Title : Promise You
Author : Han Ha Rin
Main Cast :
1. Yesung As Kim Jong Woon
2. Park Shin Hye As Park Shin Hye
3. Lee Hyuk Jae As Lee Hyuk Jae
4. Taeyeon As Taeyeon
Additional Cast :
1. Kim Ryeowook As Kim Ryeowook
2. Cho Kyuhyun As Cho Kyuhyun
3. Goo Hye Sun As Go Hye Sun
Genre : Romance
***************************************************************************
Annyeong yeorobun... Meudh Sore... Sore-sore gini enaknya baca ff lho... Thor sore ini bawain ff kelanjutan kemarin nih, Yups! Promise You Chapter 2 (Chapter End) Buat yang penasaran, kajja ppali baca nih kelanjutannya biar ga mati penasaran... kekekeke *author mulai gaje... ah yo wis tak perlu panjang lebar (yang lebar cuma SHinppa) mendingan langsung baca nyok... Eits! tapi jangan lupa buat RCLnya yo (Read Comment Like) atau bahasa Indonesianya Baca Komentar Suka... hehehehe *sok ngajarin deh..... Okay happy reading yeorobun.....^^
***************************************************************************
Taeyeon's POV
Beberapa menit kemudian aku kembali bersama security bandara untuk membawa namja itu ke rumah sakit mungkin “This sir, I don’t know who is he but I found him was collapse in here. Can you help me bring him to the hospital? (Ini Pak, Aku tak tahu dia siapa tetapi aku tengah menemukannya dalam keadaan pingsan di sini)” aku berusaha meminta tolong kepada security berkepala pelontos tersebut “yes miss, but before we bring him to the hospital better we’ll check his condition in Healthy room, can we? (Ya Nona, tetapi sebelum kita membawanya ke rumah sakit sebaiknya kita periksa kondisinya di ruangan kesehatan, bisa?)” sahutnya kuanggukkan. Akhirnya aku membawa namja itu ke ruang kesehatan di bandara, yaks keadaannya begitu memprihatinkan membuatku tak tega meninggalkannya. Kutunggu dokter memeriksanya “miss, are you Korean? (Nona, Apa kau orang Korea?)” tanya dokter yeoja itu kuanggukkan “comin! (masuklah!)” serunya menyuruhku masuk “what happen? (Ada apa?)” tanyaku “I think this man is Korean also, maybe u can communication very well with him after he wake up, how? (Aku rasa pria ini juga orang Korea, mungkin kau bisa berkomunikasi dengan baik padanya setelah dia siuman nanti, bagaimana?)” ucapnya membuatku tak mengerti “what? What you talking about? (Apa? Apa maksudmu?)” tanyaku mengernyitkan dahi “he is fever, we don’t need bring him to the hospital but it’s impossible if he must stay here. So u can bring him to your house for temporary till he wake up (Dia demam, kita tak perlu membawanya ke rumah sakit tapi tidak mungkin kan jika dia harus di rawat di sini. Maka dari itu kau bisa membawanya ke rumahmu untuk sementara waktu hingga ia siuman)” mwo? Kenapa dokter itu berbicara sembarangan? Aigho bertambah lagi bebanku, kenapa harus bertemu namja lemah begini?. Terpaksa aku membawa namja asing itu ke rumahku, dalam keadaan tak sadarkan diri aku membawanya ke rumah. Tubuhnya panas sekali, aku benar-benar serba salah saat ini. Pikiranku bercampur aduk, aku kehilangan siswa appaku dan sekarang harus merawat namja yang tak ku kenal, ah lengkap sudah penderitaanku.
Lima belas menit berlalu, aku sampai di depan rumahku. Aku menyuruh pelayanku untuk membantuku mengangkat tubuh namja asing tersebut untuk dibawa ke dalam. “Nuguya? (siapa dia?)” tanya pelayan, kuangkat bahuku “mwosun suriya? (apa maksudmu?)” tanyanya mengernyitkan dahi “sudahlah bawa saja dia ke kamar tamu, nanti kujelaskan! Aku mau mandi dulu ne!” sahutku “geureyo (baiklah)” sahut pelayanku. Aku pun pergi ke kamarku dan segera membersihkan diriku, aku masih memikirkan siswa appaku yang belum bisa kutemukan. Kriiinggg… kriingggg… suara handphoneku berdering “yaks, itu pasti appa” pekikku sembari mengeringkan rambutku dengan hairdryer “yoboseyo appa (halo Ayah) ” sapaku “kau sudah bertemu dengan Kim Jong Woon? Seharusnya dia sudah mengabari kami di Korea sekarang, mana dia? ” aigho aku harus menjawab apa “appa mianhae…” sahutku “mwosun suriya? (apa maksudmu?) ” tanya appa menyentak “aku telat menjemputnya, aku tak dapat menemukannya dan aku tidak sengaja menemukan orang terpingsan di bandara. Terpaksa aku harus mengurusnya dan aku tidak menemukan siswa appa” ucapku benar-benar cari mati “mworago?(apa katamu?) Jadi maksudmu kau tidak bersamanya saat ini? Aigho Taeyeon ah kau itu selalu saja ceroboh, dengar! Appa minta kau secepatnya mencari Jong Woon, jika tidak matilah kau!” ancam appa segera menutup panggilannya “aaahhhh…. Paboya… jheongmal paboya (aaahhhh…. Bodoh… benar-benar bodoh) ” teriakku kesal.
Aku segera turun ke lantai satu untuk makan malam, pasti pelayanku sudah menyiapkan hidangan untukku. “So Hyun apa hidanganku sudah siap?” tanyaku sembari menuruni anak tangga “hidangan sudah siap semua nona” jawabnya singkat sembari memegangi sebuah teko gelas “geureyo aku lapar berat, kajja kita makan!” seruku merangkulnya. Aku sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri jadi aku dan dia tak terlihat sebagai pelayan dengan majikan. Aku dan So Hyun pun segera menuju meja makan “wuah baunya sedap sekali, euum ini enak” aku mencicipi sesendok kuah sup ayam buatan So Hyun “ne, makanlah yang banyak. Aku sengaja masakan yang banyak untukmu karena aku tahu kau pasti suka dengan sup ayam buatanku” ujarnya sembari menuangkan segelas air putih ke dalam gelasku “ne, gomawo. Kau memang yang terbaik” pujiku tersenyum “ne cheonma” balasnya tersenyum “ah ne, bagaimana keadaan namja itu?” tanyaku kembali teringat namja asing tersebut “dia masih belum siuman, demamnya masih tinggi tapi tenang saja aku masih mengompres keningnya” sahut So Hyun duduk di sampingku “oh begitu, ah ne apa kau tidak menemukan tanda pengenalnya?” tanyaku lagi sembari mengunyah makanan yang sudah berada di dalam mulutku “aku belum sempat mencarinya, kurasa tidak sopan jika kita membuka tasnya. Sebaiknya kita tunggu sampai ia siuman, dengan begitu kita bisa tanya langsung padanya tanpa harus mengacak-acak barang bawaannya” ujarnya kuanggukkan “kau benar juga, lalu bagaimana dengan nasibku? Sampai saat ini aku belum menemukan siswa bernama Kim Jong Woon itu? Jika aku tidak bisa menemukannya matilah aku” kini pikiranku kembali ke siswa tersebut “sehabis makan, kau masih punya waktu untuk mencarinya bukan? Apa Tuan tidak memberikan foto siswa itu?” tanya So Hyun kugelengkan “maka dari itu aku sulit mencarinya, appa itu terkadang pabo. Menyuruhku mencari orang lain yang tidak pernah kukenal sebelumnya tanpa memberikan petunjuk sama sekali, bagaimana aku bisa menemukannya? Eoh?” pekikku kesal “benar juga, ya sudah selepas ini kau hubungi ayahmu minta ia kirimkan foto siswa itu agar kau bisa mencarinya, eotthae?” saran So Hyun boleh juga “ne” sahutku datar.
Taeyeon’s POV End
***
Narasi
Taeyeon pun segera meluncur mencari sosok siswa bernama Kim Jong Woon, sembari menanti ayahnya mengirimkan foto siswa tersebut Taeyeon mengelilingi kota Arizona untuk mencari sosok namja korea tersebut. Dengan penuh harap ia menyetir mobil sportnya, sesekali matanya memerhatikan setiap orang yang lalu lalang di sisi jalan tapi ia belum juga menemukan namja berwajah korea di sana. Hari semakin larut, Taeyeon pun merasa terlalu lelah untuk mencarinya. Ia memutuskan untuk kembali ke rumah dan melanjutkan pencarian esok hari. Ayahnya pun berjanji akan mengirimi foto siswa Kim Jong Woon itu esok hari, maka dari itu Taeyeonpun pulang dan berniat untuk istirahat. Sebelum melanjutkan langkahnya menuju kamar tidurnya, Taeyeon pun menyempatkan diri untuk menengok keadaan namja asing yang terbaring sakit di kamar tamu miliknya. “So Hyun ah! Pindahlah! Jangan tidur di sini, nanti lehermu bisa pegal!” serunya membangunkan Kim So Hyun yang tertidur lelap di tepi tempat tidur “ah kau? Kau sudah pulang? Apa kau belum menemukannya juga?” tanyanya digelengkan Taeyeon “sudahlah sebaiknya kau istirahat di kamar, namja ini biar aku yang mengurus. Seharian kau mengurusnya, biar sekarang aku yang menggantikanmu. Aku tak mau kau sakit hanya karena mengurus orang asing” sahut Taeyeon menyimpulkan senyumannya “geureyo, aku tidur ne! annyeonghi jumuseyo Taeyeon ssie (baiklah, aku tidur ne! Semoga mimpi indah Taeyeon ssie)” So Hyun berdiri menatap Taeyeon “ne, annyeonghi Jumuseyo So Hyun ah! (Ya, semoga mimpi indah So Hyun ah)” balas Taeyeon. So Hyun pun bergegas menuju kamarnya dan Taeyeon mulai mengompres namja asing tersebut. Taeyeon menemani namja tersebut malam ini “namja ini? Wajahnya tampan juga?” gumamnya sembari memerhatikan wajah teduh namja asing tersebut “nuguya? Kenapa kau bisa ada di sini?” tanyanya menatapi wajah namja asing tersebut “sebenarnya aku ingin sekali mencari identitasmu tapi rasanya tidak sopan jika aku harus mengacak-acak tasmu hanya untuk mencari identitasmu. Cepatlah bangun, jangan membuat hidupku semakin sulit! Kuharap besok kau sudah membuka matamu, jika tidak? Aku akan melempar tubuhmu ke sungai. Annyeonghi jumuseyo namja (Semoga mimpi indah pria)” ucapnya lagi sebelum akhirnya tertidur.
Sinar matahari masuk melalui lubang-lubang jendela di kamar, hangatnya mulai terasa menyentuh kulit. Namja asing itu perlahan membuka kedua matanya, ia menatap silau keadaan di sekitar kamar. Ia menatap heran orang yang sedang tertidur di sebelah tempat tidurnya.
Narasi End
***
Kim Jong Woon’s POV
Aigho kenapa kepalaku rasanya berat sekali? Rasanya aku tak sanggup mengangkat tubuhku sendiri “changkaman! eodiya? Yeoja ini? Nuguya? (Tunggu! Aku dimana? Wanita ini? Siapa dia?)” aku tersentak melihat sesosok yeoja tertidur di sebelah tempat tidur “dia bangun?” aku tersentak melihatnya terusik, kurasa aku harus berpura-pura belum bangun. Kupejamkan mataku “aigho! Kukira dia sudah bangun? Ternyata belum” kudengar yeoja itu berbicara, kuharap ia tidak menyadari gerakanku tadi “kajja ireona! (ayo bangun!) Aku tak mungkin menjagamu seharian, aku harus mencari seseorang. Jaebal ireona!! (Kumohon bangunlah!!)” sahutnya lagi terdengar memohon. Sebenarnya siapa yeoja ini? Kenapa aku bisa dengannya? Aku benar-benar tak mengerti. “Ah kau belum mau bangun juga? Gwenchana (Tak apa), biar nanti So Hyunku yang merawatmu. Aku bisa telat ke kampus jika terus menemanimu tidur di sini” pekiknya kudengar jelas, kurasa ini saatnya aku membuka mata. Aku harus mencari tahu siapa dia dan dimana aku sekarang. “eeummm” lirihku seraya membuka mataku perlahan “ah, kau? Kau sudah siuman?” tanya yeoja itu menoleh ke arahku “nuguya?” tanyaku pada yeoja itu “mwo? Seharusnya aku yang bertanya begitu padamu, naneun Kim Taeyeon imnida. Kau?” sahut yeoja itu “naneun Kim Jong Woon imnida” sahutku berusaha duduk “huh? Mworago? Kim… Kim Jong Woon?” kenapa dia terkejut mendengar namaku, memangnya ada yang salah dengan namaku? “ne naneun Kim Jong Woon imnida, kenapa kau begitu terkejut?” ujarku mengernyitkan dahi “kau mahasiswa pertukaran pelajar dari Kyung Hee university ne?” tanyanya menghampiriku “ne, kau tahu dari mana?” sahutku masih bingung “ternyata kau???? Ah akhirnya aku menemukanmu…” sahutnya tiba-tiba memelukku kegirangan “changkaman! Mwosun suriya? (tunggu! Apa maksudmu?) Aku benar-benar tak mengerti dengan maksudmu” aku melepaskan pelukan tubuhnya.
“Dengar! Kau tahu Kim Sang Wook? Dia dosen di Kyung Hee” tanyanya kuanggukkan “dia adalah appaku, kemarin dia menyuruhku menjemput siswa bernama Kim Jong Woon di bandara tetapi aku telat menjemputmu karena tugasku yang tak bisa kutinggalkan. Mianhaeyo Jong Woon ssie aku sudah membuatmu menunggu lama, jheongmal mianhaeyo” sahutnya kini baru kumengerti, jadi dia yeoja yang dimaksud Songsaenim Sang Wook “kukira aku tak akan pernah menemukanmu? Appaku tidak memberiku petunjuk tentangmu, aku sulit mencari namja bernama Kim Jong Woon itu. Semalamanku mencarimu tapi aku tak menemukanmu juga, jika kutahu kau Kim Jong Woon dari awal aku tidak akan susah payah mencarimu” lanjutnya lagi membuatku bingung harus berkata apa “lalu kenapa aku bisa ada di rumahmu? Kenapa aku tak ingat sama sekali?” tanyaku memutar otak “begini, saat aku mencarimu di bandara aku melihat seorang namja terduduk di salah satu bangku tunggu. Kulihat namja itu berwajah Korea jadi aku putuskan untuk bertanya pada namja itu tapi ketika aku bertanya, kusenggol tubuhnya eh namja itu justru tergeletak pingsan. Ah itu membuatku sedikit panik, kucoba meminta bantuan kepada pihak keamanan setempat tapi pihak kesehatan menyuruhku merawat namja itu di rumahku dan kau baru siuman pagi ini, arachi?” jelasnya membuatku mengerti keadaan yang sebenarnya “ne arachi, gomawoyo Taeyeon ah!” sahutku memulas senyum “ah ne cheonma” balasnya tersenyum ringan “mianhaeyo aku sudah merepotkanmu padahal kita baru saling mengenal” aku membungkukkan tubuhku “ah gwenchanayo, ini tugasku. Jika aku tidak merawatmu, maka appa akan membuangku ke tepi laut. Andwe! Lebih baik aku direpotkan olehmu daripada harus bernasib tragis begitu” ucapnya membuatku terkejut “mwo? Dibuang ke laut? Jin… jinjja?” tanyaku “hahahahaa……!! Ani, aboji tak sekejam itu. Dia hanya akan memotong jatah bulananku saja jika aku berani melanggar perintahnya” kulihat ia tertawa terpingkal “yaks! Kukira serius, syukurlah abojimu tak sekejam itu” ujarku menghela napas “ne, ah geureyo! Aku harus mandi dan siap-siap ke kampus. Nanti akan ada pelayan pribadiku yang akan membantumu menyiapkan apa yang kau butuhkan. Kau cukup memanggil namanya, ia pasti akan segera datang! Ne?” ujarnya berdiri “ne, gomawo” sahutku kembali tersenyum “sudahlah! Berhenti katakan terima kasih! Ah ne, nama pelayanku Kim So Hyun! Jangan lupa ne!” sahutnya terlihat ceria seperti Shin Hye “ne” sahutku kemudian melihatnya keluar dari kamarku “ah ne, aku belum mengabari eomma dan Shin Hye. Mereka pasti mengkhawatirkanku, aku harus segera mengabari mereka” kuambil ponselku dan mencoba menghubungi Shin Hye.
“Yoboseyo!” sapaku “yoboseyo! Chagiya kenapa baru memberi kabar? Gwenchanayo?” sahut Shin Hye terdengar khawatir “mianhaeyo aku baru sempat mengabarimu. Kemarin aku terlalu lelah, jadi tak sempat mengabari ke Seoul. Naega gwenchanayo, kau tak perlu khawatir ne chagiya!” terpaksa aku berbohong padanya, aku tak ingin dia dan keluargaku mengkhawatirkan keadaanku di sini “ah syukurlah, kukira terjadi sesuatu yang buruk padamu” sahutnya “ah aniya, ya sudah aku harus siap-siap ke kampus. Nanti kuhubungi lagi ne chagi.. annyeong” sahutku segera mengakhiri obrolan kami “ne chagi” balasnya.
Kim Jong Woon’s POV End
***
Narasi
Waktu berjalan dengan sangat cepat, tak terasa sudah hampir dua tahun Jong Woon di negeri paman sam. Kim Jong Woon yang awalnya tak terbiasa dengan keadaan dan aturan di USA kini mulai bisa beradaptasi dengan baik. Ia mulai mempunyai banyak teman, mulai terbiasa berbicara menggunakan bahasa Inggris. Ia sangat menikmati setiap pelajaran yang diarahkan oleh dosen di kampus impiannya. Hubungannya dengan Taeyeon pun semakin akrab, tak jarang mereka menghabiskan liburan akhir pekannya bersama. Namun meski begitu, Kim Jong Woon tak ada perasaan sama sekali padanya. Lain dengan Jong Woon, Taeyeon justru mulai menikmati kedekatannya. Ia mulai merasakan perasaan yang tak biasa saat bersama dengan Jong Woon, ia merasa cemburu dan marah saat mendengar Jong Woon menghubungi Shin Hye di Korea, ia selalu merasa rindu yang berlebihan saat jauh dari Jong Woon. Di kampus pun ia selalu berusaha tetap bertemu setiap waktu dengan namja berhidung mancung itu.
“Jong Woon ah! Changkaman!” serunya membuat Jong Woon menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang “wae?” tanya Jong Woon begitu Taeyoon sampai di hadapannya “langkahmu cepat sekali eoh? Aku berlari kau berjalan, tidak bisakah kau memperlambat langkahmu?” keluhnya masih terengah “ah jinjja??? Mianhae, memangnya ada apa kau mengejarku? Aku sedang terburu-buru, jika tidak terlalu penting kita bicarakan di rumah saja ne!” sahut Jong Woon sesekali menoleh ke arah arlojinya “yaks! Memangnya kau buru-buru mau kemana?” pekik Taeyeon kesal “aku harus menyerahkan laporan penelitian dari anak-anak yang lain pada Mr. Ken sekarang! Jika aku terlambat, aku takut dimarahinya. Aku pergi dulu ne, bye!” sahut Jong Woon segera bergegas lari “yaks!! Selalu saja begitu, padahal aku ingin mengajaknya makan siang bersama tapi selalu saja sibuk dengan tugasnya paborasseo!” pekik Taeyeon menendang tak jelas “apa dia tidak menyadari perasaanku padanya? Kenapa dia begitu kaku, tak peka dengan perasaanku. Aku harus bagaimana agar kau tahu perasaanku padamu yang sebenarnya?” lanjutnya kesal berkali-kali mendengus “yaks!! Pusing aku dengan Jong Woon” dengusnya segera pulang.
Lain tempat, lain cerita. Sejak terpisah dengan Jong Woon, ada seorang namja tampan dan kaya raya yang sedang dekat dengan Shin Hye. Dia adalah Lee Hyuk Jae, ia tak sengaja mengenal Shin Hye karena Shin Hye dan ia sama-sama mengikuti kelas modeling. Lee Hyuk Jae kagum melihat bakat modeling Shin Hye yang selalu bergaya dengan alami, ia juga jatuh cinta pada Shin Hye sejak pandangan pertama. Ia sangat menyukai sosok Shin Hye yang ramah, periang, manis dan ia sangat menyukai pipi Shin Hye yang chubby. Shin Hye selalu bersama Hyuk Jae karena Hyuk Jae adalah salah satu songsaenim di kelas modeling, cara mengajar Hyuk Jae yang menyenangkan dan hangat membuat Shin Hye merasa nyaman saat latihan bersamanya. Ia kagum pada Hyuk Jae karena Hyuk Jae memiliki style selera tinggi, gayanya selalu mengagumkan. Semakin hari hubungan keduanya semakin baik, semakin akrab dan semakin hangat. Keduanya saling mengisi saat salah satu dari mereka membutuhkan bantuan atau sekedar pendengar. Terkadang Shin Hye takut hatinya berpaling, ia takut tak bisa melawan rasa yang tumbuh di hatinya karena bagaimanapun juga saat ini ia lebih banyak waktu bersama dengan Hyuk Jae dibandingkan dengan Jong Woon. “Shin ah! Kau sudah selesai latihannya? Kapan kau akan ada pemotretan? Jangan lupa kabari aku ne!” seru Hyuk Jae sembari mengusap keringatnya dengan handuk “ah ne aku sudah selesai, lusa akan ada pemotretan untuk kosmetik Etude. Aku pasti mengabarimu, ah aku gugup Hyuk ah!” jawab Shin Hye sembari meneguk sebotol minuman isotoniknya “kenapa gugup? Kau pasti tampil cantik, percaya padaku!” ujarnya membuat Shin Hye tersipu “yaks! Kau itu pandai sekali mengambil hatiku, aku gugup karena itu adalah kontrak pertamaku dan aku takut melakukan kesalahan dan mengecewakan mereka” ujar Shin Hye duduk di pojok ruang latihan modeling yang dipenuhi dengan kaca “begitu! Tenang saja, kau pasti bisa melakukan yang terbaik. Kau kan sudah berlatih lama, kau juga sudah berpengalaman jadi kau pasti akan tampil sesuai dengan keinginan mereka. Hwaiting Shin ah!!!” ujarnya berhasil membuat Shin Hye kembali percaya diri “aahhh!! Kau itu memang pandai membuat moodku kembali, gomawo!” ucap Shin Hye tersenyum sipu “ne cheonma, Hwaiting!!” serunya mengepalkan kedua tangannya “ne hwaiting!!” Shin Hye melakukan hal yang sama.
Narasi End
***
Lee Hyuk Jae’s POV
Seusai latihan, aku berencana akan makan malam bersama Shin Hye di restoran biasa tempat di mana aku dan dia menghabiskan waktu setelah latihan. Hari ini kami benar-benar lelah karena harus fitting baju untuk show besok, belum lagi kami harus berlatih untuk pemotretan. Aku dapat melihat betapa lelahnya Shin Hye hari ini, berkali-kali ia pejamkan matanya dengan lama dan berkali-kali pula kulihat ia memegangi lehernya yang mungkin terasa pegal. “kau lelah?” tanyaku menoleh ke arah Shin Hye yang sedang duduk bersandar di mobilku “eum sedikit” sahutnya singkat “geureyo, seusai makan malam kau langsung istirahat ne!” sahutku hanya dianggukkan olehnya. Beberapa menit kemudian kami sampai di restoran, setelah memesan menu makan malam aku segera berbincang padanya “Shin Hye ah! Kau nampak lelah sekali” sahutku basa-basi “ne, latihan hari ini benar-benar menguras tenagaku. Memangnya kau tidak lelah?” balasnya “lelah tapi mungkin aku tidak selelah kau, apa kau mau ke sauna? Atau pijat relaksasi?” ujarku berusaha berbaik hati “aniya, gomawo! Aku hanya ingin tidur setelah ini” sahutnya tersenyum “baiklah!” sahutku mengangguk. Makanan datang, aku dan Shin Hye segera melahap habis semua hidangan yang tersaji di meja. Kulihat Shin Hye begitu antusias menghabiskan semua hidangan, aku hanya terkekeh melihat pipinya yang chubby bergoyang mengunyah semua makanan yang berhasil masuk ke dalam mulutnya. Seusai makan, aku segera mengantarnya pulang.
Yaks dia tertidur di mobilku, eotthae? Aku tak tega membangunkannya. Kupandangi wajah polosnya, dia nampak menggemaskan. Aku tak sanggup melihat pipinya yang chubby, dan bibirnya yang mungil seakan memaksaku untuk menciumnya. Semakin dekat mataku menatap wajahnya, ingin sekali kudaratkan bibirku di atas bibir lembutnya “yaks! Mwoya? (Yaks! Ada apa ini?)” aigho kenapa dia terbangun, aku jadi bingung harus berkata apa. Aku panik, berusaha mencari alasan “kau? Kau mau apa?” tanyanya menatapku penuh curiga “ani, kau… kau jangan berpikiran yang tidak-tidak.. aku..” jawabku gugup, terus memutar otak mencari alasan yang logis “aku hanya mau mengusir nyamuk yang ada di pipimu, ne mengusir nyamuk tapi kau malah terbangun. Ah mianhae” sambungku semoga saja bisa diterima olehnya. Ia menatapku tak percaya “jinjja??” ia menyipitkan kedua matanya membuat jantungku berdegup kencang “ne! jangan yadong!” sahutku membuatnya memalingkan muka “yaks! Siapa yang yadong? Justru ekspresimu tadi yang yadong” dengusnya mencibir “jheongmal?” kini giliranku yang menatapnya curiga “ne, sudahlah! Aku lelah, aku mau pulang. Gomawo atas tumpangan dan traktiranmu hari ini. Annyeonghi jumuseyo Hyukie ah!” sahutnya segera keluar dari mobil “ne, annyeonghi jumuseyo Shin ah!” balasku menurunkan kaca mobilku. Usai berpamitan dengannya, aku segera menginjak pedal gas mobilku menuju rumahku.
Lee Hyuk Jae’s POV End
***
Park Shin Hye’s POV
Aku melangkah menuju rumah, yaks kakiku pegal dan rasanya tubuhku remuk. Hari ini benar-benar melelahkan, sampai aku tak sempat mengerjakan tugas. Aigho, bicara tugas aku belum menyelesaikan tugas kuliahku yang harus dikumpulkan besok. Sebaiknya aku segera mandi dan segera mengerjakan tugasku sebelum tidur. Setelah selesai mandi, aku segera membuka buku tugasku dan laptop mungilku. Kukerjakan tugasku satu persatu “hoaamsss” berkali-kali aku menguap sampai airmata tertampung di pelupuk mataku “yaks! Kenapa mataku ngantuk sekali? Tugasku belum selesai, eotthae?” pekikku kesal. Aigho! Kenapa aku jadi teringat kejadian tadi? Ada apa dengan Hyuk? Kenapa wajahnya dekat sekali denganku? Apa yang tadi akan ia lakukan padaku? Ekspresinya begitu yadong?” gumamku kembali teringat ekspresi Hyukie tadi “yaks! Igeum mwoyeyo? Sebenarnya siapa yang pikirannya yadong? Aku atau dia?” pekikku menundukkan kepalaku “Promise you kimiwo omotte bokuwa ikuruyo” siapa malam-malam meneleponku “ah Jong Woon?” aku benar-benar terkejut melihat nama Jong Woon terpampang di LCD ponselku “ne chagiya”sahutku membuka percakapan “kau belum tidur?” tanyanya “ani, aku masih ada tugas jadi aku belum bisa tidur. Kau sendiri?” sahutku berbalik tanya “aku belum tidur karena belum mengantuk, mungkin aku insomnia” jawabnya kudengar lelah “wae? Apa kau sedang kurang sehat?” tanyaku mulai mengkhawatirkannya “aniya! Aku baik-baik saja, aku hanya sedang merindukanmu maka dari itu aku tak bisa tidur” ucapnya membuatku tersipu“eeummm… oppa! Kau ini pandai sekali membuatku tersipu” ujarku aegyo “hehehe, memangnya kau tidak merindukanku?” tanyanya “naega jheongmal bogosipoyo, rasanya aku ingin sekali menyusulmu ke sana” ujarku masih dengan nada aegyoku “tak perlu menyusulku, tahun depan aku akan pulang saat liburan panjang tiba. Kau harus sabar ne chagiya! Kau juga jangan nakal! Jaga kesehatanmu, sekarang musim dingin jadi jangan lupa memakai pakaian hangatmu! Jaga juga hatimu!” ujarnya begitu seperti hendak mendikte anak murid “ne chagiya, kau juga!” sahutku singkat “eum ne, ya sudah jangan tidur terlalu larut ne! aku tak mau kau sakit. Annyeong chagiya” sahutnya mengakhiri percakapan kami malam ini “ne chagi, annyeonghi jumuseyo” balasku lalu menekan tombol merah di ponselku.
Kenapa aku harus memikirkan Hyukie, bukankah memikirkan Jong Woon lebih penting? Empat tahun jauh darinya itu bukan hal yang mudah, hati orang bisa saja berubah. Aku atau Jong Woon bisa saja dekat dengan yeoja atau namja lain tapi aku dan dia sudah berjanji akan setia, kuharap kami tak pernah mengingkari janji kami sendiri. Meski menjaga hati itu sulit tetapi aku harus bisa menjalaninya, aku yakin Jong Woon pun begitu. Ah sudahlah, sebaiknya aku kembali mengerjakan tugasku dari pada memikirkan namja, membuat kepalaku mau pecah saja.
Park Shin Hye’s POV End
***
Kim Jong Woon’s POV
“Aish! Kenapa aku belum bisa tidur juga? Tidakkah kau tahu, mataku sudah lelah” aku berguling-guling tak jelas di atas tempat tidurku “yaks! Ada apa dengan mataku? Kenapa tak bisa terpejam?” pekikku seraya duduk kesal. Kurasa aku butuh udara sejuk untuk menenangkan kepalaku, sebaiknya aku keluar dari kamar ini. Mungkin saja setelah berjalan-jalan sebentar mataku bisa terpejam lelap, ya kuputuskan untuk keluar dari rumah ini sebentar. Aku berjalan menuruni anak tangga rumahku, rumah sudah sepi karena So Hyun dan Taeyeon sudah tidur. Sebaiknya kupelankan langkah kakiku agar tak mengganggu istirahat mereka “ah! Kau mau kemana?” yaks seseorang mengejutkanku dari dapur “aish! Mengagetkanku” pekikku mengelus dada “yaks! Kau berjalan mengendap seperti maling, kau mau kemana eoh?” ternyata So Hyun yang tiba-tiba muncul dari balik pintu dapur dengan membawa segelas air putih “aku tidak bisa tidur, aku ingin keluar sebentar! Wae?” sahutku “begitu, kau tahu? Tae ah belum kembali, aku tak bisa tidur karena mencemaskannya” ucapnya “mwo? Memang dia kemana?” aku benar-benar terkejut mendengar ucapannya “molla, dia tak menjawab panggilanku. Jika kau tak keberatan, aku mohon carilah dia! Jaebal Jong Woon ssie!” sahutnya nampak guratan cemas di wajahnya “ne, aku akan mencarinya. Aku pergi” sahutku segera pergi.
Ku injak pedal gas mobilku, sembari menyetir aku terus mencoba menghubungi ponselnya “Hey! Eodiya? (Hey! Kau di mana?)” tanyaku begitu kudenar panggilanku dijawab “mwo? Di café? Kau mabuk?” tanyaku mendengar suaranya yang parau “yaks! Kau ini menyusahkan saja, sudahlah tunggu aku! Aku akan menjemputmu!” aku segera menutup panggilannya. Tak berapa lama berselang, aku sudah sampai di café yang Taeyeon maksud. Café itu nampak sepi, sepertinya akan segera ditutup dan kulihat tak ada pengunjung lain selain Taeyeon yang sudah tertunduk mabuk di atas mejanya “Tae ah! Ireona!” seruku berdiri di sampingnya, kulihat ia menengadahkan wajahnya “Jong Woon ssie? Benarkah itu kau?” sahutnya parau mencoba menatapku “ne ini aku, kenapa kau bisa mabuk eoh?” sahutku lantang “aku kesal padamu” sahutnya membuatku mengernyitkan keningku “wae?” tanyaku “beberapa hari ini kau selalu menolak ajakanku untuk keluar bersamaku, kenapa kau tak pernah peka dengan sikapku eoh? Apa kau tidak tahu bahwa aku sangat menyukaimu” ucapnya sontak membuatku terkejut “mworago?” ucapku tak percaya dengan ucapannya “ia mabuk atau bersungguh-sungguh?” bathinku “yaks! Kajja kita pulang, kau sudah mabuk berat!” aku berusaha untuk tak menghiraukan ucapannya “aku tak mau pulang! Aku benar-benar menyukaimu Jong Woon ssie, apa kau tidak tahu betapa sakitnya hatiku menahan perasaanku padamu?” gumamnya lagi benar-benar membuatku tak tahu harus berkata apa “kita bicarakan di rumah ne, sekarang kita pulang!” sahutku menarik tangannya chuuu…… apa yang ia lakukan? Kenapa ia tiba-tiba menciumku?. Kucoba lepaskan ciumannya tiba-tiba saja ia memuntahkan isi perutnya “yaks! Kenapa kau muntah di atas bajuku? Uh bau sekali” pekikku kesal karena jaket kesayanganku harus kena muntahannya yang bau. Kini ia benar-benar tak sadarkan diri, sudah tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya dan aku memutuskan terus membawanya pulang hingga sampai di rumah “mwoya? Kenapa dia bisa mabuk?” tanya So Hyun begitu membukakan pintu masuk “molla, jaebal bantu aku membawanya ke kamar! Tubuhnya ternyata berat sekali” sahutku masih menggendong Taeyeon dipunggungku “ne, turunkan saja! Biar kita papah langkahnya!” seru So Hyun “ah gwenchana, kau bantu bukakan pintu kamarnya saja, ia terlalu mabuk tak sanggup berjalan lagi” tukasku “ne” sahut So Hyun bergegas menuju kamar Taeyeon. Kurebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya “So Hyun ah! Aku ke kamar ne!” sahutku “ne mianhae sudah merepotkanmu” So Hyun membungkukkan badannya “ah gwenchana” sahutku mengibaskan tanganku dan tersenyum padanya “Jong Woon ssie terimalah cintaku!” sahut Taeyeon membuat langkahku yang hamper mendekati pintu pun terhenti seketika, aku menoleh ke arahnya tepat di belakangku dan kutatap wajahnya yang memerah “Jong Woon ssie! Dia hanya mengigau, jangan kau hiraukan! Cepatlah istirahat, ini sudah malam” sahut So Hyun kuanggukkan.
Ada apa dengan Taeyeon? Apa benar yang ia ucapkan tadi? Atau itu hanya ucapannya yang sedang mabuk? Jika dia benar menyukaiku aku harus menjawab apa? Bagaimana jika ia tahu aku sudah memiliki yeojachingu? Aku pasti akan melukainya? Aku harus bagaimana? Yaks benar-benar memusingkan, kepalaku rasanya ingin meledak “Shin Hye chagi mianhae!” bathinku sebelum memejamkan mataku. Aku terus teringat ciuman tadi, aku benar-benar merasa bersalah pada Shin Hye.
Kim Jong Woon’s POV End
***
Taeyeon POV
Aigho! Kepalaku rasanya berat sekali, rasanya aku malas ke kampus hari ini “apa yang terjadi? Apa aku mabuk berat semalam?” tanyaku pada So Hyun yang sedang menyiapkan sarapan di dapur “ne, kau mabuk berat dan berhasil menyusahkan orang lain. Memangnya kau tidak ingat sama sekali eoh?” jawabnya sembari menuang segelas susu. Kucoba mengingat kejadian semalam tapi kenapa aku tak mampu mengingatnya sama sekali “aku tak ingat sama sekali, memangnya siapa yang sudah kurepotkan?” tanyaku sembari meneguk susu segar “tuh!” sahut So Hyun menunjuk ke belakang, aku pun menoleh ke arah yang ia tuju “Jong Woon ssie?” tanyaku lagi menatap ke arah So Hyun dan ia mengangguk “kau sudah merasa lebih baik?” tanya Jong Woon kuanggukkan, yaks memalukan. Kenapa aku harus merepotkannya “syukurlah! Apa kau tidak ingat kejadian semalam sama sekali?” tanyanya duduk di depanku sembari mengambil sepasang sumpit, kugelengkan kepalaku “kau yakin?” tanyanya mempertegas “ne, huh? Apa aku melakukan hal gila yang membuat kau benar-benar repot? Atau aku melakukan hal yang memalukan? Jinjjayo?” aku harap aku tak melakukan hal yang bukan-bukan “ish! Rupanya kau benar-benar lupa, sudahlah lupakan! Itu bukan hal yang penting!” Jong Woon mendengus kesal “Jong Woon ssie jaebal beritahu aku apa yang terjadi semalam??? Mianhae jika aku merepotkanmu!! Jaebal!” sahutku memohon sembari memegangi tangannya “yaks! Lepaskan aku! Sudahlah aku harus segera ke kampus, bersihkan dirimu! Baumu tidak sedap!” ucapnya menarik tangannya dan segera pergi “Jong Woon ssie!! Changkaman!!” teriakku tak digubris olehnya “So Hyun!!” seruku aegyo, So Hyun hanya mengangkat bahunya.
Ada apa denganku semalam? Apa aku melakukan hal yang bodoh? Kenapa aku tidak bisa mengingat sama sekali? Eotthae???. Sebaiknya aku segera menyusulnya ke kampus dan segera mencari tahu apa yang terjadi semalam jika aku tidak bisa menemukan jawabannya aku bisa mati penasaran. Setelah selesai mandi, aku segera menuju kampus. Di kampus kucari sosok Jong Woon, aku tak dapat menemukannya di kelas atau di kantin. Dia ada di mana saat ini, ah mungkin di perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan aku pun tak menemukan sosoknya, apa ia sudah pulang?. Aku berjalan lemas dan hampir putus asa, changkaman! Sepertinya aku melihat sosoknya di bangku taman “ah ne! itu dia!” ujarku berhasil menemukan sosok Jong Woon yang sedang duduk sendiri di taman nampaknya sambil membaca buku dan mendengarkan musik. Sebaiknya aku segera kesana, kututup kedua matanya dari belakang “hey! Nuguya? Lepaskan tanganmu!” serunya apa dia tidak bisa menebak “yaks!!! Tae ah lepaskan tanganmu!” serunya lagi baru kulepaskan tanganku “kukira kau tak mengenaliku” ucapku berdiri di depannya “memangnya ada orang lain yang berani melakukan itu padaku? Eoh?” sahutnya angkuh “aniya” jawabku singkat seraya duduk di sampingnya “Jong Woon ssie, cepat katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi padaku semalam? Ppali!!” ujarku memohon padanya “kubilang itu tidak penting jadi lupakan saja!” ucapnya benar-benar misterius “yaks! Mana mungkin aku bisa melupakan hal yang sama sekali tak kuingat? Apa aku melakukan hal yang bodoh?” aku menatapnya dekat-dekat. Kulihat ia menatapku dengan gugup.
Taeyeon’s POV End
***
Kim Jong Woon’s POV
Yaks, kenapa dia menatapku begitu? Aku kan jadi kembali teringat kejadian memalukan semalam. Apa yang harus kulakukan? Memberitahunya atau tidak? Jika kuberitahu pasti akan ada rasa canggung diantara aku dan dia tapi jika tidak diberitahukan aku tak sanggup memendamnya sendiri, aaghhh eotthae? “jangan menatapku begitu! Kau nampak jelek jika dari dekat” pekikku seketika membuatnya membuang muka “yaks! Baru kali ini ada orang yang bilang aku jelek” pekiknya. Sesaat kami diam seribu bahasa, rasanya ada dinding pembatas diantara kami. Aku tak tahu harus bicara apa tapi sebaiknya aku beritahu yang sebenarnya terjadi karena aku juga penasaran dengan perasaannya, apa yang ia ucapkan tadi malam itu benar atau hanya khayalan orang mabuk belaka. “Tae ah!” “Jong Woon ah!” yaks kenapa aku dan dia bisa menyerukan nama bersamaan “kau duluan!” seruku “ani, kau saja!” serunya “aniya, kau saja! Ladies first!” belaku “geureyo” sahutnya terdiam sejenak “Jong Woon, aku ingin jujur padamu!” sahutnya membuatku menoleh dan menanti kelanjutan kalimatnya “aku… sebenarnya… sebenarnya sudah lama aku menyukaimu…” ucapnya kali ini benar atau masih mabuk ya? “kau? Menyukaiku? Mwosun suriya?” tanyaku “ne, aku menyukaimu sejak awal bertemu. Aku mehyukai senyumanmu, aku menyukai kepribadianmu yang hangat. Ara, naega jheongmal paboya karena berani-beraninya menyatakan cinta padamu padahal aku yeoja” sahutnya ternyata ucapannya semalam benar adanya “aku tidak memintamu menjawab iya, aku juga tidak memintamu menjawab secepatnya! Kau bisa pikirkan jawabanmu masak-masak sebelum memutuskan memberitahuku. Mianhae aku sudah membuatmu terkejut” ia membungkukkan badannya di depanku “sudahlah hentikan! Duduklah! Kau tak perlu meminta maaf” seruku menarik tangannya agar kembali duduk “Tae ah! Jheongmal mianhae, aku tak bisa menerimamu..” ucapku belum usai “ah gwenchana, kau jangan terburu-buru! Aku masih mau menunggu jawabanmu kok! Jangan tergesa-gesa ne!” potongnya “aniya! Aku tidak terburu-buru, dengarkan penjelasanku!” ucapku sembari memegangi bahunya “dengar! Sebelumnya gomawo atas keberanianmu, gomawo atas usahamu, perhatianmu tapi jheongmal mianhaeyo aku tak bisa membalas perasaanmu. Bukan karena aku tak menyukaimu tetapi karena aku sudah memiliki yeojachingu yang akan kunikahi seusai aku kuliah disini. Yeojachinguku masih menantiku di Seoul, kami sudah berjanji akan hidup bersama setelah pendidikanku selesai. Kuharap kau bisa menerima keputusanku, aku benar-benar menghargai perasaanmu. Jheongmal gomawo” ucapku membungkukkan kepalaku “mworago? Yeojachingu? Kenapa kau tak pernah cerita padaku?” kulihat matanya berkaca-kaca, aigho aku tak sanggup melihat yeoja menangis karena ulahku “mianhae, kurasa itu tak penting untuk kubahas maka dari itu kau tak pernah menceritakannya padamu. Mianhae” ucapku. Kulihat ia menangis, airmatanya mengalir deras dari pelupuk matanya “mianhae! Jheongmal mianhae Tae ah!” ucapku seraya memeluknya “aku juga menyayangimu tapi tak lebih dari sekedar sahabat! Tepatnya aku sudah menganggapmu seperti domsaengku sendiri, aku harap kau bisa menerima keputusanku dengan ikhlas” bisikku masih memeluknya namun tak sepatah katapun keluar dari mulutnya.
Lama aku memeluknya, hingga suara tangisnya tak terdengar lagi. Aku memutuskan untuk menghabiskan waktu bersamanya hari ini, untuk menghiburnya aku mengajaknya pergi membeli es krim kesukaannya dan menghabiskan waktu di tepi pantai. “Tae ah! Gwenchanayo?” tanyaku sembari menatap lurus ke depan, sementara Taeyeon masih menyandarkan kepalanya di pundakku “gwenchana, aku sudah lebih baik” sahutnya datar “syukurlah! Kuharap kau bisa tetap baik-baik saja meski tanpa menjalani hubungan special denganku” ujarku dianggukkan olehnya “tenang saja!” ucapnya. Tak berapa lama kemudian, ia sudah tertidur lelap di pundakku dan aku masih menikmati indahnya saat-saat matahari tenggelam.
Kim Jong Woon’s POV End
***
Narasi
Kim Taeyeon pun berusaha ikhlas menerima keputusan Jong Woon, ia merasa tak harus memaksakan perasaannya karena ia tak ingin melukai perasaan yeojachingu Jong Woon yang begitu setia menantinya kuliah. Bahkan Taeyeon berniat ingin menemui yeoja beruntung itu saat liburan nanti, ia ingin bisa mengenal yeoja beruntung tersebut.
Waktu terus bergulir, hari terus berganti. Kuliah Jong Woon dan pun menemui liburan panjang, ia kembali ke Seoul bersama dengan Taeyeon. Sementara Shin Hye dan Hyukie pun kedekatannya semakin nyata. Hyukie bahkan berniat ingin menyatakan perasaannya pada Shin Hye, sampai ia harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Malam ini Hyukie sudah menyiapkan hidangan makan malam romantis di salah satu restoran favorit Shin Hye dan Jong Woon. Ia membawa Shin Hye yang mengenakan penutup mata menuju restoran tersebut, selama perjalanan Shin Hye terus menerka-nerka dengan kejutan yang akan ia dapatkan. “kau sudah siap?” tanya Hyukie sembari menuntun Shin Hye “ne” jawab Shin Hye singkat, lalu Hyukie membuka penutup mata Shin Hye perlahan “ttaaraa!!!!” sahut Hyukie melebarkan kedua tangannya. Shin Hye nampak terkejut melihat lilin-lilin aroma terapi tersusun cantik di sepanjang jalan menuju meja makannya dengan taburan mawar di sepanjang jalan “kajja!!” Hyukie mengulurkan tangannya dan Shin Hye menyambutnya masih dengan ekspresi terkejutnya “yeoppo!” sahut Shin Hye “kau suka?” tanya Hyukie tersenyum ke arahnya “ne, tapi ini untuk apa?” tanya Shin Hye masih tak mengerti “duduklah! Aku akan jelaskan padamu!” sahut Hyuk seraya menarik salah satu bangku. Shin Hye pun menikmati hidangan makan malamnya bersama Hyukie, seusai menyantap hidangan penutup Hyukie pun mulai menyatakan tujuannya malam ini “Shin ah!” serunya menarik tangan Shin Hye “mwoya?” tanya Shin Hye menatapnya “Shin ah joaheyo (Shin ah aku menyukaimu)” ucapnya membuat kedua mata Shin Hye terbelalak “mworago?” Shin Hye terkejut “ne, saranghae. Kau mau kan jadi yeojaku?” lanjut Hyukie masih membuat Shin Hye terdiam “Hyukie ah kau serius?” tanya Shin Hye “ne, aku serius” jawab Hyukie melempar senyuman “Shin Hye chagi!” seru Jong Woon yang datang bersama dengan Taeyeon tengah berdiri di belakang Shin Hye, Shin Hye benar-benar terkejut mendengar suara tersebut dan segera menoleh ke belakang “Jong Woon???” Shin Hye berdiri dengan mata berkaca-kaca.
Jong Woon berjalan menghampiri Shin Hye dan Hyukie “nuguya?” tanya Hyukie “dia, dia namjaku!” jawab Shin Hye sontak membuat hati Hyukie hancur berkeping-keping “apa yang kau lakukan? Sedang apa kau dengan namja lain di sini? Eoh? Apa ini yang kau lakukan selama tak ada aku?” tanya Jong Woon membuat airmata Shin Hye mengalir begitu deras “ani, aniya! Ini tak seperti yang kau kira chagiya!” sahut Shin Hye terisak “yaks! Lalu apa? Kau mau mengelak?” sahut Jong Woon “dia hanya temanku, aku tak pernah ada hubungan special dengannya. Jaebal percayalah padaku!!” Shin Hye menarik tangan Jong Woon “tidak ada hubungan special? Lalu yang tadi kudengar itu apa eoh?” bentak Jong Woon membuat seisi ruangan menoleh ke arahnya “Jong Woon ssie pelankan suaramu!” bisik Taeyeon “dia memang menyatakan perasaannya padaku tapi aku tidak menjawab iya! Aku hanya mencintaimu Kim Jong Woon, dia hanya temanku tak lebih dari itu” kini Shin Hye pun menaikan nada bicaranya “lalu? Kau sendiri? Siapa yeoja ini?” lanjut Shin Hye yang menyadari keberadaan Taeyeon di samping Jong Woon “mwo? Na? (Apa? Aku?)” tanya Taeyeon menunjuk ke arahnya sendiri “dia… dia…” sahut Jong Woon gugup “ah kenalkan! Naneun Kim Taeyeon imnida, naneun Kim Jong Woon chingu. Bangapseumnida” Taeyeon dengan cepat meraih tangan Shin Hye lalu membungkukkan tubuhnya “jheongmal?” Shin Hye menatapnya sinis “ne, aku anak Kim Sang Wook songsaenim. Aku teman satu kampus Jong Woon ssie dan aku kembali ke Seoul untuk berlibur bersama aboji. Jong Woon sering bercerita tentangmu padaku, aku jadi penasaran maka dari itu aku ikut Jong Woon untuk menemuimu. Aku ingin bertemu dengan yeoja beruntung yang bisa mendapatkan hati seorang Jong Woon” ujar Taeyeon sembari menyenggol tangan Jong Woon “kau? Anak Kim Sang Wook? Ne bangapseumnida” balas Shin Hye membungkuk “ah! Naneun Lee Hyuk Jae imnida, dengar! Aku memang menyukai yeojamu tetapi itu karena aku tidak tahu dia sudah milikmu tapi sekarang aku tidak akan merebutnya darimu jadi kau tak perlu memakinya lagi ne! aku tak tega melihatnya menangis, ara?” sahut Hyukie yang tiba-tiba ikut meredam suasana panas “jinjja?” sahut Jong Woon menatapnya sinis “ne, mana mungkin aku mau berkencan dengan milik orang lain? Itu bukan aku, lagipula yeoja kan banyak. Aku masih bisa mencari yang lain, yang jelas belum ada yang punya seperti yeoja di sebelahmu” sahutnya melirik Taeyeon “mwo?” sahut Taeyeon menatapnya sinis “wae? Kau juga ada yang punya? Eoh?” tanya Hyukie “aniya” Taeyeon menggelengkan kepalanya “ah kalau begitu tak apa kan aku mendekatimu?” sahut Hyukie merapatkan tubuhnya dengan Taeyeon. Taeyeon hanya terdiam tak bisa berbuat apa-apa “jadi ini hanya kesalah pahaman?” tanya Jong Woon dianggukkan oleh Shin Hye dan yang lainnya “aku tak mungkin mengingkari janjiku padamu oppa! Selamanya aku menyayangimu, aku kan sudah berjanji akan menantimu hingga akhir jadi tak mungkin aku mengingkarinya” ujar Shin Hye memegangi kedua tangan Jong Woon “ne, mianhae aku sudah menuduhmu yang bukan-bukan! Itu kulakukan karena aku sangat menyayangimu chagiya, jheongmal saranghaeyo Shin Hye chagi” sahut Jong Woon dengan sigap memeluk tubuh Shin Hye. Keduanya tenggelam di dalam pelukan yang hangat, sementara Hyukie mulai pendekatan dengan Taeyeon.
Dua Tahun Kemudian…
Hari ini tiba saatnya Kim Jong Woon mengucap janji sehidup sematinya dengan Park Shin Hye dengan disaksikan oleh keluarga, kerabat dan sahabat mereka. Kim Jong Woon nampak tampan dan berwibawa dengan mengenakan tuxedo hitamnya serta kacamata minnya yang membingkai indah kedua bola matanya, Park Shin Hye pun nampak cantik dan anggun dengan mengenakan gaun putih panjang serta rambut yang tergelung dihiasi bunga melati. Keduanya mengucap janji sehidup sematinya di depan pendeta. Setelah selesai upacara pernikahan, mereka pun menikmati pesta meriahnya bersama dengan yang lainnya. Mereka berdansa bersama tamu undangan lainnya, seperti halnya Kyuhyun yang sudah menikah terlebih dahulu dengan Hye Sun pun mereka nampak menikmati setiap alunan musik romantis, sementara Wookie mulai menikmati lantai dansa bersama dengan yeojachingu barunya yang sudah ia kenal selama 6 bulan dan Taeyeon pun tak kalah romantis dengan Hyukie, mereka semua menikmati indahnya pesta malam ini.
Pesta pun diakhiri dengan pesta kembang api yang indah dan meriah, semua bersorak sorai saat kembang api menghiasi langit malam ini. Untuk melengkapi keindahan malam ini, pasangan pengantinpun tak sungkan melakukan ciuman romantis di bawah indahnya cahaya kembang api. “Saranghae Kim Jong Woon” bisik Shin Hye sebelum mencium bibir namjanya “nado saranghae Park Shin Hye” balas Jong Woon dengan lembut melumat bibir indah tersebut.
** THE END**
Ah Finish juga akhirnya??? Gimana??? endingnya memuaskan tak?????? Mau baca fanficku yang lain??? Bowleh,,, cek ajah di Noteku atau buka ajah blogkuhttp://koreabangets.blogspot.com/
Buat yang udag baca, komen and likenya jheongmal gomawo... jangan bosen-bosen baca karya-karyaku ne!!!! ^^ *bow