah siuman tadi malam saeng?" tanya Jung Soo yang berdiri membelakangi Hye Soo di dekat jendela "benarkah itu?" timpa Hyu Sun seraya memasukan makanan ke mulutnya "ne benar, semalam ia sudah siuman tapi ia muntah-muntah terus hyung, ahjumma bilang Je Hoon kemungkinan gegar otak" jawab Hye Soo memasukan sesuap nasi ke mulutnya "gegar otak? ringan atau berat?" tanya Jung Soo menoleh ke belakang "molla hyung, untuk hal itu ahjumma bilang tunggu hasil CT Scan dan rencananya hari ini Je Hoon menjalani CT Scan" sahut Hye Soo mengunyah makanannya seraya menatap ke arah Jung Soo "begitu? lalu kenapa anak ini belum bangun juga sekarang?" sahut Jung Soo bertolak pinggang "mungkin karena tadi malam diberi penenang jadi ia belum bangun, sabarlah hyung!" ujar Hye Soo melanjutkan makannya seraya bertukar makanan dengan Hyu Sun dan saling melempar senyum "kau merindukannya?" tanya Hyuk Jae seraya mengikat tali sepatunya yang terurai "tentu saja, meski dia pabo tapi jika tak ada dia suasana jadi sepi. Tiga bulan tanpanya rasanya sangat membosankan" sahut Jung Soo duduk di samping Yi Jae yang sedang memakan chocopie "benar hyung, sangat membosankan! karena tingkah laku Je Hoon selalu menghibur kami" timpa Dong Hae yang berada di samping Je Hoon.
Ditengah perbincangan mereka, tiba-tiba Je Hoon terbangun "kalian berisik sekali" sahut Je Hoon lirih mengagetkan seisi ruangan "saeng?" sahut Dong Hae yang berada di sampingnya "hey! anak malas, sudah siang baru bangun huh? mau jadi apa negara ini jika anak mudanya bangun siang sepertimu?" ejek Jung Soo seraya berkacak pinggang "hyung! aku kan sakit kenapa kalian berisik sekali? memakiku pula" gerutunya menatap ke arah hyungnim "aku rindu memarahimu, ara???" sahut Jung Soo tersenyum evil "ish! hyung, tidak bisakah bersikap manis sebentar saja padaku?" gerutu Je Hoon memanyunkan bibirnya "mianhae, aku hanya bercanda. Kami semua merindukanmu, maka dari itu kau jangan ceroboh" sahut Jung Soo berjalan menghampiri Dong Hae dan berdiri di sampingnya "ne ara, mianhae" sahut Je Hoon tertunduk "sudah-sudah! berhentilah memarahinya! bukankah kita semua merindukannya?" seru Hyuk Jae dengan gaya ala rapper "semua merindukanku? jheongmallyo? termasuk Hyu Sun?" Je Hoon sudah ceria nampak seperti biasanya "mwo?" Hye Soo menatapnya heran "ne semua termasuk Hyu Sun lah, benarkan Hyu Sun?" jawab Hyuk Jae menatap Hyu Sun "ne" sahut Hyu Sun malu kemudian menatap Hye Soo yang memerhatikannya sejak tadi.
Merekapun menikmati kebersamaannya di akhir pekan ini bersama-sama. Ketika sore tiba merekapun berpamitan untuk pulang, namun mereka tak langsung pulang ke rumah masing-masing melainkan mereka berpencar dengan pasangan masing-masing ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Narasi...
Dua minggu kemudian Je Hoonpun keluar dari Rumah Sakit, kini kondisinya sudah kembali normal. Ia mulai sering bermain dengan member lainnya.
Narasi End
POV Je Hoon/Hye Soo/Dong Hae
Je Hoon berlari mencari member BSNC lainnya di apartemen Jung Soo seraya membawa sebuah majalah "Hyuuunggggg!!!" teriaknya tergesa-gesa "kau ini kenapa?" tanya Hyuk Jae memegangi tangan Je Hoon "lihat ini hyung!" ujar Je Hoon antusias seraya menunjukan majalah "ini majalah, wuah ada foto Super Junior... Eunhyuk hyung tampan sekali" ujar Hyuk Jae memerhatikan cover dari majalah remaja tersebut "ish Hyung! bukan itu yang mau kutunjukkan" bela Je Hoon aegyo "lalu apa?" tanya Hyuk Jae menggaruk kepalanya yang tak gatal "lihat!! ada pemilihan cover boy hyung, pasti jika kita ikut kita semua akan menang hyung! aku mau ikut? hyung apa kalian mau ikut?" ujar Je Hoon petakilan "ah aku malas ikut, tanpa ikut cover boypun aku sudah terkenal seperti Eunhyuk hyung" ujar Hyuk Jae lalu beranjak menjauhi Je Hoon "aku mau ikut, Dong Hae hyung kau mau coba?" sahut Hye Soo berdiri menghampiri Je Hoon dan menatap Dong Hae "tentu, apa salahnya mencoba? benarkan?" balas Dong Hae tersenyum "benar Hyung, aku setuju" sahut Je Hoon semakin lebar senyumnya "Jung Soo Hyung kau mau ikut?" kini giliran Jung Soo yang ditawari "aku? ikut modeling? aku tak mau, aku takut semua terkalahkan olehku" sahut Jung Soo angkuh "ish Hyung! Jawabanmu menyebalkan, bilang saja kalau kau takut terkalahkan olehku. Benarkan?" ujar Je Hoon dipelototi Jung Soo.
Hye Soo, Je Hoon dan Dong Hae pun mengisi formulir pendaftarannya dengan antusias. Mereka akan mengirim formulirnya esok hari. "Hyung pasti kita harus mengikuti mas training, benarkan?" sahut Je Hoon seraya menulis "ne, itu benar. Kau siap?" sahut Hye Soo "tentu, aku sudah optimis sekali aku akan memenangkan audisi tersebut" sahutnya penuh percaya diri seraya mengangkat kerah bajunya "hey! jangan terlalu percaya diri! masih ada kami berdua yang harus kau kalahkan!" ejek Dong Hae menatap Je Hoon yang duduk di balik tubuh Hye Soo "ne ne aku tahu, tapi bukankah diantara kalian akulah yang paling tampan? ah dunia sudah tahu hal itu, bukan?" ujarnya membuat hyungnya hanya menggelengkan kepala.
Keesokannya Dong Hae, Je Hoon dan Hye Soo berangkat mengirimkan formulir pendaftaran mereka. Hari selanjutnya merekapun menerima telepon dari pihak redaksi majalah yang bersangkutan. Ternyata benar dugaan mereka, mereka lolos ke babak selanjutnya, merekapun mulai pergi ke asrama yang menjadi tempat training. Hye Soo pergi tanpa seizin dari Hyu Sun, ia ingat betul Hyu Sun tak pernah menginginkannya ia menjadi artis maka dari itu ia merahasiakan kepergiannya.
Sudah tiga hari Dong Hae, Je Hoon dan Hye Soo mengikuti latihan dan pengarahan dari para songsaenim di asrama. Je Hoon mulai merasa jenuh dan terkekang, ia merindukan Hyu Sun dan ingin sekali pulang. Tak berbeda dengan Je Hoon, Hye Soopun mulai merasakan hal yang sama. Bahkan ia merasa songsaenim disini galak-galak dan membuatnya tak nyaman.
POV Hyu Sun
Hyu Sun sedang menikmati ramyeonnya di kantin bersama Yi Jae, ia heran kenapa tiga hari ini baik Hye Soo maupun Je Hoon tak ada yang mengabari keadaan mereka dan tak menjemputnya di sekolah "Yi Jae! kenapa Hye Soo tak ada kabar ne?" tanya Hyu Sun masih seraya menyedot kuah ramyeonnya "lho! kau tidak diberitahu?" sahut Yi Jae heran "mwo? maksudmu?" Hyu Sun mengernyitkan kedua alisnya "ne, Je Hoon, Hye Soo dan Dong Hae sudah tiga hari ini mengikuti masa training audisi cover boy" ujar Yi Jae membuat Hyu Sun terkejut "mwo? dia mengikuti audisi cover boy tanpa seizinku? maksudnya apa? Dia cari mati, huh?" sahut Hyu Sun sewot seraya menggebrak meja "Hyu Sun! malu diperhatikan orang!" bisik Yi Jae celingukan memerhatikan orang-orang yang menoleh ke arahnya "jika mereka pulang, habislah mereka!!" serapahnya kesal.
Sepulang sekolah Hyu Sun berangkat mencari Jung Soo, ia meminta bantuan pada Jung Soo agar Jung Soo menelpon ke asrama Je Hoon namun ternyata tak bisa karena mereka tak diizinkan memegang ponsel selama karantina. Ini membuat Hyu Sun semakin geram dan naik pitam.
POV Hye Soo/Je Hoon/Dong He
Je Hoon jalan mengendap-endap mengenakan selimut putih hendak pergi menuju kantor songsaenim bersma dengan Hye Soo dan Dong Hae malam ini "hyung bagaimana ini? ada cctv?" sahutnya berbisik seraya mengunyah permen karet "kau kan makan permen karet, kau tempelkan saja permenmu dikamera cctv?" ujar Hye Soo berbisik "benar juga, kau memang jenius" sahutnya lalu mengeluarkan permen karet yang sedang ia kunyah dari mulutnya "jorok" ejek Dong Hae berbisik "ish hyung! diam!" seru Je Hoon mengedipkan kedua matanya dengan cepat. Je Hoonpun menempelkan permen karet tersebut, setelah berhasil ia dan keduanya buru-buru menuju kantor songsaenim yang kosong.
Je Hoon membuka pintu kantor itu kemudian Hye Soo dan Dong Hae berjalan mendahuluinya. Mereka hendak meminjam telepon untuk menghubungi Jung Soo di apartemen. Dong Hae dan Je Hoon berjaga di depan pintu sementara Hye Soo mulai menghubungi Jung Soo. Beberapa menit kemudian Jung Soo baru mengangkat panggilan Hye Soo "nuguseyo?" sapa Jung Soo yang nampaknya merasa terganggu tidurnya "hyung ini aku Hye Soo" balas Hye Soo berbisik "Hye Soo? kenapa kau bisa menelponku? bukankah kau dikarantina?" sahut Jung Soo sepertinya terkejut "ne, aku, Je Hoon dan Dong Hae mengendap-endap ke kantor untuk menghubungimu" ujar Hye Soo duduk dibawah meja "ne, ada apa kau menghubungiku?" tanya Jung Soo "hyung kami tak betah disini, kami ingin kabur" ujarnya mengeluh "wae? bukankah kemarin kalian semangat sekali mengikuti kompetisi ini?" ujar Jung Soo "ne itu sebelum kami disini, para songsaenimnya kejam-kejam hyung dan aku merindukan Hyu Sunku" ujarnya seraya menepuk nyamuk dikakinya "hahaha.... rasakan tuh kompetisi, memang enak menderita seperti itu? dengar! Hyu Sunmu marah sekali mengetahui kau ikut acara seperti itu" Jung Soo nampak senang melihat temannya menderita "ish! benarkah? aku merasa bersalah padanya. Aku akan berusaha pergi dari sini, apapun caranya. Sudah dulu ne hyung, aku takut ketahuan. Bye" ujarnya kemudian menutup teleponnya.
"Je Hoon!" seru Hye Soo masih berbisik "ne" balas Je Hoon sembari celingukan memerhatikan keadaan "Hyu Sun marah padaku, ia benar-benar tak ingin aku mengikuti acara ini" ujar Hye Soo lemas "memang kenapa?" tanya Je Hoon penasaran "ne dia kan tidak suka berpacaran dengan artis, kelak jika aku memenangkan acara ini maka aku akan jadi artis dan dia khawatir aku tak punya waktu untuknya" jelasnya dianggukkan oleh Dong Hae dan Je Hoon "kalau gitu kita harus benar-benar keluar dari sini hyung, kajja!" sahut Je Hoon beranjak pergi masih dengan langkah yang sama, sementara Dong Hae dan Hye Soo membuntutinya dibelakang.
Je Hoon membuka jendela dan menaikinya hingga berhasil keluar dari asrama, setelahnya kemudian Hye Soo dan Dong Hae bersiap untuk menyusulnya "kajja hyung! Ppalli!" seru Je Hoon dari balik jendela, Hye Soo baru mengangkat salah satu kakinya dan tiba-tiba seseorang menahannya dari belakang. Hye Soo tersentak dan menoleh ternyata Dong Hae sudah dipegangi oleh salah satu songsaenim dan songsaenim lain memegangi bajunya dari belakang "Je Hoon lariii!! Kau duluan!!!" seru Hye Soo teriak "ne hyung" teriak Je Hoon kemudian bergegas lari.
BERSAMBUNG
Eottokhae eottokhae?? Gimana nasib mereka ya??? wuah khawatir nih readers.... tapi simpan ke khawatiranmu hingga ke part selanjutnya ne^^.......
Good Readers Don't Forget To Leave your comment!!! And Don't be plagiaters!!! Keep Original!!
POV Hyu Sun
Hyu Sun melangkahkan kakinya menuju kamar "aku pulang" sahutnya ketika melewati pintu depan rumahnya seraya mengganti sepatunya dengan sandal "kau dari mana saja Hyu Sun?" tegur appa yang sedang duduk menonton tv "aku sepulang sekolah tadi Hye Soo menjemputku appa, dia mengajakku jalan-jalan. mianhada aku pulang terlambat appa" jawab Hyu Sun membungkukkan badannya dihadapan appa "ne gwenchana tapi ingat jika kau hendak pulang terlambat sebaiknya kau menghubungi kami agar kami tak mencemaskanmu, arasho?" tegas appa seraya berdiri menghadap Hyu Sun yang masih menundukkan kepalanya "arasho appa. gamsahamnida" sahut Hyu Sun mengangguk seraya tersenyum "ya sudah istirahatlah! Ini sudah malam" sahut appa seraya mengacak-acak rambut Hyu Sun "ne, annyeonghi jumuseyo appa" sahut Hyu Sun mengerlingkan matanya "ne annyeonghi jumuseyo" balas appa tersenyum melihat tingkah anaknya.
Hyu Sun menutup pintu kamarnya, ia mengganti pakaiannya kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Sekedar membasuh muka dan kedua kakinya ia kerjakan dengan cepat, setelah itu ia kembali menuju kamar dan dengan sigap merebahkan tubuhnya yang lelah diatas tempat tidurnya. "ada apa denganku? kenapa perasaanku bercampur aduk seperti ini?" gumamnya seraya mengubah posisinya menjadi tengkurap "aku senang dia menciumku, rasanya hangat dan lembut bahkan hingga kini rasa itu belum bisa juga kuhilangkan" lanjutnya tersenyum malu pikirannya melayang berhalusinasi memikirkan kejadian tadi "tapi kenapa aku merasa bersalah pada appa?" sahutnya kemudian sadar dan terdiam "aku kan sudah berjanji akan berpacaran sehat tanpa ciuman tapi kenapa aku malah menikmatinya?" ujarnya termenung kembali diam "aaaahhhhh pabo!" sahutnya mengacak-acak rambutnya "mianhada appa, aku sudah ingkari janjiku padamu" sahutnya memelankan suaranya. Beberapa menit kemudian Hyu Sun sudah tertidur lelap menuju alam mimpi.
Narasi...
Hyu Sun menjalani hari-harinya dengan bahagia bersama Hye Soo meski kadang ia mencemaskan keadaan Je Hoon yang tak kunjung siuman dari masa kritisnya. Setiap hari ia menjenguk Je Hoon di Rumah Sakit, terkadang ia juga harus menemani Je Hoon hingga larut malam sendirian, ia selalu memerhatikan perkembangan kesehatan Je Hoon yang sudah hampir tiga bulan tak sadarkan diri. Ia merasakan kerinduan yang sangat besar, ia menitikkan airmatanya ketika melihat betapa rumitnya peralatan medis menempel di tubuh Je Hoon. Di dalam hatinya ia selalu berdo'a agar bisa melihat Je Hoon kembali ceria. Kini Je Hoon yang selalu aktifpun terbaring lemah tanpa bisa melakukan apapun di Rumah Sakit, semua mengkhawatirkannya dan merindukannya.
Hyu Sun menikmati sekali hubungannya dengan Hye Soo yang sempat tertunda, kini Hye Soo berpindah sekolah dan tempat tinggal. Jarak mereka bahkan tak bisa dikatakan dekat, bahkan jarak itu menjadi sedikit kendala dalam hubungan mereka karena Hye Soo tak bisa selalu berada di sampingnya setiap hari. Namun untuk Hye Soo dan Hyu Sun itu bukanlah masalah besar.
Narasi End
POV Je Hoon
Je Hoon membuka matanya perlahan, ia masih merasakan sakit di bagian kepalanya. Ia melihat cahaya lampu yang masih belum jelas, menoleh ke arah lain dan ia melihat sosok yang ia kenal sedang tertidur lelap "Hye Soo" serunya dengan suara yang hampir tak terdengar. Je Hoon berusaha menggerakkan jarinya namun sepertinya ia belum memiliki tenaga penuh untuk bangkit "Hye Soo" dengan suara lirih ia mencoba menyerukan Hye Soo kembali yang tertidur pulas di sebuah kursi dengan posisi kepala menghadap ke atas dan kaki lurus ke salah satu kursi di depannya. Hye Soo tersentak hingga kakinya terbanting ke lantai "Je Hoon?" sahutnya menoleh ke arah Je Hoon yang sedang menatapnya, dengan sigap ia mendekati Je Hoon dan memegangi tangannya "kau siuman? mau kupanggilkan dokter?" sahut Hye Soo dengan nada sumringah seraya menatap dekat kedua bola mata Je Hoon "dokter? memang aku dimana? aku kenapa?" sahut Je Hoon masih terdengar lemas "kau di Rumah Sakit, kau tak ingat??" sahut Hye Soo masih dengan posisi yang sama.
Je Hoon mencoba mengingat kejadian sebelumnya "aaaahhhh" rintih Je Hoon kesakitan seraya memegangi kepalanya "hey! sudah jangan memaksakan! Jika kau belum bisa mengingat, biar aku yang membantumu mengingatkan ya!" sahut Hye Soo mencoba meraih kedua tangan Je Hoon yang masih berada di kepalanya, Je Hoon mengangguk "kau kecelakaan, mobilmu menabrak sebuah mobil besar yang melaju di depan. Kepalamu terbentur keras hingga selama tiga bulan kau tak sadarkan diri, apa sekarang kau bisa mengingat?" tanya Hye Soo seraya menyentuh pipi Je Hoon. Je Hoon berusaha keras mengingat kejadian itu hingga terbesit kecelakaan tersebut, ia terdiam sejenak "jika kau belum ingat, tak usah memaksa diri. Aku panggil dokter ya agar aku bisa mengabari keadaanmu ke ahjumma. okay?" sahut Hye Soo mengacak-acak rambut Je Hoon kemudian berdiri dan kemudian membalikkan badannya. "perutku mual" gumamnya dalam hati kemudian muntah tak tertahankan, Hye Soo yang sudah memegangi gagang pintupun tersentak menoleh ke arah Je Hoon. Ia berlari menghampiri Je Hoon "kau muntah?" tanya Hye Soo cemas berdiri di depan Je Hoon "aku mual hyung, mual sekali" sahutnya lemas "kau tunggu sebentar ya! Aku segera kembali" sahut Hye Soo lalu berlari meninggalkan Je Hoon yang kembali muntah.
Beberapa saat kemudian Hye Soo kembali bersama eomma "Je Hoon?" sahut eomma menghampiri Je Hoon "masih mual chagiya?" tanya eomma membantu Je Hoon duduk "muntahkan disini chagi!" sahut eomma memegangi sebuah baskom kecil "Hye Soo bantu Je Hoon pegangi ini! Aku mau periksa keadaannya dahulu" seru eomma seraya mengeluarkan stetoskopnya "ne ahjumma" sahut Hye Soo dengan sigap memegangi baskom berwarna merah tersebut. Eomma memeriksa keadaannya beberapa menit, setelah semua diperiksa eommapun memberi tahukan hasilnya "sepertinya besok kau harus CT Scan nak! eomma khawatir kau gegar otak, karena kau muntah-muntah terus" sahut eomma lalu memeluk Je Hoon yang kini benar-benar merasa lemas. Ingin melihat Je Hoon istirahat, eommapun memberikan obat penenang ke dalam cairan infus Je Hoon. Benar saja, tak butuh waktu lama Je Hoonpun terlelap. Hye Soo menatap Je Hoon dengan tatapan cemas sekaligus sedih.
POV BSNC
Matahari pagi bersinar terang menembus keseluruh celah di kamar inap Je Hoon, namun Hye Soo masih tertidur nyenyak di sofa. Hyu Sun dan yang lainnya baru saja sampai di kamar Je Hoon, karena ini adalah akhir pekan maka mereka memutuskan menemani Je Hoon lebih awal. Hyu Sun membawa sarapan untuk Hye Soo yang sudah menemani Je Hoon sejak kemarin sore sementara Jung Soo membawakan bantal berwarna biru kesukaan Je Hoon yang ia curi dari kamar Je Hoon di rumah sementara Dong Hae membawakan parcel berisikan buah . Hyu Sun melangkah mendekati Hye Soo yang masih terlelap "chagiya! bangunlah! ini sudah siang" seru Hyu Sun membelai rambut Hye Soo hingga Hye Soo terbangun "chagi? jam berapa ini? kenapa kau sudah ada disini?" sahut Hye Soo mengucek matanya "ini sudah pukul 9 pagi chagi, bangunlah! aku membawa makanan untukmu" seru Hyu Sun menunjukkan kotak makanannya yang terbungkus plastik berwarna merah "ne chagi, aku cuci muka dulu ne!" sahut Hye Soo berdiri "ne" sahut Hyu Sun memegangi tangan Hye Soo.
Hye Soo menikmati makan paginya bersama Hyu Sun di meja bundar "kudengar dari ahjumma, Je Hoon sudah siuman tadi malam saeng?" tanya Jung Soo yang berdiri membelakangi Hye Soo di dekat jendela "benarkah itu?" timpa Hyu Sun seraya memasukan makanan ke mulutnya "ne benar, semalam ia sudah siuman tapi ia muntah-muntah terus hyung, ahjumma bilang Je Hoon kemungkinan gegar otak" jawab Hye Soo memasukan sesuap nasi ke mulutnya "gegar otak? ringan atau berat?" tanya Jung Soo menoleh ke belakang "molla hyung, untuk hal itu ahjumma bilang tunggu hasil CT Scan dan rencananya hari ini Je Hoon menjalani CT Scan" sahut Hye Soo mengunyah makanannya seraya menatap ke arah Jung Soo "begitu? lalu kenapa anak ini belum bangun juga sekarang?" sahut Jung Soo bertolak pinggang "mungkin karena tadi malam diberi penenang jadi ia belum bangun, sabarlah hyung!" ujar Hye Soo melanjutkan makannya seraya bertukar makanan dengan Hyu Sun dan saling melempar senyum "kau merindukannya?" tanya Hyuk Jae seraya mengikat tali sepatunya yang terurai "tentu saja, meski dia pabo tapi jika tak ada dia suasana jadi sepi. Tiga bulan tanpanya rasanya sangat membosankan" sahut Jung Soo duduk di samping Yi Jae yang sedang memakan chocopie "benar hyung, sangat membosankan! karena tingkah laku Je Hoon selalu menghibur kami" timpa Dong Hae yang berada di samping Je Hoon.
Ditengah perbincangan mereka, tiba-tiba Je Hoon terbangun "kalian berisik sekali" sahut Je Hoon lirih mengagetkan seisi ruangan "saeng?" sahut Dong Hae yang berada di sampingnya "hey! anak malas, sudah siang baru bangun huh? mau jadi apa negara ini jika anak mudanya bangun siang sepertimu?" ejek Jung Soo seraya berkacak pinggang "hyung! aku kan sakit kenapa kalian berisik sekali? memakiku pula" gerutunya menatap ke arah hyungnim "aku rindu memarahimu, ara???" sahut Jung Soo tersenyum evil "ish! hyung, tidak bisakah bersikap manis sebentar saja padaku?" gerutu Je Hoon memanyunkan bibirnya "mianhae, aku hanya bercanda. Kami semua merindukanmu, maka dari itu kau jangan ceroboh" sahut Jung Soo berjalan menghampiri Dong Hae dan berdiri di sampingnya "ne ara, mianhae" sahut Je Hoon tertunduk "sudah-sudah! berhentilah memarahinya! bukankah kita semua merindukannya?" seru Hyuk Jae dengan gaya ala rapper "semua merindukanku? jheongmallyo? termasuk Hyu Sun?" Je Hoon sudah ceria nampak seperti biasanya "mwo?" Hye Soo menatapnya heran "ne semua termasuk Hyu Sun lah, benarkan Hyu Sun?" jawab Hyuk Jae menatap Hyu Sun "ne" sahut Hyu Sun malu kemudian menatap Hye Soo yang memerhatikannya sejak tadi.
Merekapun menikmati kebersamaannya di akhir pekan ini bersama-sama. Ketika sore tiba merekapun berpamitan untuk pulang, namun mereka tak langsung pulang ke rumah masing-masing melainkan mereka berpencar dengan pasangan masing-masing ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Narasi...
Dua minggu kemudian Je Hoonpun keluar dari Rumah Sakit, kini kondisinya sudah kembali normal. Ia mulai sering bermain dengan member lainnya.
Narasi End
POV Je Hoon/Hye Soo/Dong Hae
Je Hoon berlari mencari member BSNC lainnya di apartemen Jung Soo seraya membawa sebuah majalah "Hyuuunggggg!!!" teriaknya tergesa-gesa "kau ini kenapa?" tanya Hyuk Jae memegangi tangan Je Hoon "lihat ini hyung!" ujar Je Hoon antusias seraya menunjukan majalah "ini majalah, wuah ada foto Super Junior... Eunhyuk hyung tampan sekali" ujar Hyuk Jae memerhatikan cover dari majalah remaja tersebut "ish Hyung! bukan itu yang mau kutunjukkan" bela Je Hoon aegyo "lalu apa?" tanya Hyuk Jae menggaruk kepalanya yang tak gatal "lihat!! ada pemilihan cover boy hyung, pasti jika kita ikut kita semua akan menang hyung! aku mau ikut? hyung apa kalian mau ikut?" ujar Je Hoon petakilan "ah aku malas ikut, tanpa ikut cover boypun aku sudah terkenal seperti Eunhyuk hyung" ujar Hyuk Jae lalu beranjak menjauhi Je Hoon "aku mau ikut, Dong Hae hyung kau mau coba?" sahut Hye Soo berdiri menghampiri Je Hoon dan menatap Dong Hae "tentu, apa salahnya mencoba? benarkan?" balas Dong Hae tersenyum "benar Hyung, aku setuju" sahut Je Hoon semakin lebar senyumnya "Jung Soo Hyung kau mau ikut?" kini giliran Jung Soo yang ditawari "aku? ikut modeling? aku tak mau, aku takut semua terkalahkan olehku" sahut Jung Soo angkuh "ish Hyung! Jawabanmu menyebalkan, bilang saja kalau kau takut terkalahkan olehku. Benarkan?" ujar Je Hoon dipelototi Jung Soo.
Hye Soo, Je Hoon dan Dong Hae pun mengisi formulir pendaftarannya dengan antusias. Mereka akan mengirim formulirnya esok hari. "Hyung pasti kita harus mengikuti mas training, benarkan?" sahut Je Hoon seraya menulis "ne, itu benar. Kau siap?" sahut Hye Soo "tentu, aku sudah optimis sekali aku akan memenangkan audisi tersebut" sahutnya penuh percaya diri seraya mengangkat kerah bajunya "hey! jangan terlalu percaya diri! masih ada kami berdua yang harus kau kalahkan!" ejek Dong Hae menatap Je Hoon yang duduk di balik tubuh Hye Soo "ne ne aku tahu, tapi bukankah diantara kalian akulah yang paling tampan? ah dunia sudah tahu hal itu, bukan?" ujarnya membuat hyungnya hanya menggelengkan kepala.
Keesokannya Dong Hae, Je Hoon dan Hye Soo berangkat mengirimkan formulir pendaftaran mereka. Hari selanjutnya merekapun menerima telepon dari pihak redaksi majalah yang bersangkutan. Ternyata benar dugaan mereka, mereka lolos ke babak selanjutnya, merekapun mulai pergi ke asrama yang menjadi tempat training. Hye Soo pergi tanpa seizin dari Hyu Sun, ia ingat betul Hyu Sun tak pernah menginginkannya ia menjadi artis maka dari itu ia merahasiakan kepergiannya.
Sudah tiga hari Dong Hae, Je Hoon dan Hye Soo mengikuti latihan dan pengarahan dari para songsaenim di asrama. Je Hoon mulai merasa jenuh dan terkekang, ia merindukan Hyu Sun dan ingin sekali pulang. Tak berbeda dengan Je Hoon, Hye Soopun mulai merasakan hal yang sama. Bahkan ia merasa songsaenim disini galak-galak dan membuatnya tak nyaman.
POV Hyu Sun
Hyu Sun sedang menikmati ramyeonnya di kantin bersama Yi Jae, ia heran kenapa tiga hari ini baik Hye Soo maupun Je Hoon tak ada yang mengabari keadaan mereka dan tak menjemputnya di sekolah "Yi Jae! kenapa Hye Soo tak ada kabar ne?" tanya Hyu Sun masih seraya menyedot kuah ramyeonnya "lho! kau tidak diberitahu?" sahut Yi Jae heran "mwo? maksudmu?" Hyu Sun mengernyitkan kedua alisnya "ne, Je Hoon, Hye Soo dan Dong Hae sudah tiga hari ini mengikuti masa training audisi cover boy" ujar Yi Jae membuat Hyu Sun terkejut "mwo? dia mengikuti audisi cover boy tanpa seizinku? maksudnya apa? Dia cari mati, huh?" sahut Hyu Sun sewot seraya menggebrak meja "Hyu Sun! malu diperhatikan orang!" bisik Yi Jae celingukan memerhatikan orang-orang yang menoleh ke arahnya "jika mereka pulang, habislah mereka!!" serapahnya kesal.
Sepulang sekolah Hyu Sun berangkat mencari Jung Soo, ia meminta bantuan pada Jung Soo agar Jung Soo menelpon ke asrama Je Hoon namun ternyata tak bisa karena mereka tak diizinkan memegang ponsel selama karantina. Ini membuat Hyu Sun semakin geram dan naik pitam.
POV Hye Soo/Je Hoon/Dong He
Je Hoon jalan mengendap-endap mengenakan selimut putih hendak pergi menuju kantor songsaenim bersma dengan Hye Soo dan Dong Hae malam ini "hyung bagaimana ini? ada cctv?" sahutnya berbisik seraya mengunyah permen karet "kau kan makan permen karet, kau tempelkan saja permenmu dikamera cctv?" ujar Hye Soo berbisik "benar juga, kau memang jenius" sahutnya lalu mengeluarkan permen karet yang sedang ia kunyah dari mulutnya "jorok" ejek Dong Hae berbisik "ish hyung! diam!" seru Je Hoon mengedipkan kedua matanya dengan cepat. Je Hoonpun menempelkan permen karet tersebut, setelah berhasil ia dan keduanya buru-buru menuju kantor songsaenim yang kosong.
Je Hoon membuka pintu kantor itu kemudian Hye Soo dan Dong Hae berjalan mendahuluinya. Mereka hendak meminjam telepon untuk menghubungi Jung Soo di apartemen. Dong Hae dan Je Hoon berjaga di depan pintu sementara Hye Soo mulai menghubungi Jung Soo. Beberapa menit kemudian Jung Soo baru mengangkat panggilan Hye Soo "nuguseyo?" sapa Jung Soo yang nampaknya merasa terganggu tidurnya "hyung ini aku Hye Soo" balas Hye Soo berbisik "Hye Soo? kenapa kau bisa menelponku? bukankah kau dikarantina?" sahut Jung Soo sepertinya terkejut "ne, aku, Je Hoon dan Dong Hae mengendap-endap ke kantor untuk menghubungimu" ujar Hye Soo duduk dibawah meja "ne, ada apa kau menghubungiku?" tanya Jung Soo "hyung kami tak betah disini, kami ingin kabur" ujarnya mengeluh "wae? bukankah kemarin kalian semangat sekali mengikuti kompetisi ini?" ujar Jung Soo "ne itu sebelum kami disini, para songsaenimnya kejam-kejam hyung dan aku merindukan Hyu Sunku" ujarnya seraya menepuk nyamuk dikakinya "hahaha.... rasakan tuh kompetisi, memang enak menderita seperti itu? dengar! Hyu Sunmu marah sekali mengetahui kau ikut acara seperti itu" Jung Soo nampak senang melihat temannya menderita "ish! benarkah? aku merasa bersalah padanya. Aku akan berusaha pergi dari sini, apapun caranya. Sudah dulu ne hyung, aku takut ketahuan. Bye" ujarnya kemudian menutup teleponnya.
"Je Hoon!" seru Hye Soo masih berbisik "ne" balas Je Hoon sembari celingukan memerhatikan keadaan "Hyu Sun marah padaku, ia benar-benar tak ingin aku mengikuti acara ini" ujar Hye Soo lemas "memang kenapa?" tanya Je Hoon penasaran "ne dia kan tidak suka berpacaran dengan artis, kelak jika aku memenangkan acara ini maka aku akan jadi artis dan dia khawatir aku tak punya waktu untuknya" jelasnya dianggukkan oleh Dong Hae dan Je Hoon "kalau gitu kita harus benar-benar keluar dari sini hyung, kajja!" sahut Je Hoon beranjak pergi masih dengan langkah yang sama, sementara Dong Hae dan Hye Soo membuntutinya dibelakang.
Je Hoon membuka jendela dan menaikinya hingga berhasil keluar dari asrama, setelahnya kemudian Hye Soo dan Dong Hae bersiap untuk menyusulnya "kajja hyung! Ppalli!" seru Je Hoon dari balik jendela, Hye Soo baru mengangkat salah satu kakinya dan tiba-tiba seseorang menahannya dari belakang. Hye Soo tersentak dan menoleh ternyata Dong Hae sudah dipegangi oleh salah satu songsaenim dan songsaenim lain memegangi bajunya dari belakang "Je Hoon lariii!! Kau duluan!!!" seru Hye Soo teriak "ne hyung" teriak Je Hoon kemudian bergegas lari.
BERSAMBUNG
Eottokhae eottokhae?? Gimana nasib mereka ya??? wuah khawatir nih readers.... tapi simpan ke khawatiranmu hingga ke part selanjutnya ne^^.......
Good Readers Don't Forget To Leave your comment!!! And Don't be plagiaters!!! Keep Original!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!