4 November 2012

1000 Hugs For You Part 15 (Ending)


Title     : 1000 Hugs For You
Author : Han Ha Rin

Cast     :
  • Yesung As Shin Je Hoon
  • Goo Ha Ra As Kim Hyu Sun
  • Kyuhyun As Lee Hye Soo
Additional Cast :
  • Heo Yi Jae As Park Yi Jae
  • Eunhyuk As Lee Hyuk Jae
  • Dong Hae As Lee Dong Hae
  • Leeteuk As Park Jung Soo
  • Lee Sung Min As Kang Sung Min/Lee Sung Min (twins of Lee Hye Soo)
  • Henry Lau As Lee Gyun Mun (Namdomsaeng Hyuk Jae)
  • Sulli f(x) As Sulli (yeojachingu Hyuk Jae)
  • Victoria f(x) As Victoria
Rating : G
Genre : Romance/Teenager
OC's (Original Characters)

PLEASE DO NOT COPY

 Recaps

   "aku sudah menerima Kang Sung Min dengan ikhlas eomma" sahut Hye Soo ketika hendak menjemput kembarannya di sebuah desa yang tak jauh dari rumahnya. "aku tak mau ikut denganmu! Jika kau memang eommaku kenapa kau menyianyiakanku dulu?" sahut Kang Sung Min ketika Nyonya Lee mengajaknya ikut bersamanya "eomma tidak punya pilihan, eomma tidak mungkin ingkar dengan ucapan eomma,,, joseumnida! jeongmal joseumnida. Kajja ikutlah denganku!!! Aku akan menebus semua kesalahanku, beri aku kesempatan Sung Min ah" seru Nyonya Lee menangis terisak seraya memegangi tangan Sung Min.....

PART 15 (Ending)

POV Kang Sung Min

   Sung Min menoleh ke arah ibu angkatnya lalu bergantian mengarah kepada Nyonya Lee yang masih terisak memegangi kedua tangannya dan kemudian menatap Hye Soo yang tengah berdiri di belakang Nyoya Lee seraya memegangi bahu Nyonya Lee "bagaimana ini? aku sakit hati padanya, apa aku bisa hidup berdampingan dengannya?" gumam Sung Min meradang dalam hati "Ayolah Sung Min ah! Terima eomma, lagipula selama ini hidupmu sudah ditanggung eomma. Apa salahnya kau menerima kami dengan lapang" ujar Hye Soo membantu Nyonya Lee "kau kira semudah itu? kau tidak tahu bagaimana perasaanku ketika aku tahu bahwa ibuku bukan ibu kandungku sendiri dan mengetahui ibu kandungku menyianyiakan ku selama ini, rasanya sangat menyedihkan. Selama ini aku tak pernah dianggap, aku disia-siakan dan sekarang ia memintaku untuk kembali padanya dan ikut padanya? kau kira semudah itu?" ujar Sung Min dengan keras seraya menangis "jeongmal mianhae Sung Min ah, aku tahu itu menyakitkan tapi apa kau tidak mencoba untuk menerima dan memaafkan eomma? Eomma tidak bermaksud menyianyiakanmu Sung Min ah" ujar Hye Soo berkaca-kaca. Sung Min terdiam, airmatanya terjatuh di atas tangan Nyonya Lee "kau menangis na adeul?? mianhada, jeongmal mianhae sudah membuatmu menangis" ujar eomma menyesali sikapnya dulu.


   Sung Min  menarik kedua tangannya "pulanglah! aku ingin sendiri, aku akan pikirkan ucapan kalian! Aku akan pertimbangkan" seru Sung Min "baiklah kami pulang, mohon pertimbangkan baik-baik ne, jaebal!!" sahut Hye Soo memohon. Hye Soo dan Nyonya Leepun pergi meninggalkan Sung Min dan ibu angkatnya.

Beberapa hari kemudian...

   Nyonya Lee dan Hye Soo kembali mengunjungi Sung Min, mereka kembali membujuknya dan setelah berbincang lama akhirnya Sung Minpun luluh "baiklah, aku akan memaafkanmu eomma" sahut Sung Min tegas menatap Nyonya Lee "eomma? kau memanggilku eomma??" Nyonya Lee tak menyangka Sung Min telah berubah pikiran, ia menangis terharu mendengar Sung Min memanggilnya dengan sebutan "eomma" "gamshahamnida na adeul, jeongmal gamshahamnida! kau mau ikut dengan kami kan?" Nyonya Lee duduk menghampiri Sung Min seraya membelai rambut halus Sung Min, Sung Min menganggukkan kepalanya "ne aku mau ikut tinggal bersama dengan kalian tapi bagaimana dengan eommaku?" sahut Sung Min menatap khawatir ke arah Nyonya Kang yang sedang tersenyum di hadapannya "tenang Sung Min ah, eomma disini akan baik-baik saja! Kau ikutlah dengan ibu kandungmu tapi jangan lupa kau menengokku ne?" sahut Nyonya Kang membuat Sung Min terisak lalu menghampirinya dan memeluknya "gamshahamnida eomma, saranghamnida" bisik Sung Min seraya memeluk Nyonya Kang "nado chagiya, baik-baik di sana ne! jangan menyusahkan eomma dan adikmu!" pesan Nyonya Kang tak mampu membendung kesedihan "ne eomma, aku akan ingat selalu pesanmu! kau juga jaga kesehatan ne eomma!" sahut Sung Min benar-benar berat meninggalkan Nyonya Kang yang sudah membesarkannya selama 17 tahun "ne chagiya" sahut Nyonya Kang lalu melepaskan pelukan terakhirnya. "Kajja Sung Min kita pulang!" seru Nyonya Lee menggandeng tangan Sung Min yang masih enggan beranjak dari rumah mungilnya "Nyonya Kang aku benar-benar berterima kasih padamu! Maaf selama ini merepotkanmu!" Nyonya Lee memeluk erat Nyonya Kang yang berusaha menyapu airmata di wajahnya "cheonma Nyonya, aku senang sudah diberi kepercayaan olehmu hingga kini. Kini tugasku telah usai Nyonya" sahut Nyonya Kang kembali tak mampu menguasai perasaannya.

   Sung Min pun pergi meninggalkan Nyonya Kang yang berdiri di depan pintu rumahnya seraya mencoba melempar senyuman terbaiknya ke arah Sung Min. Sung Min melambaikan tangannya dan membalas senyuman Nyonya Kang "Saranghae" bisiknya. 

POV Hyu Sun

   Hari berganti hari, jam berputar semakin cepat, tiga tahun pun sudah berlalu begitu saja. Hye Soo dan BSNC kini duduk di bangku kuliah, Hyuk Jae dan kekasihnya melanjutkan kuliahnya di Amerika, Dong Hae kembali ke negara Appanya di Belanda, Je Hoon kudengar kuliah di London pula sementara Hye Soo masih dibangku sekolah di Busan dan Jung Soo akan mengikuti Wamil atau Wajib Militer diusia muda karena cita-citanya pun ingin menjadi tentara negara namun bukan di Korea melainkan di Inggris, sementara Hyu Sun dan Yi Jae terpisah sekolah karena Yi Jae rencana pindah ke sekolah lain. Namun Kini Hyu Sun sulit bertemu dengan Yi Jae, entah kenapa nampaknya ia mencoba menghindari Hyu Sun padahal Hyu Sun merindukannya. Intensitas pertemuan Hyu Sun dengan BSNC pun berkurang bahkan dengan Hye Soopun mulai berkurang, dalam seminggu mereka hanya bertemu setidaknya satu kali.


   Belakangan ini Hyu Sun merasakan kejanggalan dari sikap Hye Soo dan Hyu Sun lebih sering bertukar pikiran dengan Lee Gyun Mun namdomsaeng Hyuk Jae yang masih usia 14 tahunan, meski usianya masih kecil namun Gyun Mun anaknya dewasa dan menyenangkan bahkan Hyu Sun merasa ia lebih menyenangkan dibanding hyungnya.

   Akhir pekan ini Hyu Sun dan Yi Jae akan bertemu dengan BSNC, Hyu Sun menjemput Yi Jae di rumahnya dan mereka pun bersiap-siap menuju sebuah Mall yang letaknya tak jauh dari rumah Yi Jae. Mereka sudah tak sabar ingin bertemu dengan BSNC. 1 Jam mereka menunggu kedatangan BSNC, Hyu Sun dan Yi Jae sudah hampir bosan menunggu namun mereka tak kunjung datang. Hyu Sun menenggelamkan wajahnya dibalik kedua tangannya yang terlipat di atas meja tiba-tiba suara ponselnya mengejutkan keduanya "Dong Hae Calling..." begitulah tulisan yang terpampang di layar ponselnya "Yoboseyo Dong Hae oppa! Kalian dimana?" sahut Hyu Sun dengan sigap! "yoboseyo, Hyu Sun jeongmal mianhaeyo, kami membatalkan pertemuannya" sahut Dong Hae membuat Hyu Sun benar-benar terkejut "wae?" sahut Hyu Sun kesal "Sulli, Sulli kecelakaan di Amerika" ujar Dong Hae membuat Hyu Sun merasa serba salah "Sulli kecelakaan? kenapa bisa terjadi?" ujar Hyu Sun menahan amarahnya "Bus yang ia tumpangi harus jatuh karena jalan yang dilewati mengalami longsor. Kini kondisinya kritis, Hyuk Jae sudah kesana, kami juga berencana ke sana. Jeongmal mianhaeyo Hyu Sun ah! Sampaikan pada Yi Jae juga ne" kata Dong Hae penuh penyesalan "baiklah" sahut Hyu Sun kecewa dan khawatir.


   "Hyu Sun ada apa?" tanya Yi Jae heran melihat Hyu Sun berekspresi kesal "kita pulang saja! Dong Hae, Hye Soo, Hyuk Jae dan Gyun Mun tak jadi kesini" sahut Hyu Sun berdiri "waeyo?" tanya Yi Jae ikut berdiri menatap Hyu Sun penuh tanya "Sulli, dia kecelakaan, dia kritis dan BSNC rencana ke Amerika untuk menjenguknya tanpa mengajak kita. Aku kecewa, kajja kita pulang!!" seru Hyu Sun naik pitam "ne kajja!" sahut Yi Jae ikut merengus. Keduanya pun kembali ke rumah masing-masing dengan penuh rasa kecewa dalam dada.

POV Hyuk Jae

   Hyuk Jae baru saja sampai di Bandara LA, ia bergegas mencari taksi. Beberapa saat kemudian dirinya sudah sampai di sebuah Rumah Sakit, kakinya lemas terus berusaha melanjutkan langkahnya menuju ruang UGD yang terletak tak jauh dari tempat parkir. Kakinya melangkah melewati pintu ruang dingin dan steril tersebut, tangannya semakin lemas hingga tak sanggup memegangi tas ransel yang ia bawa. Matanya menatap Sulli tanpa berkedip, sebutir demi sebutir airmata mengalir keluar dari kedua bola mata indahnya "Baby??" serunya berbisik sesegukan seraya memeluk tubuh Sulli yang tergeletak tak sadarkan diri di ranjang.

   Hyuk Jae masih terus menangis tanpa mengeluarkan sepatah katapun hingga datang Hye Soo, Dong Hae dan Gyun Mun ke dalam ruangan tersebut. Hye Soo merangkul Hyuk Jae yang masih menangis memegangi tangan Sulli ah, Hyuk Jae menoleh ke arah Hye Soo "uljima hyung!!!" sahut Hye Soo tak mampu berkata lain "aku tak bisa lihat baby ku seperti ini saeng, bagaimana aku bisa hentikan tangisku?" ujar Hyuk Jae sedikit emosi "mianhaeyo hyung!" sahut Hye Soo kembali diam. Mereka pun menemani Hyuk Jae hingga larut malam, Hyuk Jae masih dalam posisi terjaga sementara teman-temannya sudah terlelap jauh.

1 Bulan Kemudian....

   Sudah satu bulan Hyuk Jae menemani dan merawat Sulli namun Sulli tak kunjung membaik, ia masih terbaring koma tak ada perkembangan yang berarti. Malam ini Hyuk Jae sedang tertidur lelap di kamar inapnya Sulli tiba-tiba ia mendengar suara Patient Monitor (layar untuk mengetahui kondisi detak jantung pasien) Sulli mendadak melemah, seketika Hyuk Jaepun tersentak dan bangun, dengan sigap ia memanggil Dokter melalui alarm di kamarnya. Tak lama kemudian Dokter dan timnyapun datang memeriksa keadaan Sulli sementara Hyuk Jae menunggu Sulli di luar dengan perasaan penuh kecemasan, Hyuk Jae yang ternyata rapuh itupun kembali menitikkan airmatanya seraya terus berdoa kepada Tuhan "Ya Tuhan lindungi dia, jangan ambil milikku! Aku sangat mencintainya, aku belum bisa menepati janjiku padanya Tuhan. Beri aku kesempatan untuk menepati janjiku!" doanya menangis sesegukkan di depan ruang UGD yang ternyata sudah gelap dan hening.


   Sepuluh Menit berlalu, Dokter dan Timnya keluar dari ruang UGD dengan wajah yang membuat Hyuk Jae semakin khawatir "Doctor How are Sulli? (Dokter! Bagaimana keadaan Sulli?)" tanya Hyuk Jae setelah mengusap airmatanya, Dokter menggelengkan kepalanya seraya menunduk "I'm Sorry, We're doing the best but God has a will of others (Maaf, kami sudah melakukan yang terbaik tapi Tuhan berkehendak lain)" Hyuk Jae merasakan seperti tersambar petir dengan keras tepat di jantung hatinya, seketika tubuhnya terkulai lemas di lantai. Dokter kembali ke ruangan, sementara Hyuk Jae terus menangisi kepergian Sulli. Hyuk Jae masuk menengok Sulli, ia tak terima melihat tubuh Sulli tertutup rapat oleh kain putih "Baby wake up!! Jangan tinggalkan aku Beibh!!! Wake up honey!!" seru Hyuk Jae seraya menggoyang-goyang tubuh Sulli yang sudah tak bernyawa lagi, tangisnya memecah ketika kedua orang tua Sulli sampai di ruangan tersebut "Sulli, chagiya bangun nak!!!" seru ahjumma dengan tangisan yang serupa dengan Hyuk Jae.

   Keesokkan harinya keluarga Sullipun membawa jasadnya kembali ke Korea untuk dimakamkan disana. Sepanjang jalan prosesi pemakaman airmata Hyuk Jae tak henti-henti mengalir, ia mengingat masa-masa indahnya selama berpacaran dengan Sulli. Ia pernah mengucapkan janji pada Sulli.

 Flashback.....


    "kelak aku akan mengambilkan bintang itu untukmu beib! lalu kita menikah di usia muda dan menikmati masa-masa serunya mempunyai anak" ujar Hyuk Jae seraya menunjuk bintang di langit "benarkah kau akan mengambil bintang indah itu hanya untukku?" sahut Sulli tersenyum menatap ke arah Hyuk Jae yang duduk di sampingnya "ne, mana mungkin aku memberi bintang seindah itu kepada yeoja lain? Di dalam hidupku yeoja tercantik dan terindah hanya ada dua yaitu eomma dan kau jadi aku akan memberikan bintang terang itu hanya untukmu agar kelak kau tidak akan pernah merasakan kegelapan yang menakutkan" sahut Hyuk Jae membuat Sulli merasa benar-benar tersanjung, mata Sulli berkaca-kaca menatap kedua bola mata Hyuk Jae yang tersenyum manis menatapnya "gomawo baby! kelak aku akan menjaga bintangmu dengan baik, cahayanya tak boleh redup karena selamanya cinta kita tak akan pernah redup! benarkan?" sahut Sulli kini membuat Hyuk Jae tersenyum haru "ne" sahut Hyuk Jae lalu memeluk erat tubuh langsing Sulli di bawah sinar bintang dan bulan yang indah malam ini.

Back To Real...

   Hyuk Jae sudah berada di kamarnya saat ini, namun ia masih teringat terus saat-saat indah bersama Sulli yang sudah dijalani lebih dari 4 tahun, airmatany kembali terjatuh setiap kali teringat saat-saat indah itu. Setelah kepergian Sulli, Hyuk Jae tak bisa mengontrol emosinya, ia terus mengamuk di kamarnya, ia tak mau makan bahkan dalam sehari ia bisa diberikan obat bius lebih dari 3 kali. 

POV Hyu Sun

   Hyu Sun datang bersama yang lain kecuali Jung Soo dan Je Hoon untuk menjenguk Hyuk Jae yang ternyata sedang mengalami depresi berat. Mereka sampai di kamar Hyuk Jae namun Hyuk Jae dalam keadaan tertidur, Hyu Sun menangis melihat keadaan sahabatnya seperti ini "apa yang harus kulakukan agar semangatnya kembali lagi? rasanya aku tak sanggup lihat dia seperti ini terus menerus?" gumam Hyu Sun dalam hati seraya memerhatikan wajah Hyuk Jae yang tertidur lelap "kau memikirkan apa chagi?" tanya Hye Soo mengejutkan Hyu Sun "ah ani, aku hanya memikirkan bagaimana cara kembalikan semangat Hyuk Jae saja oppa" sahut Hyu Sun menatap Hye Soo yang berdiri di belakangnya "kau ingin membantunya ne?" tanya Hye Soo "tentu saja, mana bisa aku melihat sahabatku dalam keadaan putus asa seperti ini?" jawab Hyu Sun antusias membuat Hye Soo tersenyum.


  Setelah lama menunggu, akhirnya Hyuk Jae terbangun. Hyu Sun meminta teman-temannya keluar dari kamar Hyuk Jae dan membiarkannya berbicara empat mata dengan Hyuk Jae "Hyuk Jae apa kau baik-baik saja?" tanya Hyu Sun menatap wajah Hyuk Jae yang sudah tak memiliki semangat hidup "molla" sahut Hyuk Jae datar "aku tahu kau sedih kau berduka tapi jika kau terus bertingkah seperti ini aku yakin Sulli ah pasti sangat sedih dan kecewa padamu! Aku mohon kau jangan seperti ini terus, jangan tenggelam dalam kesedihanmu karena hidupmu masih panjang. Jika Sulli melihatmu seperti ini dia pasti akan memarahimu! Kajja kembalikan semangatmu!" sahut Hyu Sun mencoba menyemangati Hyuk Jae "molla, apa aku bisa hidup tanpanya? selama ini aku tak pernah bisa jauh darinya, kau tahu itu kan??" sahut Hyuk Jae kembali tersedu "ne aku tahu" sahut Hyu Sun menunduk "aku benar-benar menyesal, kenapa aku tidak bisa menjaganya? kenapa aku membiarkannya pergi sendirian? apa jangan-jangan aku ini pembawa sial?" ujar Hyuk Jae terdengar penuh keputusasaan "Hyuk Jae!" sentak Hyu Sun keras "ini hanya kecelakaan, sebuah takdir! Takdir yang harus dilalui Sulli bukan salahmu dan kau bukanlah pembawa sial! jadi berhentilah menyalahkan dirimu sendiri!" gertak Hyu Sun nampaknya mengubah jalan pikiran Hyuk Jae yang buntu "aku yakin Sulli disana menangis melihat tingkah bodohmu itu! Seharusnya kau buat dia bahagia bukan membuatnya menangis karena tingkah bodohmu itu!!" lanjut Hyu Sun membuat otak Hyuk Jae kembali bekerja "bahagiakan dia disana dengan cara kau pertahankan hidupmu dengan baik, tunjukkan padanya kau adalah namja tangguh kebanggaannya bukan pembawa sial! Hwaiting!!!" sahut Hyu Sun mengepalkan tangannya, Hyuk Jae menatap Hyu Sun penuh harap "kau pasti bisa Hyuk Jae ah!! Hwaiting!!!" sahut Hyu Sun menarik tangan Hyuk Jae untuk bersama-sama mengucapkan Hwaiting "Hwaiting" sahut Hyuk Jae lemas "lebih keras lagi.... Hwaitiiing!!!!" seru Hyu Sun berhasil "Hwaiting... Hwaiting!!!!!" Hyuk Jae kembali tersenyum.

POV Hye Soo


   Kehidupan semua kembali normal, semua kembali menjalani kewajibannya semula yaitu kuliah. Hye Soo sebentar lagi akan mengakhiri masa SMAnya. Ada seorang yeoja yeoppo yang mulai mendekatinya di sekolahnya tersebut dan entah kenapa Hye Soo pun menyambutnya dengan hangat, ia mulai sering keluar dengan  yeoja tersebut. Seperti malam ini, ia sudah pergi meninggalkan rumah sejak yeoja bernama Victoria itu menjemputnya. "Neo gateun saram tto eopseo juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi" ponsel Hye Soo berdering tanda pesan masuk "Hyu Sun Chagi Calling" terpampang nama Hyu Sun di LCD "yoboseyo!" sahut Sung Min yang tak sengaja menemukan ponsel Hye Soo tertinggal di meja kamarnya "Hye Soo kenapa kau tidak ke rumahku?" tanya Hyu Sun dari balik telepon "oh mianhae, Hyu Sun ah ini Sung Min, Hye Soo tadi sudah pergi tapi kukira yeoja itu kau" sahut Sung Min seraya menyuapkan sepotong biskuit "yeoja? dia pergi dengan yeoja? siapa yeoja itu?" tanya Hyu Sun yang nampaknya mulai kesal "molla, tapi belakangan ini Hye Soo sering sekali keluar dengannya. Dia teman satu sekolah Hye Soo" ujar Sung Min "jeongmal?" tanya Hyu Sun "ne" sahut Sung Min singkat "Sung Min ah boleh aku minta tolong?" sahut Hyu Sun terdengar emosi "tentu, mwo?" sahut Sung Min hangat "aku mohon bantu aku selidiki siapa yeoja itu dan ada hubungan apa dengan Hye Soo! nanti kau kabari aku ne! Bisa?" sahut Hyu Sun "ne aku usahakan! nanti kuhubungi kau dengan nomor ponselku" ujar Sung Min seraya merebahkan tubuhnya di sofa "gomawo Sung Min ah!" sahut Hyu Sun sebelum menutup panggilannya "ne cheonma Hyu Sun ah" balas Sung Min.

  Sung Minpun menuruti perintah Hyu Sun, ia mulai menyelidiki apa yang terjadi dengan Hye Soo dan Victoria dan Sung Minpun segera memberitahu Hyu Sun jika setiap ada kabar dari kedekatan mereka.

POV Hyu Sun


   Setelah berhasil mengumpulkan info tentang kedekatan Hye Soo dengan Victoria, Hyu Sun malam ini bertemu dengan Hye Soo untuk membicarakan hal tersebut "Hye Soo ada apa kau dengan yeoja itu? katakan padaku!" sahut Hyu Sun tegas "siapa yeoja yang kau maksud?" tanya Hye Soo ketus "Victoria, ada hubungan apa kau dengannya?" tanya Hyu Sun mencoba mengatur amarahnya "aku berpacaran dengannya, puas?" seketika Hyu Sun merasa ada sebuah batu besar mendarat tepat ditubuhnya "kenapa kau lakukan itu padaku? bukankah kau sudah berjanji akan menikahiku?" seketika airmatanya terjatuh "mianhae, kurasa kau tak pantas untukku!"ujar Hye Soo benar-benar memukul jantung Hyu Sun "waeyo?" sahut Hyu Sun terisak "kau itu lebih pantas dengan Je Hoon! jadikanlah dia namjamu! Kau tak pantas untukku" sahut Hye Soo mengeraskan suaranya "mwo? aku itu hanya cinta padamu bukan dengan Je Hoon, kenapa kau memaksaku untuk mencintainya?" Hyu Sun semakin kencang menangisnya "tapi Je Hoon mencintaimu lebih dari cintaku! kamu lebih pantas dengannya dibandingkan denganku!" sentak Hye Soo yang nampak lebih kejam malam ini "Hye Soo kau ini kenapa? yang berhak menentukan aku dengan siapa itu bukan kau! Kenapa kau bersikap seperti ini?" sentak Hyu Sun tak bisa mengatur emosinya lagi "jadi selama ini kau sudah tak mencintaiku lagi, ne??? baiklah, kau ingin putus? oke kita putus! jangan pernah ganggu hidupku lagi. Gamshahamnida" lanjut Hyu Sun cepat-cepat meninggalkan Hye Soo yang masih terdiam "mianhae" bisik Hye Soo seraya memerhatikan punggung Hyu Sun berlalu.


   Hyu Sun berjalan lemas disepanjang jalan menuju pulang, airmatanya tak henti-henti keluar dari mata indahnya. Hyu Sun tak habis pikir dengan sikap Hye Soo malam ini, karena selama ini mereka tak pernah merasakan ada perbedaan dan ini kali pertama dan terakhir mereka bertengkar. Hancur musnah semua impian Hyu Sun kini "kenapa kau memaksaku untuk memacari Je Hoon? ada apa denganmu? baru kali ini aku benar-benar membencimu" gerutunya seraya terus berjalan dan menangis "aku sangat membencimuuuuu!!!!" teriaknya dengan lantang di malam ini.

   Semenjak Hyu Sun dan Hye Soo putus, Hyu Sun menjadi jarang berkomunikasi dan bertemu dengan BSNC dan bahkan dengan Yi Jae. Mereka menghilang entah kemana.

SKIP

   Kini Hyu Sun sudah duduk dibangku kelas 12 SMA, hari ini adalah hari natal jadi semua umat kristiani sedang merayakan hari indah tersebut. Hyu Sun yang sudah berkumpul di rumah Halmoni (nenek) sedang melamun memikirkan perasaannya yang tiba-tiba mengingat Je Hoon "apa benar aku menyukai Je Hoon?" gumamnya dalam hati berusaha mengingat percakapannya dengan Gyun Mun beberapa hari yang lalu,

"Gyun Mun aku bingung kenapa belakangan ini aku merindukan Je Hoon dan merasakan sesuatu yang berbeda  dengannya?" sahut Hyu Sun mulai mencurahkan perasaannya dengan Gyun Mun (dongsaeng Hyuk Jae) "mungkin kau menyukainya noona!" sahut Gyun Mun polos "apa benar aku menyukai Je Hoon?" tanya Hyu Sun seraya menopang dagunya di atas meja "ne, kurasa begitu! Dengar aku noona, justru karena kau terlalu dekat dengannya sehingga kau tak pernah menyadari perasaanmu itu?" ujar Gyun Mun tak dijawab oleh Hyu Sun "coba kau ingat-ingat! Lebih banyak dengan siapa kau selama ini menghabiskan waktu? Je Hoon hyung? atau Hye Soo hyung?" tanya Gyun Mun seraya menjilat es krimnya yang hampir mencair terkena sinar matahari "aku selama ini lebih banyak menghabiskan waktu dengan Je Hoon, susah dan senang hanya Je Hoon yang ada di hadapanku" ujar Hyu Sun seraya melamun "nah, benarkan kau menyukainya?" sahut Gyun Mun sumringah "jheongmalyo?" Hyu Sun tersentak "ne, apa lagi? Sudahlah noona kau jadian saja dengan Je Hoon hyung! Aku mendukungmu seratus persen kok!! Fighting Noonaku" sahut Gyun Mun menyemangati Hyu Sun sementara masih tak mengerti.


   "Apa benar apa yang dikatakan Mun ku??" gumam Hyu Sun seraya menatap layar LCDnya "benar, aku merasakan rindu berat dengan Je Hoon bahkan akupun merasakan hampa tanpanya.. aku benar-benar jatuh cinta pada si pabo itu" ujarnya sendiri seraya membayanglan kebersamaannya dengan Je Hoon dulu "tapi Je Hoon menghilang, bagaimana aku bisa beritahu perasaanku padanya?" sahut Hyu Sun patah semangat. Kring... Kring... Ponsel Hyu Sun berdering tanda pesan masuk "Mwo? Hye Soo? ada apa dia sms aku?" Hyu Sun terkejut melihat nama pengirim pesan tersebut.

 From : Hye Soo
"Merry Christmas Hyu Sun ah! Mianhae selama ini aku punya salah padamu!" 

To : Hye Soo
"Ne sama-sama"

From : Hye Soo
"Kau sedang apa? merayakan natal bersama siapa"

To : Hye Soo
"dengan keluargaku. Hye Soo kini aku sudah tahu siapa yang kusuka, selama ini aku baru menyadari perasaanku dengannya"

From : Hye Soo
"nugu?"

To : Hye Soo
"Shin Je Hoon"

From : Hye Soo
"jheongmal?"

To : Hye Soo
"ne, tapi sayangnya sekarang aku tak tahu Je Hoon ada di mana? apa kau tahu dia di mana saat ini?"

From : Hye Soo
"ne, saat ini dia sedang ada di Busan"

To : Hye Soo
"apa kau tahu nomor ponselnya? aku butuh bicara dengannya"

From : Hye Soo
"ne, mulon"


   Hyu Sun pun mendapatkan nomor ponsel Je Hoon yang baru, keesokkan harinya Hyu Sunpun menghubungi nomor tersebut.
To : Je Hoon
"Annyeong haseyo! Benarkah ini nomor telepon Shin Je Hoon"

From : Je Hoon
"Ne, nuguseyo?"

To : Je Hoon
"ini aku Hyu Sun. Kau? Kenapa kau menghilang? apa kau tidak merindukanku?"

From : Je Hoon
"Hyu Sun? mianhae aku sudah meninggalkanmu, tentu saja aku merindukanmu bahkan aku tetap mencintaimu! Baiklah aku janji tak akan meninggalkanmu lagi 'kacang hijau'"

To : Je Hoon
"mwo? kacang hijau? maksudmu?"

From : Je Hoon
"itu panggilan kesayanganku untukmu noona! hehehe"

To : Je Hoon
"ish! paboraseo (menyebalkan) memangnya kacangku bewarna hijau? dasar kau jambu monyet"

From : Je Hoon
"hahaha molla, aku tak pernah melihat kacangmu. Mwo? Jambu monyet? mana ada jambu monyet setampan aku?"

To : Je Hoon
"tentu ada, buktinya dia sekarang sedang smsan denganku"

From : Je Hoon
ish! paboraseo! tapi tak apalah, aku jambu monyet limited edition.. hahaha"

To : Je Hoon
"--_-- mau seganteng apapun tetap saja kau Jambu Monyet.. hahaha"
   Hyu Sun dan Je Hoon kembali akrab dan saling melepas rasa rindunya dengan candaan masing-masing melalui sms. Semakin hari hubungan mereka semakin membaik, bahkan mereka menjalani sebuah hubungan tanpa status. Mereka saling memberi perhatian satu sama lain, dan kini mereka lebih jujur dengan perasaan masing-masing. Setelah satu bulan hubungan mereka membaik tiba-tiba kini Hye Soo meminta Hyu Sun untuk menjauhi Je Hoon, Hyu Sun benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran Hye Soo hingga kembali bertengkar hebat (maaf mimin ga bisa jelasin pertengkarannya karena banyak kata-kata kasarnya). Akhirnya Hyu Sun kembali berpisah dengan Je Hoon, ia benar-benar membenci Hye Soo saat ini.

  Ponsel Hyu Sun berdering saat Hyu Sun rencana ingin tidur siang "Hyu Sun ah! Bisa aku bertemu denganmu sekarang?" tanya seseorang di balik telepon "ne, waeyo?" jawab Hyu Sun kembali terduduk di atas tempat tidurnya "nanti kuceritakan! Kutunggu di restoran biasa ne! ppali!" ujar namja tersebut singkat "ne" Hyu Sun menutup panggilannya dan bergegas pergi.

POV Hyuk Jae

   Hyuk Jae sudah duduk di salah satu meja di restoran biasa ia berkumpul dengan yang lain, ia duduk dengan guratan kekhawatiran di wajahnya. Menanti seseorang datang untuk ia beritahukan kabar yang telah ia dapat. Berkali-kali ia ketukan jari jemarinya di atas meja sesekali menoleh ke arah pintu masuk. Setelah menunggu 20 menit lamanya, orang yang ia nantipun datang "annyeong Hyuk Jae! Mianhae aku telat!" sahut yeoja yang ternyata Hyu Sun "gwenchana, duduklah!" sahut Hyuk Jae tersenyum "ada apa kau memintaku bertemu? Dan sejak kapan kau ada di Seoul?" tanya Hyu Sun "baru beberapa hari ini, aku ingin beritahu sesuatu padamu tapi kumohon kau harus tetap tenang setelah mendengar pernyataanku, ne?!" sahut Hyuk Jae membuat Hyu Sun semakin penasaran, Hyu Sun menganggukkan kepalanya "Hyu Sun ah, apa kau tahu kenapa Je Hoon menjauhimu?" tanya Hyuk Jae menatap Hyu Sun dengan dekat, Hyu Sun kembali menggelengkan kepalanya "Hyu Sun, Je Hoon...." Hyuk Jae mengganntungkan kalimatnya "Je Hoon, dia... dia sakit" Hyuk Jae membuat Hyu Sun mengernyitkan kedua alisnya "sakit? sakit apa?" tanya Hyu Sun "Je Hoon sakit kanker otak" ucap Hyuk Jae membuat Hyu Sun tersendak minumannya yang tengah ia teguk.


    "anio! kau bohongkan Hyuk Jae? kau bergurau bukan?" Hyu Sun mencoba memastikan namun Hyuk Jae menggelengkan kepalanya "selama ini Dokter sudah memvonis hidupnya tak akan lama lagi, Hye Soo sebenarnya sudah tahu sejak awal tapi Hye Soo dilarang ceritakan keadaan Je Hoon kepada siapapun, Je Hoon takut kau khawatir dan sedih karena keadaannya. Makanya dia menjauhimu dan sikap Hye Soo berubah-ubah" papar Hyuk Jae membuat tangis Hyu Sun pecah "kau tahu kenapa Hye Soo menyuruhmu berpacaran dengan Je Hoon?" tanya Hyuk Jae digelelngkan Hyu Sun "kau tahu kan Je Hoon sering kecelakaan di bagian kepala? terakhir kali Hye Soo bertengkar dengan Je Hoon karena ia mengetahui perasaan Je Hoon padamu dan mengetahui kalian pernah selingkuh dibelakangnya, Hye Soo kesal dan mendorong tubuh Je Hoon hingga kepala Je Hoon terbentur keras di tembok. Setelah itu Dokter memvonis Je Hoon terkena kanker otak dan ternyata penyakitnya sudah lama ia derita, Hye Soo sedih mendengar pernyataan Dokter maka dari itu ia menyuruh kau berpacaran dengannya" Hyuk Jae bercerita panjang mengenai hubungan Je Hoon dan Hye Soo yang tidak diketahui Hyu Sun.

   Airmata Hyu Sun tak tertahankan, tubuhnya mendadak lemas. Pikirannya dengan cepat memikirkan keadaan Je Hoon saat ini. "Hyuk Jae kau tahu dari mana kabar itu?" tanya Hyu Sun mencoba mengatur napasnya "tempo hari aku tak sengaja mengetahuinya" sahut Hyuk Jae.

FlashBack 2 hari yang lalu.....

   Mobil Hyuk Jae baru saja sampai tak jauh dari depan rumah Je Hoon yang mewah dan besar, Hyuk Jae melihat mobil Je Hoon keluar dari rumahnya. Hyuk Jae pun mengikuti Je Hoon dan eommanya dari belakang hingga sampai tempat tujuan "Rumah Sakit? mereka mau menengok siapa?" gumam Hyuk Jae heran. Hyuk Jae terus mengikuti Je Hoon dan eommanya hingga sampai di ruang "KHEMOTERAPI" "untuk apa mereka ke ruangan ini?" Hyuk Jae semakin heran hingga diam-diam mengintip aktifitas di dalam ruangan tersebut "Kanker otak Je Hoon semakin memburuk, belum ada tanda-tanda aktifitas baik dari penyakitnya. Bahkan hasil Kemo pun tidak banyak berpengaruh" ujar Dokter dengan Ahjumma tanpa sepengetahuan Je Hoon, Hyuk Jae tersentak "Kanker Otak??" Hyuk Jae merasakan seperti kehilangan banyak darah hingga tubuhnya mendadak lemas.

Back To Real ...

  Hari berikutnya Hyuk Jae kembali mengabari Hyu Sun bahwa Je Hoon memutuskan untuk berhenti mengikuti kemoterapi dan tak ada satu orangpun yang bisa membujuknya. Hyuk Jae pun mengabari bahwa kini Je Hoon sering sekali kabur dari Rumah Sakit saat di rawat.

SKIP

   Je Hoon turun dari tempat tidurnya di rumah sakit, ia mencabut selang infus yang terpasang di tangannya dengan paksa, ia berjalan lunglai tanpa tujuan. Diam-diam keluar dari kamarnya karena di kamar tak ada orang, jadi ia bisa bebas keluar. Je Hoon mencari taksi dan bergegas pergi.

   Hyuk Jae menelpon Hyu Sun setelah diberi kabar bahwa Je Hoon hilang dari rumah sakit, semua panik hingga turun tangan mencari Je Hoon. Keluarga Je Hoon dan Hyuk Jae mengelilingi Kota Seoul mencari Je Hoon "kemana kau Je Hoon?? Jangan buat kami khawatir!" gumam Hyuk Jae sembari menyetir "aigho! kenapa aku baru ingat? bukankah Je Hoon senang ke pantai? dia pasti ada disana" sahut Hyuk Jae dengan segera menancap gas menuju pantai.

    Sesampainya di pantai, Hyuk Jae berlari mencari Je Hoon di sekitar pantai, tak butuh waktu lama ia melihat Shin Je Hoon sedang berdiri di tepi pantai sambil berteriak - teriak "Tuhan! Kenapa kau begitu jahat padaku? Apa kau tak mencintaiku? kenapa kau mau ambil nyawaku sekarang? kenapa harus aku Tuhan? kenapa harus dengan penyakit? Kenapa kau tidak bunuh aku sekarang saja? Kenapa harus menyiksaku perlahan? huh?" teriak Je Hoon membuat Hyuk Jae menangis kedua kalinya "Aku lelah Tuhan tersiksa seperti ini? sampaikan pada Hyu Sun bahwa aku sangat mencintainya hingga aku mati" lanjut Je Hoon sepertinya menangis terisak "Je Hoon!!!" teriak Hyuk Jae membuat Je Hoon menoleh "kau sedang apa di sana?" tanya Hyuk Jae mencoba menghampiri Je Hoon "mau apa kau ke sini huh? kau mau lihat orang yang akan segera dicabut nyawanya ne?" teriak Je Hoon membuat Hyuk Jae menangis lagi "Je Hoon, aku menyayangimu, aku kesini untuk menjemputmu pulang! Bukan menyaksikan hal seperti itu! Kajja kita pulang!" sahut Hyuk Jae mencoba untuk sabar, belum sempat menjawab Je Hoon tersungkur jatuh pingsan "Je Hoon!" Hyuk Jae tersentak, kemudian membawa Je Hoon kembali ke Rumah Sakit. Beberapa menit kemudian Hyuk Jae sudah mengembalikan Je Hoon ke kamarnya dan membiarkannya istirahat.

POV Je Hoon/Hyu Sun

   Setelah seminggu di rawat, Je Hoon diputuskan di rawat di rumahnya. Hyuk Jae dan yang lainnya berkumpul menuju rumah Je Hoon, Hyuk Jae menyuruh Hyu Sun untuk membujuk Je Hoon agar mau melanjutkan kemonya. Hyuk Jae mengantar Hyu Sun hingga depan pintu kamar Je Hoon.

   Hyu Sun melangkah masuk ke dalam kamar Je Hoon yang dingin dan sepi, matanya mencari sosok Je Hoon di kamar itu namun perhatiannya terbagi ketika melihat dinding kamar Je Hoon yang dipenuhi banyak poster penyanyi favoritnya "Britney Spears" dan banyak foto dirinya terpampang di kamarnya yang berwarna biru tua tersebut "aigho! dia benar-benar mencintaiku?" gumam Hyu Sun menitikkan airmatanya. Hyu Sun sampai di depan Je Hoon yang terbaring tak sadarkan diri, selang infus menempel erat di tangan kanannya serta selang oksigen yang terpasang di hidungnya membantunya untuk bernapas. Hyu Sun tak mampu menahan haru, ia menangis memerhatikan keadaan Je Hoon yang tergelatk lemah tak berdaya. Tangisnya memecah keheningan membuat Je Hoon terbangun "kacang hijau? kau berisik sekali?" sahutnya membuat Hyu Sun tersentak dan buru-buru menghapus airmatanya "jambu monyet? kau bangun?" tanya Hyu Sun grogi "ne, kudengar ada seorang yeoja menangis, apa itu kau?" ejek Je Hoon "anio! Kau ini!" Hyu Sun mengelak.


   "sejak kapan kau ada di kamarku?" tanya Je Hoon mencoba duduk "sini kubantu!" sahut Hyu Sun membantu Je Hoon duduk "aku baru sampai, Je Hoon ternyata kau ini cengeng ne? baru segitu saja sudah putus asa! masih banyak orang yang menderita penyakit yang sama denganmu bahkan lebih parah darimu tapi mereka kuat dan bisa selalu ceria tanpa harus menangis dan berteriak putus asa di pinggir pantai. Kau sangat kekanak-kanakkan" ejek Hyu Sun mencibir "tidak kah kau mau belajar dari mereka?" lanjut Hyu Sun membuat Je Hoon dengan sigap menarik tubuh mungil Hyu Sun, memeluk dan menangis sejadi-jadinya "berhentilah menasihatiku, saat ini aku hanya butuh dirimu! aku merindukanmu! neomu neomu bogosiphoyo chagiya" sahutnya terseguk "nado, nega bogosipho chagiya" balas Hyu Sun yang kembali menangis.

   Hyu Sun mencoba menasihati dan membujuk Je Hoon agar mau menjalani kemo dan operasi. Yup! langkahnya berhasil, Je Hoon bersedia di operasi. Setelah berbincang dengan yang Hyu Sun, Je Hoon memberika sebuah note miliknya kepada Hyu Sun "bacalah ini ketika aku sudah tidak ada, jika memang aku tak bisa diselamatkan! Cukup kau tahu Jeongmal saranghaeyo yeongwonhi Kacang Hijau!" sahut Je Hoon serak seraya menitikkan airmatanya "ne nado jeongmal saranghaeyo Jambu Monyet" Hyu Sun memeluk Je Hoon, lama ia memeluk Je Hoon. 5 menit, 15 menit sampai 20 menit Je Hoon tak juga melepaskan pelukannya "Je Hoon!" serunya lalu mendorong tubuh Je Hoon namun tak ada respon darinya. Mata Je Hoon tertutup rapat "Je Hoon? Je Hoon bangunlah! Je Hoon! Je Hoon bangun!!" seru Hyu Sun menangis seraya mengoyak tubuh Je Hoon yang sudah tak bernyawa lagi.

   Dokter menyatakan Je Hoon telah tiada, semua menangis, semua berduka bahkan Nyonya Shin dan Hyu Sun terjatuh pingsan menerima berita tersebut.

keesokkan harinya....


   Setelah memakamkan Je Hoon, Hyu Sun membuka note pemberian Je Hoon di kamarnya. Ia buka perlahan dan ternyata isinya sekumpulan puisi buatan Je Hoon.

Lembar 1

"Cinta adalah cinta...
ada aku, ada kamu maka cinta ada
kamu bukanlah putri istana tetapi kamu adalah putri impianku
1 hal yang ingin aku katakan padamu
Cinta tidaklah memandang si kaya atau si miskin
karena cinta adalah milik semua"

 "Hilangkan semua keragu-raguanmu tentang aku!
karena aku tulus mencintaimu dari hati yang paling dalam.
Andai saja kau bisa melihat dan mendengar bagaimana perasaanku padamu saat ini...
bila kau nanti bermimpi, jemputlah aku disana!
Karena aku telah menantimu dalam waktu yang tak berujung" 
      
Lembar 2

"Lebih karena mencintaimu itu adalah karunia
aku menanggalkan seribu alasan mengapa aku memilihmu!
Saat ini atau nanti....

Ini kah keindahan hidup yang sesungguhnya?
Bisa meluapkan rasaku yang terendap diam hanya untukmu?
Adakah kemilau yang mampu mengubah gelapku menjadi benderang?
Dan jarak tak pernah menyekat tatap meski mata tak saling berpandang dan raga tak saling bersentuhan?"
  
Lembar 3 

"Kau seperti hidup dalam adaku, tidak pernah terlupa sejenakpun.
Hari ini, kemarin, lusa dan selamanya
Seluruh raga dan jiwa kukuras tak bersisa hanya untuk mendambamu.
Semoga kau percaya!
Kesetiaanku merunut tawa dan airmata karenamu seutuhnya
Aku berjuang demi rindu dan cinta"

Lembar 4

"Di manapun kau sekarang, janganlah gundah!
Janganlah gelisah!
Telah kulihat wajahmu
dan aku mengerti betapa rindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu
Percayalah padaku! Akupun sangat merindukanmu!
Aku akan datang...
Tapi mungkin tidak sekarang
Karena jalan ini masih panjang"

"Hatiku melagu dalam nada angan
 resah hati tak mapu kuhindari
Tentang sekelebat bayang
Tentang sepenggal masa depan
Karang asaku tidak akan pernah terkikis dari panjangnya jalan perjuangan"


Lembar Terakhir

"Hyu Sun, aku tahu hidupku tak akan lama. Aku tak berharap banyak untuk menjadikan kau milikku seutuhnya. Asalkan aku bisa memelukmu di saat-saat terakhirku, itu sudah cukup membuatku bahagia... Karena aku sangat mencintaimu! Jeongmal saranghanda!!!!
Jika kau membuka note ini itu artinya aku sudah tiada, aku hanya ada satu permintaan....
Berikanlah seribu pelukanmu untuk orang-orang di sekitarmu terlebih kepada anak-anak jalanan yang selalu menghiburku dulu saat aku pergi dari rumah.... Katakan pada mereka bahwa kau SANGAT MENCINTAI SHIN JE HOON.... "

   Setelah membaca note itu, Hyu Sun di temani teman-temannya pergi menuju jalan raya dan daerah kumuh untuk mengabulkan keinginan terakhir Je Hoon. Hyu Sun memeluk semua anak jalanan dan orang-orang yang mencintai Je Hoon....


*The End*

Akhirnya fanfic ini selesai juga, Part ending begitu panjang semoga readers tak bosan-bosan membaca fanficku ya!!!!

Jeongmal Gomawoyo yang sudah setia menanti setiap partnya..... Tunggu Fanfic ku selanjutnya yaaaa readers!!!! paii paiii   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!