Title : 1000 Hugs For You
Author : Han Ha Rin
Cast :
- Yesung As Shin Je Hoon
- Goo Ha Ra As Kim Hyu Sun
- Kyuhyun As Lee Hye Soo
- Heo Yi Jae As Park Yi Jae
- Eunhyuk As Lee Hyuk Jae
- Dong Hae As Lee Dong Hae
- Leeteuk As Park Jung Soo
Genre : Romance/Teenager
OC's (Original Characters)
PLEASE DO NOT COPY
Recaps
Beberapa menit kemudian Hyu Sun sudah ada di rumah Je Hoon "Noona!!
Noona! Aku pulang" teriak Je Hoon celingukan "ne aku dengar" teriak
noona dari kamar. Hyu Sun berdiri di samping Je Hoon tak lama Noona Min
Ahpun sampai di hadapan mereka "annyeong haseyo!" sapanya lembut, Hyu
Sun memerhatikan yeoja di hadapannya dari ujung kepala hingga kaki
dengan penuh rasa kagum "omo! neomu neomu yeoppo eonnie" gumamnya Hyu
Sun dalam hati "annyeong haseyo eonnie" sahut Hyu Sun membungkukkan
badannya "ireumi mwoyeyo? (siapa namamu?)" tanya Min Ah tersenyum ramah
"nae ireumi Hyu Sun imnida eonnie, bangapta! (nama saya Hyu Sun eonnie,
senang berkenalan denganmu)" ujar Hyu Sun menyalami tangan halus Min Ah
"ne, naneun Min Ah imnida! Bangapta" balas Min Ah "ya sudahlah, kalian
mengobrol saja dulu, aku mau mandi!" sahut Je Hoon lalu pergi. Min Ahpun
berbincang dengan Hyu Sun, tak butuh waktu beberapa lama merekapun
sudah nampak akrab "Hyu Sun boleh eonnie tanya sesuatu?" tanya Min Ah
"ne eon" sahut Hyu Sun "menurutmu Je Hoon bagaimana?" tanyanya membuat
Hyu Sun tersentak "baik, tapi lebih banyak menyebalkannya sich. Wae
eon?" jawab Hyu Sun canggung "ani! Apa kau tahu perasaannya padamu?"
ujar Min Ah menatap ramah ke arah Hyu Sun "Molla" sahut Hyu Sun
berbohong "semalam adikku beritahukanku bahwa dia menyukaimu, nah kalau
kamu bagaimana perasaanmu padanya?" tanyanya semakin membuat perasaan
Hyu Sun tak menentu "mwo??"......
POV Hyu Sun
"mwo???" Hyu Sun tersentak "wae???" tanya Min Ah tetap tenang "eonnie, apa kau tidak tahu aku milik Hye Soo temannya Je Hoon?" rengek Hyu Sun manyun "ne aku tahu itu tapi entah kenapa aku menyukaimu sejak pertama kali melihat fotomu" gumamnya "menurutku kau pantas dengan adikku, kukira kau yeoja manis dan pastinya baik hati. Jika tidak mana mungkin Hye Soo memilihmu, benarkan?" sambungnya melempar senyuman indahnya. Hyu Sun terpaku menatap Min Ah, ia tak habis pikir mendengar ucapan Min Ah tapi yang ia heran kenapa ia merasa baik-baik saja bahkan senang mendengar pernyataan Min Ah.
"eonnie maksudnya apa?" ujar Hyu Sun "hmm... pabo! begitu saja kau tak mengerti" ejeknya tersenyum, Hyu Sun menggaruk kepalanya yang tak gatal "maksudku kau pantas jadi kekasih adikku. Kenapa kau tidak menjadi kekasihnya saja? Bukankah Hye Soo sudah menyia-nyiakanmu?" lanjut Min Ah meraih gelas berisi jus jeruk miliknya "mwo? eonnie! aku menyukai Hye Soo, aku menyayanginya meski ia tak ada di sampingku. Kenapa eonnie berkata seperti itu?" bela Hyu Sun serius "hahaha....... kau tidak perlu marah Hyu Sun ah! aku hanya bercanda, aku bangga padamu karena ternyata kau yeoja yang setia" Min Ah tertawa "ah eonnie ini, eonnie membuatku tegang!" keluh Hyu Sun menghela napas "mianhae tapi jika kau bisa berjodoh dengan adikku aku adalah orang pertama yang menyetujui hubungan kalian. Ingat itu ya!" ujar Min Ah membuat Hyu Sun diam.
Je Hoon turun dari lantai 2 dengan penampilan yang santai seakan mau mengajak Hyu Sun jalan sore, Hyu Sun menoleh ke arah Je Hoon yang sedang menuruni satu persatu anak tangga "dia memang kyeopta, dengan penampilan sederhana saja dia masih tetap nampak daebak" gumam Hyu Sun dalam hati seraya tersenyum tak jelas "kau kenapa? senyum-senyum sendiri? senang ya melihatku kembali?" ejek Je Hoon ketika sampai di hadapan Hyu Sun "ish! penyakitmu itu belum sembuh juga huh?" bela Hyu Sun nampak grogi "ish! kau! masih mengelak lagi, jelas-jelas matamu menatapku tak berkedip" ejek Je Hoon membuat Hyu Sun memanyunkan bibirnya, sementara Min Ah hanya tersenyum melihat keduanya "sudahlah kau antar Hyu Sun pulang, kasihan dia sudah lelah! ppali!" seru Min Ah "ne, kajja kuantar kau pulang!" seru Je Hoon hendak menggandeng "aku pamit eonnie!" Hyu Sun menoleh ke arah Min Ah seraya membungkukkan badannya "ne Hyu Sun! jangan lupa ucapanku tadi ne!" bisiknya seraya mengerlingkan matanya "mwo?" Hyu Sun belum sempat menjawab banyak tetapi tangannya sudah ditarik Je Hoon.
Hyu Sun sudah berada dalam mobil, sejak tadi ia tak banyak bicara hanya berusaha menikmati alunan musik yang keluar dari CD Player Je Hoon "Hyu Sun kau bicara apa saja dengan noonaku tadi? kau membicarakan aku ya?" ujar Je Hoon membuka percakapan, membuat Hyu Sun mengernyitkan keningnya "huh! percaya diri sekali kau? itu urusan yeoja jadi kau tak boleh tahu, arasho?" sergah Hyu Sun tegas "payah! ara!" sahut Je Hoon manyun.
POV Hye Soo
Hye Soo berjalan menggunakan masker, berjalan dengan langkah cepat dengan sesekali menoleh ke kanan ke kiri dan ke belakang. Matanya terus mewaspadai setiap sudut, ia takut ada orang-orang suruhan ayahnya yang berhasil menemukannya. Hye Soo bergegas menuju telepon umum, ia memencet tombol-tombol angka tersebut dan mengangkat gagang teleponnya "yoboseyo! Eommanie ini aku Hye Soo!" sahutnya begitu suara nada tunggu berhenti "Ne eomma aku baik-baik saja, eomma aku tidak tahu aku harus kemana saat ini. Jemput aku pulang eomma!" gumamnya nampak ketakutan "mwo? belum bisa? wae eomma?" tanya Hye Soo nampaknya belum bisa kembali ke Seoul "ne arasho, eomma mianhada aku tak bisa beritahu keberadaanku tapi aku akan tetap mengabarimu dimanapun aku berada eomma" ujarnya seraya melirik kesana kemari "ne, sampaikan salamku untuk teman-temanku dan Hyu Sun! beritahu Hyu Sun aku merindukannya" sahut Hye Soo menitikkan airmata "gamshahamnida eomma, annyeonghi gaseyo" sahutnya menutup gagang telepon itu. "aku harus kemana??" gumamnya keluar dari kotak telepon umum itu seraya celingukan, lalu melanjutkan langkahnya.
Hye Soo beristirahat di salah satu halte kecil dekat pedesaan, persedian uang disakunya semakin menipis bahkan semua kartu kredit dan ATMnya sudah diblokir oleh Mr. Lee, ia kembali mencari telepon umum untuk menghubungi eommanie, ia tak bisa membendung airmatanya lagi ketika tersadar kehidupannya telah dihancurkan Mr. Lee. "eomma aku ingin bebas! Aku merindukan kebebasan itu" gumamnya menahan pedih yang teramat sakit dihatinya "aku ingin pulang, kembali pada kehidupanku yang dulu bukan menjadi buronan seperti ini. Bantu aku eomma!" airmata mengalir deras dari pelupuk mata indahnya.
POV Je Hoon
Je Hoon mengendarai mobilnya menuju apartemen Jung Soo, selang beberapa menit ia sudah memarkir mobilnya kemudian berlari menuju kamar Jung Soo. Ia memencet bel hingga layar kecil di depan pintu menampilkan wajah Jung Soo "nuguseyo?" sapa Jung Soo dari dalam melalui layar mungil tersebut "Hyung! bukakan pintu! Aku sudah sampai, cepat hyung!! ppali ppali. ini darurat!" ujar Je Hoon bergerak tak jelas membuat Jung Soo panik dan segera membukakan pintu, "darurat apa saeng?" tanya Jung Soo dan yang lainnya nampak tegang "ne darurat, aku..." Je Hoon menahan ucapannya lalu berlari ke dalam "Hey!! Shin Je Hoon selesaikan dulu kalimatmu itu!" teriak Jung Soo tak digubris. BSNCpun kembali ke posisi mereka semula, duduk di depan tv, tak lama Je Hoonpun keluar dari toilet sambil mengusap-usap perutnya "Hey! Je Hoon! apa maksudmu tadi?" tanya Jung Soo berdiri berkacak pinggang "iya apa yang darurat?" sambung Hyuk Jae "hehehe perutku yang darurat hyung" sahut Je Hoon cengengesan "maksudmu??" tanya BSNC kompak "ya tadi perutku dalam keadaan darurat hyung, rasanya mules sekali... sakit! hingga berkeringat dingin tapi syukurlah sekarang sudah lega" Je Hoon dihujani pukulan oleh hyung-hyungnya.
"Hentikan Hyung!" teriaknya geram kesakitan, para hyungpun menghentikan pukulan mereka "kau ini benar-benar menyebalkan!" gerutu Jung Soo kesal "hehehe mianhae hyung!" sahut Je Hoon aegyo "ish! masih mau belagak aegyo lagi kau" sahut Hyuk Jae kesal "aku kan sudah bilang mianhae kenapa kalian masih kesal juga" sahut Je Hoon manyun "karena kau membuat kami khawatir pabo!!" gertak Jung Soo membuat Je Hoon diam.
Selang beberapa menit mereka sudah kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing di apartemen Jung Soo, Dong Hae sibuk membaca buku sciencenya, Jung Soo sibuk tidur, Je Hoon sibuk main game sementara Hyuk Jae sibuk berpacaran dengan yeojachingunya. Tiba-tiba suara telepon berdering mengejutkan semuanya, posisi Dong Hae yang lebih dekat dengan letak teleponpun membuatnya lebih cepat mengambil gagang telepon itu "yoboseyo" Sapa Dong Hae "Hye Soo? eodiseo?" semua menghampiri Dong Hae kecuali Jung Soo yang sudah terlelap ketika mendengar Dong Hae menyebut nama Hye Soo "ne ara, apa kau baik-baik saja? kami semua mengkhawatirkanmu" lanjut Dong Hae "hyung nega bogosipho, kapan kau pulang?" Je Hoon merebut gagang teleponnya "jheongmalyo? tapi kau akan tetap pulang ke Seoul kan hyung?" Je Hoon tiba-tiba mengecilkan suaranya "ne ara" jawab Je Hoon "Hyu Sun baik-baik saja kok denganku, dia sangat mengkhawatirkanmu dan merindukanmu hyung. Kemarin dia menangis merindukanmu" nampaknya Hye Soo menanyakan kabar Hyu Sun diseberang sana "ne hyung, serahkan padaku semuanya!" sahut Je Hoon sigap "ah ne, annyeonghi gaseyo hyung. jaga dirimu disana!" sahut Je Hoon menutup teleponnya.
10 Bulan Kemudian...........
POV Hye Soo
Hye Soo baru saja sampai di bandara Incheon dalam keadaan selamat, matanya melirik ke segala penjuru mencari Je Hoon dan Hyuk Jae yang sudah berjanji akan menjemputnya, tak lama kemudian Hye Soo melihat Je Hoon sedang melambaikan tangannya dari kejauhan dengan Hyuk Jae yang masih memegangi secarik kertas bertuliskan namanya. Hye Soo buru-buru menghampiri kedua sahabat baiknya itu, Je Hoon dengan sigap memeluknya "Hyung nega bogosiphoyo!" sahutnya ceria "nado saeng" balas Hye Soo yang masih memakai masker, iapun bergantian kini memeluk Hyuk Jae "selamat datang saeng!!! nega bogosiphoyo" sahut Hyuk Jae "nado hyung" balas Hyu Sun. Je Hoon menitikkan airmatanya "kau kenapa saeng? kenapa menangis?" tanya Hye Soo menatap Je Hoon "aku.. aku hanya sangat merindukanmu hyung makanya aku terharu" jawabnya seraya menghapus air matanya "mianhada, aku meninggalkanmu terlalu lama! Kau jangan menangis lagi ne!" ujar Hye Soo "ne hyung gwenchana" Je Hoon mencoba tersenyum.
"eonnie maksudnya apa?" ujar Hyu Sun "hmm... pabo! begitu saja kau tak mengerti" ejeknya tersenyum, Hyu Sun menggaruk kepalanya yang tak gatal "maksudku kau pantas jadi kekasih adikku. Kenapa kau tidak menjadi kekasihnya saja? Bukankah Hye Soo sudah menyia-nyiakanmu?" lanjut Min Ah meraih gelas berisi jus jeruk miliknya "mwo? eonnie! aku menyukai Hye Soo, aku menyayanginya meski ia tak ada di sampingku. Kenapa eonnie berkata seperti itu?" bela Hyu Sun serius "hahaha....... kau tidak perlu marah Hyu Sun ah! aku hanya bercanda, aku bangga padamu karena ternyata kau yeoja yang setia" Min Ah tertawa "ah eonnie ini, eonnie membuatku tegang!" keluh Hyu Sun menghela napas "mianhae tapi jika kau bisa berjodoh dengan adikku aku adalah orang pertama yang menyetujui hubungan kalian. Ingat itu ya!" ujar Min Ah membuat Hyu Sun diam.
Je Hoon turun dari lantai 2 dengan penampilan yang santai seakan mau mengajak Hyu Sun jalan sore, Hyu Sun menoleh ke arah Je Hoon yang sedang menuruni satu persatu anak tangga "dia memang kyeopta, dengan penampilan sederhana saja dia masih tetap nampak daebak" gumam Hyu Sun dalam hati seraya tersenyum tak jelas "kau kenapa? senyum-senyum sendiri? senang ya melihatku kembali?" ejek Je Hoon ketika sampai di hadapan Hyu Sun "ish! penyakitmu itu belum sembuh juga huh?" bela Hyu Sun nampak grogi "ish! kau! masih mengelak lagi, jelas-jelas matamu menatapku tak berkedip" ejek Je Hoon membuat Hyu Sun memanyunkan bibirnya, sementara Min Ah hanya tersenyum melihat keduanya "sudahlah kau antar Hyu Sun pulang, kasihan dia sudah lelah! ppali!" seru Min Ah "ne, kajja kuantar kau pulang!" seru Je Hoon hendak menggandeng "aku pamit eonnie!" Hyu Sun menoleh ke arah Min Ah seraya membungkukkan badannya "ne Hyu Sun! jangan lupa ucapanku tadi ne!" bisiknya seraya mengerlingkan matanya "mwo?" Hyu Sun belum sempat menjawab banyak tetapi tangannya sudah ditarik Je Hoon.
Hyu Sun sudah berada dalam mobil, sejak tadi ia tak banyak bicara hanya berusaha menikmati alunan musik yang keluar dari CD Player Je Hoon "Hyu Sun kau bicara apa saja dengan noonaku tadi? kau membicarakan aku ya?" ujar Je Hoon membuka percakapan, membuat Hyu Sun mengernyitkan keningnya "huh! percaya diri sekali kau? itu urusan yeoja jadi kau tak boleh tahu, arasho?" sergah Hyu Sun tegas "payah! ara!" sahut Je Hoon manyun.
POV Hye Soo
Hye Soo berjalan menggunakan masker, berjalan dengan langkah cepat dengan sesekali menoleh ke kanan ke kiri dan ke belakang. Matanya terus mewaspadai setiap sudut, ia takut ada orang-orang suruhan ayahnya yang berhasil menemukannya. Hye Soo bergegas menuju telepon umum, ia memencet tombol-tombol angka tersebut dan mengangkat gagang teleponnya "yoboseyo! Eommanie ini aku Hye Soo!" sahutnya begitu suara nada tunggu berhenti "Ne eomma aku baik-baik saja, eomma aku tidak tahu aku harus kemana saat ini. Jemput aku pulang eomma!" gumamnya nampak ketakutan "mwo? belum bisa? wae eomma?" tanya Hye Soo nampaknya belum bisa kembali ke Seoul "ne arasho, eomma mianhada aku tak bisa beritahu keberadaanku tapi aku akan tetap mengabarimu dimanapun aku berada eomma" ujarnya seraya melirik kesana kemari "ne, sampaikan salamku untuk teman-temanku dan Hyu Sun! beritahu Hyu Sun aku merindukannya" sahut Hye Soo menitikkan airmata "gamshahamnida eomma, annyeonghi gaseyo" sahutnya menutup gagang telepon itu. "aku harus kemana??" gumamnya keluar dari kotak telepon umum itu seraya celingukan, lalu melanjutkan langkahnya.
Hye Soo beristirahat di salah satu halte kecil dekat pedesaan, persedian uang disakunya semakin menipis bahkan semua kartu kredit dan ATMnya sudah diblokir oleh Mr. Lee, ia kembali mencari telepon umum untuk menghubungi eommanie, ia tak bisa membendung airmatanya lagi ketika tersadar kehidupannya telah dihancurkan Mr. Lee. "eomma aku ingin bebas! Aku merindukan kebebasan itu" gumamnya menahan pedih yang teramat sakit dihatinya "aku ingin pulang, kembali pada kehidupanku yang dulu bukan menjadi buronan seperti ini. Bantu aku eomma!" airmata mengalir deras dari pelupuk mata indahnya.
POV Je Hoon
Je Hoon mengendarai mobilnya menuju apartemen Jung Soo, selang beberapa menit ia sudah memarkir mobilnya kemudian berlari menuju kamar Jung Soo. Ia memencet bel hingga layar kecil di depan pintu menampilkan wajah Jung Soo "nuguseyo?" sapa Jung Soo dari dalam melalui layar mungil tersebut "Hyung! bukakan pintu! Aku sudah sampai, cepat hyung!! ppali ppali. ini darurat!" ujar Je Hoon bergerak tak jelas membuat Jung Soo panik dan segera membukakan pintu, "darurat apa saeng?" tanya Jung Soo dan yang lainnya nampak tegang "ne darurat, aku..." Je Hoon menahan ucapannya lalu berlari ke dalam "Hey!! Shin Je Hoon selesaikan dulu kalimatmu itu!" teriak Jung Soo tak digubris. BSNCpun kembali ke posisi mereka semula, duduk di depan tv, tak lama Je Hoonpun keluar dari toilet sambil mengusap-usap perutnya "Hey! Je Hoon! apa maksudmu tadi?" tanya Jung Soo berdiri berkacak pinggang "iya apa yang darurat?" sambung Hyuk Jae "hehehe perutku yang darurat hyung" sahut Je Hoon cengengesan "maksudmu??" tanya BSNC kompak "ya tadi perutku dalam keadaan darurat hyung, rasanya mules sekali... sakit! hingga berkeringat dingin tapi syukurlah sekarang sudah lega" Je Hoon dihujani pukulan oleh hyung-hyungnya.
"Hentikan Hyung!" teriaknya geram kesakitan, para hyungpun menghentikan pukulan mereka "kau ini benar-benar menyebalkan!" gerutu Jung Soo kesal "hehehe mianhae hyung!" sahut Je Hoon aegyo "ish! masih mau belagak aegyo lagi kau" sahut Hyuk Jae kesal "aku kan sudah bilang mianhae kenapa kalian masih kesal juga" sahut Je Hoon manyun "karena kau membuat kami khawatir pabo!!" gertak Jung Soo membuat Je Hoon diam.
Selang beberapa menit mereka sudah kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing di apartemen Jung Soo, Dong Hae sibuk membaca buku sciencenya, Jung Soo sibuk tidur, Je Hoon sibuk main game sementara Hyuk Jae sibuk berpacaran dengan yeojachingunya. Tiba-tiba suara telepon berdering mengejutkan semuanya, posisi Dong Hae yang lebih dekat dengan letak teleponpun membuatnya lebih cepat mengambil gagang telepon itu "yoboseyo" Sapa Dong Hae "Hye Soo? eodiseo?" semua menghampiri Dong Hae kecuali Jung Soo yang sudah terlelap ketika mendengar Dong Hae menyebut nama Hye Soo "ne ara, apa kau baik-baik saja? kami semua mengkhawatirkanmu" lanjut Dong Hae "hyung nega bogosipho, kapan kau pulang?" Je Hoon merebut gagang teleponnya "jheongmalyo? tapi kau akan tetap pulang ke Seoul kan hyung?" Je Hoon tiba-tiba mengecilkan suaranya "ne ara" jawab Je Hoon "Hyu Sun baik-baik saja kok denganku, dia sangat mengkhawatirkanmu dan merindukanmu hyung. Kemarin dia menangis merindukanmu" nampaknya Hye Soo menanyakan kabar Hyu Sun diseberang sana "ne hyung, serahkan padaku semuanya!" sahut Je Hoon sigap "ah ne, annyeonghi gaseyo hyung. jaga dirimu disana!" sahut Je Hoon menutup teleponnya.
10 Bulan Kemudian...........
POV Hye Soo
Hye Soo baru saja sampai di bandara Incheon dalam keadaan selamat, matanya melirik ke segala penjuru mencari Je Hoon dan Hyuk Jae yang sudah berjanji akan menjemputnya, tak lama kemudian Hye Soo melihat Je Hoon sedang melambaikan tangannya dari kejauhan dengan Hyuk Jae yang masih memegangi secarik kertas bertuliskan namanya. Hye Soo buru-buru menghampiri kedua sahabat baiknya itu, Je Hoon dengan sigap memeluknya "Hyung nega bogosiphoyo!" sahutnya ceria "nado saeng" balas Hye Soo yang masih memakai masker, iapun bergantian kini memeluk Hyuk Jae "selamat datang saeng!!! nega bogosiphoyo" sahut Hyuk Jae "nado hyung" balas Hyu Sun. Je Hoon menitikkan airmatanya "kau kenapa saeng? kenapa menangis?" tanya Hye Soo menatap Je Hoon "aku.. aku hanya sangat merindukanmu hyung makanya aku terharu" jawabnya seraya menghapus air matanya "mianhada, aku meninggalkanmu terlalu lama! Kau jangan menangis lagi ne!" ujar Hye Soo "ne hyung gwenchana" Je Hoon mencoba tersenyum.
Selang beberapa menit kemudian mereka sudah berada di dalam satu mobil, kali ini gilirannya Je Hoon yang menjadi sopir "saeng, bagaimana ahjussie? kudengar orang tuamu sudah bercerai dan kudengar juga ahjussie sudah dipenjara? apa itu semua benar?" tanya Hyuk Jae yang duduk di posisi belakang "ne hyung itu semua benar" jawab Hye Soo menoleh ke belakang "hyung ceritakan padaku bagaimana kejadiannya hingga ahjussie berhasil dipenjara! aku penasaran" Je Hoon menimpali. Hye Soopun mulai menceritakan kejadiannya.
Flash Back
Hye Soo sedang tidur di sebuah motel tiba-tiba datang beberapa orang yang berusaha menerobos masuk hingga ia tersentak dan bangun dengan sigap dari tempat tidurnya "nugu? nuguseyo? (siapa? siapa?)" teriak Hye Soo mencoba meraih sebuah pisau di meja seraya memegangi ponselnya, ia mencoba menghubungi 911 "jangan mendekat! jika kalian mendekat pisau ini akan tepat menusuk perut kalian" ancam Hye Soo, tiba-tiba masuklah seorang yang tak asing baginya "ternyata kau disini ya? huh?" sapanya membuat Hye Soo tersentak.
"aboji? kau mau apa? belum cukup juga kau membuatku terlantar-lantar seperti pengemis? huh?" sahut Hye Soo mendekati Mr. Lee "mau apa? aku hanya punya satu keinginan yaitu aku hanya ingin memusnahkanmu dari dunia ini dan menguasai semua harta milik eommamu itu, arasho?" sahutnya dengan santai "tak akan semudah itu kau memusnahkanku, masih ada jalur hukum yang akan kau tempuh setelah ini, kau tahu? eomma dan aku sudah melaporkan perbuatan jahatmu itu ke pihak berwajib jadi kau tinggal tunggu tanggal mainnya saja!" ujar Hye Soo tersenyum licik "apa maksudmu?" tanya Mr. Lee mulai merasa khawatir "huh! begitu saja kau masih tidak mengerti, interpol sudah melacak keberadaanmu. Tak butuh waktu lama lagi kau akan segera tertangkap! Lihat ini!" Hye Soo menunjukkan ponselnya.
"aku sedang menghubungi 911, mereka pasti sudah mendengar ucapan-ucapanmu yang mengancamku itu. Kau tahu? eommaku tak sebodoh yang kau kira" lanjut Hye Soo merasa menang "tapi ia sudah kuceraikan jadi ia tidak berhak melaporkanku ke polisi" bela Mr. Lee nampak resah "benarkah? tapi ia punya hak atas hartanya yang telah kau rampas. Wae? kau takut?" sahut Hye Soo masih nampak tenang "kajja kita pergi dari sini!" tanpa basa - basi lagi Mr. Lee mengajak anak buahnya keluar dari kamar kecil itu namun tanpa mereka tahu di luar sana sudah ada beberapa anggota interpol yang sudah siap menantinya. Mr. Lee sangat tersentak ketika beberapa orang dari balik pintu siap memegangi tangannya dan membawanya ke kantor polisi terdekat "Hye Soo lihat pembalasanku" ancamnya geram, namun Hye Soo sama sekali tak gentar
Hari berganti, Hye Soo sudah sedang menunggu eomma di salah satu bangku taman dekat dengan motel tempat ia singgah sementara. Hye Soo melambaikan tangannya ketika melihat sosok yang ia kenal dari jarak berjauhan. Sosok itu mempercepat langkahnya hingga sampai di depan Hye Soo "Eommanie! Nega bogosiphoyo" peluknya aegyo "nado adeul! eottokhae jineseyo chagiya? (aku juga merindukanmu anakku! Bagaimana kabarmu sayang?)" balas eomma melepas pelukannya "jal jineyo, eomma eottokhae jineseyo? (aku baik-baik saja, ibu bagaimana keadaanmu?)" sahut Hye Soo menatap eomma berkaca-kaca "nado jal jineyo" balas eomma kembali memeluk erat tubuh besar anaknya.
"Chagiya, kau pulanglah ke Korea besok! Eomma masih ada sedikit urusan yang belum selesai disini" sahut Eomma membelai rambut Hye Soo "pulang? tapi eomma aku harus pulang kemana? bukankah semua rumah kita di Seoul sudah disita?" Hye Soo mengernyitkan kedua alisnya "anhi! Eomma sudah menyiapkan rumah sederhana untukmu disana, jadi kau tak perlu khawatir! Kau bisa melanjutkan sekolahmu disana chagiya" papar eomma melempar senyum terindahnya "jeongmalyo eomma?" nampak ekspresi bahagia terpancar dari kedua bola mata Hye Soo, eomma mengangguk seraya menyodorkan secarik kertas kecil "mwo?" Hye Soo memerhatikan kertas tersebut "ambillah!" seru eomma "itu adalah alamat rumah baru kita di Busan, minta lah teman-temanmu menjemputmu besok! Mereka pasti sangat merindukanmu" Hye Soo memeluk erat eomma seraya menangis sesegukan "tapi eomma akan pulang juga kan?" sahut Hye Soo belum mau melepaskan pelukannya "mulon, eomma akan kembali ke Seoul setelah urusan hukum dengan abojimu selesai!" sahut Eomma menitikkan airmatanya "tenanglah chagiya! kita tak akan pernah terpisah lagi, percayalah padaku. hmmm??" lanjut eomma menatap kedua bola mata anaknya, Hye Soo mengangguk "ne aku percaya padamu. saranghamnida eommanie" sahut Hye Soo "nado saranghae adeul" balas eomma.
Flash Back End ....
"Jadi begitu ceritanya Hyung, ara ara! Welcome to Seoul hyungnim" sahut Je Hoon kemudian mengeraskan suaranya "gomawo, naneun neomu neomu bogosiphda" sahut Hye Soo tersenyum sumringah "nado hyung" balas Je Hoon sementara Hyuk Jae tersenyum.
POV Je Hoon
Dong Hae menutup kedua mata Hyu Sun sejak tadi ia menjemputnya, Yi Jae dan Dong Hae mengajak Hyu Sun ke sebuah rumah dekat Busan. Hyu Sun menurunkan kakinya perlahan, ia bisa merasakan hembusan angin laut menerpa wajahnya "Hey! Kalian mengajakku kemana sich?" tanya Hyu Sun berjalan perlahan "nanti kau akan tahu, sabarlah sedikit!" sahut Yi Jae seraya menuntun Hyu Sun. Dong Hae membukakan pintu rumah minimalis bercat hitam putih itu perlahan "kau siap Hyu Sun ah?" tanya Dong Hae berdiri di belakang Hyu Sun "ne, aku siap" jawab Hyu Sun sigap. Dong Hae membuka perlahan tutup mata Hyu Sun, sejenak Hyu Sun tak dapat melihat dengan jelas hingga akhirnya ia tersentak melihat sosok yang lama ia rindukan "Hye Soo???" Hyu Sun bergetar, tangisan memecah keheningan. Hye Soo berjalan menghampiri Hyu Sun yang masih terpaku tak percaya, kemudian ia memeluk yeojachingunya itu dengan sangat erat "nega neomu neomu bogosiphoyo chagiya" sahut Hye Soo "nado, nado bogosipho chagiya" sahut Hyu Sun sesegukan.
Sementara Hyu Sun berpelukan dengan Hye Soo, Je Hoon di pojok ruangan menatap penuh rasa iri. Ada rasa sakit yang tak bisa ia pungkiri, berkali-kali ia menghela napas melihat kemesraan itu "saeng? wae?" tanya Dong Hae menyenggol Je Hoon dengan sikunya "anhi hyung" jawab Je Hoon datar seraya menggelengkan kepalanya lemas. Je Hoon berusaha melawan rasa sakitnya, ia belagak ceria seakan tak ada apa-apa lalu menyambut Hyu Sun dan Hye Soo padahal dalam hati ia mengerang kesakitan "Hyung, Hyu Sun sudahlah jangan berpelukan terus!!!" ujarnya belagak ceria menghampiri keduanya "bagaimana jika hyungku ini mentraktir kami semua makan? eottokhae? aku lapar Hyung" sahut Je Hoon merangkul pundak Hye Soo "ish! kau ini pikiranmu hanya makan saja?" sahut Hyu Sun merasa terganggu "gwenchana chagiya..." sahut Hye Soo berbisik "boleh, kau mau makan apa? biar hari ini kubayar semua pesanan kalian. Eottokhae?" jawab Hye Soo "ne setuju, kajja kita pergi!" teriak Je Hoon antusias "tak apalah hatiku sakit, tapi setidaknya aku lega melihat Hyu Sun chagiya tersenyum kembali" gumam Je Hoon dalam hati seraya menatap Hyu Sun.
Merekapun merayakan kembalinya Hye Soo malam ini dengan makan-makan besar di restoran terdekat, Semua nampak bahagia, terutama Hyu Sun dan Hye Soo. Sejak tadi kedua pasangan ini terus berpegangan tangan. Pemandangan itu semakin membuat Je Hoon merasa sakit, merasa tak ada gunanya. Ia merasa hatinya benar-benar hancur malam ini namun ia masih tetap berusaha nampak ceria di hadapan keduanya.
Mereka pulang dengan mobil masing-masing, Yi Jae dengan Jung Soo, Hyuk Jae dengan Kekasihnya, Hyu Sun dengan Hye Soo, bahkan Dong Hae baru saja mendapatkan teman kencan baru. Hanya Je Hoon lah satu-satunya member yang pulang sendirian "benar, kau tak apa pulang sendiri saeng?" tanya Hyuk Jae memastikan karena melihat kondisi Je Hoon yang nampak mabuk "naneun? ne aku bisa pulang sendiri hyung! Tak perlu mengkhawatirkanku ne" jawab Je Hoon sempoyongan "bagaimana kami tidak mengkhawatirkanmu? kau mabuk mana mungkin bisa bawa mobil sendiri" sahut Hyuk Jae "lagian, kau ini pabo saeng, sudah jelas tidak kuat minum banyak kenapa kau masih mau minum alkohol banyak-banyak? Merepotkan saja" Jung Soo menimpali "ish! aku baik-baik saja hyung, aku tidak mabuk! Sudahlah kalian pulang duluan!" sahut Je Hoon menggerakkan tangannya seperti hendak mengusir kucing "apa perlu kupanggil sopir untuk menjemputmu?" sahut Hye Soo mendekati Je Hoon "aish! Tidak perlu, aku bisa sendiri kok. Sudahlah jangan berlebihan! kalian pulang saja duluan!" Je Hoon tetap bersikeras "baiklah, dia memang keras kepala. Kajja kita pulang, Je Hoon kau hati-hati" sahut Jung Soo menepuk pundak Je Hoon.
Je Hoonpun ditinggalkan oleh yang lainnya, ia masuk ke dalam mobil sportnya, lalu mulai menginjakkan kakinya di atas pedal gasnya. Ia membawa mobilnya dengan laju cepat seraya mendengarkan musik rock kesukaannya dengan pandangan yang sedikit kabur. Sesekali mulutnya bersenandung mengikuti alunan musik, tiba-tiba pikirannya melayang mengingat kejadian ketika Hyu Sun bermesraan dengan Hye Soo. Rasa sakit di dadanya kembali terasa, momen itu benar-benar meracuni pikirannya hingga ia merasa hancur berkeping-keping malam ini. "apa yang harus kulakukan?" seraya menatap foto Hyu Sun di dalam dompetnya, ketika hendak menoleh ke arah jalan ia tersentak melihat sebuah mobil besar berada dihadapannya "aaaaaaaaahhhhhhh....... teriaknya". Dalam waktu sekejap Je Hoon sudah dalam keadaan tak sadarkan diri dan berlumuran darah di wajahnya.
BERSAMBUNG ..........
Aigho!!! Je Hoon kecelakaan, eottokhae readers???? bagaimana keadaan dia ya??? *H2C kan???? tunggu part selanjutnya ne! karena semakin seru ceritanya........ Dijamin nempel deh di hati *plak...
Wookie buat Good Readers jangan Lupa komennya yaaaaa..... Likenya juga deh jangan Lupa...!!!
Kritik dan Saran dari readers penting banget buatku karena itu bisa membantuku untuk memberikan ff yang lebih baik lagi... Gomawo readers yang setia baca ffku ^^.....
"aku sedang menghubungi 911, mereka pasti sudah mendengar ucapan-ucapanmu yang mengancamku itu. Kau tahu? eommaku tak sebodoh yang kau kira" lanjut Hye Soo merasa menang "tapi ia sudah kuceraikan jadi ia tidak berhak melaporkanku ke polisi" bela Mr. Lee nampak resah "benarkah? tapi ia punya hak atas hartanya yang telah kau rampas. Wae? kau takut?" sahut Hye Soo masih nampak tenang "kajja kita pergi dari sini!" tanpa basa - basi lagi Mr. Lee mengajak anak buahnya keluar dari kamar kecil itu namun tanpa mereka tahu di luar sana sudah ada beberapa anggota interpol yang sudah siap menantinya. Mr. Lee sangat tersentak ketika beberapa orang dari balik pintu siap memegangi tangannya dan membawanya ke kantor polisi terdekat "Hye Soo lihat pembalasanku" ancamnya geram, namun Hye Soo sama sekali tak gentar
Hari berganti, Hye Soo sudah sedang menunggu eomma di salah satu bangku taman dekat dengan motel tempat ia singgah sementara. Hye Soo melambaikan tangannya ketika melihat sosok yang ia kenal dari jarak berjauhan. Sosok itu mempercepat langkahnya hingga sampai di depan Hye Soo "Eommanie! Nega bogosiphoyo" peluknya aegyo "nado adeul! eottokhae jineseyo chagiya? (aku juga merindukanmu anakku! Bagaimana kabarmu sayang?)" balas eomma melepas pelukannya "jal jineyo, eomma eottokhae jineseyo? (aku baik-baik saja, ibu bagaimana keadaanmu?)" sahut Hye Soo menatap eomma berkaca-kaca "nado jal jineyo" balas eomma kembali memeluk erat tubuh besar anaknya.
"Chagiya, kau pulanglah ke Korea besok! Eomma masih ada sedikit urusan yang belum selesai disini" sahut Eomma membelai rambut Hye Soo "pulang? tapi eomma aku harus pulang kemana? bukankah semua rumah kita di Seoul sudah disita?" Hye Soo mengernyitkan kedua alisnya "anhi! Eomma sudah menyiapkan rumah sederhana untukmu disana, jadi kau tak perlu khawatir! Kau bisa melanjutkan sekolahmu disana chagiya" papar eomma melempar senyum terindahnya "jeongmalyo eomma?" nampak ekspresi bahagia terpancar dari kedua bola mata Hye Soo, eomma mengangguk seraya menyodorkan secarik kertas kecil "mwo?" Hye Soo memerhatikan kertas tersebut "ambillah!" seru eomma "itu adalah alamat rumah baru kita di Busan, minta lah teman-temanmu menjemputmu besok! Mereka pasti sangat merindukanmu" Hye Soo memeluk erat eomma seraya menangis sesegukan "tapi eomma akan pulang juga kan?" sahut Hye Soo belum mau melepaskan pelukannya "mulon, eomma akan kembali ke Seoul setelah urusan hukum dengan abojimu selesai!" sahut Eomma menitikkan airmatanya "tenanglah chagiya! kita tak akan pernah terpisah lagi, percayalah padaku. hmmm??" lanjut eomma menatap kedua bola mata anaknya, Hye Soo mengangguk "ne aku percaya padamu. saranghamnida eommanie" sahut Hye Soo "nado saranghae adeul" balas eomma.
Flash Back End ....
"Jadi begitu ceritanya Hyung, ara ara! Welcome to Seoul hyungnim" sahut Je Hoon kemudian mengeraskan suaranya "gomawo, naneun neomu neomu bogosiphda" sahut Hye Soo tersenyum sumringah "nado hyung" balas Je Hoon sementara Hyuk Jae tersenyum.
POV Je Hoon
Dong Hae menutup kedua mata Hyu Sun sejak tadi ia menjemputnya, Yi Jae dan Dong Hae mengajak Hyu Sun ke sebuah rumah dekat Busan. Hyu Sun menurunkan kakinya perlahan, ia bisa merasakan hembusan angin laut menerpa wajahnya "Hey! Kalian mengajakku kemana sich?" tanya Hyu Sun berjalan perlahan "nanti kau akan tahu, sabarlah sedikit!" sahut Yi Jae seraya menuntun Hyu Sun. Dong Hae membukakan pintu rumah minimalis bercat hitam putih itu perlahan "kau siap Hyu Sun ah?" tanya Dong Hae berdiri di belakang Hyu Sun "ne, aku siap" jawab Hyu Sun sigap. Dong Hae membuka perlahan tutup mata Hyu Sun, sejenak Hyu Sun tak dapat melihat dengan jelas hingga akhirnya ia tersentak melihat sosok yang lama ia rindukan "Hye Soo???" Hyu Sun bergetar, tangisan memecah keheningan. Hye Soo berjalan menghampiri Hyu Sun yang masih terpaku tak percaya, kemudian ia memeluk yeojachingunya itu dengan sangat erat "nega neomu neomu bogosiphoyo chagiya" sahut Hye Soo "nado, nado bogosipho chagiya" sahut Hyu Sun sesegukan.
Sementara Hyu Sun berpelukan dengan Hye Soo, Je Hoon di pojok ruangan menatap penuh rasa iri. Ada rasa sakit yang tak bisa ia pungkiri, berkali-kali ia menghela napas melihat kemesraan itu "saeng? wae?" tanya Dong Hae menyenggol Je Hoon dengan sikunya "anhi hyung" jawab Je Hoon datar seraya menggelengkan kepalanya lemas. Je Hoon berusaha melawan rasa sakitnya, ia belagak ceria seakan tak ada apa-apa lalu menyambut Hyu Sun dan Hye Soo padahal dalam hati ia mengerang kesakitan "Hyung, Hyu Sun sudahlah jangan berpelukan terus!!!" ujarnya belagak ceria menghampiri keduanya "bagaimana jika hyungku ini mentraktir kami semua makan? eottokhae? aku lapar Hyung" sahut Je Hoon merangkul pundak Hye Soo "ish! kau ini pikiranmu hanya makan saja?" sahut Hyu Sun merasa terganggu "gwenchana chagiya..." sahut Hye Soo berbisik "boleh, kau mau makan apa? biar hari ini kubayar semua pesanan kalian. Eottokhae?" jawab Hye Soo "ne setuju, kajja kita pergi!" teriak Je Hoon antusias "tak apalah hatiku sakit, tapi setidaknya aku lega melihat Hyu Sun chagiya tersenyum kembali" gumam Je Hoon dalam hati seraya menatap Hyu Sun.
Merekapun merayakan kembalinya Hye Soo malam ini dengan makan-makan besar di restoran terdekat, Semua nampak bahagia, terutama Hyu Sun dan Hye Soo. Sejak tadi kedua pasangan ini terus berpegangan tangan. Pemandangan itu semakin membuat Je Hoon merasa sakit, merasa tak ada gunanya. Ia merasa hatinya benar-benar hancur malam ini namun ia masih tetap berusaha nampak ceria di hadapan keduanya.
Mereka pulang dengan mobil masing-masing, Yi Jae dengan Jung Soo, Hyuk Jae dengan Kekasihnya, Hyu Sun dengan Hye Soo, bahkan Dong Hae baru saja mendapatkan teman kencan baru. Hanya Je Hoon lah satu-satunya member yang pulang sendirian "benar, kau tak apa pulang sendiri saeng?" tanya Hyuk Jae memastikan karena melihat kondisi Je Hoon yang nampak mabuk "naneun? ne aku bisa pulang sendiri hyung! Tak perlu mengkhawatirkanku ne" jawab Je Hoon sempoyongan "bagaimana kami tidak mengkhawatirkanmu? kau mabuk mana mungkin bisa bawa mobil sendiri" sahut Hyuk Jae "lagian, kau ini pabo saeng, sudah jelas tidak kuat minum banyak kenapa kau masih mau minum alkohol banyak-banyak? Merepotkan saja" Jung Soo menimpali "ish! aku baik-baik saja hyung, aku tidak mabuk! Sudahlah kalian pulang duluan!" sahut Je Hoon menggerakkan tangannya seperti hendak mengusir kucing "apa perlu kupanggil sopir untuk menjemputmu?" sahut Hye Soo mendekati Je Hoon "aish! Tidak perlu, aku bisa sendiri kok. Sudahlah jangan berlebihan! kalian pulang saja duluan!" Je Hoon tetap bersikeras "baiklah, dia memang keras kepala. Kajja kita pulang, Je Hoon kau hati-hati" sahut Jung Soo menepuk pundak Je Hoon.
Je Hoonpun ditinggalkan oleh yang lainnya, ia masuk ke dalam mobil sportnya, lalu mulai menginjakkan kakinya di atas pedal gasnya. Ia membawa mobilnya dengan laju cepat seraya mendengarkan musik rock kesukaannya dengan pandangan yang sedikit kabur. Sesekali mulutnya bersenandung mengikuti alunan musik, tiba-tiba pikirannya melayang mengingat kejadian ketika Hyu Sun bermesraan dengan Hye Soo. Rasa sakit di dadanya kembali terasa, momen itu benar-benar meracuni pikirannya hingga ia merasa hancur berkeping-keping malam ini. "apa yang harus kulakukan?" seraya menatap foto Hyu Sun di dalam dompetnya, ketika hendak menoleh ke arah jalan ia tersentak melihat sebuah mobil besar berada dihadapannya "aaaaaaaaahhhhhhh....... teriaknya". Dalam waktu sekejap Je Hoon sudah dalam keadaan tak sadarkan diri dan berlumuran darah di wajahnya.
BERSAMBUNG ..........
Aigho!!! Je Hoon kecelakaan, eottokhae readers???? bagaimana keadaan dia ya??? *H2C kan???? tunggu part selanjutnya ne! karena semakin seru ceritanya........ Dijamin nempel deh di hati *plak...
Wookie buat Good Readers jangan Lupa komennya yaaaaa..... Likenya juga deh jangan Lupa...!!!
Kritik dan Saran dari readers penting banget buatku karena itu bisa membantuku untuk memberikan ff yang lebih baik lagi... Gomawo readers yang setia baca ffku ^^.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!