Title : 1000 Hugs For You
Author : Han Ha Rin
Cast :
- Yesung As Shin Je Hoon
- Goo Ha Ra As Kim Hyu Sun
- Kyuhyun As Lee Hye Soo
- Heo Yi Jae As Park Yi Jae
- Eunhyuk As Lee Hyuk Jae
- Dong Hae As Lee Dong Hae
- Leeteuk As Park Jung Soo
- Han Chae Young As Shin Min Ah ( Shin Je Hoon's Sister)
Genre : Romance/Teenager
OC's (Original Characters)
PLEASE DO NOT COPY
Recaps
Hye Soo terlelap dalam posisi yang tak berubah sejak tadi malam,
seseorang berpakaian serba rapi, tegas, berkumis tipis dengan rambut
kelimis memasuki kamar putih itu dan kemudian ia membuka gorden-gorden
yang menutupi jendela besar kamar itu, hingga sinar matahari masuk
menerangi kamar itu. Hye Soo terbangun karena silau terkena paparan
sinar matahari, ia menoleh ke arah jendela dan betapa terkejutnya
melihat sosok namja yang sedang berdiri menatap dan tersenyum sinis ke
arahnya.......
PART 11
POV Hye Soo
Hye Soo diam terpaku menatap sosok namja yang wajahnya sedikit tersinari matahari "kau sudah bangun? bagaimana tidurmu?" tanya namja misterius itu tersenyum sinis "benar dugaanku, aboji apa maumu menculikku, huh?" sahut Hye Soo tengah tersadar "aku tidak menculikmu, kau kan anakku mana mungkin aku menculikmu!" sahutnya benar-benar menyebalkan "mwo? bukankah selama ini kau tidak pernah mau mempunyai anak sepertiku kenapa sekarang mengakui aku sebagai anakmu?" sahut Hye Soo memandang sinis Mr. Lee (aboji) "aku ini abojimu jadi aku berhak menemuimu kapan saja, wae?" Mr. Lee berjalan menghampiri Hye Soo "tapi apa harus dengan cara seperti ini untuk menemuiku huh?" Hye Soo menatap tajam kedua mata Mr. Lee "kenapa tidak? itukan hakku untuk menemuimu dengan cara apapun jadi ini bukan masalah besar kan?" gumamnya menyunggingkan sebuah senyum sinis. Hye Soo tak mampu berkata-kata selain menatap Mr. Lee dengan penuh amarah.
Aboji masih berada di kamar di mana Hye Soo berada, ia menyuruh ajudannya untuk memberi makan Hye Soo dan membukakan tali ikatan pada tubuh Hye Soo. Ajudan meletakkan beberapa makanan di meja "makanlah! aku tahu kau pasti lapar karena sejak kemarin belum kuberi makan!" seru aboji seraya melipat kedua tangannya di atas dada "bawalah semua makananmu! Aku tak sudi memakan makanan dari uang haram milikmu!" cetus Hye Soo sinis "kurang ajar!" sahut aboji naik pitam, mendaratlah sebuah pukulan di wajah Hye Soo. Mengalir cairan segar berwarna merah disudut bibirnya, Hye Soo mengusap cairan segar itu di mulutnya seraya menatap semakin sinis ke arah Mr. Lee "wae?" tanya Hye Soo menantang "kau? kau namja yang sudah melukai yeojaku (eomma) dan kau juga yang merebut semua harta yeojaku, apa kurang puas kau mengganggu hidup kami? huh? sampai kapan kau akan membayangi hidup kami? sampai kapan kau terus menyakiti kami? kau kira kami sebuah manekin yang tak bisa menangis bila kau sakiti? Hey Bung! kami ini manusia, perlakukanlah kami layaknya manusia bukan sebuah patung manekin!" sambung Hye Soo tak sadar menitikkan airmatanya. Lagi - lagi aboji tak berucap dan hanya memberi bogem mentah di pipi mulus Hye Soo hingga kali ini Hye Soo jatuh tersungkur "jaga ucapanmu anak muda jika kau tak ingin mati sia sia! arasho?" seru aboji seraya menunjuk ke arah Hye Soo yang masih terduduk menatapnya "jaga sikapmu Tuan jika masih ingin dihargai, aku tak takut mati" balas Hye Soo menyunggingkan senyuman evil "kau...." sahutnya benar-benar kesal "pelayan! cepat ikat dia, bila perlu tak usah beri dia makan!" serunya kepada pelayan lalu pergi meninggalkan Hye Soo. Hye Soo menangis sesegukan kecewa dengan sikap abojinya.
POV Hyu Sun
Hyu Sun masih duduk di kelasnya termangu dengan tatapan kosong "Hye Soo kau dimana? apa kau sudah makan? bagaimana keadaanmu disana?" ujarnya tak sadar dengan cairan bening yang sudah mengalir dipipinya "aku mengkhawatirkanmu chagiya! semoga kau baik-baik saja!" lanjutnya sesegukan "ya Tuhan jagalah Hye Soo disana! Lindungi dia ya Tuhan! Amin" do'anya seraya menghapus airmata.
Hyu Sun menyusuri lapangan menuju jalan pulang nampak tak bersemangat, berkali-kali ia merundukkan kepalanya lalu menengadahkan ke langit. Tiba di depan gerbang ia dikagetkan dengan sebuah mobil yang berhenti mendadak dihadapannya "aish! mengagetkanku!" ujarnya mengusap dadanya dan berusaha mengatur napas, ia menatap sinis ke arah mobil yang berkaca gelap itu. Seseorang membuka kaca mobilnya "ish! Shin Je Hoon?" teriak Hyu Sun kesal seraya tangannya berusaha meraih rambut Je Hoon "andwe!!" teriak Je Hoon sembunyi, Hyu Sun berjalan menuju pintu tepat Je Hoon duduk "kena kau!!!" sahutnya geregetan setelah berhasil meraih rambut Je Hoon. Je Hoon merintih kesakitan "ampun ampun!!! sakit noona! lepaskan akuuuu!!!" seru Je Hoon lantang, Hyu Sun melepaskan pegangannya "dasar kau anak iblis!" sahut Hyu Sun asal "mwo??? naneun? anak iblis?? mana ada anak iblis sekyeopta dan sedaebak aku??? haha kau ini" ujarnya manyun lalu tertawa "kau? masih bisa tertawa lagi? sudah berbuat salah masih bisa tertawa huh? mau kujambak lagi rambutmu huh?" sahut Hyu Sun naik pitam "anioooo!!!!!!" teriak Je Hoon menaikan kaca mobilnya "aaawww aaw... Je Hoon buka kacanya, tanganku terjepit!" seru Hyu Sun mengebrak-gebrak kaca mobil Je Hoon "kau janji dulu tak akan menjambakku lagi, setelah itu baru aku bukakan!" seru Je Hoon aegyo.
"nde! aku janji, cepat bukakan!" teriak Hyu Sun terpaksa. Je Hoon membuka kaca mobilnya, Hyu Sun nampak memegangi tangannya "kau mau melukaiku huh???!!! rasakan ini!!" sahutnya seraya menjambak rambut Je Hoon "sakiiiittt!!!! Mianhae mianhae!!! eomma tolong aku!!!" teriaknya aegyo menahan kesakitan "baiklah, kulepaskan! aku takut kau menangis! jika kau menangis aku tak punya balon jadi aku khawatir kau tak akan berhenti menangis" sahut Hyu Sun kemudian melepaskan tangannya, Je Hoon merapikan rambutnya menatap spion "aduh sakit, nasib kepalaku kasihan sekali kau? kau merusak tatanan rambutku yang sudah kutata satu jam" keluhnya manyun "mwo? jangan berlebihan, kau mau tata berapa lama pun wajah mu tak akan berubah" sahut Hyu Sun sewot "tetap daebak ne???" sahut Je Hoon tersenyum "daebak kepalamu?" sahut Hyu Sun menoyor kepala Je Hoon dari belakang "aish! belum cukup juga kau menyiksa kepalaku?" sahut Je Hoon, Hyu Sun menggelengkan kepalanya "Belum". "kajja kuantar kau pulang!" seru Je Hoon "ne" sahut Hyu Sun lalu masuk ke dalam mobil. Tak lama kemudian mereka sampai di taman kota, Je Hoon menyuruh Hye Soo menunggu di salah satu bangku taman sementara ia mencari minuman.
Hyu Sun duduk sendiri di tengah taman seraya memperhatikan sekelilingnya, sekelebat bayang mampir di dalam khayalannya. Ia kembali teringat saat-saat bersama dengan Hye Soo di taman ini, bercanda dan menikmati waktu berdua. Mengalir airmatanya saat bayangan-bayangan indah itu menghiasi khayalannya "Hye Soo naneun jeongmal bogosipho" gumamnya meradang.
POV Je Hoon
"Gamsha songsaenim!!" sahut Je Hoon seraya membungkukkan badannya kepada penjual minuman itu "cheonma anak muda!" sahut songsaenim itu tersenyum, Je Hoon berlari menuju Hyu Sun. Je Hoon menghentikan langkahnya ketika melihat Hyu Sun menangis. "sejak kapan kau berdiri disana?" Hyu Sun sadar ada yang memerhatikan "belum lama, Hyu Sun ah" sahut Je Hoon berjalan menghampiri Hyu Sun "kau menangis?" tanya Je Hoon duduk di samping Hyu Sun "ani, wae?" sahut Hyu Sun berbohong "sudah jelas wajahmu basah dengan airmata, masih coba membohongiku lagi..." cetus Je Hoon mencibir "memang jika aku menangis kenapa?? masalah?" tukas Hyu Sun "jelas masalah, kau tahu? airmatamu itu terlalu berharga untuk kau sia-siakan?" kata Je Hoon antusias "wae?" tanya Hyu Sun menatap Je Hoon yang sedang asyik meneguk sebotol minumannya "aaahhhh segar..." gumamnya seperti dalam sebuah iklan minuman bersoda "dengar Hyu Sun chagiya! kau ini terlalu berharga untukku, airmatamu terlalu mahal jadi aku tak akan rela menyaksikan hujan turun dari mata indahmu itu" sahut Je Hoon membuat Hyu Sun memandang aneh "hahahaha... kau kira mataku ini langit huh? mau sok puitis tapi gagal, bukan terharu yang kurasa malah aku ingin memukul kepalamu" ujar Hyu Sun terkekeh "hahaha, aku salah ne??? mianhae mianhae..." sahut Je Hoon terkekeh "ah tapi gwenchana, setidaknya aku bisa menghentikan hujan itu sekarang. aku hebatkan noona?" lanjut Je Hoon bangga "ne, gomawo penyair gagal" ujar Hyu Sun tersenyum. Keduanya tertawa bersama sore ini.
Mobil Je Hoon sudah berhenti di depan rumah Hyu Sun, Hyu Sun melangkahkan kakinya keluar dari mobil "gomawo kau sudah menghiburku hari ini, jika ada kabar dari Hye Soo segera beritahu aku ne!" sahut Hyu Sun membungkukkan badannya "cheonma, tak perlu sungkan karena aku suka membuatmu bahagia. ne nanti kukabari. Sudah sana masuk!" balas Je Hoon tersenyum "ne, annyeong" sahut Hyu Sun lalu memutar balik tubuhnya dan berjalan menuju pintu "annyeong" balas Je Hoon segera menutup kaca mobilnya dan menancap gas.
POV Hye Soo
Hari sudah malam, Hye Soo belum bisa tidur. Pikirnya melambung kemana-mana "aku harus bisa keluar dari sini" gumamnya dalam hati "tapi bagaimana caranya?" ia terus berusaha memikirkan solusinya agar bisa keluar dari tempat itu. Matanya menerawang ke semua penjuru mencari-cari sesuatu yang bisa membantu melepas ikatan ditubuhnya. Bibirnya tersenyum melihat sebuah kipas angin yang ternyata terbuka bagian mesinnya sehingga bisa mengeluarkan aliran listrik "bingo! aliran listrik itu pasti bisa memercikan api dan membuat tali di tanganku ini terputus. Hye Soo Fighting!" ujarnya tersenyum senang. Hye Soo berjalan melompat-lompat hingga sampai di dekat kipas itu, ia terduduk membelakangi kipas itu. Tangannya yang terikat ia dekatkan dengan aliran listrik yang menyambar-nyambar itu hingga sedikit demi sedikit tali ditangannya terputus "aw..." rintihnya menahan panas listrik "yes terbuka" ujarnya segera membuka ikatan di kakinya.
Hye Soo melihat jendela "aigho! aku dilantai dua?" ujarnya melihat jauh kebawah "aku harus bergerak cepat" gumamnya lalu berusaha mencari selimut dan apa saja yang bisa ia ikat menjadi sebuah tali tambang untuk turun. Butuh waktu beberapa menit untuk ia menyelesaikan rakitan selimut-selimut itu hingga akhirnya membentuk tali, dengan sigap iapun menurunkan tali itu dan berhasil turun. Sesampainya di bawah ia berjalan mengendap-endap hingga berhasil keluar dari gerbang rumah besar itu. Hye Soo berjalan terus menyusuri kota yang ternyata sudah dalam keadaan sepi, sambil berjalan ia terus menoleh ke belakang. Ia percepat langkahnya hingga sampai tepat di pemberhentian bus. Tak lama kemudian buspun datang tanpa ia tahu akan bertujuan kemana. Hye Soo duduk di posisi paling belakang, di dalam nampak tak ada penumpang lain selain dirinya "kemana aku harus pergi? aku tak mungkin tinggal di apartemen lamaku" sahutnya bingung "ponsel? aish! ponselku tertinggal di apartemen, aku harus cepat cari telepon umum untuk mengabari eomma dan yang lainnya. Mereka pasti mencemaskanku" ujarnya kemudian menengadahkan kepalanya hingga terlelap.
Seorang sopir bus yang membawanya sampai di sebuah desa perhentian terakhir, ia membangunkan Hye Soo yang sudah sampai di depan rumah seseorang "Hey Boy wake up! (Hey anak muda bangunlah!)" seru sopir bertubuh gemuk itu menggoyangkan badan Hye Soo, Hye Soo tersentak "where is it Sir? (Dimana ini Pak?)" tanya Hye Soo melihat ke jendela "That is my house, where u're destination boy? (Itu rumahku, kemana tujuanmu anak muda?)" sahut sopir itu menunjuk rumah di depannya "i don't know, i don't have destination Sir, i'm escape (aku tak tahu, aku tak punya tujuan Pak, aku melarikan diri)" ujar Hye Soo lemas "escape? why you escape? (melarikan diri? kenapa kau melarikan diri?)" tanya sopir itu heran "my dadd, my dadd was hurt me! he's evil, he won't let me be free Sir! (Abojiku, abojiku telah melukaiku, dia tak akan membiarkan aku bebas Pak!)" jelas Hye Soo berdiri "eum i see (eum, aku paham)" ujar songsaenim itu menganggukkan kepalanya.
Hye Soo berdiri membuat Songsaenim itu terkejut "where you go now? it's late night son (mau kemana kau sekarang? ini sudah larut malam nak?)" ujar Pak tua itu mengernyitkan keningnya "i don't know Sir, thank you so much Sir. Bye (aku tidak tahu Pak, Terima kasih banyak Pak. Sampai jumpa)" ucap Hye Soo berjalan meninggalkan bus "are you sure you want to go now? What you should not wait until early morning? (apa kau yakin akan pergi sekarang? apa tidak sebaiknya menunggu hingga waktu pagi nanti?)" sahut songsaenim itu mengejar Hye Soo "yes i'am Sir! I can wait till tomorrow, Goodbye Sir (Ya tentu Pak! Aku tidak bisa menunggu hingga esok, Selamat tinggal Pak)" ujar Hye Soo tersenyum "Fine, Take Care Son! If you need a help please come to my house or call me. This my card! (Baiklah, Hati-hati nak! Jika kau butuh pertolongan aku mohon datanglah ke rumahku atau menelponku. Ini kartuku)" ujar Songsaenim baik hati ini menyodorkan sebuah kartu nama miliknya "Thank you so much Sir (terima kasih banyak Pak)" Hye Soo memeluknya lalu melanjutkan langkahnya.
Hye Soo berjalan tanpa tujuan, hingga ia sampai di sebuah tempat, dimana terdapat rumah kosong dan gelap "mungkin sementara aku istirahat di sana lebih baik dari pada di hotel" gumamnya lelah. Ia membuka pintu rumah kosong itu, matanya membelalak memerhatikan setiap ruangan "sepertinya ini lumayan untuk aku istirahat malam ini setidaknya hingga matahari terbit" gumamnya kemudian merebahkan tubuhnya di atas tumpukan kardus bekas.
POV Hyu Sun
Matahari pagi menyapanya melalui celah-celah jendela di kamarnya, iapun terbangun dari tidurnya. Hyu Sun melamun dengan posisi duduk, ia mengkhawatirkan Hye Soo yang belum juga ada kabarnya. Berkali-kali ia raih ponsel dimejanya, ia lihat catatan panggilan masuk namun panggilan yang ia harapkan tak kunjung datang. Sekali lagi ia ambil ponselnya ketika ponselnya tiba-tiba berdering " Hye Soo??" harapnya namun ternyata hanya Dong Hae yang menelponnya "Annyeong Hyu Sun!" sapa Dong Hae "annyeong Dong Hae ah, ada apa pagi-pagi menelponku?" balas Hyu Sun lemas "aku baru saja dapat kabar dari ahjumma katanya Hye Soo kabur dari ahjussie tapi sekarang Hye Soo belum bisa beritahu dimana keberadaannya, ia takut ahjussie bisa melacak keberadaannya. Mungkin jika keadaan sudah aman dia akan kembali secepatnya" ujar Dong Hae membuat perasaan Hyu Sun bercampur aduk "kau tahu berita ini dari siapa?" tanya Hyu Sun "Hye Soo, tadi pagi-pagi sekali Hye Soo menelpon ahjumma" balas Dong Hae "Dong Hae ah ne gomawo atas kabarnya, kutunggu kabar selanjutnya ne!" sahut Hyu Sun "ne cheonma, jika ada kabar terbaru kami pasti akan mengabarimu secepatnya. Mianhae pagi-pagi aku sudah mengganggumu" ujar Dong Hae "ah ne gwenchana, kau tidak menggangguku sama sekali oppa" ujar Hyu Sun "geureyo! Ya sudah aku tutup dulu teleponnya ne. Joheun Achimieyo Hyu Sun ah (Selamat Pagi Hyu Sun)" ujar Dong Hae mengakhiri percakapan "ne Joheun achimieyo Dong Hae ah" balas Hyu Sun.
Siang sepulang sekolah...
"Huufttt!!! sebentar lagi bulan Februari, Valentine juga akan segera datang tapi nasib Hye Soo belum juga jelas, eottokhae??" gumam Hyu Sun merundukkan kepalanya di salah satu bangku taman. Sesekali ia menatap foto Hye Soo di layar ponselnya, airmatapun tertahan dipelupuk matanya "Hye Soo jaga dirimu baik-baik! Naneun neomu neomu bogosipdha" kali ini airmatanya tak mampu tertahan lagi, tiba-tiba ada seseorang mengusap airmatanya. Hyu Sun tersentak menoleh ke arah sumber tangan tersebut "Kau ini? lagi-lagi menangis??" ujar Je Hoon membuat Hyu Sun terdiam menatapnya "aku kan sudah bilang kau itu terlalu berharga bagiku, airmatamu terlalu mahal untuk kau sia-siakan kenapa kau menangis lagi?" lanjut Je Hoon duduk berlutut di depan Hyu Sun "aku hanya mengkhawatirkan Hye Soo, aku merindukannya..." ujar Hyu Sun kembali menangis. Je Hoon memeluk Hyu Sun membuat Hyu Sun terkejut "lepaskan!" seru Hyu Sun "diamlah! aku tahu kau sangat mencemaskannya tapi aku tak rela melihatmu sedih seperti ini" ujar Je Hoon semakin erat memeluk tubuh mungil Hyu Sun "aku tak akan membiarkanmu sedih, aku akan menjagamu sebisa mungkin, aku akan menghiburmu Hyu Sun chagiya!!" lanjutnya membuat Hyu Sun tak mampu berkata-kata "wae? kenapa bukan Hye Soo yang memelukku?" gumamnya dalam hati "kenapa pula aku nyaman ada dipelukan bocah pabo ini?" gumamnya heran.
Je Hoon menyodorkan sebotol air mineral dingin "minumlah!" sahutnya seraya kembali duduk di samping Hyu Sun yang sudah mulai tenang "gomawo" sahut Hyu Sun datar "ayolah semangat!! Mana Hyu Sun yang kukenal? yang selalu ceria dan galak padaku?" ujar Je Hoon "aku tidak bisa bersemangat jika belum bisa mengetahui keadaan Hye Soo baik-baik saja Je Hoon" ujarnya sedikit kesal "baiklah, aku hanya tak ingin kau sakit karena memikirkan Hye Soo!" sahut Je Hoon lalu meneguk minumannya "ah gwenchana, Je Hoon kajja antar aku pulang, aku mengantuk" serunya aegyo seraya berdiri "ne, aku antar kau pulang, tapi kau janji ne di rumah kau tak akan menangis lagi!" ujar Je Hoon meraih kedua tangan Hyu Sun, Hyu Sun menatap pegangannya lalu menatap kedua mata Je Hoon dan menganggukkan kepalanya.
Sesampainya di rumah Hyu Sun "Hyu Sun!" seru Je Hoon menahan langkah Hyu Sun, Hyu Sun menoleh "Jika kau butuh seseorang jangan sungkan menghubungiku ne! 24 jam aku siap menemanimu" sahut Je Hoon yang berdiri bersandar di samping mobilnya itu seraya tersenyum manis "ne, gomawo Je Hoon" sahut Hyu Sun berteriak karena jaraknya terlalu jauh "baru kali ini aku melihat senyumannya manis sekali" gumam Hyu Sun dalam hati seraya menatap Je Hoon. Je Hoon melambaikan tangannya lalu pulang.
POV Je Hoon
Je Hoon sampai di rumah dengan selamat, ia segera membanting tubuhnya di atas kasur empuknya "kau sudah pulang saeng?" suara seseorang mengagetkannya "Noona? sejak kapan kau kembali ke Seoul?" sahutnya terduduk "tadi siang, kau dari mana saja?" noona Shin Min Ah duduk di sampingnya "eeuumm.... pulang sekolah" ujarnya tertahan sejenak "sudah larut malam kau baru pulang?" noona menatap curiga ke arah Je Hoon "ani! Aku tadi ke taman dulu menemani seorang temanku yang sedang sedih" ujar Je Hoon tersipu "teman???" noona kembali menatap curiga "noona jangan menatapku seperti itu!" rengeknya aegyo "benar dia temanmu bukan yeojachingumu?" noona mempertegas pertanyaannya seraya menatap foto Hyu Sun yang terbingkai rapi di meja "benar, mana mungkin aku berbohong" ucap Je Hoon "lalu siapa yeoja ini?" Noona mengambil foto tersebut "benar kan yeoja ini yang kau temui???" Je Hoon hanya mengangguk lemas "yeoppo, manis. Jadi dia yeojachingumu kan? kenalkanlah dia padaku!" ujar Min Ah tersenyum "ish! noona dia itu yeojachingu Hye Soo, aku hanya berteman dengannya" bela Je Hoon masih aegyo "jeongmalyo??? jika memang milik Hye Soo kenapa kau menyimpan fotonya hingga serapi ini?" tukas Min Ah menatap curiga "memang kenapa?" ujar Je Hoon manyun "aku menaruh curiga padamu, jangan-jangan kau suka padanya? kukira dia milikmu? dia manis, aku ingin bertemu dengannya. Bisa?" ujarnya semakin membuat Je Hoon salah tingkah "mwo??? bertemu dengannya? Untuk apa??" Je Hoon tersentak "untuk apa??? pabo.. aku ingin tahu apa yeoja itu juga menyukai domsaengku ini?" ujarnya semakin membuat Je Hoon tersentak.
Noona Min Ah benar-benar penasaran dengan yeoja tersebut hingga terus menerus merengek meminta Je Hoon membawanya. Akhirnya Je Hoon mengalah dan berjanji akan membawa Hyu Sun esok hari. "Noona ini kenapa bisa penasaran dengannya?" gerutunya sambil menyikat giginya "aku harus bilang apa besok pada Hyu Sun?" lanjutnya mengehentikan menyikat giginya, ia berkumur-kumur sejenak lalu menatap cermin "aaahhhh... noona ada-ada saja! membuat kepalaku pusing dengan rengekannya" gerutunya berteriak kesal.
POV Hyu Sun
Sepulang sekolah Hyu Sun sudah dijemput Je Hoon, merekapun berada dalam satu mobil kembali "Mwo? mau apa Noonamu ingin bertemu denganku?" Hyu Sun tersentak ketika Je Hoon memberitahu tujuannya "molla! Dia terus merengek padaku untuk bisa bertemu denganmu hari ini. Aku pusing mendengarnya jadi terpaksa aku menurutinya" jelas Je Hoon. Hyu Sun hanya tertunduk mendengar ucapan Je Hoon "mianhae!" sahut Je Hoon pelan "gwenchana" ujar Hyu Sun tak mampu berkata lagi.
Beberapa menit kemudian Hyu Sun sudah ada di rumah Je Hoon "Noona!! Noona! Aku pulang" teriak Je Hoon celingukan "ne aku dengar" teriak noona dari kamar. Hyu Sun berdiri di samping Je Hoon tak lama Noona Min Ahpun sampai di hadapan mereka "annyeong haseyo!" sapanya lembut, Hyu Sun memerhatikan yeoja di hadapannya dari ujung kepala hingga kaki dengan penuh rasa kagum "omo! neomu neomu yeoppo eonnie" gumamnya Hyu Sun dalam hati "annyeong haseyo eonnie" sahut Hyu Sun membungkukkan badannya "ireumi mwoyeyo? (siapa namamu?)" tanya Min Ah tersenyum ramah "nae ireumi Hyu Sun imnida eonnie, bangapta! (nama saya Hyu Sun eonnie, senang berkenalan denganmu)" ujar Hyu Sun menyalami tangan halus Min Ah "ne, naneun Min Ah imnida! Bangapta" balas Min Ah "ya sudahlah, kalian mengobrol saja dulu, aku mau mandi!" sahut Je Hoon lalu pergi. Min Ahpun berbincang dengan Hyu Sun, tak butuh waktu beberapa lama merekapun sudah nampak akrab "Hyu Sun boleh eonnie tanya sesuatu?" tanya Min Ah "ne eon" sahut Hyu Sun "menurutmu Je Hoon bagaimana?" tanyanya membuat Hyu Sun tersentak "baik, tapi lebih banyak menyebalkannya sich. Wae eon?" jawab Hyu Sun canggung "ani! Apa kau tahu perasaannya padamu?" ujar Min Ah menatap ramah ke arah Hyu Sun "Molla" sahut Hyu Sun berbohong "semalam adikku beritahukanku bahwa dia menyukaimu, nah kalau kamu bagaimana perasaanmu padanya?" tanyanya semakin membuat perasaan Hyu Sun tak menentu "mwo??"......
BERSAMBUNG
Bagaimana ya jawaban Hyu Sun??? eeuumm penasaran kan???? Tunggu next partnya ya reader!!!
Good Reader Do Not Copy Please!!!!! and Leave a comment!!! Gomawo!!!
Aboji masih berada di kamar di mana Hye Soo berada, ia menyuruh ajudannya untuk memberi makan Hye Soo dan membukakan tali ikatan pada tubuh Hye Soo. Ajudan meletakkan beberapa makanan di meja "makanlah! aku tahu kau pasti lapar karena sejak kemarin belum kuberi makan!" seru aboji seraya melipat kedua tangannya di atas dada "bawalah semua makananmu! Aku tak sudi memakan makanan dari uang haram milikmu!" cetus Hye Soo sinis "kurang ajar!" sahut aboji naik pitam, mendaratlah sebuah pukulan di wajah Hye Soo. Mengalir cairan segar berwarna merah disudut bibirnya, Hye Soo mengusap cairan segar itu di mulutnya seraya menatap semakin sinis ke arah Mr. Lee "wae?" tanya Hye Soo menantang "kau? kau namja yang sudah melukai yeojaku (eomma) dan kau juga yang merebut semua harta yeojaku, apa kurang puas kau mengganggu hidup kami? huh? sampai kapan kau akan membayangi hidup kami? sampai kapan kau terus menyakiti kami? kau kira kami sebuah manekin yang tak bisa menangis bila kau sakiti? Hey Bung! kami ini manusia, perlakukanlah kami layaknya manusia bukan sebuah patung manekin!" sambung Hye Soo tak sadar menitikkan airmatanya. Lagi - lagi aboji tak berucap dan hanya memberi bogem mentah di pipi mulus Hye Soo hingga kali ini Hye Soo jatuh tersungkur "jaga ucapanmu anak muda jika kau tak ingin mati sia sia! arasho?" seru aboji seraya menunjuk ke arah Hye Soo yang masih terduduk menatapnya "jaga sikapmu Tuan jika masih ingin dihargai, aku tak takut mati" balas Hye Soo menyunggingkan senyuman evil "kau...." sahutnya benar-benar kesal "pelayan! cepat ikat dia, bila perlu tak usah beri dia makan!" serunya kepada pelayan lalu pergi meninggalkan Hye Soo. Hye Soo menangis sesegukan kecewa dengan sikap abojinya.
POV Hyu Sun
Hyu Sun masih duduk di kelasnya termangu dengan tatapan kosong "Hye Soo kau dimana? apa kau sudah makan? bagaimana keadaanmu disana?" ujarnya tak sadar dengan cairan bening yang sudah mengalir dipipinya "aku mengkhawatirkanmu chagiya! semoga kau baik-baik saja!" lanjutnya sesegukan "ya Tuhan jagalah Hye Soo disana! Lindungi dia ya Tuhan! Amin" do'anya seraya menghapus airmata.
Hyu Sun menyusuri lapangan menuju jalan pulang nampak tak bersemangat, berkali-kali ia merundukkan kepalanya lalu menengadahkan ke langit. Tiba di depan gerbang ia dikagetkan dengan sebuah mobil yang berhenti mendadak dihadapannya "aish! mengagetkanku!" ujarnya mengusap dadanya dan berusaha mengatur napas, ia menatap sinis ke arah mobil yang berkaca gelap itu. Seseorang membuka kaca mobilnya "ish! Shin Je Hoon?" teriak Hyu Sun kesal seraya tangannya berusaha meraih rambut Je Hoon "andwe!!" teriak Je Hoon sembunyi, Hyu Sun berjalan menuju pintu tepat Je Hoon duduk "kena kau!!!" sahutnya geregetan setelah berhasil meraih rambut Je Hoon. Je Hoon merintih kesakitan "ampun ampun!!! sakit noona! lepaskan akuuuu!!!" seru Je Hoon lantang, Hyu Sun melepaskan pegangannya "dasar kau anak iblis!" sahut Hyu Sun asal "mwo??? naneun? anak iblis?? mana ada anak iblis sekyeopta dan sedaebak aku??? haha kau ini" ujarnya manyun lalu tertawa "kau? masih bisa tertawa lagi? sudah berbuat salah masih bisa tertawa huh? mau kujambak lagi rambutmu huh?" sahut Hyu Sun naik pitam "anioooo!!!!!!" teriak Je Hoon menaikan kaca mobilnya "aaawww aaw... Je Hoon buka kacanya, tanganku terjepit!" seru Hyu Sun mengebrak-gebrak kaca mobil Je Hoon "kau janji dulu tak akan menjambakku lagi, setelah itu baru aku bukakan!" seru Je Hoon aegyo.
"nde! aku janji, cepat bukakan!" teriak Hyu Sun terpaksa. Je Hoon membuka kaca mobilnya, Hyu Sun nampak memegangi tangannya "kau mau melukaiku huh???!!! rasakan ini!!" sahutnya seraya menjambak rambut Je Hoon "sakiiiittt!!!! Mianhae mianhae!!! eomma tolong aku!!!" teriaknya aegyo menahan kesakitan "baiklah, kulepaskan! aku takut kau menangis! jika kau menangis aku tak punya balon jadi aku khawatir kau tak akan berhenti menangis" sahut Hyu Sun kemudian melepaskan tangannya, Je Hoon merapikan rambutnya menatap spion "aduh sakit, nasib kepalaku kasihan sekali kau? kau merusak tatanan rambutku yang sudah kutata satu jam" keluhnya manyun "mwo? jangan berlebihan, kau mau tata berapa lama pun wajah mu tak akan berubah" sahut Hyu Sun sewot "tetap daebak ne???" sahut Je Hoon tersenyum "daebak kepalamu?" sahut Hyu Sun menoyor kepala Je Hoon dari belakang "aish! belum cukup juga kau menyiksa kepalaku?" sahut Je Hoon, Hyu Sun menggelengkan kepalanya "Belum". "kajja kuantar kau pulang!" seru Je Hoon "ne" sahut Hyu Sun lalu masuk ke dalam mobil. Tak lama kemudian mereka sampai di taman kota, Je Hoon menyuruh Hye Soo menunggu di salah satu bangku taman sementara ia mencari minuman.
Hyu Sun duduk sendiri di tengah taman seraya memperhatikan sekelilingnya, sekelebat bayang mampir di dalam khayalannya. Ia kembali teringat saat-saat bersama dengan Hye Soo di taman ini, bercanda dan menikmati waktu berdua. Mengalir airmatanya saat bayangan-bayangan indah itu menghiasi khayalannya "Hye Soo naneun jeongmal bogosipho" gumamnya meradang.
POV Je Hoon
"Gamsha songsaenim!!" sahut Je Hoon seraya membungkukkan badannya kepada penjual minuman itu "cheonma anak muda!" sahut songsaenim itu tersenyum, Je Hoon berlari menuju Hyu Sun. Je Hoon menghentikan langkahnya ketika melihat Hyu Sun menangis. "sejak kapan kau berdiri disana?" Hyu Sun sadar ada yang memerhatikan "belum lama, Hyu Sun ah" sahut Je Hoon berjalan menghampiri Hyu Sun "kau menangis?" tanya Je Hoon duduk di samping Hyu Sun "ani, wae?" sahut Hyu Sun berbohong "sudah jelas wajahmu basah dengan airmata, masih coba membohongiku lagi..." cetus Je Hoon mencibir "memang jika aku menangis kenapa?? masalah?" tukas Hyu Sun "jelas masalah, kau tahu? airmatamu itu terlalu berharga untuk kau sia-siakan?" kata Je Hoon antusias "wae?" tanya Hyu Sun menatap Je Hoon yang sedang asyik meneguk sebotol minumannya "aaahhhh segar..." gumamnya seperti dalam sebuah iklan minuman bersoda "dengar Hyu Sun chagiya! kau ini terlalu berharga untukku, airmatamu terlalu mahal jadi aku tak akan rela menyaksikan hujan turun dari mata indahmu itu" sahut Je Hoon membuat Hyu Sun memandang aneh "hahahaha... kau kira mataku ini langit huh? mau sok puitis tapi gagal, bukan terharu yang kurasa malah aku ingin memukul kepalamu" ujar Hyu Sun terkekeh "hahaha, aku salah ne??? mianhae mianhae..." sahut Je Hoon terkekeh "ah tapi gwenchana, setidaknya aku bisa menghentikan hujan itu sekarang. aku hebatkan noona?" lanjut Je Hoon bangga "ne, gomawo penyair gagal" ujar Hyu Sun tersenyum. Keduanya tertawa bersama sore ini.
Mobil Je Hoon sudah berhenti di depan rumah Hyu Sun, Hyu Sun melangkahkan kakinya keluar dari mobil "gomawo kau sudah menghiburku hari ini, jika ada kabar dari Hye Soo segera beritahu aku ne!" sahut Hyu Sun membungkukkan badannya "cheonma, tak perlu sungkan karena aku suka membuatmu bahagia. ne nanti kukabari. Sudah sana masuk!" balas Je Hoon tersenyum "ne, annyeong" sahut Hyu Sun lalu memutar balik tubuhnya dan berjalan menuju pintu "annyeong" balas Je Hoon segera menutup kaca mobilnya dan menancap gas.
POV Hye Soo
Hari sudah malam, Hye Soo belum bisa tidur. Pikirnya melambung kemana-mana "aku harus bisa keluar dari sini" gumamnya dalam hati "tapi bagaimana caranya?" ia terus berusaha memikirkan solusinya agar bisa keluar dari tempat itu. Matanya menerawang ke semua penjuru mencari-cari sesuatu yang bisa membantu melepas ikatan ditubuhnya. Bibirnya tersenyum melihat sebuah kipas angin yang ternyata terbuka bagian mesinnya sehingga bisa mengeluarkan aliran listrik "bingo! aliran listrik itu pasti bisa memercikan api dan membuat tali di tanganku ini terputus. Hye Soo Fighting!" ujarnya tersenyum senang. Hye Soo berjalan melompat-lompat hingga sampai di dekat kipas itu, ia terduduk membelakangi kipas itu. Tangannya yang terikat ia dekatkan dengan aliran listrik yang menyambar-nyambar itu hingga sedikit demi sedikit tali ditangannya terputus "aw..." rintihnya menahan panas listrik "yes terbuka" ujarnya segera membuka ikatan di kakinya.
Hye Soo melihat jendela "aigho! aku dilantai dua?" ujarnya melihat jauh kebawah "aku harus bergerak cepat" gumamnya lalu berusaha mencari selimut dan apa saja yang bisa ia ikat menjadi sebuah tali tambang untuk turun. Butuh waktu beberapa menit untuk ia menyelesaikan rakitan selimut-selimut itu hingga akhirnya membentuk tali, dengan sigap iapun menurunkan tali itu dan berhasil turun. Sesampainya di bawah ia berjalan mengendap-endap hingga berhasil keluar dari gerbang rumah besar itu. Hye Soo berjalan terus menyusuri kota yang ternyata sudah dalam keadaan sepi, sambil berjalan ia terus menoleh ke belakang. Ia percepat langkahnya hingga sampai tepat di pemberhentian bus. Tak lama kemudian buspun datang tanpa ia tahu akan bertujuan kemana. Hye Soo duduk di posisi paling belakang, di dalam nampak tak ada penumpang lain selain dirinya "kemana aku harus pergi? aku tak mungkin tinggal di apartemen lamaku" sahutnya bingung "ponsel? aish! ponselku tertinggal di apartemen, aku harus cepat cari telepon umum untuk mengabari eomma dan yang lainnya. Mereka pasti mencemaskanku" ujarnya kemudian menengadahkan kepalanya hingga terlelap.
Seorang sopir bus yang membawanya sampai di sebuah desa perhentian terakhir, ia membangunkan Hye Soo yang sudah sampai di depan rumah seseorang "Hey Boy wake up! (Hey anak muda bangunlah!)" seru sopir bertubuh gemuk itu menggoyangkan badan Hye Soo, Hye Soo tersentak "where is it Sir? (Dimana ini Pak?)" tanya Hye Soo melihat ke jendela "That is my house, where u're destination boy? (Itu rumahku, kemana tujuanmu anak muda?)" sahut sopir itu menunjuk rumah di depannya "i don't know, i don't have destination Sir, i'm escape (aku tak tahu, aku tak punya tujuan Pak, aku melarikan diri)" ujar Hye Soo lemas "escape? why you escape? (melarikan diri? kenapa kau melarikan diri?)" tanya sopir itu heran "my dadd, my dadd was hurt me! he's evil, he won't let me be free Sir! (Abojiku, abojiku telah melukaiku, dia tak akan membiarkan aku bebas Pak!)" jelas Hye Soo berdiri "eum i see (eum, aku paham)" ujar songsaenim itu menganggukkan kepalanya.
Hye Soo berdiri membuat Songsaenim itu terkejut "where you go now? it's late night son (mau kemana kau sekarang? ini sudah larut malam nak?)" ujar Pak tua itu mengernyitkan keningnya "i don't know Sir, thank you so much Sir. Bye (aku tidak tahu Pak, Terima kasih banyak Pak. Sampai jumpa)" ucap Hye Soo berjalan meninggalkan bus "are you sure you want to go now? What you should not wait until early morning? (apa kau yakin akan pergi sekarang? apa tidak sebaiknya menunggu hingga waktu pagi nanti?)" sahut songsaenim itu mengejar Hye Soo "yes i'am Sir! I can wait till tomorrow, Goodbye Sir (Ya tentu Pak! Aku tidak bisa menunggu hingga esok, Selamat tinggal Pak)" ujar Hye Soo tersenyum "Fine, Take Care Son! If you need a help please come to my house or call me. This my card! (Baiklah, Hati-hati nak! Jika kau butuh pertolongan aku mohon datanglah ke rumahku atau menelponku. Ini kartuku)" ujar Songsaenim baik hati ini menyodorkan sebuah kartu nama miliknya "Thank you so much Sir (terima kasih banyak Pak)" Hye Soo memeluknya lalu melanjutkan langkahnya.
Hye Soo berjalan tanpa tujuan, hingga ia sampai di sebuah tempat, dimana terdapat rumah kosong dan gelap "mungkin sementara aku istirahat di sana lebih baik dari pada di hotel" gumamnya lelah. Ia membuka pintu rumah kosong itu, matanya membelalak memerhatikan setiap ruangan "sepertinya ini lumayan untuk aku istirahat malam ini setidaknya hingga matahari terbit" gumamnya kemudian merebahkan tubuhnya di atas tumpukan kardus bekas.
POV Hyu Sun
Matahari pagi menyapanya melalui celah-celah jendela di kamarnya, iapun terbangun dari tidurnya. Hyu Sun melamun dengan posisi duduk, ia mengkhawatirkan Hye Soo yang belum juga ada kabarnya. Berkali-kali ia raih ponsel dimejanya, ia lihat catatan panggilan masuk namun panggilan yang ia harapkan tak kunjung datang. Sekali lagi ia ambil ponselnya ketika ponselnya tiba-tiba berdering " Hye Soo??" harapnya namun ternyata hanya Dong Hae yang menelponnya "Annyeong Hyu Sun!" sapa Dong Hae "annyeong Dong Hae ah, ada apa pagi-pagi menelponku?" balas Hyu Sun lemas "aku baru saja dapat kabar dari ahjumma katanya Hye Soo kabur dari ahjussie tapi sekarang Hye Soo belum bisa beritahu dimana keberadaannya, ia takut ahjussie bisa melacak keberadaannya. Mungkin jika keadaan sudah aman dia akan kembali secepatnya" ujar Dong Hae membuat perasaan Hyu Sun bercampur aduk "kau tahu berita ini dari siapa?" tanya Hyu Sun "Hye Soo, tadi pagi-pagi sekali Hye Soo menelpon ahjumma" balas Dong Hae "Dong Hae ah ne gomawo atas kabarnya, kutunggu kabar selanjutnya ne!" sahut Hyu Sun "ne cheonma, jika ada kabar terbaru kami pasti akan mengabarimu secepatnya. Mianhae pagi-pagi aku sudah mengganggumu" ujar Dong Hae "ah ne gwenchana, kau tidak menggangguku sama sekali oppa" ujar Hyu Sun "geureyo! Ya sudah aku tutup dulu teleponnya ne. Joheun Achimieyo Hyu Sun ah (Selamat Pagi Hyu Sun)" ujar Dong Hae mengakhiri percakapan "ne Joheun achimieyo Dong Hae ah" balas Hyu Sun.
Siang sepulang sekolah...
"Huufttt!!! sebentar lagi bulan Februari, Valentine juga akan segera datang tapi nasib Hye Soo belum juga jelas, eottokhae??" gumam Hyu Sun merundukkan kepalanya di salah satu bangku taman. Sesekali ia menatap foto Hye Soo di layar ponselnya, airmatapun tertahan dipelupuk matanya "Hye Soo jaga dirimu baik-baik! Naneun neomu neomu bogosipdha" kali ini airmatanya tak mampu tertahan lagi, tiba-tiba ada seseorang mengusap airmatanya. Hyu Sun tersentak menoleh ke arah sumber tangan tersebut "Kau ini? lagi-lagi menangis??" ujar Je Hoon membuat Hyu Sun terdiam menatapnya "aku kan sudah bilang kau itu terlalu berharga bagiku, airmatamu terlalu mahal untuk kau sia-siakan kenapa kau menangis lagi?" lanjut Je Hoon duduk berlutut di depan Hyu Sun "aku hanya mengkhawatirkan Hye Soo, aku merindukannya..." ujar Hyu Sun kembali menangis. Je Hoon memeluk Hyu Sun membuat Hyu Sun terkejut "lepaskan!" seru Hyu Sun "diamlah! aku tahu kau sangat mencemaskannya tapi aku tak rela melihatmu sedih seperti ini" ujar Je Hoon semakin erat memeluk tubuh mungil Hyu Sun "aku tak akan membiarkanmu sedih, aku akan menjagamu sebisa mungkin, aku akan menghiburmu Hyu Sun chagiya!!" lanjutnya membuat Hyu Sun tak mampu berkata-kata "wae? kenapa bukan Hye Soo yang memelukku?" gumamnya dalam hati "kenapa pula aku nyaman ada dipelukan bocah pabo ini?" gumamnya heran.
Je Hoon menyodorkan sebotol air mineral dingin "minumlah!" sahutnya seraya kembali duduk di samping Hyu Sun yang sudah mulai tenang "gomawo" sahut Hyu Sun datar "ayolah semangat!! Mana Hyu Sun yang kukenal? yang selalu ceria dan galak padaku?" ujar Je Hoon "aku tidak bisa bersemangat jika belum bisa mengetahui keadaan Hye Soo baik-baik saja Je Hoon" ujarnya sedikit kesal "baiklah, aku hanya tak ingin kau sakit karena memikirkan Hye Soo!" sahut Je Hoon lalu meneguk minumannya "ah gwenchana, Je Hoon kajja antar aku pulang, aku mengantuk" serunya aegyo seraya berdiri "ne, aku antar kau pulang, tapi kau janji ne di rumah kau tak akan menangis lagi!" ujar Je Hoon meraih kedua tangan Hyu Sun, Hyu Sun menatap pegangannya lalu menatap kedua mata Je Hoon dan menganggukkan kepalanya.
Sesampainya di rumah Hyu Sun "Hyu Sun!" seru Je Hoon menahan langkah Hyu Sun, Hyu Sun menoleh "Jika kau butuh seseorang jangan sungkan menghubungiku ne! 24 jam aku siap menemanimu" sahut Je Hoon yang berdiri bersandar di samping mobilnya itu seraya tersenyum manis "ne, gomawo Je Hoon" sahut Hyu Sun berteriak karena jaraknya terlalu jauh "baru kali ini aku melihat senyumannya manis sekali" gumam Hyu Sun dalam hati seraya menatap Je Hoon. Je Hoon melambaikan tangannya lalu pulang.
POV Je Hoon
Je Hoon sampai di rumah dengan selamat, ia segera membanting tubuhnya di atas kasur empuknya "kau sudah pulang saeng?" suara seseorang mengagetkannya "Noona? sejak kapan kau kembali ke Seoul?" sahutnya terduduk "tadi siang, kau dari mana saja?" noona Shin Min Ah duduk di sampingnya "eeuumm.... pulang sekolah" ujarnya tertahan sejenak "sudah larut malam kau baru pulang?" noona menatap curiga ke arah Je Hoon "ani! Aku tadi ke taman dulu menemani seorang temanku yang sedang sedih" ujar Je Hoon tersipu "teman???" noona kembali menatap curiga "noona jangan menatapku seperti itu!" rengeknya aegyo "benar dia temanmu bukan yeojachingumu?" noona mempertegas pertanyaannya seraya menatap foto Hyu Sun yang terbingkai rapi di meja "benar, mana mungkin aku berbohong" ucap Je Hoon "lalu siapa yeoja ini?" Noona mengambil foto tersebut "benar kan yeoja ini yang kau temui???" Je Hoon hanya mengangguk lemas "yeoppo, manis. Jadi dia yeojachingumu kan? kenalkanlah dia padaku!" ujar Min Ah tersenyum "ish! noona dia itu yeojachingu Hye Soo, aku hanya berteman dengannya" bela Je Hoon masih aegyo "jeongmalyo??? jika memang milik Hye Soo kenapa kau menyimpan fotonya hingga serapi ini?" tukas Min Ah menatap curiga "memang kenapa?" ujar Je Hoon manyun "aku menaruh curiga padamu, jangan-jangan kau suka padanya? kukira dia milikmu? dia manis, aku ingin bertemu dengannya. Bisa?" ujarnya semakin membuat Je Hoon salah tingkah "mwo??? bertemu dengannya? Untuk apa??" Je Hoon tersentak "untuk apa??? pabo.. aku ingin tahu apa yeoja itu juga menyukai domsaengku ini?" ujarnya semakin membuat Je Hoon tersentak.
Noona Min Ah benar-benar penasaran dengan yeoja tersebut hingga terus menerus merengek meminta Je Hoon membawanya. Akhirnya Je Hoon mengalah dan berjanji akan membawa Hyu Sun esok hari. "Noona ini kenapa bisa penasaran dengannya?" gerutunya sambil menyikat giginya "aku harus bilang apa besok pada Hyu Sun?" lanjutnya mengehentikan menyikat giginya, ia berkumur-kumur sejenak lalu menatap cermin "aaahhhh... noona ada-ada saja! membuat kepalaku pusing dengan rengekannya" gerutunya berteriak kesal.
POV Hyu Sun
Sepulang sekolah Hyu Sun sudah dijemput Je Hoon, merekapun berada dalam satu mobil kembali "Mwo? mau apa Noonamu ingin bertemu denganku?" Hyu Sun tersentak ketika Je Hoon memberitahu tujuannya "molla! Dia terus merengek padaku untuk bisa bertemu denganmu hari ini. Aku pusing mendengarnya jadi terpaksa aku menurutinya" jelas Je Hoon. Hyu Sun hanya tertunduk mendengar ucapan Je Hoon "mianhae!" sahut Je Hoon pelan "gwenchana" ujar Hyu Sun tak mampu berkata lagi.
Beberapa menit kemudian Hyu Sun sudah ada di rumah Je Hoon "Noona!! Noona! Aku pulang" teriak Je Hoon celingukan "ne aku dengar" teriak noona dari kamar. Hyu Sun berdiri di samping Je Hoon tak lama Noona Min Ahpun sampai di hadapan mereka "annyeong haseyo!" sapanya lembut, Hyu Sun memerhatikan yeoja di hadapannya dari ujung kepala hingga kaki dengan penuh rasa kagum "omo! neomu neomu yeoppo eonnie" gumamnya Hyu Sun dalam hati "annyeong haseyo eonnie" sahut Hyu Sun membungkukkan badannya "ireumi mwoyeyo? (siapa namamu?)" tanya Min Ah tersenyum ramah "nae ireumi Hyu Sun imnida eonnie, bangapta! (nama saya Hyu Sun eonnie, senang berkenalan denganmu)" ujar Hyu Sun menyalami tangan halus Min Ah "ne, naneun Min Ah imnida! Bangapta" balas Min Ah "ya sudahlah, kalian mengobrol saja dulu, aku mau mandi!" sahut Je Hoon lalu pergi. Min Ahpun berbincang dengan Hyu Sun, tak butuh waktu beberapa lama merekapun sudah nampak akrab "Hyu Sun boleh eonnie tanya sesuatu?" tanya Min Ah "ne eon" sahut Hyu Sun "menurutmu Je Hoon bagaimana?" tanyanya membuat Hyu Sun tersentak "baik, tapi lebih banyak menyebalkannya sich. Wae eon?" jawab Hyu Sun canggung "ani! Apa kau tahu perasaannya padamu?" ujar Min Ah menatap ramah ke arah Hyu Sun "Molla" sahut Hyu Sun berbohong "semalam adikku beritahukanku bahwa dia menyukaimu, nah kalau kamu bagaimana perasaanmu padanya?" tanyanya semakin membuat perasaan Hyu Sun tak menentu "mwo??"......
BERSAMBUNG
Bagaimana ya jawaban Hyu Sun??? eeuumm penasaran kan???? Tunggu next partnya ya reader!!!
Good Reader Do Not Copy Please!!!!! and Leave a comment!!! Gomawo!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Disini Chingudeul!!