Title : Cinderella Boy
Author : Han Ha Rin
Cros Posting : Facebook
Cast :
- Yesung As Lee Hyun Seok
- Kim Kibum As Lee Sang Joon
- Sulli As Han Hyun Mun
- Krystal As Kim An Kyu
- Kwon Sang Woo As Kang Ahjussie (True Cast of Drama Cinderella Man)
- Kyuhyun As Cho Kyuhyun (Han Hyun Mun's Boss)
- Sungmin As Lee Sung Min (Lee Hyun Seok's Friend)
- Ryeowook As Kim Ryeowook (Lee Sang Joon's Friend)
- Yu Ri As Yu Ri (Han Hyun Mun's Friend)
Genre : Romance
Disclaimer : Cinderella Man (Drakor)
PLEASE DO NOT COPY
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Annyeong hasimnika Chingudeul yeorobun..... Thor kembali ingin melanjutkan kelanjutan Chapter Cinderella Boy Nih,,, Kali ini thor mau kasih tau kalo Cinderella Boy sudah sampai di Tiga Chapter terakhir, so pasti makin seru donk ceritanya?? yaiyalah secara mau tamat gitu... Tapi tenang ajah yeorobun karena kalo Cinderella Boy tamat thos masih mau mempersembahkan fanfic yang ga kalah seru tapi berhubung thor specialist Romance jadi fanfic yang thor suguhkanpun selalu romance.. Tapi semoga sih yeorobun ga bosen ne sama karya2 thor???? Kalo bosen thor bakal pergi ajah deh sambil culik yesung oppa *reader : Lho? kenapa yesung yang dibawa???.. hehe yesungdahlah kita lanjut nyok ke Chapter 13!! Sebelum baca thor biasa mau memberitahu rules yang harus dipatuhi karena hidup harus punya rules!!!!
Berikut rulesnya :
1. Biasakan LIKEnya sebelum membaca
2.
KOMEN diwajibkan setelah usai membaca (komen boleh berisi komentar,
kritikan atau saran tapi NO BASH and NO SARA ya Komentarnya)
3. Keep Original... No Plagiarisme... COPAS = DOSA
4. Gamsahamnida buat yang sudah Mematuhi rulesnya author *Bow
5. Kajja Kita mulai membaca^^ (Happy reading)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
RECAP CHAPTER 12
Aku segera mengurusnya, mengompres keningnya dan berusaha
merawatnya dengan baik. Kutempelkan handuk basah tersebut di keningnya
"nasibmu begitu malang Seoki ah" gumamku seraya memerhatikan wajahnya
yang teduh "seharusnya kau tidak pernah terlibat kehidupan mereka, jika
kau tetap menjadi Seoki mungkin kau tak akan mengalami nasib buruk
seperti ini" lanjutku sambil mengompres keningnya. Jam menunjukkan hari
semakin siang, tapi kenapa Seoki belum bangun juga. Demamnya pun belum
juga menurun, hatiku semakin mencemaskannya. Aku benar-benar tak tega
melihat keadaannya yang begini, aku tak pernah melihat sosoknya yang
ceria menjadi selemah ini. Aku melihat tangannya bergerak "Seoki ah?"
seruku seraya memegangi kedua tangannya, kulihat matanya terbuka
perlahan. Mungkin ia sudah merasa lebih baik "Seoki ah! Gwenchanayo?"
tanyaku setelah matanya terbuka, tanpa banyak kata tiba-tiba ia menarik
tubuhku dan memeluknya erat "Hyunie naega jheongmal saranghae, jangan
pergi!" sahutnya membuatku berhenti meronta "jaeballl!!" lirihnya
membuat jantungku berdebar begitu hebat. Ada apa denganku? apa benar aku
tengah jatuh cinta padanya.........
RECAP CHAPTER 12 END
***
CHAPTER 13
Hyun Mun's POV
Apa benar aku jatuh cinta padanya???? Satu pertanyaan yang belum juga bisa kutemukan jawabannya, entah siapa yang bisa menjawabnya. Kenapa hatiku begitu sakit dan mataku terasa panas seperti ingin menangis ketika ia memelukku dengan erat dan menyatakan cintanya??? ada apa denganku? "jaeballl!!" lirihnya membuatku menitikkan airmataku "Seoki ah, apa kau masih mabuk?" tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan "aniya, aku hanya tak mau kehilanganmu! Sudah cukup aku kehilangan eomma dan appaku, lalu aku kehilangan saudaraku dan kini" ucapnya tertahan "haruskah aku kehilanganmu?" ucapnya kudengar ia menangis sesegukan dipelukanku, kuhanya terdiam mendengarkan ucapannya "aku tak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orangtuaku dan saudaraku, aku hanya memiliki ahjussie dan kau. Hanya kalian yang selalu memberiku kasih sayang, jika tidak ada kalian mungkin aku tak pernah mengenal apa itu cinta dan kasih sayang, mungkin yang kukenal hanya sebuah rasa benci. Benci akan disia-siakan" aku masih tertegun menangisi ucapannya "tahukah kau rasanya disia-siakan? appo, jeongmal appo! Aku dilahirkan untuk disia-siakan? Hatiku... " tak kusadari airmataku terjatuh dipundaknya "hatiku hancur, semua harapanku pupus. Kenapa aku harus mengetahui kenyataan yang menyedihkan ini? Terlalu sakit rasanya kuhadapi sendiri, mau kah kau menemaniku menghadapi semua ini? aku tak sanggup sendiri" ujarnya membuatku tersadar satu hal, benar aku menyukainya.
Kulepaskan pelukannya, kutatap kedua matanya yang sembap dan penuh dengan kubangan air mata lalu kuanggukkan kepalaku perlahan seraya tersenyum ke arahnya "nde, akan kutemani kau menghadapinya hingga akhir" sahutku kembali mengurai airmata. Ia kembali menarik tubuhku dan membawaku ke dalam pelukannya yang hangat "gomawo, jheongmal gomawo" sahutnya terisak "nde cheonma" balasku berusaha tersenyum meski airmataku masih berjatuhan.
Hyun Mun's POV
Apa benar aku jatuh cinta padanya???? Satu pertanyaan yang belum juga bisa kutemukan jawabannya, entah siapa yang bisa menjawabnya. Kenapa hatiku begitu sakit dan mataku terasa panas seperti ingin menangis ketika ia memelukku dengan erat dan menyatakan cintanya??? ada apa denganku? "jaeballl!!" lirihnya membuatku menitikkan airmataku "Seoki ah, apa kau masih mabuk?" tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan "aniya, aku hanya tak mau kehilanganmu! Sudah cukup aku kehilangan eomma dan appaku, lalu aku kehilangan saudaraku dan kini" ucapnya tertahan "haruskah aku kehilanganmu?" ucapnya kudengar ia menangis sesegukan dipelukanku, kuhanya terdiam mendengarkan ucapannya "aku tak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orangtuaku dan saudaraku, aku hanya memiliki ahjussie dan kau. Hanya kalian yang selalu memberiku kasih sayang, jika tidak ada kalian mungkin aku tak pernah mengenal apa itu cinta dan kasih sayang, mungkin yang kukenal hanya sebuah rasa benci. Benci akan disia-siakan" aku masih tertegun menangisi ucapannya "tahukah kau rasanya disia-siakan? appo, jeongmal appo! Aku dilahirkan untuk disia-siakan? Hatiku... " tak kusadari airmataku terjatuh dipundaknya "hatiku hancur, semua harapanku pupus. Kenapa aku harus mengetahui kenyataan yang menyedihkan ini? Terlalu sakit rasanya kuhadapi sendiri, mau kah kau menemaniku menghadapi semua ini? aku tak sanggup sendiri" ujarnya membuatku tersadar satu hal, benar aku menyukainya.
Kulepaskan pelukannya, kutatap kedua matanya yang sembap dan penuh dengan kubangan air mata lalu kuanggukkan kepalaku perlahan seraya tersenyum ke arahnya "nde, akan kutemani kau menghadapinya hingga akhir" sahutku kembali mengurai airmata. Ia kembali menarik tubuhku dan membawaku ke dalam pelukannya yang hangat "gomawo, jheongmal gomawo" sahutnya terisak "nde cheonma" balasku berusaha tersenyum meski airmataku masih berjatuhan.
Hyun Mun's POV End
***
Hyun Seok's POV
Aku benar-benar mabuk rupanya, kenapa aku bisa seberani ini menyatakan perasaanku sembari menangis dipelukannya? Aku jadi nampak pabo dan cengeng di hadapannya, menyedihkan. Masih kupeluk tubuh mungilnya dengan erat, aku pun masih menangis di pundaknya. Kini perasaanku bercampur aduk, antara senang dan sedih. Senang karena aku bisa mendapatkan apa yang kumau sekaligus sedih karena memikirkan Sang Joon yang menyukai Hyunie, bagaimana kalau dia tahu aku sudah berpacaran dengan Hyun Mun??? Dia pasti ikut membenciku, akankah aku kehilangan saudaraku? Pikiranku masih belum bisa tenang rupanya, terpikirkan hal tersebut airmataku kembali mengalir deras dari pelupuk mataku. Hyunie melepaskan pelukanku, dapat kulihat mata indahnya menangis karenaku namun aku masih belum bisa hentikan tangisku, sungguh memalukan "wae? kenapa kau masih menangis? kau belum puas menangis? jika belum puas, akan kutemani kau menangis hingga perasaanmu lebih tenang, nde?" sahutnya memulas senyuman. Tak ada kata yang mampu kuucapkan kecuali menangis sejadi-jadinya dipelukkannya, mungkin hanya itu yang bisa kulakukan saat ini.
Lama aku memeluknya, ternyata bisa meredam emosiku yang sejak malam meninggi "eehhhmmm...." suara seseorang mengejutkan kami, dengan sigap aku kembali melepaskan pelukanku dengan Hyunie "ahjussie?" sahut Hyunie nampak salah tingkah seraya menoleh ke arah pintu ternyata ada ahjussie yang sedang memerhatikan kami "Seoki ah, kau sudah merasa lebih baik?" tanyanya menghampiriku, kuanggukkan pertanyaannya tersebut "syukurlah! Kau tak apa ditinggal sendiri? Karena Hyunie belum mengganti pakaian olahraganya sejak tadi pagi, kau istirahat sendiri dulu ne!" sahut ahjussie sepertinya iri denganku "yaakk paborasseo" pekikku dalam hati "nde gwenchana" sahutku datar "geure, Hyunie sebaiknya kau pulang! Ganti pakaianmu, ini sudah siang nde!" serunya menatap Hyunie "nde ahjussie, gomawo. Aku pulang ne! Annyeong" sahutnya berdiri lalu membungkuk pada ahjussie "eum annyeong" sahut ahjussie.
Setelah Hyunie pulang, ahjussie mengajakku sedikit berbincang. Dia ingin mengetahui apa yang terjadi tadi malam lalu kuceritakan semua padanya, lagi-lagi airmataku terjatuh saat kuingat Nyonya Lee pingsan karenaku. "Aku benar-benar merasa bersalah padanya ahjussie" sahutku kembali menangis "kau tidak salah! Kehadiranmu tak pernah salah, hanya saja keluarga mereka memang terlalu membenci kita maka dari itu dia pingsan karena saking terkejutnya melihat peninggalan ibumu. Sudahlah berhenti menyalahkan dirimu! Kau butuh istirahat, aku tahu kau sangat lelah! Tidurlah!" serunya sembari menepuk bahuku "nde" sahutku mengangguk.
Hyun Seok's POV End
***
Narasi
Hyun Seok kembali beristirahat, beralih ke tempat lain yaitu rumah sakit. Sang Joon masih sibuk merawat neneknya yang masih terbaring koma di ruang ICU "halmoniya ireona!! jeongmal mianhada" gumamnya sembari memegangi tangan neneknya "jangan pergi! Aku mencintaimu, jaebal terimalah Hyun Seok halmoniya!" lanjutnya menitikkan airmata. Ia terus memegangi tangan Nyonya Lee sampai tiba-tiba ada yang memasuki ruangan dingin tersebut. Ia menoleh ke arah pintu, betapa terkejutnya ia melihat kedua orang tersebut "Eomma-Appa?" sahutnya masih memerhatikan langkah kedua orangtuanya "bagaimana keadaan halmoni? kau gwenchanayo?" tanya Mr. Lee memegangi pundak Sang Joon "naneun gwenchanayo appa, halmoni? dia masih kritis" jawabnya kembali menatap halmoni "kenapa ini bisa terjadi? apa masalahnya?" tanya Ibunya duduk di sampingnya "ah animnida eomma, hanya masa lalu" sahutnya membuat kedua orangtuanya bingung "mwosun suriya?" tanya sang ayah "animnida, appa masih ingat Jung Eun Hwa?" ucapnya membuat kedua orangtuanya terkejut "kau tahu nama itu darimana?" tanya Mr. Lee mengernyitkan kedua alisnya "appa, dia ibuku mana mungkin aku tak tahu namanya" Sang Joon pun menceritakan kejadian sebelumnya, nampak ekspresi rindu Mr. Lee kepada mantan istrinya tersebut namun sepertinya istrinya saat ini tak pernah menyukai Jung Eun Hwa.
Narasi End
Narasi End
***
Sang Joon's POV
Aku menceritakan pertemuanku dengan Hyun Seok sejak awal hingga tadi malam kepada kedua orangtuaku, nampak ekspresi yang tak bisa kuartikan dari wajah ayahku. Apa dia merindukan Hyun atau ia sama sekali tak pernah merindukan Hyun?. "Kenapa kau bawa anak itu ke dalam kehidupanmu? huh? Lihat! Akibat perbuatannya, halmonimu jadi jatuh sakit. Kau ini pabo atau bagaimana, huh?" sahut eommaku nampaknya benar-benar tak menyukai sosok Hyun "eomma, aku tak pernah tahu akan berakhir seperti ini. Jika dari awal aku tahu ia adalah kembaranku dan aku tahu seberapa besar kalian membencinya mungkin aku tak akan pernah memaksanya memasuki duniaku" dengusku seraya berdiri "appa! apa kau juga membenci anakmu sendiri? Bukankah ia darah dagingmu juga? Bukankah kau juga mencintai Ibuku?" tanyaku menatap appa penuh harap, aku berusaha menahan airmataku agar tak terjatuh. Kulihat appa terdiam, tak menjawab pertanyaanku, apa ia sudah melupakan ibuku? atau ia takut dengan ibu tiriku? Apa yang ada di pikirannya saat ini?.
"Sang Joon ya! Kenapa kau membela keluarga miskin itu? Jelas-jelas karena yeoja itu hidup ayahmu menjadi berantakan! Sekarang yeoja itu menyuruh anaknya untuk menghancurkan keluarga kami juga gitu? picik sekali ibu dan anak miskin itu?" sahut eomma memecah keheningan sekaligus membuat darahku mendidih seketika "yeoja itu adalah ibuku, yeoja itu memiliki nama dan anaknya adalah saudara kembarku. Mereka memang miskin, tapi kau tak pantas menghina mereka seakan kau yang paling sempurna. Camkan itu!" tukasku kesal "hey! lancang sekali kau dengan ibumu huh?" sahut ibu yang tak pernah satu jalan denganku itu mulai kesal "aku tak akan pernah lancang jika kau tak pernah memulainya, dari kecil aku memang tak pernah akur denganmu bukan?" sahutku menatapnya bengis "sudahlah! Hentikan! Sang Joon kau tak pantas berbicara sekasar itu dengan ibumu" sahut Ayah yang selalu membela ibuku "dia bukan ibuku sampai kapanpun dia tak akan pernah bisa menjadi ibuku" ujarku lalu membuang muka "Sang Joon! Temui aku dengan anak Eun Hwa, sekarang!" sahut Ayah membuatku kembali menoleh ke arahnya "appa, kau mau apa bertemu dengannya? mau ikut memarahinya? memaki? atau kau mau menginjak-injak harga dirinya juga sama seperti yang lain? begitukah niatmu?" ujarku menatapnya sinis "sudahlah! Jangan banyak bicara, aku hanya minta kau mengantarku, kajja!" appa menarik tanganku hingga terpaksa aku berdiri "na nampyeon lalu aku bagaimana?" sahut yeoja berambut panjang itu menahan tangan appa "kau di sini saja! Temani eomma, aku hanya pergi sebentar! Kajja!" sahut appa padanya kemudian membawaku pergi.
Akhirnya, aku pergi ke Busan bersama appa. Dengan mobil mewah appa serta sepaket dengan supir pribadinya, kami menuju Busan "aku tak yakin Hyun ada di sana? Sejak tadi malam aku tak bisa menghubunginya" gumamku dalam hati mencemaskan anak itu seraya memerhatikan jalan dari jendela samping kiriku "apa dia baik-baik saja? Hyun aku sangat mencemaskanmu, meski aku baru mengetahui kau kembaranku sekarang tetapi aku sangat menyayangimu. Kukira aku tak pernah punya saudara?" lanjutku hampir menangis "bagaimana keadaan anak itu?" tanya ayah membuyarkan lamunanku "namanya Lee Hyun Seok, mollasseo! Tadi malam ia pergi dari rumah halmoni tapi ia tidak menyebutkan kemana, aku berharap dia baik-baik saja di Busan" jawabku ketus "ah ne, Lee Hyun Seok. Mianhada... Bagaimana dia? apa dia tampan sepertimu?" tanya ayah lagi, kini aku menoleh ke arahnya. Nampaknya ayah mulai mencari tahu tentang Hyun, aku tersenyum kecil melihat ekspresi antusiasnya "nde mulonimnida, dia tampan sama seperti appa" jawabku tersenyum simpul "Benarkah?? Aku jadi penasaran" ujarnya kali ini hanya kubalas dengan senyuman "kukira appa sudah tak peduli dengannya? ternyata kau masih mencintainya. Gomapseumnida appa" gumamku dalam hati.
Aku dan appa sampai di depan kedai Jung ahjussie, kulihat kedai ini sedang ramai pengunjung. Kulangkahkan kakiku menuju ke dalam "kau mau apa ke sini?" tanya appa seraya menatap ke segala penjuru "ini kedai Jung Yun Ah ahjussie, Hyun tinggal di sini. Rumahnya ada di belakang kedai ramyeon ini" jawabku menoleh ke arah belakang tepat di mana appa berdiri "Jung Yun Ah? Apa dia yang membesarkan anakku?" tanya appa mengernyitkan keningnya, kuanggukkan kepalaku seraya tersenyum "appa tunggu di sini, biar aku yang menemui Jung ahjussie nde?!" ucapku dianggukkan olehnya. Aku segera menuju dapur untuk mencari Jung ahjussie sementara appa menunggu di depan. "Ahjussie!!! Kau ada di dapur?" seruku celingukan di dapur "kemana dia? kenapa tak ada di dapur?" gumamku, ah kurasa ahjussie ada di dalam rumah. Aku segera menuju rumah kecil di belakangnya, sesampainya di depan pintu kulihat pintu terbuka lebar "ahjussie!!! Jung Ahjussie, kau ada di dalam?" seruku menanti tuan rumah keluar "nde, aku di dalam masuklah!" suara ahjussie dari dalam. Aku menyusuri rumah kecil tersebut hingga sampai di salah satu pintu kamar "ahjussie" seruku membuatnya menoleh ke arahku "oh kau Sang Joon ya? Masuklah!" serunya lalu kumasuki kamar tersebut, kulihat Hyun sedang terbaring di sana "ahjussie, Hyun?" tanyaku mulai mengkhawatirkannya "ah dia tak apa, hanya sedang demam saja mungkin karena semalam terlalu banyak minum. Kau mau menemaninya? Aku mau melihat kedai dahulu!" sahut ahjussie membuat rasa khawatirku semakin besar, meski hanya demam aku benar-benar mengkhawatirkannya "apa dia mabuk berat tadi malam?" tanyaku masih menatap ke arah Hyun "nde, dia merasa bersalah sekali dengan jatuh pingsannya Nyonya Lee" ujarnya membuatku tersentak "aku akan menemaninya, tapi ada yang ingin menemuinya ahjussie. Biar aku panggilkan dulu orangnya, jaebal ahjussie tunggu di sini sebentar!" sahutku menahan langkahnya yang hendak keluar "geureyo, ppaili wasseo! (baiklah, Cepatlah!)" sahutnya, aku segera berlari menjemput appa.
"Appa! Kajja kita temui Hyun, dia sedang sakit" sahutku begitu sampai di hadapan ayahku "mwo? dia sakit? geureyo kita ke sana sekarang, kajja!" sahutnya kulihat guratan kekhawatiran di wajahnya. Aku kembali ke kamar Hyun namun kini aku tak sendiri, aku bersama appa. Sesampainya di kamar "Ahjussie" seruku lagi membuatnya yang sedang menatap jendela segera menoleh ke arahku di belakangnya. Nampaknya ahjussie terkejut melihat sosok namja yang berdiri di sampingku "dia abojiku, Lee Kwang Gi" sahutku "Lee Kwang Gi ya? Kau mau apa ke sini?" ahjussie berjalan menghampiri kami "annyeong haseyo Jung Hyung" sapa appa membungkukkan badannya dan ahjussie membalasnya "kedatanganku ke sini tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menemui anakku yang selama ini selalu kunanti kehadirannya, sebelumnya gomapseumnida kau sudah merawat dan membesarkan anakku dengan baik. Tanpa mengurangi rasa hormat, aku benar-benar minta maaf padamu karena tak pernah bisa menengokmu dan anakku" ekspresi appa nampak penuh penyesalan "jheongmalyo? Kukira kau sudah lupa dengan kami?" sahut Jung ahjussie nampak datar "hyung! Sampai kapanpun aku tetap mencintai Eun Hwa, jika ia sudah tak ada maka yang kucintai kini hanya keturunan kami. Selama ini aku ingin sekali mencari keberadaan kalian tetapi eommaku sengaja mempekerjakanku di New York agar aku tak bisa mencari kalian, jujur hyung aku sangat merindukan kalian sejak perpisahan tersebut. Eomma memang menikahkanku dengan yeoja lain yang kini menjadi istriku tetapi sejujurnya di hatiku tak pernah ada rasa padanya sedikitpun hyung! Kau tahu? aku pernah berjanji pada Eun Hwa, kelak jika aku bisa menemukan Eun Hwa dan anak kami maka aku akan membawa kalian ke hadapan eommaku dan akan kupertahankan hingga titik darah penghabisan. Sekarang aku bisa bertemu dengan anakku, maka aku akan membawanya tapi kemana Eun Hwa? Kenapa kau yang merawat anakku?" ujar appa membuatku dan Jung ahjussie terkejut "Eun Hwa? dia sudah tak ada, dia sudah meninggal karena sakit kanker. Sejak kecil Hyun Seok tak pernah dirawat ibunya. Jika kau ingin membawa Hyun Seok, jagalah dia dengan baik! Aku tak pernah bisa melihat dia terluka sedikitpun! Arasseo?" sahut Jung ahjussie tegas "nde Hyung, mullonimnida" sahut appa menganggukkan kepalanya seraya tersenyum.
Senangnya bisa melihat appa dan saudara kembarku, ternyata ada rasa rindu yang besar yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Melihat Hyun tertidur lelap, membuatku merasakan kekhawatiran kembali "apa dia sudah diperiksa? atau apa tidak sebaiknya dibawa ke Rumah Sakit saja?" tanya appa pada ahjussie "aku belum sempat memanggil Dokter apalagi membawanya ke Rumah Sakit, pekerjaanku belum bisa digantikan siapapun" sahut ahjussie dapat kumengerti "tapi kau tenang saja, mungkin dia hanya butuh istirahat!" tambahnya kami anggukkan "oh, apa kalian masih lama di sini? Jika masih lama, aku titip Hyun Seok sebentar, aku harus kembali ke kedai" tambah ahjussie "nde kami masih lama, silahkan kau urus dulu kedaimu Hyung! Biar Hyun kami yang temani" sahut appa membuatku tersenyum lega "geureyo, aku tinggal dulu ne" sahut ahjussie sebelum keluar "nde" jawabku dan appa bersamaan.
Sang Joon's POV End
Aku dan appa sampai di depan kedai Jung ahjussie, kulihat kedai ini sedang ramai pengunjung. Kulangkahkan kakiku menuju ke dalam "kau mau apa ke sini?" tanya appa seraya menatap ke segala penjuru "ini kedai Jung Yun Ah ahjussie, Hyun tinggal di sini. Rumahnya ada di belakang kedai ramyeon ini" jawabku menoleh ke arah belakang tepat di mana appa berdiri "Jung Yun Ah? Apa dia yang membesarkan anakku?" tanya appa mengernyitkan keningnya, kuanggukkan kepalaku seraya tersenyum "appa tunggu di sini, biar aku yang menemui Jung ahjussie nde?!" ucapku dianggukkan olehnya. Aku segera menuju dapur untuk mencari Jung ahjussie sementara appa menunggu di depan. "Ahjussie!!! Kau ada di dapur?" seruku celingukan di dapur "kemana dia? kenapa tak ada di dapur?" gumamku, ah kurasa ahjussie ada di dalam rumah. Aku segera menuju rumah kecil di belakangnya, sesampainya di depan pintu kulihat pintu terbuka lebar "ahjussie!!! Jung Ahjussie, kau ada di dalam?" seruku menanti tuan rumah keluar "nde, aku di dalam masuklah!" suara ahjussie dari dalam. Aku menyusuri rumah kecil tersebut hingga sampai di salah satu pintu kamar "ahjussie" seruku membuatnya menoleh ke arahku "oh kau Sang Joon ya? Masuklah!" serunya lalu kumasuki kamar tersebut, kulihat Hyun sedang terbaring di sana "ahjussie, Hyun?" tanyaku mulai mengkhawatirkannya "ah dia tak apa, hanya sedang demam saja mungkin karena semalam terlalu banyak minum. Kau mau menemaninya? Aku mau melihat kedai dahulu!" sahut ahjussie membuat rasa khawatirku semakin besar, meski hanya demam aku benar-benar mengkhawatirkannya "apa dia mabuk berat tadi malam?" tanyaku masih menatap ke arah Hyun "nde, dia merasa bersalah sekali dengan jatuh pingsannya Nyonya Lee" ujarnya membuatku tersentak "aku akan menemaninya, tapi ada yang ingin menemuinya ahjussie. Biar aku panggilkan dulu orangnya, jaebal ahjussie tunggu di sini sebentar!" sahutku menahan langkahnya yang hendak keluar "geureyo, ppaili wasseo! (baiklah, Cepatlah!)" sahutnya, aku segera berlari menjemput appa.
"Appa! Kajja kita temui Hyun, dia sedang sakit" sahutku begitu sampai di hadapan ayahku "mwo? dia sakit? geureyo kita ke sana sekarang, kajja!" sahutnya kulihat guratan kekhawatiran di wajahnya. Aku kembali ke kamar Hyun namun kini aku tak sendiri, aku bersama appa. Sesampainya di kamar "Ahjussie" seruku lagi membuatnya yang sedang menatap jendela segera menoleh ke arahku di belakangnya. Nampaknya ahjussie terkejut melihat sosok namja yang berdiri di sampingku "dia abojiku, Lee Kwang Gi" sahutku "Lee Kwang Gi ya? Kau mau apa ke sini?" ahjussie berjalan menghampiri kami "annyeong haseyo Jung Hyung" sapa appa membungkukkan badannya dan ahjussie membalasnya "kedatanganku ke sini tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menemui anakku yang selama ini selalu kunanti kehadirannya, sebelumnya gomapseumnida kau sudah merawat dan membesarkan anakku dengan baik. Tanpa mengurangi rasa hormat, aku benar-benar minta maaf padamu karena tak pernah bisa menengokmu dan anakku" ekspresi appa nampak penuh penyesalan "jheongmalyo? Kukira kau sudah lupa dengan kami?" sahut Jung ahjussie nampak datar "hyung! Sampai kapanpun aku tetap mencintai Eun Hwa, jika ia sudah tak ada maka yang kucintai kini hanya keturunan kami. Selama ini aku ingin sekali mencari keberadaan kalian tetapi eommaku sengaja mempekerjakanku di New York agar aku tak bisa mencari kalian, jujur hyung aku sangat merindukan kalian sejak perpisahan tersebut. Eomma memang menikahkanku dengan yeoja lain yang kini menjadi istriku tetapi sejujurnya di hatiku tak pernah ada rasa padanya sedikitpun hyung! Kau tahu? aku pernah berjanji pada Eun Hwa, kelak jika aku bisa menemukan Eun Hwa dan anak kami maka aku akan membawa kalian ke hadapan eommaku dan akan kupertahankan hingga titik darah penghabisan. Sekarang aku bisa bertemu dengan anakku, maka aku akan membawanya tapi kemana Eun Hwa? Kenapa kau yang merawat anakku?" ujar appa membuatku dan Jung ahjussie terkejut "Eun Hwa? dia sudah tak ada, dia sudah meninggal karena sakit kanker. Sejak kecil Hyun Seok tak pernah dirawat ibunya. Jika kau ingin membawa Hyun Seok, jagalah dia dengan baik! Aku tak pernah bisa melihat dia terluka sedikitpun! Arasseo?" sahut Jung ahjussie tegas "nde Hyung, mullonimnida" sahut appa menganggukkan kepalanya seraya tersenyum.
Senangnya bisa melihat appa dan saudara kembarku, ternyata ada rasa rindu yang besar yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Melihat Hyun tertidur lelap, membuatku merasakan kekhawatiran kembali "apa dia sudah diperiksa? atau apa tidak sebaiknya dibawa ke Rumah Sakit saja?" tanya appa pada ahjussie "aku belum sempat memanggil Dokter apalagi membawanya ke Rumah Sakit, pekerjaanku belum bisa digantikan siapapun" sahut ahjussie dapat kumengerti "tapi kau tenang saja, mungkin dia hanya butuh istirahat!" tambahnya kami anggukkan "oh, apa kalian masih lama di sini? Jika masih lama, aku titip Hyun Seok sebentar, aku harus kembali ke kedai" tambah ahjussie "nde kami masih lama, silahkan kau urus dulu kedaimu Hyung! Biar Hyun kami yang temani" sahut appa membuatku tersenyum lega "geureyo, aku tinggal dulu ne" sahut ahjussie sebelum keluar "nde" jawabku dan appa bersamaan.
Sang Joon's POV End
***
Hyun Seok's POV
Semua nampak berkilau, cahayanya terlalu terang. Kulihat padang alang-alang begitu indah dengan cahaya yang kontras... Aku ada di mana? Kenapa aku tak mampu mengenali tempat ini? Tempat ini begitu indah bahkan lebih indah dari Jeju tapi kenapa aku ada di tempat ini seorang diri? Bukankah jika bersama Hyunie akan lebih indah. Aku terus berjalan di padang alang-alang ini berusaha mencari tahu keberadaanku, sembari kusingkirkan alang-alang tinggi yang mampu menghalangi jalanku "Hyun Seok!!!" kudengar suara yeoja yang begitu lembut menyapaku, aku menoleh ke segala penjuru berusaha mencari tahu siapa pemilik suara indah tersebut namun aku tak mampu menemukan sosoknya "Lee Hyun Seok!!!" serunya lagi benar-benar membuatku semakin penasaran. Aku menoleh ke belakang, dapat kulihat sosok yeoja yeoppo, anggun, berambut hitam panjang dan lurus terurai serta menggunakan gaun pendek putih berenda sedang berdiri tersenyum ke arahku "Hyun Seok!!" seru yeoja yang memiliki wajah mirip seperti ibuku, aku pernah melihat wajah eomma difoto keluarga bersama ahjussie. Aku menghampiri yeoja tersebut hingga tepat di depannya "eomma?" tanyaku mengernyitkan dahiku "ne chagiya, peluk eomma! Sini!" sahutnya segera kupeluk tubuhnya, hangat! Aku dapat merasakan ketenangan darinya, beginikah rasanya dipeluk seorang ibu? Kenapa aku baru bisa merasakannya sekarang?".
Eomma membawaku menuju sebuah bangku kosong yang tak jauh letaknya dari padang alang-alang tersebut. Ia menyuruhku berbaring di bangku tersebut dengan posisi kepala berada di pangkuannya, ia membelai rambutku dengan penuh perhatian "alangkah indahnya" gumamku memejamkan mataku "apa kau merindukanku?" tanya eomma kuanggukkan "nde eomma, neomu neomu bogosipeosseo eommanie" jawabku seraya membuka mata dan tersenyum ke arahnya "nado, anakku ternyata sudah besar dan tampan sama seperti appamu" ujarnya membuat senyumku hilang seketika "appa? bahkan aku tak pernah tahu wajah appa? Apa dia tampan? Apa dia mirip denganku?" tanyaku "mullon, dia sangat tampan sama sepertimu. Hidungmu dan matamu sangat mirip dengannya" jawabnya tersenyum manis "jheongmal? Apa aku bisa bertemu dengannya?" tanyaku lagi "mullon, dulu sebelum kami terpisah appamu sudah berjanji akan menjemputmu! Chagiya, eomma sudah tak bisa bersamamu, eomma sudah tak bisa merawatmu dan tak bisa menyaksikan hidupmu hingga tumbuh dewasa tapi eomma yakin appamu bisa menggantikanku untuk mendampingimu" gumam eomma seraya membangunkanku agar terduduk sekaligus membuat setitik demi setitik airmata keluar dari pelupuk mataku "kau mau kemana? Kita baru saja bertemu, kenapa kau mau pergi lagi? Jangan tinggalkan aku eomma! jaebal!" mohonku memegangi kedua tangannya "Hyun Seok chagiya, jalan hidupmu masih panjang nak! Kau harus mampu berjuang sendiri, jheongmal mianhada eomma membiarkan kau berjuang sendirian! Jaga kesehatanmu dengan baik chagiya, patuhlah pada ahjussie dan ayahmu! Jaga mereka dengan baik ne chagiya, eomma harus pergi sekarang... Eomma sayang sekali padamu!" sahutnya berdiri dan melepaskan tanganku "eommaaaa!!!! Jangan pergi!!! Jaebal!!!! Eomma jangan tinggalkan aku eomma!!" airmataku semakin deras melihat sosoknya menghilang dari hadapanku.
"Eomma jangan pergi....!!! Eommaaaaaa!!!!" teriakku semakin keras "Hyun Seok!! Hyun Seok ireona!!" suara seseorang membangunkanku, aku terkejut dan membuka mataku "Hyun Seok gwenchanayo?" tanya Sang Joon, sejak kapan dia ada di sini? Jadi tadi aku hanya bermimpi "kenapa itu hanya mimpi? kenapa rasanya begitu nyata?" pekikku dalam hati, aku dapat merasakan keringat membasahi tubuhku dan kerongkonganku rasanya begitu kering "kau ingin minum?" tawar seseorang membuatku terkejut "nuguseyo?" tanyaku dalam hati seraya menatap namja tersebut "Hyun, kau minum dulu ne!" seru Joon membantuku untuk duduk dan menyodorkan segelas airputih, kuteguk air putih tersebut hingga rasa dahagaku hilang "kau bermimpi?" tanya namja itu masih belum bisa kujawab "kenapa? kau tak mengenaliku?" tanyanya membuatku semakin bingung, kutatap Joon berkali-kali berharap Joon menjawab pikiranku. Namja itu mengulurkan tangannya "Hyun Seok, jabatlah tanganku! Aku...." sahutnya kupotong "nuguseyo?" tanyaku menatapnya curiga "aku Lee Kwang Gi" jawabnya seketika membuat jantungku terasa sakit "aboji? apa benar dia abojiku?" tanyaku dalam hati "Hyun, dia aboji" sahut Joon membenarkan dugaanku. Seketika airmataku mengalir deras, kupeluk tubuhnya dengan erat, kuharap ia tak pernah membenciku sama seperti Nyonya Lee "kau merindukanku?" pertanyaan yang sama dengan eomma "nde, jheongmal bogosipda aboji" jawabku terisak "nado bogosipda chagiya" balasnya membuat tangisku semakin pecah, Joon pun ikut memeluk kami.
Hyun Seok's POV End
***
Hyun Mun's POV
Setelah selesai makan dan membersihkan rumah aku segera pergi menuju rumah Jung ahjussie, aku ingin menemani Seoki makan siang. Dia pasti senang jika aku datang dan menemaninya. Tak lama kemudian aku sudah sampai di depan kedai, kulihat ahjussie baru usai melayani pelanggan di salah satu meja "annyeong ahjussie!" sapaku membuatnya menoleh ke arahku "ah Hyunie ya, annyeong! Kau mau menemani Seoki?" tanyanya kuanggukkan "kajja biar kuantar!" sahutnya segera kuiyakan. Aku dan ahjussie segera meluncur ke kamar Seoki, sesampainya di depan pintu kamar Seoki kenapa Jung ahjussie menghentikan langkahnya "waeyo ahjussie?" tanyaku "mianhae chagiya, aku baru bisa menemuimu sekarang! Sudah lama aku ingin mencarimu tapi rencanaku selalu dihalangi oleh ibuku" sahut seorang namja sedang memeluk Hyun "nugu saram? (siapa orang itu?)" tanyaku pada ahjussie "dia ayah Hyun Seok" bisik Jung ahjussie membuatku tersentak setengah mati "gwenchana aboji, apa kau tak membenciku?" tanya Seoki masih erat memeluk tubuh ayahnya "sedikitpun aku tak pernah membencimu dan ibumu, aku benar-benar menyesal tak pernah bisa menjaga kalian! Tapi aku berjanji aku akan membawamu pergi bersama Sang Joon, kita jalani hidup dengan baik tanpa ada yang mengatur hidup kita. Kau setuju?" ucap namja tersebut membuatku takut kehilangan Seoki "eum setuju, tapi bagaimana dengan Jung ahjussie? Aku tak bisa meninggalkannya?" sahut Seoki melepaskan pelukan namja itu "kita ajak ahjussie, kau tak perlu khawatir ne!" sahutnya dibalas senyum oleh Seoki dan Sang Joon.
"Hyunie? Ahjussie? sudah lama kalian berdiri di sana?" akhirnya Seoki menyadari keberadaan kami "animnida" jawabku tersenyum "masuklah! Biar kukenalkan kau pada ayahku!" serunya membuatku berani melangkah ke dalam kamarnya "annyeong ahjussie Han Hyun Mun imnida, bangapseumnida" aku memperkenalkan diriku padanya seraya membungkuk "ah ne bangapseumnida, naega Hyun Seok do Sang Joon aboji (salam kenal kembali, aku ayah Hyun Seok dan Sang Joon)" sahutnya kubalas senyuman. Aku pun berbincang bersama dengan yang lainnya, kulihat Seoki sudah merasa lebih baik sekarang dan nampak lebih ceria dari keadaannya semalam "syukurlah!" ujarku dalam hati merasa lebih tenang melihat keadaannya sekarang.
Hyun Mun's POV End
***
Kyu An's POV
Aku masih sibuk dengan urusan pekerjaanku, audisi lomba designpun akan segera dimulai. Besok semua hasil design peserta akan dikumpulkan, aku penasaran dengan design yeoja itu (Hyun Mun). Seharian ini aku tidak melihat sosok Sang Joon mulai bekerja, bahkan untuk Sang Joon gadungan pun aku tak melihatnya. Kemana mereka? apa mereka di Rumah Sakit? ah sebaiknya aku segera ke Rumah Sakit setelah jam pulang, aku ingin memastikan Sang Joon imitasi itu sudah tak ada di sana.
Sepulang kerja, aku segera menancap gas menuju Rumah Sakit, tujuanku kesana untuk memastikan si nenek tua itu kapan akan mati. Aku sudah tak sabar ingin melihatnya pergi dari dunia ini, hehehe... Aku memarkir mobilku lalu segera melangkah menuju ruang ICU yang tak jauh dari area parkir, sesampainya di ruangan tersebut aku melihat sosok yang sudah lama tak kujumpai "ahjumma?" sahutku berbisik namun yeoja itu masih bisa merasakan aura kedatanganku "Kyu An ya? sejak kapan kau ada di sana?" tanyanya memulas senyuman padaku "aku baru saja sampai ahjumma, kau kapan datang? kenapa tak mengabariku sebelumnya?" ujarku duduk di sampingnya "ah ne, gara-gara si nenek tua ini aku jadi harus meninggalkan pekerjaanku. Menyebalkan bukan?" sahutnya blak-blakan membuatku tersenyum licik, dia memang punya satu misi denganku yaitu menguasai harta keluarga Lee dan membinasakan nenek tua ini "nde, lalu bagaimana kabarmu ahjumma?" tanyaku masih dengan seperangkat senyuman "baik, kau sendiri?" tanyanya dengan sikap arogannya yang khas "nado, ahjumma kemana ahjussie dan Sang Joon? Hari ini aku tak melihat Sang Joon di hotel" aku mulai mencari tahu keberadaan mereka "mollasseo, mereka tadi sempat ke sini lalu segera pergi untuk menemui anak haram tersebut" jawabnya sinis "anak haram? nuguseyo?" tanyaku membuka mata lebar-lebar "siapa lagi kalau bukan anak Jung Eun Hwa ibu kandungnya Sang Joon?" jawabnya membuatku terkejut "ah ne, itu artinya mereka sedang ada di Busan saat ini ahjumma" sahutku tersenyum picik "di Busan? jadi orang miskin itu tinggal di Busan? Mereka bilang hanya sebentar tapi sudah hampir malam mereka belum juga kembali" pekiknya kesal "mungkin mereka mau membohongimu ahjumma" sahutku memanasinya "paborasseo" pekiknya kubalas dengan senyuman licik.
Kyu An's POV End
***
Narasi
Singkat cerita setelah pertemuan tersebut, Hyun Seok yang saat ini sudah menjalani kehidupannya seperti dulu kini sering dikunjungi oleh ayahnya dan Sang Joon. Keadaannya sekarang sudah mulai berangsur membaik, sesekali ia menjenguk Nyonya Lee meski harus secara diam-diam tanpa diketahui Kyu An atau istri dari abojinya. Seperti yang ia lakukan hari ini, ia diam-diam berencana akan menjenguk Nyonya Lee tanpa sepengetahuan orang lain. Ini adalah kali ketiganya ia mengunjungi Nyonya Lee yang masih terbaring koma. Sebelum berangkat mengunjungi Nyonya Lee ia tak pernah lupa mampir ke toko bunga untuk membelikan sebuket bunga mawar putih yang selalu ia letakkan di vas buka dekat tempat tidur Nyonya Lee.
Narasi End
***
Hyun Seok's POV
Seperti sebelum-sebelumnya, aku mampir dahulu ke sebuah toko bunga untuk membelikan halmoni bunga mawar putih, kudengar dari aboji halmoni sangat menyukai harumnya bunga mawar putih jadi kupikir ini bisa membantunya agar cepat sembuh. Aku sangat merindukannya, sesudah membeli bunga aku segera menuju ke rumah sakit. Sebelum memasuki ruangan tersebut, seperti biasa aku mencari tahu situasi terlebih dahulu. Aku takut ada orang yang melihatku di sini, aku menoleh ke segala arah "di luar aman, apa di dalam tak ada siapa-siapa?" gumamku masih mengendap-endap di depan pintu ruang ICU. Kutengok ke dalam ruangan itu, ternyata tak ada siapa-siapa di dalam. "Syukurlah, aku bisa mengunjungi halmoni sekarang!" aku mengusap dadaku dan segera membuka pintu ruang ICU perlahan, aku segera meraih vas bunga berwarna putih tersebut dari atas meja lalu kuganti bunga yang ada dengan bunga dariku. Setelah selesai mengganti bunganya aku segera duduk di samping halmoni "halmoniya! Apa kau masih marah padaku?" ucapku sembari memegangi tangannya "halmoniya jaebal maafkan aku!!! Aku sangat menyayangimu halmoni" kukecup keningnya dan berdoa agar ia cepat siuman "halmoni aku tahu kau membenciku tapi aku akan tetap menyayangimu, aku akan berusaha mengambil hatimu. Aku ingin diperhatikan dan dimanja olehmu, aku iri dengan Sang Joon" ucapku kemudian terdiam.
Masih kupegangi kedua tangannya yang terkulai lemah, dapat kudengar alat medis yang mampu memberitahuku keadaan jantung halmoni. Berkali-kali kuciumi tangannya "halmoniya naega bogosipeosseo! Ppaili Hwebok haseyo naega halmoniya (Aku merindukanmu nek! Semoga kau cepat sembuh nenekku)" sekali lagi kukecup keningnya sebelum aku meninggalkannya. Aku pun berniat pulang, bangkit dari tempat dudukku dan segera membalikkan badan "halmoni aku pulang ne!" sahutku sebelum membalikkan badan. Aku segera membalikkan badan dan berniat keluar dari ruangan ini Kreeekkkk.... Kudengar ada seseorang hendak membuka pintu, mataku terbelalak melihat sosok tersebut.......
TBC....
Aighoooo.. Nuguseyo??? Siapa ya yang tiba-tiba masuk dan mergokin Hyun di Rumah Sakit????? Hmmm.... Penasaran????? Cek cerita selanjutnya ne... Jangan Lupa RCLnya... Gomawoyo ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!